Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK 7

Rifa Septiyani
Cindy Ermantia
Dina Fauziyah
Avitasari
Fadhilah Arifin

CURRICULUM AS AGENDA FOR SOCIAL


RECONSTRUCTION
George S. Counts
Perintis rekonstruksionalisme sosial dalam pendidikan.

“Recontructionism seharusnya bukanlah


penghubung warisan budaya yang sederhana
atau masalah-masalah studi yang sederhana,
tetapi yang seharusnya menjadi agen untuk
menyelesaikan masalah-masalah politik dan
sosial yang meliputi masalah-masalah yang
tidak terpecahkan dan kontroversial”

Berawal dari bukunya yang berjudul “dare the school build a


new socila order?” Ide counts banyak diperjuangkan oleh
Theodore Brameld dalam dekade 1940-an dan 1959-an,
yang banyak terinspirasi pemikiran Dewey.
Sekolah harus mempersiapkan suatu
agenda pengetahuan dan nilai-nilai yang
diyakini dapat menuntun siswa
memperbaiki masyarakat dan institusi
kebudayaan, serta berbagai keyakinan
dan kegiatan praktik
yang mendukungnya.
SEJARAH PERKEMBANGAN
Harold Rug
Melihat kesenjangan
antara kurikulum dengan
masyarakat
Zaman
Dahulu 1920 1950
Sekolah bukan hanya
Anak-anak banyak
membangun individu
meniru
memperkembangkan
perbuatan orang dewasa
kemampuan sosialnya,
Pandai mengolah tetapi juga dapat
tanah, berburu, dll. membantu bagaimana
berpartisipasi sebaik-
baiknya dalam kegiatan
sosial.
Theodore Brameld
Ciri Khusus
Desain Kurikulum Sosial Tujuan
menghadapkan siswa pada
tantangan, ancaman,
hambatan-hambatan atau
gangguan-gangguan yang
dihadapi manusia
Kegiatan Belajar
Dipusatkan pada
masalah-masalah sosial
yang mendesak,

Disusun seperti sebuah


Pola Organisasi roda. Di tengah-
tengahnya sebagai poros
dipilih suatu
masalah yang menjadi
tema utama dan dibahas
secara pleno
EXAMPLE

1Siswa diberi peran utama

Dalam perencanaan dan


penerapan kehidupan di sekolah
2 Melibatkan Siswa
Dalam identifikasi dan studi
masalah nasional/internasional,
yang hasilnya adalah partisipasi
aktif.

3 Pendidik dan Siswa


Menentukan
Rencana utopis untuk dunia
yang lebih baik
KURIKULUM REKONSTRUKSI SOSIAL

Kurikulum rekontruksi sosial lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang


dihadapi dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksion
al. Melalui interaksi dan kerja sama siswa berusaha memecahkan problema-problema y
ang dihadapi dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Desain kurikulum rekontruksi sosial

masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.


1. a. Asumsi
Tujuan utama kurikulun rekontruksi sosial adalah menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman,
hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia. Masalah-masalah masyarakat
bersifat universal dan hal ini dapat dikaji dalam kurikulum.
b. Masalah-masalah sosial yang mendesak
Kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-masalah sosial yang mendesak. Masalah-masalah tersebut
dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan yang mengundang lebih mendalam, bukan saja dari buku-bu
ku dan kegiatan laboratorium tetapi juga dari kehidupan nyata dalam masyarakat.
c. Pola-pola organisasi
Pada tingkat sekolah menengah, pola organisasi kurikulum disusun seperti sebuah roda. Di tengah-teng
ahnya sebagai poros dipilih suatu masalah yang menjadi tema utama dan dibahassecara pleno.
3) Mengadakan studi tentang latar belakang historis dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan ekon
om, hubungannya dengan ekonomi lokal,
4) Mengkaji praktik politik dalam hubungannya dengan faktor ekonomi,
5) Memantapkan rencana perubahan praktik politik,
6) Mengevaluasi semua rencana dengan kriteria.
b. Metode
Dalam pengajaran rekontruksi sosial para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tu
juan nasional dengan tujuan siswa. Bagi rekontruksi sosial, belajar merupakan kegiatan bersama, ada kebergantu
ngan antara seseorang dengan yang lainnya.
c. Evaluasi
Evaluasi tidak hanya menilai apa yang telah dikuasai siswa, tapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah terhadap
masyarakat.
Pelaksanaan pengajaran rekontruksi sosial
Pengajaran rekontruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat eku
nominya belum tinggi. Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat.
Sesuai dengan potensi yang ada di dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan ba
ntuan biaya dari pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai