Mata Kuliah Birokrasi & Good Governance. Dosen Tri Hayati SH., MH.
• Ketika bicara masalah deregulasi maka larinya masalah legislatif. Tadi dipaparkan
di latar belakang perlunya debirokratisasi dan deregulasi. Terkait permasalahan
disini sebenarnya simpel saja, kriterianya apa yang perlu di deregulasi dan apa
yang tidak?
2
• Tapi mungkin penekanan kepada debirokratisasi dan deregulasi
tersebut kurang. Adanya korelasi debirokratisasi dan deregulasi
dengan kinerja?
3
Latar belakang: Pernyataan tentang birokrasi
• Jumlah PNS terlalu banyak sehingga • Penelitian World Bank pada tahun
tidak hanya menimbulkan sistem 1983 menjelaskan bahwa negara-
birokrasi yan terlalu panjang tetapi negara yang memiliki tingkat regulasi
juga menyebabkan biaya ekonomi
tinggi termasuk Indonesia, terjadi
tinggi. Komisi XI DPR RI, 28 Juni
indeks distorsi harga yang tinggi dan
2011.
kinerja produk domestik bruto yang
rendah.
• Perlu ada moratorium dalam
penerimaan pegawai negeri sipil
hingga proses penataan ulang • Berbagai penelitian juga menyebutkan
terhadap nomenklatur yang ada bahwa birokrasi di Asia Tenggara
selesai. Marzuki Alie, 28 Juni 2011. terlalu rumit dan sangat menghambat
pembangunan ekonomi dan
• Hanya 5% pegawai negeri sipil yang penciptaan demokrasi dan
memiliki kapasitas. Menteri kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan Aparatur Negara, 29
Februari 2012.
Birokrasi digambarkan begitu gemuk sehingga
justru menyebabkan berbagai masalah.
4
Latar belakang: Pernyataan tentang birokrasi
Debirokratisasi
Birokrasi yang Depolitisasi
koruptif
Pelaksanaan yang Pfeffer dan Salancik (1978) berkomentar bahwa: “in climate of
otoriter non social values that stress participation and democracy,
partisipatif
bureaucracy with their centralized structure of authority and
control are anachronistic”
5
Perumusan permasalahan
6
Kerangka
7
Pengantar
8
Weber dan birokrasi mekanistik
9
Max Weber. Bureaucracy, dalam Richard J. Stillman II,
Teori Birokrasi Rasional-Legal, Weber 2000. Public Administration, Concepts and Cases.
Houghton Mifflin Company
Pelayanan publik
Layanan publik
yang menjamin
yang rumit dan Birokratisasi ideal
kepastian hukum
begitu banyak
dan efisien
10
Birokrasi dan penguasaan oleh Negara
Pengurusan
Terlihat bahwa di Indonesia dimensi
keterlibatan administrasi publik
begitu luas
Penentuan
Pengelolaan
Kebijakan Negara
11
Teori hukum birokratisasi (Parkinson)
Birokrat akan saling • Birokrat akan terus saling memberikan tugas dan fungsi.
memberikan tugas
• Artinya secara alamiah pertumbuhan birokrat berarti akan terjadi pertambahan
birokrasi dan panjangnya rentang administrasi.
12
Evers, Hans-Dieter. 1987. "The Bureaucratization of Southeast
Runaway bureaucratization (Evers, 1987) Asia." Comparative Studies in Society and History
13
Johann Graf Lambsdorf, 2001. How
Corruption in Government Affect Public
Teori principal-agent-client (Lambsdorff, 2001) Welfare. Center For Globalization and
Europeanization of the Economy.
Delegasi
Principal
Lisensi
Self Interest Asymmetric
Agent Information
Kinerja
Pajak&Iuran Client
• Sebagai ilustrasi dalam sektor kehutanan. Ketika AMDAL B. SETOR IUPHHK- FAKB
sebuah badan hukum melakukan proses IIUPHHK HA/HT/RE
• Tidak hanya terlalu birokratis tetapi tata usaha Perencanaan Produksi Tata Usaha
kayu ini justru mengakibatkan proses produksi Pengelolaan Kayu Kayu
jauh lebih tidak efisien dengan hasil
pengawasan yang tetap tidak maksimal.
AKTA RKU LHP
PENDIRIAN
15
Kritik Herbert Simmons
16
Outline
17
Pengantar
18
Dosis birokrasi Weber dan dampaknya (Widyanto, 2011)
Agus Dwiyanto, 2011. Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
19
Birokratisasi dan kinerja: relasi parabolik (Caiden, 1994)
Ideal bureacratization
Overbureaucratization
20
Overbirokrasi dan opsi penyelesaian
Overbirokrasi
Debirokratisasi
Mekanisme layanan
publik berbelit-beli
Deregulasi Peluang
terjadi korupsi
Rendahnya
pelayananan publik
21
Reinventing bureaucracy (Osborne dan Plastrik)
22
Debirokratisasi dan deregulasi
Debirokratisasi Deregulasi
23
Good governance versi (UNDP dan KNKG)
24
Contoh kasus deregulasi percapatan pembangunan hutan
tanaman industri
Restrukturisasi Akselerasi
25
Contoh kasus deregulasi percapatan pembangunan hutan
tanaman industri
26
Debirokrasi dan pembagian kewenangan terkait sektor kehutanan
Penentuan Norma
Standar dan Kriteria
• Terjadi desentralisasi korupsi dan
pengawasan hutan yang tidak
maksimal.
Pengendalian
Perizinan • Fungsi pelayanan publik oleh
pemerintahan sebagai prasyarat
pengelolaan yang baik justru
Pengendalian melemah.
Perencanaan Usaha
27
Debirokratisasi dan deregulasi
Menguatkan peran
masyarakat dan swasta
dalam tata kelola
28
Simpulan
Memang birokrasi yang diharapkan oleh Weber, dengan 6 prinsip birokrasi tersebut tidak
mudah diwujudkan. Disamping karena pelaksanaannya tidak semudah membalikkan
telapak tangan di satu sisi secara teoritik juga ada kelemahan dalam birokrasi
sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Parkinson maupun Herbert Simon. Untuk
menyelesaikan hal tersebut, debirokrasi dan deregulasi sebagai opsi tidak dapat
dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan dampak maupun tujuan dari kebijakan
tersebut.
29
Simpulan
• Dalam konteks deregulasi secara khusus harus dipastikan bahwa deregulasi tersebut:
Mengedepankan kepentingan jangka panjang dan untuk kemaslahatan umum. Dalam
konteks ini kebijakan deregulasi tersebut justru hanya untuk tujuan menguntungkan
kepentingan pihak tertentu dan tidak memperhatikan dampaknya terhadap kerangka
waktu jangka panjang. Kedua harus dipastikan bahwa deregulasi dan debirokrasi yang
dilakukan kemudian tidak mengorbankan keadilan dan kepastian hukum. Seperti halnya
karakteristik yang impersonal, debirokrasi dan deregulasi tersebut juga harus
menghasilkan birokrasi yang tetap berpegangan pada peraturan perundang-undangan
secara ketat namun secara seimbang juga dapat berubah sesuai dengan tujuan dari
birokrasi itu sendiri. Namun demikian pembatasan ruang diskresi tersebut tetap juga
memasukan elemen partisipasi publik ke dalamnya untuk memberikan safeguard
berikutnya yaitu tranparansi.
30
Terima kasih dan hatur nuhun