Anggota : kelas “D” ™ ™ ™ ™ ™ ™ ™ ™ ™ BAB I: ARTI KATA HAKIKAT DAN SIFAT HUKUM PERBURUHAN A. ARTI KATA HUKUM PERBURUHAN B. HAKEKAT HUKUM PERBURUHAN C. SIFAT HUKUM PERBURUHAN
BAB II: RIWAYAT HUKUM PERBURUHAN
A. PERBUDAKAN B. PEKERJAAN RODI C. PUNALE SANKSI
BAB III: SUMBER HUKUM PERBURUHAN
A. UNDANG-UNDANG B. PERATURAN LAIN C. KEBIASAAN D. PUTUSAN E. PERJANJIAN F. TRAKTAT BAB IV: ORANG DAN BADAN YANG BERSANGKUTAN A. BURUH DAN MAJIKAN B. ORGANISASI BURUH C. ORGANISASI MAJIKAN D. PENGUSAHA E. PEGAWASAN
BAB V: HUKUM TENTANG PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
A. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH MAJIKAN/PENGUSAHA B. PENGUNDURAN DIRI PEKERJA/BURUH
BAB VI: HUBUNGAN KERJA
A. PERJANJIAN KERJA B. PERATURAN MAJIKAN C.PERJANJIAN PERBURUHAN D. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN E. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA F. PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERBURUHAN Sebenarnya hukum perburuhan barulah dapat dimengerti setelah membaca atau mempelajari semua aturan perburuhan. Perlu dikemukakan di sini: janganlah hendaknya perumusan ini dipandan sebagai sesuatu yang menentukanlapangan dan isi mengenai apa yang dirumus kan itu. Tetapi juga karena dasar pokok yang mengerakkan perhatian kejurusan ini, yaitu keadilan sosial sepanjang masa makin lama makin meluaslah lapangannya. A. ARTI KATA HUKUM PERBURUHAN Justru karena perumusan acap kali dipandang sebagai menentukan lapangan dan isi mengenai apa yang dirumuskan. Misalnya molenaar, walaupun mengakui bahwa batas-batas tidak mungkin diberikan dalam perumusan yang tepat mengatakan bahwa “arbeidscrecht” adalah bagian dari hukum yang berlaku yang pada pokonya mengatur hubungan antara buruh dengan majikan, antara buruh dengan buruh dan antara buruh dengan peguasa”. Mr. M.G Levenbech meremuskan “arbiedsrecht” sebagai sesuatu yang meliputi hukum yang berkenaan dengan hubungan kerja. Dimaksudkanya peraturan mengenai persiapan bagi hubungan-kerja (yaitu penempatan dalam arti-kata yang luas, latihan dan soal magang). Mr. N.E.H. van Esveld tidak membatasi lapangan “arbeidsrecht” pada hubungan-kerja di mana pekerjaan dilakukan di bawah pimpinan. “Arbeidscrecht” katanya meliputi pula pekerjaan yang dilakukan oleh swa-pekerja yang melakukan pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko sendiri. Van Esveld mendasarkan pendapatnya ini pada kenyataan bahwa tumbuhnya “arbeidsrecht” itu adalah untuk mencegah timbulnya atau manghapuskan bakibat jelek. Baik materiil maupun di bidang idiil yang timbul dari pertentangan antara cita-cita luhur dan perhitungan ekonomi. Dalam hubungan ini Van Esveld memperingatkan pada teori marx dimana yang menjadi pusat perhatian adalah soal pekerjaan dan bukan kedudukan para buruh, yaitu orang bekerja di bawah pimpinan orang lain. Mok berpendapat bahwa “arbeidscrecht” adalah hukum yang berkenaan dengan pekerjaan yang dilakukan di bawah pimpinan orang lain dan dengan keadaan penghidupan yang langsung bergandengan dengan pekerjaan itu. Diatas telah dikatakan bahwa jika kita di sini mengadakan perumusan, maka maksudnya adalah semata-mata untuk dipergunakan sebgai tongkat dalam menjalajah uraian ini selanjutnya. Hukum perburuhan adalah himpunan peraturan, baik tertulis maupun tidak yang berkenaan dengan kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah. Kata “per-buruh-an”, yaitu kejadian atau kenyataan di mana seseorang biasanya di sebut buruh. Van Esveld adalah bertentangan dengan tujuan utama, yaitu melindungi mereka yang perekonomianya lemah itu. Rerum novarum dan Quadragesimo Anno, yaitu bagi marx keadilan sosial untuk para pekerja (terutama buruh dan tani) dan bagi rerum novarum keadilan sosial untuk umat manusia. Misalnya para pengarap sawah milik orang lain, mendapat perlindungan dalam hukum agraria. Persoalan yang timbul yang timbul dalam hubungan ini ialah apalah mereka ini harus di pandang sebagai buruh biasa ataulah sebagai pegawai negri. 1. Himpunan peraturan Himpunan atau kumpulan peraturan ini hendaknya jangan diartikan seolah-olah peraturan-peraturan mengenai pemburuhan telah lengkap dan telah dihimpun secara teratur (sistematis), misalnya dalam Kitab UUD Hukum perburuhan. 2. Bekerja atau melakukan pekerjaan pada orang lain Tetapi ada kalanya bahwa walaupun pekerjaan itu dilakukan secara bebas , namun hubunganya adalah hubungan kerja, misalnya seorang dokter yang bekerja pada suatu perusahaan. 3. Dengan menerima upah Upah ini merupakan imbalan dari pihak majikan yang telah menerima pekerjaan dari pihak buruh ini dan pada umumnya adalah tujuan buruh untuk melakukan pekerjaan. Misalnya pekerjaan dilakukan dalam gotong royong. 4. Soal-soal yang berkenan (dengan kejadian dimana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah).
B. HAKEKAT HUKUM PERBURUHAN
Hubungan pembeli-penjual dan hubungan para penukar timbul dan lenyap segera setelah masing-masing melakukan pembayaran,peyerahan dan penukaran. Akan tetapi dalam hubungan antara buruh dengan majikan soalnya sangat berlainan. Yuridis buruh adalh memang bebas sedangkan Sosiologis buruh adalah tidak bebas.
C. SIFAT HUKUM PERBURUHAN
Jika sudah terang bahwa tujuan pokok hukum perburuhan adalah pelaksanaan keadilan sosial dalam perburuhan dan pelaksanaan itu di selenggarakan dengan jalan melindungi buruh terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pihak majikan, maka jelas pulalah agaknya, bagaimanalah sifat hukum pemburuhan itu. Peraturan-peraturan ini pada umumnya merupakan perintah atau larangan dengan menggunakan kata-kata: harus ,wajib dan tidak boleh atau dilarang. Sanksi terhadap pelanggaran atas peraturan ini biasanya ialah tidak-sah-nya atau batal-nya tindakan yang melanggar itu, bahkan sering kali juga tindakan melanggar itu diancam pula dengan pidana kurungan atau denda. Kitab UUD hukum perdata pasal 1602s menetapakan bahwa dalam hala upah buruh seluruhnya atau sebagian di terapkan berupa pemondokan, makan atau keperluan hidup lainya majikan wajib memenuhinya menurut kebiasaan setempat. Aanvullende Plantersregeling (peraturan perburuhan di perusahaan perkebunana) menentukan bahwa perjanjian kerja dengan buruh harus di selenggarakan dengan tertulis. Arbeidsregeling – Nijverheidsbedrijeven (Peraturan Perburuhan di Perusahaan Perindustrian) menetapkan bahwa jumlah semua potongan upah tidak boleh melebihi seperempat upah berupa uang yang terakhir. Kitab UUD hukum perdata menetapakan bahwa jika upah yang berupa uang baru dapat ditetapkan sesudah mendapat keterangan-keterangan dari pembukuan perusahaan pembayarannya dapat di lakukan menunggu penetapan itu.ic Peraturan perburuhan di perusahaan perindustrian melarang majikan menetapkan upah lain dari pada uang. Campur tangan negara dalam hubungan perorangan, yaitu antara buruh dan majikan, di dalam ekonomie liberal dengan laisser faire yang seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya. dalam hal ini , Commons dan Andrews mengatakan : “where the parties are unequal (and public purpose is shown) then the state which refuses to redress the unequality is actually denying to the weaker party the equal protection of the laws”. Sebagai kita maklum, hukum kita, yaitu hukum adat baik hukum adat perdata maupun hukum adat pidana dan lain sebagainya. A. PERBUDAKAN Pada saman perbudakan ini,orang yang melakukan pekerjaan di bawah pimpinan orang lain, yaitu para budak, tidak mempunyai hak apapun , bahkan hak atas hidupnya juga tidak. Gambaran yang di sajikan diatas ini adalah tinjauan secara yuridis mengenai “perburuhan” di zaman perbudakan. Ketika tentara hindia memperlakuakan hukum perbudakan belanda dahulu mulai mengatur perbudakan tahun 1817, Peraturan-peraturan budak berikut ini: Peraturan tentang pendaftaran budak dari tahun 1819, Peraturan tentan pajak atas pemilikan budak dari tahun 1820 Peraturan tentang larangan mengangkut budak yang masih kanak-kanak dari tahun 1829 Peraturan tentang pendaftaran anak budak dari tahun 1833, Peraturan tentang penggantian nama para budak dari tahun 1834, Peraturan tentang pembebasan perbudakan bagi pelaut yang dijadikan budak dari tahun1848, Satu-satunya penyelesaian ialah mendudukan para budak itu pada kedudukan manusia merdeka, baik sosiologis maupun yuridis dan ekonomis. Usaha dari pihak tidak resmi seperti dari “Javaans Mens chlievend genootschap”, yaitu nama baru bagi “Java Benevolent Institution “ dari saman pemerintahan Thomas Stamford Raffles, antara tahun 1818 dan 1824 untuk menjuruskan semua peraturan mengenai perbudakan akhirnya pada penghapusan perbudakan tidak membawa hasil. Baru pada tahun 1854 dalam Regeringsreg lement 1854 pasal 115 sampai 117 yang kemudian menjadi pasal-pasal 169 sampai 171 indische staatsregeling 1926, dengan tegas ditetapakan penghapusan perbudakan ! Pasal 115 tersebut menetapkan : paling lambat pada tanggal 1 januari 1860 perbudakan di seluruh indonesia di hapuskan. Jika laporan kolonial tahun 1922 adalah yang terakhir yang memuat sesuatu mengenai perbudakn, sehingga baru sesudah tahun 1922 itu dapat dikatakan bahwa di indonesia resminya tidak dapat perbudakan lagi. Kalau pada tahun 1948 masih diberitakan adanya perbudakan di pedalaman kalimantan, tidak mustahil kalau di daerah lainya juga masih ada, walaupaun mungkin secara terpendam. Lembaga perhambaan dan lembaga peruluran tidak mempunyai pengaruh sedalam seperti perbudakan, kerja-paksa dan punale sanksi. Pekerjaan yang dilakukan seseorang hamba untuk kepentinan orang lain yang meminjamkan uang itu biasanya adalah untuk melunasi utangnya ataupun tidak untuk mencicil utangnya itu, tetapi hanya untuk membayar bunganya saja. Mengenai peruluhan (horigheid,perkhorigheid) dimana ketidak bebasan seseorang terletak pada terikatnya pada suatu kebun(perk), penghapusanya di pulau banda di perintahkan dengan undang-undang tahun 1859. pelurihan ini terjadi setelah jan pieterzoon coen pada tahun 1621 dan 1622 mengobrak-abrik pulau banda. Semua penduduk di bunuh atau di angkut ke luar sebagai budak. Yang sempat melariakn diri sebagai bajak laut dan sebagainya. B. PEKERJAAN RODI Pekerjaan yang mula-mula merupakan pembagian pekerjaan antara sesama anggota untuk keperluan dan kepentingan bersama (gotong-royong), jika pekerjaan untuk suku atau desa di tujukan untuk membantu penyelenggaraan keramaian, pemeliharaan bengkok, membantu rumah tangga kepala suku atau desa. Dikerajaan-kerajaan di jawa rodi itu dilakukan untuk kepentingan raja dan anggota keluarganya, para pembesar, para kepala dan pegawai. Kompeni pandai menggunakan rodi ini untuk kepentinganya sendiri. Rodi digunakan nya untuk kerja segala macam keperluan seperti: mendirikan benteng,pabrik,jalan dan sebagainya. Hendrik willem daendels (1807-1811) adalah tersohor karena kerja-paksanya untuk membuat jalan raya dari anyer sampai banyuwangi. Thomas stamford raffles yang pada tahun 1813 telah memproklamirkan penghapusa n rodi ,tidak sempat meleksanakan pengahapusan tersebut. Kerja rodi di golongkan dalam tiga golongan: 1. Rodi-gubernemen, yaitu rodi untuk kepentingan gubernemen dan para pegawainya (herendiesnt); 2. Rodi pembesar, yaitu rodi untuk kepentingan kepala-kepala dan pembesar-pembesar indonesia (persoonlijke diensten); 3. Rodi-desa, yaitu rodi untuk kepentingan desa (desa dienstan). Rodi gubernemen dilakukan tanpa bayaran dan dimintakan untuk memenuhi segala keperluan gubernemen dan keperluan pagawai-pegawainya. Rodi –gubernemen dan rodi perorangan merupakan beban yang sangat berat bagi penduduk. C. PUNALE SANKSI Perburuhan biasa ,yaitu dimana pekerjaan dilakukan oleh buruh biasa untuk dan di bawah pimpinan seorang majikan dengan menerima upah, diantara 1830 sampai 1870 adalah gubernemen yang merupakan pegusah yang terpenting dan gubernamen ini menggunakan pekerjaan rodi sebanyak- banyaknya. Pada tahun 1838 peraturan itu di tarik kembali dan di ganti dengan yang baru dengan maksud untuk mempermudah gubernamen sebagai pegusah dalam mendapatkan buruh yang diperlukan. Pegusaha , yaitu gubernamen di bolehkan megadakan perjanjian-kerja dengan kepala desa untuk mendapatkan buruh. Dengan diadakannya “Agrarische wet” (UUD Agraria) tahun 1870 yang mendorong timbulnya perusahaan perkebunan swasta besar. Pada tahun 1880 lahirlah peraturan semacam itu yang pertama yang biasanya disebut “koeli-ordonnantie” (baca; kuli ordonansi) untuk sumatera timur. Paksaan untuk melakukan sendiri barang sesuatu yang tadinya tidak dipenuhi, merupakan pelanggaran atas asas hukum bahwa orang yang tidak memenuhi kewajibanya harus bertangung-jawab hanya dengan kekayaannya, tidak dengan paksaan melakukan sendiri. Krida ke-4, yaitu membebaskan buruh dari ketakutan kehilangan pekerjaan secara semena-mena dan krida ke-5, yaitu memberikan kedudukan hukum yang seimbang-bukan sama kepada buruh dan lebih lagi memberikan kedudukan ekonomies yang layak merupakan usah yang pada umumnya masih harus di mulai. Dengan sumber hukum perburuhan ini dimaksudkan segala sesuatu dimana kita dapat menemukan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan mengenai soal perburuhan. Di atur dalam UUD mengenai soal perburuhan sudah di bentuk , adalah sangat sedikit: antara tahun 1945 dan 1968 belum ada sepuluh buah. A. UNDANG-UNDANG Dipandang dari sudut kekuatan hukum, UUD adalah sumber hukum yang terpenting dan terutama, meskipun andaikata negara indonesia tidak lagi menganut kaidah yang dahulu tercantum UUD dasar sementara. Undang undang adalah peraturan yang ditetapkan oleh presiden dengan persetujuan (jangan berbuat salah dengan megatakan: sahkan) dewan perwakilan rakyat. Di antara peraturan-peraturan tersebut yang kedudukanya dapat di samakan dengan undang-undang, adalah sebagai berikut: 1. Wet ini dalam bahasa indonesia : undang-undang di bentuk di nederland oleh raja bersama-sama dengan parlemen. Contoh dari wet ini ialah burgelijk wetboek voor indonesia- sekarang di sebut kitab UUD hukum perdat atau wetboek van koophandel voor indonesia sekarang disebut kitab hukum dagang. 2. Algemean Maatregel van bestuur. Peraturan ini ditetapkan oleh pemerintah nederland sebagai peraturan pelaksanaan dari wet, misalnya algemean maatregel van bestuur tanggal 20 april 1939 (stbl 1939 No.255) yang di sebut “ Ongevallen besluit”. 3. Ordonnatie peraturan ini ada dua macam ,yaitu pertama ditetapkan oleh gubernur jendral dahulu dengan atau tidak dengan mendengar raad van indie (sebuah badan penasehat/semacam DPA sekarang pada saman pemerintahan hidia belanda ) dan kedua yang sejak tanggal 1 januari 1926 ditetapkan oleh gubernur jendral dengan sepakat Volksraad. B. PERATURAN LAIN Peraturan lainnya ini kedudukanya adalah lebih rendah dari undang-undang dan pada umumnya merupakan peraturan pelaksaan UUD. 1. Peraturan pemerintah ini di tetapkan oleh presiden untuk mengatur lebih lanjut ketentuan-ketentuan dalam undang- undang. Contoh peraturan pemerintah tanggal 22 desember 1953 No. 41 (LN 1953 No. 73) tentang kewajiban melaporkan perusahaan. “peraturan yang berlaku sekarang adalah undang-undang No. 7 tahun 1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan. Dengan peraturan pelaksanaanya peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No. 02/men/1981 tentang tata cara melaporkan ketenagakerjaan di perusahaan. 2. Keputusan presiden, keputusan presiden ini yang tidak di sebut keputusan pemerintah, atau dari zaman hindia belanda dahulu: regeringsbesluit. Keputusan presiden yang sifat nya mengatur adalah misalnya keputusan presiden No. 24 tahun 1953 tentang aturan hari libur. 3. Peraturan atau keputusan instansi lain. Suatu keistimewaan dalam hukum perburuhan ialah bahwa suatu instansi atau seorang pejabat di berikan peraturan dan keputusan yang belaku. Aanvullende plantersgeling pada (peraturan perburuhan di perusahhan perkebunan) pasal 8 ayat 1 huruf c memberi wewenang kepada “Hoofd van de afdeling Arbeid”. C. KEBIASAAN 1. Pembentukan undang-undang atau peraturan perburuhan tidak dapat dilakukan secepat perkembangan soal-soal perburuhan yang harus diatur. 2. Peraturan-peraturan dari saman hindia belanda dahulu sudah tidak lagi disarankan sesuai dengan rasa keadilan masayarakat dan aliran-aliran yang tumbuh di seluruh dunia. D. PUTUSAN Dimana dan dimasa aturan hukum masih kurang lengkap putusan pengadilan tidak hanya memberi bentuk hukum pada ke biasaan, tetapi juga-bahkan dapat dikatakan untuk sebagian besar menentukan,menetapkan hukum itu sendiri. Putusan panitia penyelesaian perselisihan perburuhan tersebut mempunyai pengaruh besar, karena putusan itu mempunyai sanksi pidana. E. PERJANJIAN Perjanjian kerja pada umumnya hanya berlaku antara buruh dan majikan yang menyelenggarakannya. Dengan demikian maka aturan dalam perjanjian –perburuhan kadang-kadang mempunyai kekuatan hukum sebagai undang-undang. Sama kedudukanya dengan perjanjian-perburuhan adalah peraturan majikan (reglament) yang memuat ketentuan mengenai syarat kerja dan sebagainya. F. TRAKTAT Perjanjian dalam arti kta traktat mengenai soal perburuhan antara negara indonesia dengan suatu atau beberapa negara lain, belum pernah diadakan.jika perjanjian antara negara indonesia terdapat suatu persetujuan mengenai pemberian bantuan kepegawaian oleh nederland untuk dinas sipil dan sebagainya. Mengenai konversi ini akan diuraikan lebih lanjut. Yang bersangkutan dengan hukum perburuhan itu bukanlah hanya orang-orang biasa,yaitu terutama buruh dan majikan, melaikan juga organisasi perburuhan , seperti organisasi buruh dan organisasi majikan serta badan-badan resmi. A. BURUH DAN MAJIKAN Pengertian pekerjaan adalah sangat luas, yaitu tiap orang yang melakukan pekerjaan , baik dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja yang secara kurang tepat oleh sementara orang di sebut buruh bebas. Istilah pegusaha secara umum menunjukan tiap orang yang melakukan suatu usaha (entrepreneur). Seorang majikan adalah seorang pengusaha dalam hubungannya dengan buruh. Perumusan yang umum, yang terdapat dalam undang-undang tentang penyelesaian perselisihan perburuhan tahun 1957 adalah bahwa buruh adalah barang siapa bekerja pada majikan dengan menerima upah. Perumusan yang umum, yang terdapat dalam UUD tentang penyelesain perselisihan perburuhan tahun 1957 adalah bahwa buruh adalah barang siapa bekerja pada majikan dengan menerima upah. juga arti-kata majikan yang menurut undang-undang tentang penyelesaian perselisihan perburuhan tersebut di atas adalah orang atau badan hukum yang mempekerjakan buruh, kadang diperluas untuk keperluan tertentu. B. ORGANISASI BURUH Demikian ini karena organisasi buruh pada dasarnya adalah alat yang utama bagi buruh melindungi dan memperjuangkan kedudukan yang baik. Perkumpulan yang berbadan hukum itu mempunyai harta kekayaan sendiri dan bertanggung jawab atas perjanjian yang diadakannya. Serikat buruh yang termasuk golongan nasional, dasarnya adalah demokrasi kerakyatan dan tujuanya adalah realisasi masayarakat adil dan makmur. Programnya antara lain adalah mempertahankan kemerdekaan republik indonesia yang berdasarkan pancasila memerangi kapatalisme, imperialisme dan segala bentuk diktatorisme, berjuang untuk tingkatan hidup yang layak bagi buruh khususnya dan rakyat pada umumnya kemajuan perundang- undangan perburuhan dan lain-lain. Hasil maksimal yang dapat di capai ialah pada tanggal 27 desember 1961, dengan nama “Sekretariat bersama perjuangan buruh pelaksanaan Trikora”. Dalam kongres nasional II Jakarta,26-30 November 1985 No. Kep. 6/KN II/FBSI/1985, FBSI berburuh nama dan bentuk organisasi, menjadi serikat pekerja seluruh (SPSI). Sedangkan SPSI bentuknya adalah organisasi buruh tunggal (unitaris) dengan ke anggotaan buruh secara langsung. C. ORGANISASI MAJIKAN Mengenai organisasi pegusaha dapat dikatakan bahwa dasar dan tujuannya adalah kerja-sama antara anggota-anggotanya dalam soal-soal teknis dan ekonomis belaka, tetapi organisasi majikan (employers organization, werkgevers- organisatie) pertumbuhanya adalah sangat terbelakang jika di bandingkan dengan organisasi buruh. D. PENGUASA Soal-soal perburuhan di selenggarakan oleh bagian perburuhan pada kementerian sosial tersebut, kantor pusat pengawasan perburuhan dengan tiga cabangnya di jawa barat , jawa tengah dan jawa timur, dan kantor pusat keselamatan kerja dengan cabangnya di Cirebon. Kementerian di gabung dengan kementrian perburuhan dan sosial di bawah pimpinan mentri R. Koesnan. Setelah bentukan indonesia serikat pada tanggal 27 Desember 1949, maka di yogyakarta di bentuk kementrian perburuhan, dibawah menteri dr. A. Maas. Sedangkan pembentukan di jakarta di bentuk kementrian perburuhan republik indonesia serikat di Di bawah pimpinan Mentri Mr. Wilopo. Kementrian perburuhan RIS di jakarta digabungkan menjadi kementrian perburuhan republik indonesia di bawah pimpinan Mentri R.P Soeroso. Lima orang wakil dari pemerintah adalah seorang dari kementrian perburuhan ,seorang dari kementrian keuangan, seorang dari kementrian perekonomian,seorang dari kementrian pertanian dan seorang dari kementrian perhubungan. E. PENGAWASAN Pegawasan ini sendiri bukanlah alat perlindungan, melainkan lebih merupakan cara untuk menjamin pelaksanaan peraturan perlindungan. Pegawasan pada permulaan perkembanganya , di bidang industri sebagian besar ditujukan kepada pabrik dimana pertama-tama disarakan perlunya peraturan perlindungan. Pengunaan cara-cara produksi mesin pabrik yang mempekerjakan wanita dan anak, jelas mereka memerlukan perlindungan dan keselamatan yang timbul dari pekerjaan pabrik. A. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA/PENGUSAHA Menurut ketentuan Pasal 1603g KUHPerdata, jika hubungan kerjadiadakan untuk waktu yang tidak tentu atau sampai dinyatakan putus,tiap pihak berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusanhubungan kerja. Pertama, pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/buruh, danpemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. Pengusaha dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan di atas adalah berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh (Pasal 155 UUK). Undang-undang Ketenagakerjaan memberikan aturan yang lengkap berkenaan dengan apa yang harus dibayarkan pengusahadalam hal pemutusan hubungan kerja. Kewajiban tersebut meliputi pembayaran: a. Uang pesangon dan/atau b. Uang penghargaan masa kerja dan c. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima (cuti yang tidak diambil, biaya perjalanan, tunjangan perumahan atau kompensasi lainnya yang disepakati). Menurut KUHPerdata, tenggang waktu pemberitahuan pemutusan hubungan kerja sekurang-kurangnya satu bulan. Undang-undang Ketenagakerjaan juga memuat ketentuanketentuan tentang pemutusan hubungan kerja karena kesalahan berat yang dilakukan pekerja/buruh. Perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama dapat mengatur penerbitan surat peringatan pertama dan terakhir untuk sejumlah pelanggaran tertentu. Tenggang waktu termaksud pada alinea pertama, bagi majikan diperpanjang berturut-turut dengan satu bulan, dua bulan atau tiga bulan, jika pada waktu pemberitahuan pemutusan, hubungan kerja telah berlangsung sedikit- dikitnya satu tahun tetapi kurang dari dua tahun, sedikit- dikitnya dua tahun tetapi kurang dari tiga tahun, atau sedikitdikitnya tiga tahun terus menerus. Tiap perjanjian yang bertentangan dengan ketentuan Pasal ini adalah batal (Pasal 1603i KUHPerdata). Undang-undang Ketenagakerjaan juga memuat ketentuanketentuan tentang pemutusan hubungan kerja karena kesalahan berat yang dilakukan pekerja/buruh. Pengusaha wajib membayar kepada pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja sebagai-mana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5), uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156(4) UUK. Surat peringatan tersebut masing-masing berlaku untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Apabila pekerja/buruh kembali melanggar ketentuan di dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, maka pengusaha dapat menerbitkan peringatan ketiga (terakhir), yang akan berlaku efektif selama 6 (enam) bulan terhitung sejak diterbitkannya peringatan ketiga. Jika dalam jangka waktu tesebut, pekerja/buruh kembali melakukan pelanggaran, maka pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja. B. PENGUNDURAN DIRI PEKERJA Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, memperoleh uang penggantian hak. Kompensasi tersebut diberikan sesuai ketentuan Pasal 156 (4) UUK. Pekerja/buruh yang mengundurkan diri harus memenuhi syarat : a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri; b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan c. tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri. Pemutusan hubungan kerja dengan alasan pengunduran diri atas kemauan sendiri dilakukan tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Adanya buruh ialah hanya jika ia bekerja di bawah pimpinan pihak lainnya dan adanya majikan hanya, jika dia memimpin pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kesatu. Hubungan “buruh dan majikan” tidak juga terdapat pada perjanjian pemborongan-pekerjaan, yang di tujukan kepada hasil pekerjaan. Ketentuan –ketentuan ini dapat pula di tetapkan dalam peraturan-majikan yaitu peraturan yang secara sepihak ditetapkan oleh majikan (reglament) juga disebut: peraturan perusahaan. A. PERJANJIAN KERJA Bagi perjanjian –kerja tidak dimintakan bentuk yang tertentu . Jadi dapat dilakukan secara lisan, dengan surat pengakatan oleh pihak majikan atau secara tertulis, yaitu surat perjanjian yang ditanda tangani oleh kedua pihak. Karena itu jelas sudah betapa perlunya ada peraturan yang secara agak lengkap memuat semua hak dan kewajiban kedua belah pihak. B. PERATURAN MAJIKAN Peraturan majikan atau peraturan perusahaan ini atau lengkap nya peraturan perburuhan majikan di buat secara pihak oleh majikan, sehingga majikan ini pada dasarnya dapat memasukkan apa saja dia inginkan. Menurut peraturan menteri tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi No. 02/MEN/1978 tersebut tiap perusahaan yang mempekerjakan sejumlah dua puluh oran atau lebih wajib membuat peraturan perusahaan. C. PERJANJIAN PERBURUHAN Perjanjian perburuhan adalah perjanjian yang diadakan oleh satu atau beberapa serikat buruh yang terdaftar pada departemen perburuhan dengan seorang atau beberapa majikan, satu atau beberapa kumpulan majikan berbadan hukum, karena perjanjian perburuhan itu adalah hasil rundingan antara pihak-pihak yang berkepentingan ,maka isinya pada umumnya telah mendekati keinginan buruh dan majikan. Diminta syarat materiil dan syarat formil. Syarat materiil mis; dilarang memuat aturan yang diwajibkan seorang majikan supaya hanya menerima atau menolak buruh dari suatu golongan, Syarat formil mis; harus diadakan dengan tertulis dan di tanda tangani oleh kedua belah pihak atau dengan surat resmi ,yaitu dihadapan seseorang notaris. D. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN Karena itu telah disepakati untuk menggunakan bagi mereka yang belum dikuasai olehnya, kitab undang-undang hukum perdata buku III, Bab 7A dan ketentuan-ketentuan lainnya dalam kitab itu yang ada hubunganya atau sangkut-pautnya soal perburuhan sebagai pedoman. Buruh yang menentang , menghina atau mengancam majikan atau para pegawainya, mengangu ketentraman, berkelahi dan mabok sekedar kejadian itu tidak di muat dalam kitab undang-undang hukum pidana, di ancam pidana kurungan selama-lamanya sebulan atau denda setinggi-tingginya seratus rupiah atau seribu lima ratus rupiah. Peraturan ini antara lain memuat ketentuan, bahwa dalam hal diadakan perubahan yang telah di setujui buruh dan yang sifatnya mengurangi waktu berlakunya perjanjian kerja, besarnya upah berupa uang pembangian keuntungan dan pensiun. Kitab undang-undang hukum dagang, buku II Bab 4 terutama diadakan untuk menampung keadaan khusus terjadi di dunia pelayaran. Suatu keistimewaan dam undang- undang ini adalah bahwa surat perjanjian kerja merupakan unsur pembentuk, sehingga tiada surat tiada perjanjian kerja pula. Riouw panglong regeling menambahkan ketentuan sebagai berikut: Di perusahaan harus senantiasa tersedia cukup banyak bahan makanan. Tiap hari dengan Cuma-Cuma di berikan tiga kali makan dan sedikit-sedikitnya dua kali seminggu kacang ijo. E. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Soal yang sangat penting bahkan yang terpenting bagi buruh dalam masalah perburuhan, adalah soal pemutusan atau penghakhiran hubungan kerja. 1. Pemutusan hubungan kerja majikan Untuk dapat melayani masalah ini dengan lebih seksama, marilah kita ikuti laporan kantor organisasi perburuhan internasional. pendapat umum menghendaki supaya pemutusan hubungan kerja oleh majikan memenuhi syarat-syrarat tertentu. Syarat- syarat itu adalah misalnya tengang waktu pernyataan penghakhiran dasar-dasar untuk memilih buruh manakah yang tidak cocok lagi di perusahaan. Negara di mana perundang-undangan merupakan sumber utama bagi pengaturan prosedur pemutusan hubungan-kerja itu walaupun kadang-kadang di lengkapi dengan perjanjian- perburuhan. Sumber penting lainya bagi ketentuan tentang pemberitihan dan penghematan adalah peraturan majikan terdapat di banyak negara, yang seringkali memuat ketentuan tentang pemberhentian kelebihan buruh. Kedua, bilamana dengan segala upaya yang dilakukan, tidak dapat dihindari pemutusan hubungan kerja, maka maksud untuk memutuskan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/ buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/buruh. Terakhir, jika perundingan tersebut benar-benar tidak menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial. SELESAI