Disusun Oleh :
Anusha G Perkas, S. Ked
Evlin Kohar, S. Ked
Moganashini Ravi, S. Ked
Pembimbing :
Dr. Yoan Levia Magdi, Sp.T.H.T.K.L.,FICS
Pendahuluan
Epistaksis adalah perdarahan yang berasal dari hidung dan dapat
timbul spontan tanpa dapat ditelusuri sebabnya
Bukan suatu penyakit melainkan tanda atau gejala
Biasanya ringan dan dapat berhenti sendiri
Dapat terjadi secara berat dan merupakan masalah kedaruratan
medis
Lokal
Penyebab
Sistemik
Kekerapan
Diperkirakan 60% dari populasi memiliki minimal satu episode
epistaksis dalam hidup mereka, 6% akan mencari perhatian medis
55% laki-laki dan 45% perempuan
Herkner dkk melaporkan dari 213 orang pasien yang datang ke unit
gawat darurat dengan epistaksis, ditemukan 33 orang pasien
(15,5%) dengan peningkatan tekanan darah
Anatomi
Tujuan Penatalaksanaan :
Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi
Mencari etiologi
Tergantung Keadaan dan penyebab
Atasi keadaan akut : syok dan perdarahan hebat
segera pasang infus
Pemeriksaan dilakukan pasien dalam posisi
duduk jika memungkinkan
Pencet cuping hidung
Nama : Tn. YG
Umur : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Dusun I Purnajaya,
Indralaya, Ogan Ilir.
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
RM : 945886
Anamnesis
Keluhan Utama : Darah keluar dari kedua hidung
Keluhan Tambahan :-
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh keluar darah dari
kedua lubang hidung. Darah tidak berhenti menetes walaupun telah dilakukan
penekanan pada hidung. Pasien juga merasa darah mengalir ke mulut jika dalam
posisi berbaring. Menurut keluarga pasien, darah yang keluar cukup banyak sekitar
2 gelas belimbing. Pasien tidak merasa lemas, pusing (-), mata berkunang-kunang (-
), mual (-), nyeri pada hidung (-). Nyeri pada telinga (-), rasa penuh pada telinga (-
), keluar cairan dari telinga (-), telinga berdenging (-), demam (-), penderita tidak
mengalami kesulitan dalam menelan makanan (padat/lunak) dan minum, suara
serak (-), sesak nafas (-).
Pasien berobat ke dokter umum, dikatakan terjadi pecah pembuluh darah
hidung karena darah tinggi. Pasien diberi obat Amlodipin 1x 5 mg, dan tidak
dipasang tampon. Perdarahan tidak berhenti. Pasien kemudian berobat ke IGD
RSMH.
Riwayat Penyakit Dahulu, Penyakit Keluarga, dan
Kebiasaan
Riwayat darah tinggi : Ada, sejak 10 tahun lalu, tidak rutin
kontrol dan minum obat.
Riwayat hipertensi : ada, pada ayah dan kakak pasien
Riwayat stroke : ada, pada ayah dan kakak pasien
Pasien mengaku suka mengonsumsi makanan yang terasa asin.
Pemeriksaan
Status Generalis
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36.5 º C
Pemeriksaan khusus
Jantung : bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : vesikuler (+) normal, wheezing (-), rhonki (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral pucat (-), edem pretibial (-)
Pemeriksaan Hidung
(Spekulum anterior)
b.Kolumela
-Utuh/tidak utuh utuh utuh
-Sikatrik - -
-Ulkus - -
c. Kavum nasi
-Luasnya (lapang/cukup/sempit) cukup cukup
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
Perdarahan (+) -Krusta - -
Clotting (+) -Bekuan darah + +
-Perdarahan + +
-Benda asing - -
-Rinolit - -
-Polip - -
-Tumor - -
d. Konka Inferior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Belum Belum
(basah/kering) dapat dapat
(licin/tak licin) dinilai dinilai
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
- -
e. Konka media
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) Belum Belum
(basah/kering) dapat dapat
(licin/tak licin) dinilai dinilai
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor - -
f.Konka superior
-Mukosa (erutopi/ hipertropi/atropi) sulit dinilai sulit dinilai
(basah/kering)
(licin/tak licin)
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide)
-Tumor
g. Meatus Medius
-Lapang/ sempit Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Polip - -
-Tumor
h. Meatus inferior
-Lapang/ sempit Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
-Sekret (serous/seromukus/mukopus/pus) - -
-Polip - -
-Tumor
i. Septum Nasi
-Mukosa (eutropi/ hipertropi/atropi) eutropi Eutropi
(basah/kering) Basah Basah
(licin/tak licin) Licin Licin
-Warna (merah muda/hiperemis/pucat/livide) Merah muda Merah muda
-Tumor - -
-Deviasi (ringan/sedang/berat) - -
(kanan/kiri)
(superior/inferior)
(anterior/posterior)
(bentuk C/bentuk S)
-Krista - -
-Spina - -
-Abses - -
-Hematoma - -
-Perforasi - -
-Erosi septum anterior - -
2.Rinoskopi Posterior Kanan Kiri
-Postnasal drip - -
-Mukosa (licin/tak licin) Licin Licin
(merah muda/hiperemis) Merah muda Merah muda
-Adenoid - -
-Tumor - -
-Koana (sempit/lapang) Lapang Lapang
Gambar Hidung Bagian Posterior -Fossa Russenmullery (tumor/tidak) - -
-Torus tobarius (licin/tak licin) Licin Licin
-Muara tuba (tertutup/terbuka) Terbuka Terbuka
(sekret/tidak) - -
Regio Zigomatikus - -
-Kista Brankial Klep - -
-Fistula - -
-Lobulus Aksesorius
Aurikula - -
-Mikrotia - -
-Efusi perikondrium - -
-Keloid - -
-Nyeri tarik aurikula - -
-Nyeri tekan tragus - -