Anda di halaman 1dari 40

DI susun oleh: kelas “D”

™ Hari Pabendan (1216212233)


Anggota : kelas “D”









 BAB I: ARTI KATA HAKIKAT DAN SIFAT HUKUM PERBURUHAN
A. ARTI KATA HUKUM PERBURUHAN
B. HAKEKAT HUKUM PERBURUHAN
C. SIFAT HUKUM PERBURUHAN

 BAB II: RIWAYAT HUKUM PERBURUHAN


A. PERBUDAKAN
B. PEKERJAAN RODI
C. PUNALE SANKSI

 BAB III: SUMBER HUKUM PERBURUHAN


A. UNDANG-UNDANG
B. PERATURAN LAIN
C. KEBIASAAN
D. PUTUSAN
E. PERJANJIAN
F. TRAKTAT
 BAB IV: ORANG DAN BADAN YANG BERSANGKUTAN
A. BURUH DAN MAJIKAN
B. ORGANISASI BURUH
C. ORGANISASI MAJIKAN
D. PENGUSAHA
E. PEGAWASAN

 BAB V: HUKUM TENTANG PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


A. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA OLEH MAJIKAN/PENGUSAHA
B. PENGUNDURAN DIRI PEKERJA/BURUH

 BAB VI: HUBUNGAN KERJA


A. PERJANJIAN KERJA
B. PERATURAN MAJIKAN
C.PERJANJIAN PERBURUHAN
D. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
E. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
F. PENYELESAIAN PERSELISIHAN PERBURUHAN
Sebenarnya hukum perburuhan barulah dapat dimengerti setelah
membaca atau mempelajari semua aturan perburuhan.
Perlu dikemukakan di sini: janganlah hendaknya perumusan ini
dipandan sebagai sesuatu yang menentukanlapangan dan isi
mengenai apa yang dirumus kan itu. Tetapi juga karena dasar
pokok yang mengerakkan perhatian kejurusan ini, yaitu
keadilan sosial sepanjang masa makin lama makin meluaslah
lapangannya.
A. ARTI KATA HUKUM PERBURUHAN
Justru karena perumusan acap kali dipandang sebagai
menentukan lapangan dan isi mengenai apa yang
dirumuskan. Misalnya molenaar, walaupun mengakui bahwa
batas-batas tidak mungkin diberikan dalam perumusan yang
tepat mengatakan bahwa “arbeidscrecht” adalah bagian dari
hukum yang berlaku yang pada pokonya mengatur hubungan
antara buruh dengan majikan, antara buruh dengan buruh
dan antara buruh dengan peguasa”.
Mr. M.G Levenbech meremuskan “arbiedsrecht” sebagai sesuatu
yang meliputi hukum yang berkenaan dengan hubungan
kerja. Dimaksudkanya peraturan mengenai persiapan bagi
hubungan-kerja (yaitu penempatan dalam arti-kata yang
luas, latihan dan soal magang).
Mr. N.E.H. van Esveld tidak membatasi lapangan “arbeidsrecht”
pada hubungan-kerja di mana pekerjaan dilakukan di bawah
pimpinan. “Arbeidscrecht” katanya meliputi pula pekerjaan
yang dilakukan oleh swa-pekerja yang melakukan pekerjaan
atas tanggung jawab dan resiko sendiri.
Van Esveld mendasarkan pendapatnya ini pada kenyataan bahwa
tumbuhnya “arbeidsrecht” itu adalah untuk mencegah
timbulnya atau manghapuskan bakibat jelek. Baik materiil
maupun di bidang idiil yang timbul dari pertentangan antara
cita-cita luhur dan perhitungan ekonomi.
Dalam hubungan ini Van Esveld memperingatkan pada teori marx
dimana yang menjadi pusat perhatian adalah soal pekerjaan
dan bukan kedudukan para buruh, yaitu orang bekerja di
bawah pimpinan orang lain.
Mok berpendapat bahwa “arbeidscrecht” adalah hukum yang
berkenaan dengan pekerjaan yang dilakukan di bawah
pimpinan orang lain dan dengan keadaan penghidupan yang
langsung bergandengan dengan pekerjaan itu. Diatas telah
dikatakan bahwa jika kita di sini mengadakan perumusan,
maka maksudnya adalah semata-mata untuk dipergunakan
sebgai tongkat dalam menjalajah uraian ini selanjutnya.
Hukum perburuhan adalah himpunan peraturan, baik tertulis
maupun tidak yang berkenaan dengan kejadian di mana
seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah.
Kata “per-buruh-an”, yaitu kejadian atau kenyataan di mana
seseorang biasanya di sebut buruh.
Van Esveld adalah bertentangan dengan tujuan utama, yaitu
melindungi mereka yang perekonomianya lemah itu. Rerum
novarum dan Quadragesimo Anno, yaitu bagi marx keadilan
sosial untuk para pekerja (terutama buruh dan tani) dan bagi
rerum novarum keadilan sosial untuk umat manusia. Misalnya
para pengarap sawah milik orang lain, mendapat
perlindungan dalam hukum agraria.
Persoalan yang timbul yang timbul dalam hubungan ini ialah
apalah mereka ini harus di pandang sebagai buruh biasa
ataulah sebagai pegawai negri.
1. Himpunan peraturan
Himpunan atau kumpulan peraturan ini hendaknya jangan
diartikan seolah-olah peraturan-peraturan mengenai
pemburuhan telah lengkap dan telah dihimpun secara teratur
(sistematis), misalnya dalam Kitab UUD Hukum perburuhan.
2. Bekerja atau melakukan pekerjaan pada orang lain
Tetapi ada kalanya bahwa walaupun pekerjaan itu dilakukan
secara bebas , namun hubunganya adalah hubungan kerja,
misalnya seorang dokter yang bekerja pada suatu
perusahaan.
3. Dengan menerima upah
Upah ini merupakan imbalan dari pihak majikan yang telah
menerima pekerjaan dari pihak buruh ini dan pada umumnya
adalah tujuan buruh untuk melakukan pekerjaan. Misalnya
pekerjaan dilakukan dalam gotong royong.
4. Soal-soal yang berkenan (dengan kejadian dimana seseorang
bekerja pada orang lain dengan menerima upah).

B. HAKEKAT HUKUM PERBURUHAN


Hubungan pembeli-penjual dan hubungan para penukar timbul
dan lenyap segera setelah masing-masing melakukan
pembayaran,peyerahan dan penukaran. Akan tetapi dalam
hubungan antara buruh dengan majikan soalnya sangat
berlainan. Yuridis buruh adalh memang bebas sedangkan
Sosiologis buruh adalah tidak bebas.

C. SIFAT HUKUM PERBURUHAN


Jika sudah terang bahwa tujuan pokok hukum perburuhan adalah
pelaksanaan keadilan sosial dalam perburuhan dan
pelaksanaan itu di selenggarakan dengan jalan melindungi
buruh terhadap kekuasaan yang tidak terbatas dari pihak
majikan, maka jelas pulalah agaknya, bagaimanalah sifat
hukum pemburuhan itu.
Peraturan-peraturan ini pada umumnya merupakan perintah atau
larangan dengan menggunakan kata-kata: harus ,wajib dan
tidak boleh atau dilarang.
Sanksi terhadap pelanggaran atas peraturan ini biasanya ialah
tidak-sah-nya atau batal-nya tindakan yang melanggar itu,
bahkan sering kali juga tindakan melanggar itu diancam pula
dengan pidana kurungan atau denda. Kitab UUD hukum
perdata pasal 1602s menetapakan bahwa dalam hala upah
buruh seluruhnya atau sebagian di terapkan berupa
pemondokan, makan atau keperluan hidup lainya majikan
wajib memenuhinya menurut kebiasaan setempat.
Aanvullende Plantersregeling (peraturan perburuhan di
perusahaan perkebunana) menentukan bahwa perjanjian
kerja dengan buruh harus di selenggarakan dengan tertulis.
Arbeidsregeling – Nijverheidsbedrijeven (Peraturan Perburuhan di
Perusahaan Perindustrian) menetapkan bahwa jumlah semua
potongan upah tidak boleh melebihi seperempat upah berupa
uang yang terakhir.
Kitab UUD hukum perdata menetapakan bahwa jika upah yang
berupa uang baru dapat ditetapkan sesudah mendapat
keterangan-keterangan dari pembukuan perusahaan
pembayarannya dapat di lakukan menunggu penetapan itu.ic
Peraturan perburuhan di perusahaan perindustrian melarang
majikan menetapkan upah lain dari pada uang. Campur
tangan negara dalam hubungan perorangan, yaitu antara
buruh dan majikan, di dalam ekonomie liberal dengan laisser
faire yang seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya. dalam hal
ini , Commons dan Andrews mengatakan : “where the parties
are unequal (and public purpose is shown) then the state
which refuses to redress the unequality is actually denying to
the weaker party the equal protection of the laws”.
Sebagai kita maklum, hukum kita, yaitu hukum adat baik hukum
adat perdata maupun hukum adat pidana dan lain
sebagainya.
A. PERBUDAKAN
Pada saman perbudakan ini,orang yang melakukan pekerjaan di
bawah pimpinan orang lain, yaitu para budak, tidak
mempunyai hak apapun , bahkan hak atas hidupnya juga
tidak. Gambaran yang di sajikan diatas ini adalah tinjauan
secara yuridis mengenai “perburuhan” di zaman perbudakan.
Ketika tentara hindia memperlakuakan hukum perbudakan
belanda dahulu mulai mengatur perbudakan tahun 1817,
Peraturan-peraturan budak berikut ini:
 Peraturan tentang pendaftaran budak dari tahun 1819,
 Peraturan tentan pajak atas pemilikan budak dari tahun 1820
 Peraturan tentang larangan mengangkut budak yang masih
kanak-kanak dari tahun 1829
 Peraturan tentang pendaftaran anak budak dari tahun 1833,
 Peraturan tentang penggantian nama para budak dari tahun
1834,
 Peraturan tentang pembebasan perbudakan bagi pelaut yang
dijadikan budak dari tahun1848,
Satu-satunya penyelesaian ialah mendudukan para budak itu pada
kedudukan manusia merdeka, baik sosiologis maupun yuridis
dan ekonomis. Usaha dari pihak tidak resmi seperti dari
“Javaans Mens chlievend genootschap”, yaitu nama baru bagi
“Java Benevolent Institution “ dari saman pemerintahan
Thomas Stamford Raffles, antara tahun 1818 dan 1824 untuk
menjuruskan semua peraturan mengenai perbudakan
akhirnya pada penghapusan perbudakan tidak membawa
hasil.
Baru pada tahun 1854 dalam Regeringsreg lement 1854 pasal 115
sampai 117 yang kemudian menjadi pasal-pasal 169 sampai
171 indische staatsregeling 1926, dengan tegas ditetapakan
penghapusan perbudakan ! Pasal 115 tersebut menetapkan :
paling lambat pada tanggal 1 januari 1860 perbudakan di
seluruh indonesia di hapuskan. Jika laporan kolonial tahun
1922 adalah yang terakhir yang memuat sesuatu mengenai
perbudakn, sehingga baru sesudah tahun 1922 itu dapat
dikatakan bahwa di indonesia resminya tidak dapat
perbudakan lagi.
Kalau pada tahun 1948 masih diberitakan adanya perbudakan di
pedalaman kalimantan, tidak mustahil kalau di daerah lainya
juga masih ada, walaupaun mungkin secara terpendam.
Lembaga perhambaan dan lembaga peruluran tidak mempunyai
pengaruh sedalam seperti perbudakan, kerja-paksa dan
punale sanksi. Pekerjaan yang dilakukan seseorang hamba
untuk kepentinan orang lain yang meminjamkan uang itu
biasanya adalah untuk melunasi utangnya ataupun tidak
untuk mencicil utangnya itu, tetapi hanya untuk membayar
bunganya saja.
Mengenai peruluhan (horigheid,perkhorigheid) dimana ketidak
bebasan seseorang terletak pada terikatnya pada suatu
kebun(perk), penghapusanya di pulau banda di perintahkan
dengan undang-undang tahun 1859. pelurihan ini terjadi
setelah jan pieterzoon coen pada tahun 1621 dan 1622
mengobrak-abrik pulau banda. Semua penduduk di bunuh
atau di angkut ke luar sebagai budak. Yang sempat melariakn
diri sebagai bajak laut dan sebagainya.
B. PEKERJAAN RODI
Pekerjaan yang mula-mula merupakan pembagian pekerjaan
antara sesama anggota untuk keperluan dan kepentingan
bersama (gotong-royong), jika pekerjaan untuk suku atau
desa di tujukan untuk membantu penyelenggaraan
keramaian, pemeliharaan bengkok, membantu rumah tangga
kepala suku atau desa. Dikerajaan-kerajaan di jawa rodi itu
dilakukan untuk kepentingan raja dan anggota keluarganya,
para pembesar, para kepala dan pegawai. Kompeni pandai
menggunakan rodi ini untuk kepentinganya sendiri. Rodi
digunakan nya untuk kerja segala macam keperluan seperti:
mendirikan benteng,pabrik,jalan dan sebagainya.
Hendrik willem daendels (1807-1811) adalah tersohor karena
kerja-paksanya untuk membuat jalan raya dari anyer sampai
banyuwangi.
Thomas stamford raffles yang pada tahun 1813 telah
memproklamirkan penghapusa n rodi ,tidak sempat
meleksanakan pengahapusan tersebut.
Kerja rodi di golongkan dalam tiga golongan:
1. Rodi-gubernemen, yaitu rodi untuk kepentingan gubernemen
dan para pegawainya (herendiesnt);
2. Rodi pembesar, yaitu rodi untuk kepentingan kepala-kepala
dan pembesar-pembesar indonesia (persoonlijke diensten);
3. Rodi-desa, yaitu rodi untuk kepentingan desa (desa
dienstan).
Rodi gubernemen dilakukan tanpa bayaran dan dimintakan untuk
memenuhi segala keperluan gubernemen dan keperluan
pagawai-pegawainya. Rodi –gubernemen dan rodi
perorangan merupakan beban yang sangat berat bagi
penduduk.
C. PUNALE SANKSI
Perburuhan biasa ,yaitu dimana pekerjaan dilakukan oleh buruh
biasa untuk dan di bawah pimpinan seorang majikan dengan
menerima upah, diantara 1830 sampai 1870 adalah
gubernemen yang merupakan pegusah yang terpenting dan
gubernamen ini menggunakan pekerjaan rodi sebanyak-
banyaknya. Pada tahun 1838 peraturan itu di tarik kembali
dan di ganti dengan yang baru dengan maksud untuk
mempermudah gubernamen sebagai pegusah dalam
mendapatkan buruh yang diperlukan. Pegusaha , yaitu
gubernamen di bolehkan megadakan perjanjian-kerja dengan
kepala desa untuk mendapatkan buruh. Dengan diadakannya
“Agrarische wet” (UUD Agraria) tahun 1870 yang mendorong
timbulnya perusahaan perkebunan swasta besar.
Pada tahun 1880 lahirlah peraturan semacam itu yang pertama
yang biasanya disebut “koeli-ordonnantie” (baca; kuli
ordonansi) untuk sumatera timur.
Paksaan untuk melakukan sendiri barang sesuatu yang tadinya
tidak dipenuhi, merupakan pelanggaran atas asas hukum
bahwa orang yang tidak memenuhi kewajibanya harus
bertangung-jawab hanya dengan kekayaannya, tidak dengan
paksaan melakukan sendiri.
Krida ke-4, yaitu membebaskan buruh dari ketakutan
kehilangan pekerjaan secara semena-mena dan krida ke-5,
yaitu memberikan kedudukan hukum yang seimbang-bukan
sama kepada buruh dan lebih lagi memberikan kedudukan
ekonomies yang layak merupakan usah yang pada umumnya
masih harus di mulai.
Dengan sumber hukum perburuhan ini dimaksudkan segala
sesuatu dimana kita dapat menemukan ketentuan-ketentuan
atau aturan-aturan mengenai soal perburuhan. Di atur dalam
UUD mengenai soal perburuhan sudah di bentuk , adalah
sangat sedikit: antara tahun 1945 dan 1968 belum ada
sepuluh buah.
A. UNDANG-UNDANG
Dipandang dari sudut kekuatan hukum, UUD adalah sumber
hukum yang terpenting dan terutama, meskipun andaikata
negara indonesia tidak lagi menganut kaidah yang dahulu
tercantum UUD dasar sementara.
Undang undang adalah peraturan yang ditetapkan oleh presiden
dengan persetujuan (jangan berbuat salah dengan
megatakan: sahkan) dewan perwakilan rakyat.
Di antara peraturan-peraturan tersebut yang kedudukanya dapat
di samakan dengan undang-undang, adalah sebagai berikut:
1. Wet ini dalam bahasa indonesia : undang-undang di bentuk
di nederland oleh raja bersama-sama dengan parlemen.
Contoh dari wet ini ialah burgelijk wetboek voor indonesia-
sekarang di sebut kitab UUD hukum perdat atau wetboek van
koophandel voor indonesia sekarang disebut kitab hukum
dagang.
2. Algemean Maatregel van bestuur. Peraturan ini ditetapkan
oleh pemerintah nederland sebagai peraturan pelaksanaan
dari wet, misalnya algemean maatregel van bestuur tanggal
20 april 1939 (stbl 1939 No.255) yang di sebut “ Ongevallen
besluit”.
3. Ordonnatie peraturan ini ada dua macam ,yaitu pertama
ditetapkan oleh gubernur jendral dahulu dengan atau tidak
dengan mendengar raad van indie (sebuah badan
penasehat/semacam DPA sekarang pada saman
pemerintahan hidia belanda ) dan kedua yang sejak tanggal 1
januari 1926 ditetapkan oleh gubernur jendral dengan
sepakat Volksraad.
B. PERATURAN LAIN
Peraturan lainnya ini kedudukanya adalah lebih rendah dari
undang-undang dan pada umumnya merupakan peraturan
pelaksaan UUD.
1. Peraturan pemerintah ini di tetapkan oleh presiden untuk
mengatur lebih lanjut ketentuan-ketentuan dalam undang-
undang. Contoh peraturan pemerintah tanggal 22 desember
1953 No. 41 (LN 1953 No. 73) tentang kewajiban melaporkan
perusahaan.
“peraturan yang berlaku sekarang adalah undang-undang No. 7 tahun
1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan di perusahaan. Dengan
peraturan pelaksanaanya peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi
No. 02/men/1981 tentang tata cara melaporkan ketenagakerjaan di
perusahaan.
2. Keputusan presiden, keputusan presiden ini yang tidak di
sebut keputusan pemerintah, atau dari zaman hindia belanda
dahulu: regeringsbesluit. Keputusan presiden yang sifat nya
mengatur adalah misalnya keputusan presiden No. 24 tahun
1953 tentang aturan hari libur.
3. Peraturan atau keputusan instansi lain. Suatu keistimewaan
dalam hukum perburuhan ialah bahwa suatu instansi atau
seorang pejabat di berikan peraturan dan keputusan yang
belaku. Aanvullende plantersgeling pada (peraturan
perburuhan di perusahhan perkebunan) pasal 8 ayat 1 huruf c
memberi wewenang kepada “Hoofd van de afdeling Arbeid”.
C. KEBIASAAN
1. Pembentukan undang-undang atau peraturan perburuhan
tidak dapat dilakukan secepat perkembangan soal-soal
perburuhan yang harus diatur.
2. Peraturan-peraturan dari saman hindia belanda dahulu sudah
tidak lagi disarankan sesuai dengan rasa keadilan
masayarakat dan aliran-aliran yang tumbuh di seluruh dunia.
D. PUTUSAN
Dimana dan dimasa aturan hukum masih kurang lengkap putusan
pengadilan tidak hanya memberi bentuk hukum pada ke
biasaan, tetapi juga-bahkan dapat dikatakan untuk sebagian
besar menentukan,menetapkan hukum itu sendiri.
Putusan panitia penyelesaian perselisihan perburuhan tersebut
mempunyai pengaruh besar, karena putusan itu mempunyai
sanksi pidana.
E. PERJANJIAN
Perjanjian kerja pada umumnya hanya berlaku antara buruh dan
majikan yang menyelenggarakannya. Dengan demikian maka
aturan dalam perjanjian –perburuhan kadang-kadang
mempunyai kekuatan hukum sebagai undang-undang. Sama
kedudukanya dengan perjanjian-perburuhan adalah
peraturan majikan (reglament) yang memuat ketentuan
mengenai syarat kerja dan sebagainya.
F. TRAKTAT
Perjanjian dalam arti kta traktat mengenai soal perburuhan antara
negara indonesia dengan suatu atau beberapa negara lain,
belum pernah diadakan.jika perjanjian antara negara
indonesia terdapat suatu persetujuan mengenai pemberian
bantuan kepegawaian oleh nederland untuk dinas sipil dan
sebagainya. Mengenai konversi ini akan diuraikan lebih
lanjut.
Yang bersangkutan dengan hukum perburuhan itu bukanlah
hanya orang-orang biasa,yaitu terutama buruh dan majikan,
melaikan juga organisasi perburuhan , seperti organisasi
buruh dan organisasi majikan serta badan-badan resmi.
A. BURUH DAN MAJIKAN
Pengertian pekerjaan adalah sangat luas, yaitu tiap orang yang
melakukan pekerjaan , baik dalam hubungan kerja maupun di
luar hubungan kerja yang secara kurang tepat oleh sementara
orang di sebut buruh bebas. Istilah pegusaha secara umum
menunjukan tiap orang yang melakukan suatu usaha
(entrepreneur). Seorang majikan adalah seorang pengusaha
dalam hubungannya dengan buruh. Perumusan yang umum,
yang terdapat dalam undang-undang tentang penyelesaian
perselisihan perburuhan tahun 1957 adalah bahwa buruh
adalah barang siapa bekerja pada majikan dengan menerima
upah.
Perumusan yang umum, yang terdapat dalam UUD tentang
penyelesain perselisihan perburuhan tahun 1957 adalah
bahwa buruh adalah barang siapa bekerja pada majikan
dengan menerima upah. juga arti-kata majikan yang menurut
undang-undang tentang penyelesaian perselisihan
perburuhan tersebut di atas adalah orang atau badan hukum
yang mempekerjakan buruh, kadang diperluas untuk
keperluan tertentu.
B. ORGANISASI BURUH
Demikian ini karena organisasi buruh pada dasarnya adalah alat
yang utama bagi buruh melindungi dan memperjuangkan
kedudukan yang baik. Perkumpulan yang berbadan hukum
itu mempunyai harta kekayaan sendiri dan bertanggung
jawab atas perjanjian yang diadakannya.
Serikat buruh yang termasuk golongan nasional, dasarnya adalah
demokrasi kerakyatan dan tujuanya adalah realisasi
masayarakat adil dan makmur.
Programnya antara lain adalah mempertahankan kemerdekaan
republik indonesia yang berdasarkan pancasila memerangi
kapatalisme, imperialisme dan segala bentuk diktatorisme,
berjuang untuk tingkatan hidup yang layak bagi buruh
khususnya dan rakyat pada umumnya kemajuan perundang-
undangan perburuhan dan lain-lain.
Hasil maksimal yang dapat di capai ialah pada tanggal 27
desember 1961, dengan nama “Sekretariat bersama
perjuangan buruh pelaksanaan Trikora”.
Dalam kongres nasional II Jakarta,26-30 November 1985
No. Kep. 6/KN II/FBSI/1985, FBSI berburuh nama dan bentuk
organisasi, menjadi serikat pekerja seluruh (SPSI). Sedangkan
SPSI bentuknya adalah organisasi buruh tunggal (unitaris)
dengan ke anggotaan buruh secara langsung.
C. ORGANISASI MAJIKAN
Mengenai organisasi pegusaha dapat dikatakan bahwa dasar dan
tujuannya adalah kerja-sama antara anggota-anggotanya
dalam soal-soal teknis dan ekonomis belaka, tetapi
organisasi majikan (employers organization, werkgevers-
organisatie) pertumbuhanya adalah sangat terbelakang jika di
bandingkan dengan organisasi buruh.
D. PENGUASA
Soal-soal perburuhan di selenggarakan oleh bagian perburuhan
pada kementerian sosial tersebut, kantor pusat pengawasan
perburuhan dengan tiga cabangnya di jawa barat , jawa
tengah dan jawa timur, dan kantor pusat keselamatan kerja
dengan cabangnya di Cirebon.
Kementerian di gabung dengan kementrian perburuhan dan sosial
di bawah pimpinan mentri R. Koesnan. Setelah bentukan
indonesia serikat pada tanggal 27 Desember 1949, maka di
yogyakarta di bentuk kementrian perburuhan, dibawah
menteri dr. A. Maas. Sedangkan pembentukan di jakarta di
bentuk kementrian perburuhan republik indonesia serikat di
Di bawah pimpinan Mentri Mr. Wilopo. Kementrian perburuhan RIS
di jakarta digabungkan menjadi kementrian perburuhan
republik indonesia di bawah pimpinan Mentri R.P Soeroso.
Lima orang wakil dari pemerintah adalah seorang dari kementrian
perburuhan ,seorang dari kementrian keuangan, seorang dari
kementrian perekonomian,seorang dari kementrian pertanian
dan seorang dari kementrian perhubungan.
E. PENGAWASAN
Pegawasan ini sendiri bukanlah alat perlindungan, melainkan
lebih merupakan cara untuk menjamin pelaksanaan peraturan
perlindungan. Pegawasan pada permulaan perkembanganya ,
di bidang industri sebagian besar ditujukan kepada pabrik
dimana pertama-tama disarakan perlunya peraturan
perlindungan. Pengunaan cara-cara produksi mesin pabrik
yang mempekerjakan wanita dan anak, jelas mereka
memerlukan perlindungan dan keselamatan yang timbul dari
pekerjaan pabrik.
A. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA/PENGUSAHA
Menurut ketentuan Pasal 1603g KUHPerdata, jika hubungan
kerjadiadakan untuk waktu yang tidak tentu atau sampai
dinyatakan putus,tiap pihak berhak memutuskannya
dengan pemberitahuan pemutusanhubungan kerja.
Pertama, pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/buruh,
danpemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan
agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. Pengusaha
dapat melakukan penyimpangan terhadap ketentuan di atas
adalah berupa tindakan skorsing kepada pekerja/buruh
yang sedang dalam proses pemutusan hubungan kerja
dengan tetap wajib membayar upah beserta hak-hak
lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh (Pasal 155 UUK).
Undang-undang Ketenagakerjaan memberikan aturan yang
lengkap berkenaan dengan apa yang harus dibayarkan
pengusahadalam hal pemutusan hubungan kerja. Kewajiban
tersebut meliputi pembayaran:
a. Uang pesangon dan/atau
b. Uang penghargaan masa kerja dan
c. Uang penggantian hak yang seharusnya diterima (cuti yang
tidak diambil, biaya perjalanan, tunjangan perumahan atau
kompensasi lainnya yang disepakati). Menurut KUHPerdata,
tenggang waktu pemberitahuan pemutusan hubungan kerja
sekurang-kurangnya satu bulan. Undang-undang
Ketenagakerjaan juga memuat ketentuanketentuan
tentang pemutusan hubungan kerja karena kesalahan berat
yang dilakukan pekerja/buruh.
Perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja
bersama dapat mengatur penerbitan surat peringatan
pertama dan terakhir untuk sejumlah pelanggaran tertentu.
Tenggang waktu termaksud pada alinea pertama, bagi
majikan diperpanjang berturut-turut dengan satu bulan,
dua bulan atau tiga bulan, jika pada waktu pemberitahuan
pemutusan, hubungan kerja telah berlangsung sedikit-
dikitnya satu tahun tetapi kurang dari dua tahun, sedikit-
dikitnya dua tahun tetapi kurang dari tiga tahun, atau
sedikitdikitnya tiga tahun terus menerus. Tiap perjanjian
yang bertentangan dengan ketentuan Pasal ini adalah batal
(Pasal 1603i KUHPerdata).
Undang-undang Ketenagakerjaan juga memuat
ketentuanketentuan tentang pemutusan hubungan kerja
karena kesalahan berat yang dilakukan pekerja/buruh.
Pengusaha wajib membayar kepada pekerja/buruh yang
mengalami pemutusan hubungan kerja sebagai-mana
dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5), uang penghargaan
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan
uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156(4)
UUK. Surat peringatan tersebut masing-masing berlaku
untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama. Apabila pekerja/buruh kembali
melanggar ketentuan di dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama, maka pengusaha
dapat menerbitkan peringatan ketiga (terakhir), yang akan
berlaku efektif selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
diterbitkannya peringatan ketiga. Jika dalam jangka waktu
tesebut, pekerja/buruh kembali melakukan pelanggaran,
maka pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja.
B. PENGUNDURAN DIRI PEKERJA
Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan
sendiri, memperoleh uang penggantian hak. Kompensasi
tersebut diberikan sesuai ketentuan Pasal 156 (4) UUK.
Pekerja/buruh yang mengundurkan diri harus memenuhi
syarat :
a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
mulai pengunduran diri;
b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan
c. tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai
pengunduran diri.
Pemutusan hubungan kerja dengan alasan pengunduran diri
atas kemauan sendiri dilakukan tanpa penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Adanya buruh ialah hanya jika ia bekerja di bawah pimpinan pihak
lainnya dan adanya majikan hanya, jika dia memimpin
pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kesatu.
Hubungan “buruh dan majikan” tidak juga terdapat pada
perjanjian pemborongan-pekerjaan, yang di tujukan kepada
hasil pekerjaan. Ketentuan –ketentuan ini dapat pula di
tetapkan dalam peraturan-majikan yaitu peraturan yang
secara sepihak ditetapkan oleh majikan (reglament) juga
disebut: peraturan perusahaan.
A. PERJANJIAN KERJA
Bagi perjanjian –kerja tidak dimintakan bentuk yang tertentu . Jadi
dapat dilakukan secara lisan, dengan surat pengakatan oleh
pihak majikan atau secara tertulis, yaitu surat perjanjian yang
ditanda tangani oleh kedua pihak. Karena itu jelas sudah
betapa perlunya ada peraturan yang secara agak lengkap
memuat semua hak dan kewajiban kedua belah pihak.
B. PERATURAN MAJIKAN
Peraturan majikan atau peraturan perusahaan ini atau lengkap nya
peraturan perburuhan majikan di buat secara pihak oleh
majikan, sehingga majikan ini pada dasarnya dapat
memasukkan apa saja dia inginkan.
Menurut peraturan menteri tenaga kerja, transmigrasi dan
koperasi No. 02/MEN/1978 tersebut tiap perusahaan yang
mempekerjakan sejumlah dua puluh oran atau lebih wajib
membuat peraturan perusahaan.
C. PERJANJIAN PERBURUHAN
Perjanjian perburuhan adalah perjanjian yang diadakan oleh satu
atau beberapa serikat buruh yang terdaftar pada departemen
perburuhan dengan seorang atau beberapa majikan, satu
atau beberapa kumpulan majikan berbadan hukum, karena
perjanjian perburuhan itu adalah hasil rundingan antara
pihak-pihak yang berkepentingan ,maka isinya pada
umumnya telah mendekati keinginan buruh dan majikan.
Diminta syarat materiil dan syarat formil.
Syarat materiil mis; dilarang memuat aturan yang diwajibkan
seorang majikan supaya hanya menerima atau menolak
buruh dari suatu golongan,
Syarat formil mis; harus diadakan dengan tertulis dan di tanda
tangani oleh kedua belah pihak atau dengan surat resmi
,yaitu dihadapan seseorang notaris.
D. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
Karena itu telah disepakati untuk menggunakan bagi mereka yang
belum dikuasai olehnya, kitab undang-undang hukum
perdata buku III, Bab 7A dan ketentuan-ketentuan lainnya
dalam kitab itu yang ada hubunganya atau sangkut-pautnya
soal perburuhan sebagai pedoman.
Buruh yang menentang , menghina atau mengancam majikan atau
para pegawainya, mengangu ketentraman, berkelahi dan
mabok sekedar kejadian itu tidak di muat dalam kitab
undang-undang hukum pidana, di ancam pidana kurungan
selama-lamanya sebulan atau denda setinggi-tingginya
seratus rupiah atau seribu lima ratus rupiah.
Peraturan ini antara lain memuat ketentuan, bahwa dalam hal
diadakan perubahan yang telah di setujui buruh dan yang
sifatnya mengurangi waktu berlakunya perjanjian kerja,
besarnya upah berupa uang pembangian keuntungan dan
pensiun. Kitab undang-undang hukum dagang, buku II Bab 4
terutama diadakan untuk menampung keadaan khusus
terjadi di dunia pelayaran. Suatu keistimewaan dam undang-
undang ini adalah bahwa surat perjanjian kerja merupakan
unsur pembentuk, sehingga tiada surat tiada perjanjian kerja
pula. Riouw panglong regeling menambahkan ketentuan
sebagai berikut:
Di perusahaan harus senantiasa tersedia cukup banyak bahan
makanan. Tiap hari dengan Cuma-Cuma di berikan tiga kali
makan dan sedikit-sedikitnya dua kali seminggu kacang ijo.
E. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Soal yang sangat penting bahkan yang terpenting bagi buruh
dalam masalah perburuhan, adalah soal pemutusan atau
penghakhiran hubungan kerja.
1. Pemutusan hubungan kerja majikan
Untuk dapat melayani masalah ini dengan lebih seksama, marilah
kita ikuti laporan kantor organisasi perburuhan internasional.
pendapat umum menghendaki supaya pemutusan hubungan
kerja oleh majikan memenuhi syarat-syrarat tertentu. Syarat-
syarat itu adalah misalnya tengang waktu pernyataan
penghakhiran dasar-dasar untuk memilih buruh manakah
yang tidak cocok lagi di perusahaan. Negara di mana
perundang-undangan merupakan sumber utama bagi
pengaturan prosedur pemutusan hubungan-kerja itu
walaupun kadang-kadang di lengkapi dengan perjanjian-
perburuhan. Sumber penting lainya bagi ketentuan tentang
pemberitihan dan penghematan adalah peraturan majikan
terdapat di banyak negara, yang seringkali memuat ketentuan
tentang pemberhentian kelebihan buruh.
Kedua, bilamana dengan segala upaya yang dilakukan, tidak
dapat dihindari pemutusan hubungan kerja, maka maksud
untuk memutuskan hubungan kerja wajib dirundingkan
oleh pengusaha dan serikat pekerja/buruh atau dengan
pekerja/buruh apabila pekerja/ buruh yang bersangkutan
tidak menjadi anggota serikat pekerja/buruh. Terakhir, jika
perundingan tersebut benar-benar tidak menghasilkan
persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan
hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh
penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai