Anda di halaman 1dari 20

FILSAFAT

“Antara Teologi dan Ilmu Pengetahuan terletak


suatu daerah tak bertuan. Daerah ini diserang baik
oleh Teologi maupun oleh Ilmu Pengetahuan.
Daerah tak bertuan ini adalah Filsafat”
(Bertrand Russell)

S. Supriyanto
Filsafat Imu, Prestasi Pustaka, 2013.,
Jakarta

Aristoteles
Plato
DEFINISI FILSAFAT
Pengertian filsafat adalah beragam (Variis Modis
Bene Fit). Hal ini sangat ditentukan dari
permasalahan yang menjadi objek filsafat di mana
para filsuf hidup

Filsafat merupakan sebuah disiplin ilmu


yang terkait dengan perihal Kebijaksanaan.
Actus Humanus (pertimbangan ke manusiaan),
bukan asal bertindak (Actus homini)
ARTI FILSAFAT (definisis e=Nominalis)
ETIMOLOGI

Secara etimologi (arti kata), kata filsafat berasal dari


kata Yunani “philosophia” yang diterjemahkan
sebagai Cinta Kearifan. Akar katanya philos (philia:
cinta) dan sophia (kearifan).

Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan.


Karena itu filsafat disebut mater scientiarum atau
induk segala ilmu pengetahuan.
PAKAR EKONOMI
Xenophon (440-355 B.C.) dan Plato (427-347 B.C) berkontribusi pada
awal pemikiran teori ekonomi mengenai untung ruginya
pembagian pekerjaan.

dengan adanya pembagian kerja maka dapat memberikan


kesempatan kepada manusia untuk memilih pekerjaan yang sesuai
dengan pembawaanya.

Aristoteles (384-322 B.C.) juga telah merintis berkembangnya teori ilmu


ekonomi. Dalam kupasan Aristoteles dibedakan antara oikonomi yang
menyelidiki peraturan rumah tangga yang merupakan arti asli bagi
istilah ekonomi, dan chrematisti yang mempelajari peraturan-peraturan
tukar-menukar dan karenanya pemikiran ini dapat disebut sebagai
perintis jalan bagi berkembangnya teori ilmu ekonomi.
Adam Smith (1723-1790) yang mengusulkan sistem perekonomian
pasar bebas.
MENGAPA BELAJAR FILSAFAT ?
Filsafat: Pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran
yang asli dan murni. Filsafat adalah penyelidikan
tentang sebab sebab dan asas asas yang radikal (Plato)
Filsafat adalah pengetahuan yang senantiasa berupaya
mencari prinsip prinsip dan penyebab dari realita yang
ada (Aristoteles)
Filsafat: The activiey of finding meaning (Moritz Schlick..Filsof
empirisme 1882-1032)
Filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuian yang
pangkal penyelidikannya adalah Tuhan, Alam dan
Manusia (Rene descartes)  berfikir REFLEKTIVE
THINKING
Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan.
Karena itu filsafat disebut mater scientiarum atau
induk segala ilmu pengetahuan.
Sintetik

Agama sebagai Moral


Bersifat kritis, dengan merefleksikan (berpikir berulang-ulang,
memantul) secara kritis norma-norma adat, hukum, etis dan
agama. Menghindari kecongkakan mahatahu dan menyadari
keterbatasannya dalam menghasilkan gagasan/ide

Berpikir analitik artinya secara kritis mempelajari berbagai pendapat


para filsuf sebagai pisau analisis dalam melakukan analisis pemecahan
masalah kehidupan manusia
Berpikir sintetik, artinya secara kritis melakukan kajian terhadap
pengetahuan baru dan memadukan hasil pengetahuan yang ada
(hasil analisis) menjadi pengetahuan baru yang lebih utuh tentang alam
semesta. Karena itu diperlukan selalu belajar.
Berpikir skeptik: menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung
setiap pernyataan

Butir-butir agama sebagai moral dalam berpikir. Berfilsafat


memerlukan sikap mental berupa kesetiaan pada kebenaran (a loyality to
truth). Kesetiaan akan kebenaran juga akan melahirkan kejujuran..
BERPIKIR KREATIF-INOVATIF

Ana Jud
lisis ment
Peng
Sin
organ
te
isasia
sis
n

MEMORI
BERFILSAFAT

Artinya berpikir
reflektif, yaitu berpikir
merenung secara berkali kali dari
berbagai sudut pandang, memantul
dan menyoroti pada pemikiran itu sendiri,
sehingga diperoleh pengetahuan yang
kritis dan menyeluruh (Rene Descartes)

Cogito Ergosum : saya berpikir Karena saya ada


Peran Filsafat pada Ilmu

Filsafat

Mata pelajaran mengenai

Content Studies :
Tool Studies :
.Persoalan hakiki (kebenaran)
.Logika berpikir
.Sekelompok teori/sistem
.Metodologi
.Informasi menyeluruh
KAJIAN/INFORMASI FILSAFAT

MATERI KAJIAN BERFILSAFAT


 Yang ada (being)
 Reality (Hal nyata)
 Eksistensi (ruang & waktu)
 Substansi (wahana sifat)
 Esensi (hakekat)
 Materi (unsur, elemen dari
substansi)
 Struktur (form=bentuk)
 Perubahan (change)
 Hubungan Sebab Akibat
 Hubungan Asosiasi
ONTOLOGI: Onto sm Keberadaan,
1. Deskripsi materi dari sebuah substansi
Keberadaan sesuatu secara konrit,
2. Kajiannya: eksistensi, esensi,
substansi dan materi objek/fenomena.
What....similarity, differencia

EPISTEMOLOGI: Episteme= Knowledge


1. Theory of Knowledge (oumena: beyong
fenomena)  hubungan dua term,
proposisi, yang menjawab Source, Why
and How Relationship
2. Kumpulan Asas, Asumsi, Kaidah,
postulat, proposisi yang membangun
teori
KAJIAN/INFORMASI FILSAFAT

SISTEMATIKA BERFILSAFAT
 Yang ada (being)
 Reality (Hal nyata)
 Eksistensi (ruang & waktu)
 Substansi (wahana sifat) Ontologi
 Esensi (hakekat)
 Materi (unsur, elemen dari substansi)
 Struktur (form=bentuk)
 Perubahan (change)
 Hubungan Sebab Akibat Epistem
 Hubungan Asosiasi ologi
Causa materials- Misal. Kayu (materi) merupakan
sebab bagi adanya kursi

Causa formalis - Pola kursi merupakan sebab


bagi adanya eksistensi dan esensi kursi.
function
Causa efficiensi – sesuatu yang mengawali
gerakan, produkivitas. Misal. Ergonomis
merupakan kausal kursi yang efisien

Causa finalis – berbagai bentuk kursi merupakan


sebab dari tujuan kursi
PERENUNGAN
PERENUNGAN
FILSAFAT
FILSAFAT

PERENUNGAN PEMIKIRAN PEMAHAMAN

• Keheranan • Hubungan ide satu


dan yang lain (What & Why) Pengetahuan:
• Meragukan sesuatu • Menjawab What - why dan how) • Menyeluruh,
• Berpikir Runtut, konsisten • Mendasar,
• Spekulatif.

Berfilsafat artinya berpikir reflektif, yaitu berpikir merenung


secara berkali-kali dari berbagai sudut pandang dan bersifat
memantul kembali menyoroti pemikiran itu sendiri
Fenomena
Masukan
Kegelisahan, keheranan

Menyangsikan, meragukan

Keingintahuan

Merenung  Berpikir  Pemahaman


1. Meragukan dan mengajukan ide (reflektif thinking)
Proses
2. Memeriksa penyelesaian sebelumnya (berpikir koheren)
3. Menyarankan hipotesis
4. Menguji konsekuensi (verifikasi)
5. Menarik kesimpulan

Sistematik,Kritis
Berpikir untuk mendapat kan Radikal, Koheren
kebenaran/kebajikan
Menyeluruh

Hasil Kejelasan objek Menghasilkan: konsep,


dan Pemahaman teori yang koheren, radikal
dan komprehensif
Rene Descartes
APLIKASI METODE FILSAFAT
Peristiwa alam/social
(The Facts)

Analisis Analisis Ontologi


(inderawi) (teori)
What
 

Why How Epistemologi


Akar
Penyebab


Axiologi
Nilai Kegunaan
Tindakan
(What For)
Tabel 3.1 Bentuk penalaran dan sumber penalaran

Bentuk Nalar Sumber Penalaran Alasan Pembenaran


1. Koheren 1. Rasional 1. Konsistensi
2. Korespondensi 2. Pengalaman 2. Faktual
3. Instrumentalisme 3. Pengalaman dan 3. Fakta dan rasio (akal), harapan
Logika pribadi
4. Pragmatis 4.1 Kesamaan 4.1 Satu kasus, tempat beda,
(empirisme kritis) dikelola sama, hasil sama
4.2. Analogi 4.2 Dua kasus dapat dikelola sama
5. Batin 5. Hati, perasaan, akal sehat
5. Intuitif 6.1 Kausalitas 6.1 Merangkai sebab akibat
6. Eksplanasi 6.2. Korelasi 6.2 Merangkai hubungan timbal balik
7.1 Etika 7.1 Benar dan salah
7. Nilai 7.2 Moral 7.2 Susila dan asusila
7.3 Estetika 7.3 Indah dan jelek
☺FîŒ ☺

Pengertian filsafat dan ilmu adalah beragam (Variis Modis


Bene Fit). Hal ini sangat ditentukan dari permasalahan yang
menjadi objek filsafat dan ilmu di mana para filsuf dan
ilmuwan hidup.

☺FîŒ ☺

Berfilsafat artinya berpikir reflektif, yaitu berpikir


merenung secara berkali-kali dari berbagai sudut pandang
dan bersifat memantul kembali, guna menyoroti pada
pemikiran itu sendiri, sehingga diperoleh pengetahuan yang
kritis, radikal dan menyeluruh (Rene descartes)

☺FîŒ ☺
Perenungan filsafat yang dikaitkan dengan metode ilmu,
lebih dikenal dengan term filsafat ilmu.

Anda mungkin juga menyukai