Anda di halaman 1dari 54

Gangguan perkembangan anak

OLEH :
ANI PUJI RAHAYU, SST
Pendahuluan

 Keterlambatan perkembangan adalah keadaan


dimana seorang anak tidak mencapai milestone
perkembangan sesuai umur.

 Deteksi dini dan intervensi dini sangat penting.

 Perlu evaluasi perkembangan disektor lainnya,


jika ditemukan keterlambatan perkembangan
Penilaian perkembangan anak

 Riwayat prenatal, natal, post natal

 Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologi

 Tes skreening perkembangan

 Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan


Gangguan perkembangan

 Gangguan perkembangan motorik

 Gangguan perkembangan bicara dan bahasa

 Gangguan perkembangan intelegensi

 Gangguan perkembangan mental


Gangguan perkembangan motorik

 Gangguan Motorik kasar


gangguan yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh.
misalnya ; gangguan duduk , berdiri.
 Gangguan Motorik halus
gangguan yang berhubungan dengan gerakan yang
melibatkan bagian tubuh tertentu dan memerlukan
koordinasi yang cermat dengan organ lain misal nya
penglihatan.
misalnya ; mengamati sesuatu, menggambar, menulis,
menjimpit.
Palsi serebral

Definisi :
Gangguan perkembangan motorik akibat :
1. Kerusakan otak yang tidak progresif dan proses
kerusakannya sudah tidak berlanjut.
2. Kerusakan otak terjadi pada masa perkembangan otak
dini.
3. Ditandai dengan adanya kelainan pada sikap tubuh
dan gerakan.
Penyebab
1. Saat kehamilan ( pra natal )

infeksi dalam kandungan (TORCH ), sipilis


radiasi, keracunan kehamilan, kekurangan oksigen saat
didalam kandungan, pemakaian obat2an yang dapat
mengganggu pertumbuhan janin.

2. Saat kelahiran ( natal dan peri natal )

prematuritas, asfiksia, kuning ( hiperbilirubinemia )

3. Setelah kelahiran ( post natal )

Infeksi otak ( meningitis, ensefalitis ), trauma kepala.


Klasifikasi

1. Gejala klinis
Spastik,
Athetoid
Rigid
Ataksia
Tremor
Atonik/hipotonik
Campuran

2. Derajat kemampuan fungsional


Ringan
Sedang
Berat
Gambaran klinis anak dengan palsi serebral
Diagnosis

 Anamnesa - untuk mencari adanya faktor resiko


 Gangguan perkembangan motorik
 Pemeriksaan Fisik : mikrosefali
 Pemeriksaan neurologis
tonus otot abnormal,kelumpuhan,postur, refleks primitif
yang menetap, refleks postural yang terlambat.
kelumpuhan ;
sentral : refleks fisiologis (+) N, meningkat.
perifer : refleks fisiologis menurun.
 Gejala lain : iritabel, kesulitan menelan,sekresi air liur
yang berlebihan, tangan yang selalu menggenggam
pada bayi > 4 bln.
Pemeriksaan penunjang seperti CT Scan/MRI kepala , EEG,

kromosom dilakukan atas indikasi


Gangguan perkembangan bicara dan
bahasa
Komunikasi :
cara seseorang dapat mengerti pesan dari orang lain dan cara
kita mengungkapkan pikiran, kebutuhan atau perasaan kepada
orang lain

Komunikasi ada 2 bentuk :


verbal : bicara
non-verbal : gestures (anggukkan kepala, tunjuk dgn jari,
melambai da-dah)
mimik muka (senyum, sedih)
tulisan, gambar
Bahasa : pengetahuan mengenai simbol yg digunakan utk
berkomunikasi

Bicara : kemampuan vokal atau aksi motorik untuk


mengartikulasikan bahasa

Perkembangan bicara normal tcrgantung pada


maturasi otak,
kesiapan untuk belajar berkomunikasi dan tidak terlepas
dari seluruh aspek perkembangan anak seperti
perkembangan motorik halus dan kasar.perkembangan
kognitif dan sosial.
Faktor penyebab keterlambatan bicara meliputi :

Faktor intrinsik :
gangguan pendengaran,
kelainan struktur dan fungsional organ bicara
(oral-motor), disfungsi serebral

Faktor ekstrinsik:
lingkungan yang kurang menunjang anak untuk
komunikasi
Kapan disebut terlambat
 Tidak mudah menentukan batasan dan tidak
ada batasan yg tegas
 Terlambat sampai 2 simpang baku tonggak
perkembangan bicara atau grafik perkembangan
bicara
 Patokan-patokan tertentu (red flags, late
limit,batasan sangat terlambat,)
 Adanya keterlambatan bicara yang dideteksi
dengan tes Denver II, Early language Milestone)
Tanda bahaya keterlambatan bicara

Usia Kemampuan
6 bulan Mata tidak melirik dan kepala tidak menoleh
pada sumber suara yang berasal dari
samping atau belakang
10 bulan Tidak respon terhadap panggilan namanya
15 bulan Tidak mengerti atau respon terhadap kata
salam
18 bulan Tidak dapat mengucap kan 10 kata
21 bulan Tidak respon terhadap perintah : duduk,
berdiri, kemari
24 bulan Tidak dapat menunjuk dan menyebutkan
bagian tubuh : mulut, hidung, mata
Sumber : Kelly and Sally (1999) dan Aram (1987)
Umur (bulan) Kemampuan
5-6 bulan Babbling (-)
8-9 bulan Belum mengatakan ‘da’ atau ‘ba’
10-11 bulan Belum mengatakan ‘dada’ ‘baba’
18 bulan Mengucapkan < 3 kata
2 tahun Frasa 2 kata, atau mengulang frasa
2,5 tahun Tidak menggunakan kata ganti orang
3,5 tahun Bicara hanya dimengerti separuhnya
4 tahun Tidak mengerti preposisi
5 tahun Tidak dapat menggunakan sintaks pd kalimat
pendek
Penyebab keterlambatan bicara

1. Retardasi mental
2. Gangguan pendengaran
3. Bilingual
4. Autisme
5. Maturation delay

Pengelolaan
Tergantung penyebabnya
Gangguan perkembangan Intelegensi
( Retardasi Mental )
Definisi
1. Fungsi intelektual umum dibawah normal
2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial
3. Gejala timbul dalam masa perkembangan

Fungsi intelektual diukur dengan tes fungsi


kecerdasan --- IQ ( Intelegence Quetion )
Klasifikasi IQ
Nilai IQ
Sangat superior > 130
Superior 120 -129
Diatas rata - rata 110 – 119
Rata - rata 90 – 110
Dibawah rata - rata 80 – 89
Retardasi mental borderline 70 – 79
Retardasi mental ringan 52 -69
Retardasi mental sedang 36 -51
Retardasi mental berat 20 -35
Retardasi mental sangat < 20
berat
Diagnose Kemampuan intelektual di bawah 70
Terdapat gangguan 2 atau lebih dari :
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan sosial
Kemampuan merawat diri
Home living
Kemampuan bekerja
Kemampuan bermain
Fungsi akademik
Kemampuan bermasyarakat
Kemampuan memimpin diri
Menjaga kesehatan & Keselamatan
Developmental delayed

Mikrosefali / makrosefali

Dysmorphic Wajah Kepala Genital


Kulit Tangan Gigi
Rambut Kaki
Defisit neurologi Ataxia
Gerakan involunter
Distonia
Gerakan bola mata
Pemeriksaan penunjang Urine , darah
Radiologis, E E G
Penyebab

 Disfungsi otak

Organik : prenatal, natal, post natal

Non organik : kemiskinan, faktor sosio


kultural, penelantaran
anak,keluarga tidak
harmonis.
Tata laksana
 Multi disiplin dan sangat individual

Prognosis
 Jika diketahui penyebabnya lebih baik.
Prognosis

 Tergantung pada ;
 Berat ringannya gejala
 Umur saat didiagnosis dan penanganan dini
 Tingkat kecerdasan
Gangguan perkembangan mental

1. Autisme

2. Gangguan pemusatan perhatian


hiperaktifitas (GPPH)
Autisma
 Ganguan perkembangan pervasif pada anak
usia < 3 tahun.
 Gangguan perkembangan :
1. Interaksi sosial
2. Gangguan dalam komunikasi verbal dan non verbal.
3. Gangguan dalam bidang perilaku dan bermain.
 Anak dengan autisma  suka menyendiri dan
tidak ada respon terhadap lingkungan
Penyebab

 Multifaktor

 Gangguan struktur dan fungsi otak

Amigdala pusat emosi


Hipokampus proses memori
Otak kecil
Otak besar

 Bukan karena salah asuhan / salah didik


Gejala – gejala yang sering terlihat
(Sasanti Yuniar 2002)

 Gangguan interaksi sosial (n =517 )

tidak berrespon dipanggil 77,92%

Kontak mata kurang 72,92%

Menyendiri 59,57%

Tak suka dipeluk 4,45%

tak tertarik pada mainan 3,87%


•Gangguan dalam komunikasi (n =517 )

Terlambat bicara 97,10%


Bahasa isyarat tidak berkembang 67,89%
Diajak bicara tidak nyambung 58,61%
Echolalia ( membeo) 42,17%
Susunan kalimat sering kacau 13,35%
• Gangguan dalam perilaku (n =517 )

Jinjit-jinjit saat berjalan 87,23%

Membaris/ menumpuk benda 81,24%

Memutar badan 73,80%

Lompat-lompat 71,20%

Hand flapping 61,32%

Memutar mutar benda 60,74%

Terpaku pada benda berputar 59,38


Diagnosis

 Wawancara
Skreening dengan M chatt ( Modified Checklist for
autism in Children )
Menggunakan Diagnosis and Statistical Manual –IV
atau DSM IV .yaitu suatu sistem diagnosis yang dibuat
oleh perhimpunan psikiater Amerika untuk mendiagnosis
Autisma.
 Pemeriksaan fisik dan neurologi
 Atas indikasi
tes pendengaran,tes penglihatan, MRI , EEG,
pemeriksaan kromosom, darah, tinja dan air seni.
Pengelolaan

 Komprehensif dan Terpadu


Dokter spesialis anak , psikiater, dokter rehabilitasi
medik

Tenaga pendidik , psikolog, ahli okupasi terapi, ahli terapi


wicara

 Tujuannya : mengurangi masalah dalam perilaku,


meningkatkan kemampuan belajar /perkembangannya
terutama dalam bahasa.
Pengelolaannya

• Medikamentosa ( dengan obat-obatan )

• Non medikamentosa
Okupasi terapi, terapi wicara, terapi perilaku,
sensory integration.
ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder )

 Gangguan perilaku yang ditandai dengan adanya :

1. Gangguan pemusatan perhatian dan konsentrasi


( inattentiveness ).

2. Berperilaku Impulsif ( Impulsivity )

3. Aktifitas berlebihan ( hyperactivity )


Ciri –ciri anak dengan ADHD

 Anak ADHD tidak mampu mengorganisasi dan


kurangnya kemampuan belajar - rangking rendah

 Sering mengalami kecelakaan karena kurang perhatian


terhadap bahaya dan peringatan

 Sering berpindah kelas/sekolah karena berselisih


dengan guru/teman, berperilaku agresif tidak mau
mengikuti peraturan.
Gejala ADHD

1. Gejala pemusatan perhatian


Mudah terpengaruh dengan yang dilihat/ didengar.
Tdk bisa menyelesaikan pekerjaannya/permainannya.
Pelupa, ceroboh, tidak mematuhi perintah.
2. Berperilaku Impulsif
Bertindak/berbicara tanpa pertimbangan
Sulit mengikuti aturan sekolah, aturan permainan,
aturan umum dalam kehidupan sehari-hari.
3. Aktifitas yang berlebihan
Tidak bisa diam, tidak mengenal capa, berlari,
memanjat tidak mengenal takut.

Gejala tersebut timbul di rumah, sekolah dimana saja


Penyebabnya

 Genetik

 Gangguan aktivitas pada otak

 Gangguan neurotransmiter di otak ( dopamin,


noradrenergik, serotonin )
Diagnosis

 Dengan menggunakan kriteria ADHD dalam


Diagnostic and statistical Manual of mental
Disorder 4th edition

 Wawancara dengan orang tua, guru.

 Pemeriksaan EEG, MRI hanya atas dasar


indikasi.
Pengelolaan

 Multi disiplin, dokter anak, psikiater, ahli syaraf,


psikolog, pendidik, terapi.

 Non medikamentosa
Terapi perilaku

 Medikamentosa
untuk mengurangi impulsivitas, hiperaktivitas dan
membuat anak lebih konsentrasi.
Sindroma Down

Sindroma Down
 Kelainan kromosom autosomal
 Jumlah kromosom 21 yang berlebih
 Gambaran klinis khas
 Angka kejadian : 1,0 – 1,2 / 1000 kelahiran hidup.
 20% anak dengan Sindroma Down dilahirkan dari ibu
umur diatas 35 tahun.
Penyebab

1. Genetik
2. Radiasi
3. Infeksi
4. Autoimun
5. Umur ibu
6. Umur ayah
Gejala klinis

 20% bayi SD lahir BBLR


 Manifestasi klinis :
 Sutura sagitalis terpisah
 Fisura palpebralis miring
 Hiperfleksibilitas
 Palatum abnormal
 Hidung hipoplastik
 Hipotoni
 Mulut terbuka
 Lidah terjulur
 Letak telinga abnormal
Tumbuh kembang anak Sindroma Down
Diagnosis

• Gejala klinis
• Pemeriksaan kromosom

Penatalaksanaan

• Medis
1. Pendengaran
2. Penyakit jantung bawaan
3. Penglihatan
4. Nutrisi
5. Kelainan tulang
6. Fungsi thiroid
• Pendidikan

• Penyuluhan pada orang tua

• Prognosis
44% kasus SD bertahan hidup sampai 60 th
Penyakit jantung bawaan - 80% kematian

• Pencegahan
Konseling genetik
Perawakan Pendek

 Tinggi Badan < 2 SD ,


P3.( NCHS )
 3% anak normal
Mid parenteral height
(TB ibu + 13) + TB ayah
Anak laki-laki = 2 ± 8,5 cm

(TB ayah – 13) + TB ibu


Anak perempuan = 2 ± 8,5 cm
Perawatan Pendek
Perawakan Anamnesis
Pemeriksaan Fisik

Tampak sehat Tampak sakit


Dismorfik (+) Dismorfik (-)

Peny Kromosom
Penyakit sistemik

Hambatan pertumbuhan
intra uterin Periksa umur tulang

Disproporsi tubuh

> Umur kronologis < umur tulang = umur tulang

Faal Thiroid Familial genetik


Pubertas dini
Penyebab
 Sindrom Turner
 Sindrom Down
 Sindrom Seckel
 IUGR
 Penyakit sistemik
 Defisiensi Growth Hormon
 Hipothiroidisme primer

Anda mungkin juga menyukai