Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK X

YULIANA YOVITA SEUK


SONIA F. TLONAEN
HENDIKUS L. N. LAGA
YANDER J. OLLA
REAKSI PENDESAKAN LOGAM

 REAKSI PENDESAKAN

Reaksi pendesakan logam adalah reaksi di mana


logam mendesak kation logam lain atau hydrogen
dalam suatu senyawa. Berikut beberapa unsur
berdasarkan urutan potensial reduksinya:
Li - K - Ba –Sr- Ca - Na - Mg - Al - Mn - Zn - Fe -
Ni - Sn - Pb - H –Sb- Cu - Hg - Ag - Pt - Au
Adapun contoh reaksi pendesakan logam adalah sebagai
berikut:
1. Reaksi: Logam 1 + Garam 1 --> Garam 2 + Logam 2
Zn (s) + CuSO4 (aq) --> ZnSO4 (aq) + Cu (s)
Cu (s) + Na2SO4 (aq) --> tidak bereaksi karena Cu berada
di sebelah kanan deret volta
2. Reaksi: Logam + Asam --> Garam + Gas Hidrogen
Mg (s) + HCl (aq) --> MgCl2 (aq) + H2 (g)
Ag (s) + HCl (aq) --> tidak bereaksi karena Ag berada di
sebelah kanan deret volta
Syarat berlangsungnya reaksi :
1. Logam yang direaksikan harus terletak
disebelah kiri H dalam deret volta
2. Asam yang direaksikan bukanlah HNO3 atau
H2SO4 (pekat)
3. Jika logam yang direaksikan memiliki 2
macam bilangan oksidasi, valensi, atau muatan,
garam yang terbentuk mengandung ion logam
yang bermuatan +2.
DIAGRAM LATIMER (POTENSIAL REDUKSI)

 Potensial reduksi standar untuk set spesies yang


berhubungan dapat ditampilkan dalam diagram
potensial reduksi, atau terkadang disebut Diagram
Latimer.
 oksidasi besi dalam larutan asam

Diagram termasuk tiga keadaan


oksidasi umum untuk besi (+3,
+2, 0) dan keadaan oksidasi yang
tidak umum +6(ion ferat).
Oksigen dalam larutan asam

Dengan potensial reduksi +1,78 V, hidrogen peroksida adalah agen


pengoksidasi kuat dengan menghasilkan air. Untuk contoh, hidrogen
peroksida akan mengoksidasi ion besi (II) menjadi ion besi (III) :
H2O2(aq) + 2H+(aq) + 2e —> 2H2O(l) E° = +1,78 V
Fe2+(aq) —> Fe3+(aq) E° = -0,77 V
Jumlah potensial untuk reduksi dan oksidasi hidrogen peroksida adalah
positif (+1,78 V – 0,68 V). Nilai ini menunjukkan bahwa hidrogen
peroksida akan terdisproporsionasi :
H2O2(aq) + 2H+(aq) + 2e —> 2H2O(l) E° = +1,78 V
H2O2(aq) —> O2(g) + 2H+(aq) + 2e E° = -0,68 V
Jumlah kedua setengah persamaan reaksi memberikan
persamaan total :
H2O2(aq) —> 2H2O(l) + O2(g) E° = +1,10 V
DIAGRAM FROST (TINGKAT OKSIDASI)

Diagram Frost menunjukkan energi bebas relatif (lebih


dari potensial) pada sumbu vertikal dan keadaan
oksidasi pada sumbu horizontal.
Dari diagram ini, kita dapat menggambar kesimpulan
berikut:
 Keadaan stabil secara termodinamika akan ditemukan
berada paling bawah pada diagram. Dengan demikian
Mangn (II) adalah yang paling stabil (dari perspektif /
sudut pandang redoks) dari semua spesies mangan
 Spesies pada kurva cembung [seperti ion manganat
MnO42-, dan ion mangan (III)] akan cenderung menjadi
terdisproporsionasi
 Spesies pada kurva cekung [seperti mangan (IV)
oksida MnO2] tidak akan terdisproporsianasi
 Spesies yang tinggi dan berada pada sebelah kiri plot
[seperti ion permanganant MnO4-] akan menjadi
pengoksidasi yang kuat
 Spesies yang tinggi dan berada pada sebelah kana plot
akan menjadi pereduksi yang kuat. Dengan demikian
logam mangan adalah pereduksi moderat / sedang.
BATERAI

Baterai adalah suatu sel


elektrokimia,atau
beberapa sel elektrokimia
yang dipasang secara seri
sehingga dapat digunakan
sebagai sumber arus
listrik searah pada voltase
konstan.
1. Baterai kering (Sel 2.Baterai Merkuri
Leclanche) Merkuri dibungkus dari
Baterai ini disebut bahan stainless steel
“kering” karena silindrink yang terdiri atas
kandungan air relatif anode zink amalgama yang
rendah, meskipun bersinggungan dengan
demikian kelembaban elektrolit alkalin (KOH)
mutlak diperlukan agar yang berisi campuran zink
ion-ion dalam larutan (II) oksida dan raksa (II)
dapat berdifusi di antara oksida berwujud pasta.
elektrode-elektrode itu
3. Baterai Timbal
Baterai timbal yang sering
digunakan pada kendaraan bermotor
biasanya terdiri atas enam sel identik
yang dipasang secara seri.
4.Baterai Padatan Litium
Baterai padatan menggunakan
elektrolit padatan,bukan cairan atau
pasta,sebagai penghubung kedua
elektrodenya.
. Sel Bahan Bakar
Bahan bakar fosil merupakan mayoritas sumber
energi, tetapi pengubahan bahan bakar fosil menjadi
energi listrik merupakan proses yang sangat tidak
efisien. Tidak seperti baterai, sel bahan bakar tidak
meyimpan energi kimia.
Reaktan harus disediakan atau diisikan terus menerus
dan produk harus diambil terus menerus pula dari
selnya,sehingga dalam hal ini sel bahan lebih mirip
seperti mesin dari pada baterai
KOROSI

Degradasi

Pengrusakan
Deteorisasi,
material
ZAT

REDOKS
REDOKS

ZAT LOGAM

A
T

Z
REDOKS
ZAT REDOKS

Anda mungkin juga menyukai