Nasich Aminudin McNamara membagi kerangka kraniofasial menjadi lima bagian besar, yaitu :
1. Maksila thd basis kranial
2. Maksila thd mandibula 3. Mandibula thd basis kranial 4. Gigi Geligi 5. Jalan napas 1. Maxilla terhadap basis kranial Posisi maxilla pada tulang tengkorak secara klinis dapat dinilai dari melihat profil dari jaringan lunaknya dan kemudian menilai dengan membandingkan dengan standard normal cephalometric dilihat dari lateral Evaluasi jaringan lunak - Sudut Nasolabial - NP (Nasion-perpendicular) - sudut miring bibir atas Evaluasi jaringan keras untuk menentukan orentasi relatif dari anteroposterior maxilla terhadap basis kranial, jarak linear diukur dari NP – A Nilai : - Normal = 0 mix dent, 1 mm dewasa - Anterior A (+), protrusi - posterior A (-). retrusi 2. Maxilla terhadap mandibula Hubungan anteroposterior Hubungan linear antara panjang efektif midfasial terhadap mandibula. midfasial : condile (Co) – A Panjang efektif mandibula : Co- Gn Panjang efektif tengah wajah : → tidak menyebutkan usia & jenis kelamin tetapi mengganti dengan relasi ukuran → small size, medium, large size individuals (dewasa).
Selisih antara panj.ef.mandibula dengan midfasial
perbedaan maxillomandibula Normal Kecil : 20-23 mm Sedang : 25-27 mm Besar : 30-33 mm Hubungan vertikal Diukur dari ANS – Me
Pembiasan vertikal maxilla dapat disebabkan
karena: 1. Downward dan backward rotasi mandibula yang menyebabkan bertambahnya tinggi muka bawah anterior (LAFH). 2. Upward dan forward rotasi mandibula yang menyebabkan berkurangnya tinggi muka bawah anterior (LAFH). Hubungan Vertikal LAFH = jarak ANS – Me dalam kondisi wajah seimbang LAFH berhubungan dengan panjang midfasial (Co-A) dengan melihat tabel 10.1 Sudut bidang mandibula FH - Garis batas bawah mandibula (Go-Me), Normal : 22°+ 4° sudut yang besar semakin tinggi wajah bawah Sudut Facial axis adalah Sudut yg dibentuk oleh garis yg melalui titik paling posterosuperior dari fissura pterygomaxillaris (PTM) – Gn dan Ba-N. N = 0° 3. Mandibula terhadap basis kranial
Hubungan Mandibula-basis kanial dilihat
dengan mengukur jarak Pog-NP Geligi pergantian : 6-8 mm post NP Wanita Dewasa : 0 - 4 mm Pria dewasa : -2 – 2 mm 4. Gigi Geligi Posisi Insisiv maxilla hubungan antara geligi dengan tulang basal, bisa neutral, protrusif, retrusif. Cara melihat posisi insisif terhadap maxilla yaitu dengan menghitung jarak garis titik A-NP ke incisal edge insisif Normal = 4-6 mm Posisi insisiv mandibula Jarak labial incisal edge insisif RB ke garis A-Pog. N = 1-3 mm 5. Analisa jalan napas Menggunakan 2 macam cara pengukuran untuk mengetahui penyebab penyempitan jalan napas 1. Obstruksi jalan napas 2. Pengaruh kelainan pertumbuhan craniofacial Faring atas Lebar Faring atas diukur dari titik paling posterior dari palatum mole ke titik tutup dinding faring, N = 15-20 mm. Penyempitan jalan napas apabila kurang dari 2 mm. Pemeriksaannya otorhinolaryngologist Dengan film 2 dimensi Cephalogram tidak bisa dipakai Faring bawah Diukur dari titik temu batas posterior lidah dan tepi inferior mandibula ke titik tutup dinding posterior faring. N = 11-14 mm
Obstruksi dari faring bawah biasanya
disebabkak karena posisi lidah yang terlalu ke posterior terhadap dinding faring. TERIMA KASIH