Anda di halaman 1dari 21

AUDIT PIUTANG

Kelompok 2 Audit
Piutang

1. Desi Indah P.
2. Vena Hayu Setya Mukti
3. Ika Fitria
Pembahasan :
1. Sifat dan Contoh Piutang Usaha
2. Tujuan Pemeriksaan Piutang.
3. Prosedur Pemeriksaan Piutang.
4. Program Pengujian Substantif Terhadap
Piutang Usaha
Pengertian Piutang
• Piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain
yang berupa uang, barang atau jasa yang dijual
secara kredit.
• Piutang dalam akuntansi lebih sempit pengertiannya,
yaitu untuk menunjukkan tuntutan pada pihak luar
perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan
dengan penerimaan sejumlah uang tunai.
Sifat Piutang
Standar Akuntansi Keuangan menggolongkan piutang
menurut sumber terjadinya dalam 2 kategori yaitu
piutang usaha dan piutang lain-lain :
 Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari
penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit
 Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari
transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan.
Contoh Piutang
Contoh yang biasa digolongkan sebagai piutang antara lain :
 Piutang Usaha
 Wesel Tagih
 Piutang Pegawai
 Piutang Bunga
 Uang Muka
 Refundable Deposit (uang jaminan)
 Piutang lain-lain
 Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
Dokumen atau Catatan yang Berkaitan

 Pesanan pelanggan (customer order)


 Pesanan penjualan (sales order)
 Faktur penjualan
 File transaksi penjualan
 Jurnal penjualan (sales journal)
 Credit note
 Neraca saldo piutang usaha
 Laporan bulanan
 File induk piutang usaha
Tujuan Pemeriksaan (Audit
Objectives) Piutang
 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang
cukup baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan kas
 Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat
(contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan
wesel tagih (notes receivable)
 Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
PROSEDUR AUDIT ATAS PIUTANG
Menurut Sukrisno Agoes (2004:176), prosedur audit piutang
usaha antara lain :
 Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan.
 Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal
neraca.Minta daftar piutang menurut umur dari piutang usaha per
tanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama pelanggan
(customer), saldo piutang, umur piutang.
 Periksa keakuratannya .
 Test check umur piutang dari beberapa customer piutang dan sales
invoice.
 Kirimkan konfirmasi piutang:
(1) Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim
surat konfirmasi.
(2) Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi
negatif.
(3) Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di
surat konfirmasi.
(4) Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien
untuk dicari perbedaannya.
(5) Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi.
 Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti
penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai
mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field
work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent collections
hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang
sedang diperiksa.
 Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang
didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya
contingent liability.
 Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan
periksa apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah
cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
 Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice,
credit note dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu
sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah
barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum
tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca. Kalau
belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur
penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan
dalam periode berikutnya.
 Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban
konfirmasi bank, dan correspondence file untuk
mengetahi apakah ada piutang yang dijadikan sebagai
jaminan.

 Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan


sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia/SAK.

 Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang


yang diperiksa.
Program Pengujian Substantif
Terhadap Piutang Usaha
1. Prosedur Audit Awal.
2. Prosedur Analitis
3. Pengujian Terhadap Rincian Transaksi
4. Pengujian Terhadap Rincian Saldo
5. Prosedur Penyajian dan pengungkapan
1. Prosedur Audit Awal
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan
keandalan catatan akuntansi piutang usaha yang
diselenggarakan oleh klien, dengan cara:
1. Mengusut saldo piutang usaha yang dicantumkan di
neraca ke dalam akun piutang usaha yang
diselenggarakan di dalam buku besar
2. Membuktikan ketelitian penghitungan saldo akun
piutang usaha di dalam buku besar
3. Membuktikan sumber pendebitan dan pengkreditan
akun piutang usaha di dalam buku besar ke dalam
jurnal penjualan keluar dan jurnal retur penjualan, dan
jurnal umum.
2. Prosedur Analitis
Tingkat perputaran piutang usaha
Ratio piutang usaha dengan aktiva lancar
Rate of Return On Net Sales
Ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan
penjualan bersih
Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang
usaha yang sesungguhnya tidak tertagih
3. Pengujian Terhadap Rincian
Transaksi
Dalam pengujian atas rincian transaksi, auditor
melaksanakan prosedur audit berikut ini :
• Memeriksa sampel transaksi piutang usaha
yang tercatat ke dokumen yang mendukung
timbulnya piutang usaha
• Melakukan pengujian pisah batas (cutoff)
transaksi penjualan, retur penjualan, dan
transaksi penerimaan kas.
4. Pengujian Terhadap Rincian
Saldo

Dalam pengujian rincian saldo, auditor


melakukan konfirmasi piutang usaha secara
langsung antara pelanggan dan auditor.
5. Prosedur Penyajian dan
pengungkapan
Dalam prosedur penyajian dan pengungkapan, auditor
membandingkan penyajian laporan dengan prinsip akuntansi
berterima umum (GAAP). Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor
dengan cara :
o Memeriksa klasifikasi piutang usaha di neraca ke dalam kelompok
aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
o Memeriksa jawaban konfirmasi bank
o Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha
dan piutang nonusaha
o Memeriksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk piutang
antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang
digadaikan atau dibebankan.
o Memeriksa surat representasi klien mengenai piutang.
Kelima kelompok pengujian substantif
tersebut ditujukan untuk memverivikasi lima
asersi manajemen yang terkandung dalam
akun piutang usaha dan akun penilaiannya
adalah :

1. Keberadaan atau keterjadian


2. Kelengkapan
3. Penilaian
4. Hak Kepemilikan
5. Penyajian dan pengungkapa
KESIMPULAN
Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau
jasa secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang.
Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan
usaha normal perusahaan. Audit atas piutang penting dilakukan karena salah
saji piutang usaha memiliki materiliatas yang besar terhadapsalah saji laporan
keuangan. Tujuan dilakukannya audit atas piutang
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control)
yang baik ataspiutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas;
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan)
daripada piutang
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan
cukup tidaknyaperkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak
tertagih)
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability)
yang timbulkarena pendiskontoan wesel tagih
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansiyang berlaku umum di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai