Anda di halaman 1dari 26

Aspek Bioetik

Pada Pasien Gangguan Metabolisme dan malnutrisi

DR.dr. Asep Sukohar, M.Kes


Pengampu Bioetik dan Medikolegal FK Unila
• Di dalam praktek kedokteran terdapat aspek
etik dan aspek hukum:
– sering tumpang-tindih, seperti pada informed
consent, wajib simpan rahasia kedokteran dan
profesionalisme.
• Aspek etik kedokteran yang mencantumkan juga
kewajiban memenuhi standar profesi mengakibatkan
penilaian perilaku etik seseorang dokter yang diadukan
tidak dapat dipisahkan dengan penilaian perilaku
profesinya.
• Etik yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur
dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin
profesi yang bersifat administratif.
• Keadaan menjadi semakin sulit sejak para ahli hukum
menganggap bahwa standar prosedur dan standar
pelayanan medis dianggap sebagai domain hukum→
– bagian dari sikap etis dan sikap profesional.
• Pelanggaran standar profesi dapat dinilai sebagai
pelanggaran etik dan juga sekaligus pelanggaran
hukum.
• World Medical Association dalam Deklarasi
Geneva pada tahun 1968 menelorkan sumpah
dokter (dunia)
Yang melontarkan bioetika sebagai
suatu bidang intelektual dan
akademis yang khusus adalah:

(1) Hastings Center (1969)


di Hastings-on-the Hudson, NY., kini: Garrison, NY.

(2) Kennedy Institute (1971)


Georgetown University, Washington D.C.
sponsor: keluarga Kennedy
Tiga ciri khas gerakan bioetika
**interdisipliner
Bioetika adalah “meja bundar” yang menumpulkan berbagai
ilmu yang memperhatikan kehidupan (bios): ilmu-ilmu
biomedis, teologi, hukum, sosiologi; tempat khusus untuk
etika filosofis

**internasional

**pluralistis/terbuka
perbedaan budaya diperhatikan (mis. Jepang), suara
agama-agama didengarkan, aliran pemikiran yang berbeda-
beda didengarkan
dialog dijalankan pada taraf rasional
Penyakit Gangguan
Metabolieme Protein (Sbg Akibat Malnutrisi)
1. HYPOPROTEINEMI
2. HYPO DAN AGAMAGLOBULIN
3. HYPOGAMAGLOBULINEMI KONGENITAL
4. PIRAI (GOUTY ARTHRITIS)
• Sindrom Nefrotik---? Perlu penaganan khusus
• Bagaimana protap di setiap Rumah Sakit?
Seragam?
Penyakit Gangguan
Metabolieme Lemak

1. Gangguan Oksidasi Asam Lemak (diketahui 1 th setelah


lahir)
2. Penyakit Refsum
– Pada penyakit Refsum, asam phytanic, yang
merupakan produk metabolisme lemak, terakumulasi
pada jaringan. Akumulasi ini menyebabkan kerusakan
saraf dan retina, spastisitas, serta perubahan pada
tulang dan kulit.
– Penderita perlu menghindari konsumsi buah dan
sayuran hijau yang mengandung klorofil.
Plasmaferesis bisa membantu penderita dengan
mengeluarkan asam phytanic dari dalam darah.
Penyakit Gangguan
Metabolieme Karbohidrat
1. DM (defisiensi Insulin) komplikasi
• Ganggraen
• Stroke
• Buta
• Nefrophaty

Hati2 mengani pasien tsb? Komunikasi efktif,


Informed Concern, rekam medis, perlihatkan rasa
empati dan kompetensi.
Timbul Masalah Klinis

Dilema Etik

Solusi???→Dasarnya Apa?
Kasus Konkrit 1
Keputusan Pilar Keputusan Klinis sehari2
Medis

-
Keputusan
etis
Indikasi
Biomedik medik
Keputusan Pilar Keputusan Klinis sehari2
Medis

Info-
etis
-
Keputusan
medik

pilihan pasien
kualitas hidup
fitur kontekstual

Mindset non medis


Struktur Psiko-
Sosio-budaya
Elements of
Goal of Ethicolegal System
Medicine Patient’s
Agus Purwadianto, 2006

Safety
• Professional
Dignity Professionalism
Bonafide

Maintain technical
expertise
competency
Self-regulation
Liability College
CME/CPD
Prof organization
Discipline = Code of ethics/peer review
Respectable status
accountability Prof insurance/MDU/MPS
Tergopoh-gopoh spt ini, benar atau tidak ?
Kalau yang ini 1 dari ratusan
korban tsunami, lumpur panas ?? (di luar RS >>)
• MALPRAKTEK?→HASIL AKHIR/’’PROSES?
– DUTY
– DELIRICTION OF DUTY
– DIRECT CAUSE
– DEMAGE
Principles-based ethics
 Prima Facie
T.Beauchamp & Childress (1994) & Veatch (1989)

Patient’s preference

Beneficence
Autonomy

Non Maleficence Justice

Contextual features Clinical Decision


Making EBM
Quality of life

Value-based medicine
Medical
Indication
ENRICHMENT OF JUSTIFICATION

Beneficenc
e Non Maleficence Autonomy Justice

(NEW) ILLAH = actual duty = contextuality


PRIMA
FACIE
CETERIS PARIBUS

DEDUCTIVE >< : DETECT Pokok Utama yg di Bahas


LOGIC DEVIATION
“OPPOSITION”
CREATIVE THINKING

Not stipulated in the text =


VALUE
Patient’s Context
CONFORM
Keketatan Pemikiran Logis
R.Veatch, 1981

KAIDAH DASAR
BIOETIK

“Domino”

Rule of thumb,
Prima Facie Absolut
Hanya disebut
Kartu Bridge/“Troef”
Actual duty = contextuality
> prima facie duty Lurus,
mengikat
(Ross, 1939)
Kaitan Etik - Moralitas

Yg dipercaya & diperbuat


Manusia = praktek
Moralitas Pembenaran
Menghargai
“Seharusnya”
menjunjung

refleksi
NILAI Teori
Benar “seyogyanya”
Meta
cocok
Baik Etik Etika
Standar rasional
& metode peroleh E

Praksis = Normatif
Tuntunan Perilaku Tuntutan Berpikir
Logis  Kritis
Lampiran
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle→ menerapkan prinsip kaidah dasar bioetik
Non-maleficence
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
autonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan
termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)
secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
KESIMPULAN
KDB = metode pengajaran etik sbg penjernih logika &
peningkat daya kritis mhsw dlm menyeimbangkan
keputusan etis thd keputusan medis di klinik
Analisis etikolegal = pelengkap utama KDB yg
berguna utk membina sikap tanggungjawab,
kesadaran hukum & profesionalisme DR kelak
Modul (sbg perangkat) = alat praktis permudah
pemahaman etika, hukum & HAM dlm aplikasinya
di Kurikulum Berbasis Kompetensi

Anda mungkin juga menyukai