Anda di halaman 1dari 14

TEORI KRITIS

DAN
INTERPRETIF
oleh: M Hilman Fikri
NIM : 7775170010
TEORI KRITIS
Teori kritis Istilah teori kritis
pertama kali ditemukan
berkaitan dengan Max Hokheimer pada
cara-cara dimana tahun 30-an. Awalnya
teori kritis berarti
kondisi manusia pemaknaan kembali
mengalami gagasan-gagasan ideal
modernitas berkaitan
kendala dan dengan nalar dan
berusaha kebebasan. Pemaknaan
menciptakan ini dilakukan dengan
mengungkap deviasi dari
berbagai metode gagasan-gagasan ideal
untuk tersebut dalam bentuk
saintisme, kapitalisme,
memperbaiki industri kebudayaan, dan
kehidupan institusi borjuis.
manusia.
Esensi Teori Kritis adalah
konstruktivisme, yaitu
memahami keberadaan
struktur-stuktur sosial dan
politik sebagai bagian atau
produk dari
intersubyektivitas dan
pengetahuan secara
alamiah memiliki karakter
politis, terkait dengan
kehidupan sosial dan
politik.
KARL MARX

➜ Marxisme beranggapan bahwa sarana produksi


dalam masyarakat bersifat terbatas. Ekonomi
adalah basis seluruh kehidupan sosial. Saat ini,
kehidupan sosial dikuasai oleh kelompok
kapitalis, atau sistem ekonomi yang ada saat ini
adalah sistem ekonomi kapitalis. Dalam
masyarakat yang menerapkan sistem ekonomi
kapitalis, profit merupakan faktor yang
mendorong proses produksi, dan menekan
buruh atau kelas pekerja. Hanya dengan
perlawanan terhadap kelas dominan (pemilik
kapital) dan menguasai alat-alat produksi, kaum
pekerja dapat memperoleh kebebasan. Teori
Marxist klasik ini dinamakan ’The Critique of
Political Economy’ (kritik terhadap Ekonomi
Politik).
FRANKFURT SCHOOL

➜ Frankfurt School berasal dari pemikiran


sekelompok ilmuwan German di bidang
filsafat, sosiologi dan ekonomi yang
tergabung ”the Institute for Sosial
Research” yang didirikan di Frankfurt,
Jerman pada tahun 1923. Anggota-
anggotanya antara lain : Max Horkheimer,
Theodor Adorno dan Hebert Macuse.
➜ Frankfurt School diilhami ajaran Karl Marx, namun
sekaligus melampui dan meninggalkan ajaran Marx
secara baru dan kreatif. Cara pemikiran Sekolah Frankfurt
mereka sebut sendiri sebagai ”Teori Kritik Masyarakat”.
Teori Kritis memandang diri sebagai pewaris cita-cita Karl
Marx, sebagai teori yang emansipatoris. Teori Kritis tidak
hanya menjelaskan tetapi mengubah pemberangusan
manusia. Maksud teori itu adalah membebaskan manusia
dari pemanipulasian para teknokrat modern. Teori Kritik
Masyarakat pada hakekatnya mau menjadi ”Aufklarung”.
Aufklarung berarti : mau membuat cerah, mau
mengungkap segala tabir yang menutup tabir, yang
menutup kenyataan yang tak manusiawi terhadap
kesadaran kita. Teori Kritik Masyarakat mengungkapkan
apa yang dirasakan oleh kelas-kelas tertindas, sehingga
kelas-kelas ini menyadari ketertindasannya dan
memberontak.
POSTMODERNISME

➜ Postmodernisme adalah paham yang menolak bahwa


proyek pencerahan yang dijanjikan moderenitas. Menurut
penganut posmodernisme, modernitas yang ditandai
dengan munculnya masyarakat industri dan banyaknya
informasi telah memanipulasi berbagai hal termasuk
pengetahuan. Beberapa tokoh postmodernisme adalah :
1. Jean Fracois Lyotard, berpendapat bahwa
postmodernime menolak janji besar modernisme, bahwa
modernisme membawa kemauan masyarakat. 2. Jean
Baurillard, berpendapat bahwa dalam modernisme,
realitas dan cerita tdak dapat dibedakan. Maka budaya
dalam masyarakat modern tidak dapat dipercaya karena
merupakan realitas artifisal atau realitas palsu. Misal :
dengan kemauan teknologi, lukisan asli tidak dapat
dibedakan dengan lukisan pasu. Bahkan kadang yang
palsu lebih bagus dari yang asli.
KAJIAN BUDAYA

➜ Teori-teori dalam Kajian Budaya berminat


dalam mempelajari budaya-budaya yang
terpinggirkan oleh ideologi-ideologi
dominan yang hidup pada sebuah budaya.
Fokus Kajian Budaya adalah perubahan
sosial, yaitu munculnya atau diakuinya
budaya-budaya yang termarginalkan
tersebut. Ini yang membedakan dengan
Frankfur School yang melawan dominasi
untuk merebut kekuasaan dalam
masyarakat. ”Arena bermain” Kajian
Budaya antara lain : ras, gender, usia.
FEMINISME

➜ Studi feminisme adalah label ”generik” bagi


studi yang menggali makna penjenis
kelaminan (gender) dalam masyarakat.
Perumus-perumus teori feminisme
mengamati bahwa banyak aspek dalam
kehidupan memiliki makna gender. Gender
adalah konstrusi sosial yang meskipun
bermanfaat, tetapi telah didominasi oleh
bias laki-laki dan merugikan wanita. Teori
Feminisme bertujuan untuk terjadina
kesetaraan antara laki-laki dan wanita di
dunia.
TEORI
INTERPRETATIF
Teori interpretif adalah
memahami pengalaman
hidup manusia, atau untuk
menginterpretasikan
makna-makna teks.
Mengasumsikan bahwa
makna dapat berarti lebih
dari apa yang dijelaskan
oleh pelaku. Dengan
demikian, interprestasi
adalah suatu tindakan
kreatif dalam
mengungkap
kemungkinan-
kemungkinan makna.
Alfred Schuzt mengemukakan bahwa orang melakukan
interprestasi sosial dalam kehidupannya. Ketika orang
bertindak dalam kehidupan sehari-harinya, mereka membuat
tiga asumsi dasar: Mereka berasumsi bahwa realitas dan
struktur kehidupan adalah konstan, yaitu bahwa kehidupan
akan tetap tampak seperti semula. Mereka beranggapan
bahwa pengalaman mereka terhadap kehidupan adalah valid,
sehingga orang menganggap bahwa persepsi mereka
terhadap peristiwa adalah akurat. Orang melihat dirinya
sebagai memiliki kekuatan untuk bertindak dan mencapai
sesuatu dan mempengaruhi kehidupan.
FENOMENOLOGI

➜ Fenomenologi dicetuskan oleh Edmund Husserl (1859-


1938). Fenomenologi melihat objek dari ilmu-ilmu sosial
meliputi segala sesuatu yang termasuk kedalam tindakan
sosial manusia: percakapan, ungkapan, pikiran, perasaan,
keinginan, maupun endapan-endapannya seperti teks, tradisi,
karya seni, barang kebudayaan,dll. Menurut Husserl, dunia
kehidupan adalah unsur sehari-hari yang membentuk
kenyataan kita, unsur-unsur dunia sehari-hari yang kita libati
dan hadapi sebelum kita meneorikan atau merefleksikannya
secara filosofis. Dunia kehidupan sosial ini tidak dapat
diketahui begitu saja tanpa lewat observasi dan eksperimen
sebagaimana dilakukan dalam ilmu alam, melainkan harus
melalui pemahaman. Namun sekarang kita memaknai
kehidupan tidak secara apa adanya, tetapi berdasarkan oleh
penafsiran – penafsiran yang diwarnai oleh kepentingan –
kepentingan, situasi kehidupan, dan kebiasaan – kebiasaan
kita. Oleh karena itu, fenomenologi menyerukan kembali
kepada benda-benda itu sendiri.
HERMENEUTIKA

➜ Didefinisikan sebagai teori interpretasi dan penafsiran


sebuah naskah melalui percobaan. Biasa dipakai untuk
menafsirkan Alkitab, terutama dalam studi kritik mengenai
Alkitab. Intinya, Hermeneutika mencoba
menginterpretasikan teks tertulis maupun “teks” sosial yang
ada pada suatu kelompok masyarakat. Hermeneutika dalam
bahasan ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana
pencarian metode ilmu sosial yang berbeda dengan ilmu
sosial. Karena dalam ilmu sosial, cara bertindak dan dan
berperilaku belum terstuktur, maka kita tidak bisa menerima
begitu saja sebagai benar apa yang diinginkan oleh
positivisme. Oleh karena itu, dunia kehidupan ini dapat kita
ketahui dengan Pengalaman yang diajukan oleh
hermeneutika. Hermeneutika menegaskan bahwa fenomena
khas manusia adalah bahasa, karena merupakan objektiviasi
dari kesadaran manusia akan kenyataan (lahir dan batin).
Bahasa mencerminkan realitas yang dialami sipenutur
sekaligus apa yang dipikirkannya.
INTERAKSIONISME SIMBOLIK

➜ Interaksionisme simbolik adalah salah satu


model penelitian budaya yang berusaha
mengungkap realitas perilaku manusia. Falsafah
dasar interaksionisme simbolik adalah
fenomenologi. Model penelitian ini pun mulai
bergeser dari awalnya, jika semula lebih
mendasarkan pada interaksi kultural antar
personal, sekarang telah berhubungan dengan
aspek masyarakat dan atau kelompok. Perspektif
interaksi simbolik berusaha memahami budaya
lewat perilaku manusia yang terpantul dalam
komunikasi. Interaksi simbolik lebih menekankan
pada makna interaksi budaya sebuah komunitas.

Anda mungkin juga menyukai