Imunologi Kanker
Imunologi Kanker
Oleh:
Adenoma intermediet
Mutasi 18q, delesi gen DCC
Adenoma lanjut
Mutasi 17p, delesi gen p53
Karsinoma
Berbagai mutasi
Metastasis
• Keterangan:
FAP : Familial Adenomatous Polyposis
APC : Adenomatous polyposis Coli
DCC : Deleted in Colorectal Carsinoma
(tumor suppressor gene) & berkaitan dgn invasi
p53 : Tumor suppressor gene
HETEROGENENITAS SEL KANKER
• Sel kanker diduga berkembang melalui suatu evolusi
klonal( semula sel kanker berasal dari satu klon,
selanjutnya berkembang menjadi heterogen)
• Semakin progresif perkembangan sel kanker , maka sel
ini semakin heterogen
• Heterogenitas ini merupakan manifestasi evolusi klon sel
kanker yang menyebabkan sel kanker mempunyai variasi
kepekaan terhadap imunitas, variasi kecepatan tumbuh ,
kemampuan metastasis dan kepekaan tehadap obat.
• Ketidak stabilan genetik merupakan faktor yang sanat
berperan pada mekanisme evolusi klon
• Perkembangan klon yang baru sanat ditentukan oleh
keadaan Immune surveillance,
PROSES INVASI DAN METASTASIS
• Keampuan invasi sel kanker erat katannya dengan
metastasis,
• Keterbatasa pengendalian metastasis merupakan
penyebab utama kegagalan pengobatan kanker
• Proses metastasis terjadi melalui beberapa kejadian
antara lain :
• 1. dimulai dengan proses invasi dan infiltrasi sel kanker
ke jaringan sekitar dan penetrasi ke pembuluh getah
bening dan pembuluh darah
• 2. lepasna sel kanker ke sirkulasi
• 3. perjuanan sel kanker mempertahankan hd di sirkulasi
• 4. tersagktnya sel kanker di anyaman kapiler pada organ
terdekt
• 5. penetrasi ke dinding pembuluh darah dan selanjtnya
perkbngan metastasis jauh.
Psikoneuroimunologi dan kanker
• Saat ini immune surveillance kembali banyak
dibicarakan orang. Macam, cara kerja, dan bahan
yang dihasilkan oleh berbagai sel yang terlibat dlm
immune surveillance sudah banyak yang dpt
diungkap. Hal ini disebabkan oleh semakin majunya
teknik pemeriksaan imunologik.
• Putra (1999), mendapatkan 3 pola immunopatologik
kelenjar getah bening yang mencerminkan derajat
kualitas immune surveillance pada penderita kanker
payudara, yang merup prognostikator handal.
Berbagai konsep digun utk meningkatkan immune
surveillance, antara lain, exercise immunology dan
psikoneuroimunologi.
• Konsep exercise immunology berdasarkan pd
fenomena bahwa latihan fisik dpt mempengaruhi
respon imun, sedang konsep psikoneuroimunologi
berdasar pd fenomena bahwa stres mempengaruhi
repos imun (Ader, 1991; Putra 1999)
• Konsep psikoneuroimunologi dikembangkan
berdasar pd suatu pemikiran, bahwa sistem imun
tidak sepenuhnya autonom, tetapi merupakan
tampilan mekanisme adaptasi yang khusus, yang
berkaitan dgn proses homeostatik.
• Konsep ini telah banyak digun dlm penelitian dan
telah meningkatkan perhatian thd interaksi
bahaviour, neural, endocrine dan imunitas yang
sangat kompleks.
• Sistem ketahanan tubuh sangat erat kaitannya dgn
lingkungan hidup dan faktor psikososial. Perkembangan
konsep ini tidak terlepas dari perkembangan
neuroendokrin dan psikobiologi dan imunologi.
• Keterkaitan stres dgn respon imun merup salah satu
pemikiran yang terdapat dlm konsep
psikoneuroimunologi.
• Istilah stres digun utk mengungkap fenomena pasikik
dan fisik yang kompleks dan yang mekanismenya belum
jelas diketahui. Perub yang terjadi pd keadaan stres dpt
berupa perub jaringan, seluler dan biokimia. Aktivitas
emosional berjalan melalui hipothalamus, hipofisis dan
sekresinya adrenocorticotropic hormon (ACTH),
mengirim tanda ke korteks adrenalis, yang mensekresi
kortikosteroid. Peningkatan ini akan menyebabkan
limfositopeni atau limfositosis, pengecilan timus, limfa
• Banyak fakta menunjukkan bahwa individu yang
mengalami stres, cemas, depresi, akan mudah
terserang oleh berbagai penyakit.
• Tikus yang diberi kebisingan, akan lebih peka thd
tuberkulosis akut. Pada percobaan binatang,
diketahuistres dpt mempercepat perkembangan sel
kanker dan meningkatkan metastasis.
• Pada penelitian ttg sekresi ACTH dan kortisol,
diketahui bahwa sekresi ACTH tikus terjadi sangat
cepat, kadar di plasma tertinggi dicapai pada 3
menit, sedang kortisol mendapatkan stres tunggal.
Pada stres yang berulang, terjadi peningkatan
kortisol setelah satu jam dan mulai normal kembali
setelah 8 jam.
• Ketahanan tubuh yang dicerminkan oleh immune
surveillance sangat diperlukan untuk menjaga
keutuhan ekosistem mikro dari suatu kehidupan.
• Ketahanan tubuh pada hakekatnya merupakan
kemampuan yang dimiliki tubuh untuk
mempertahankan kondisi fisiologik.
• Berdasar konsep imunologik dikenal 2 jenia
ketahanan tubuh, yaitu ketahanan tubuh natural
dan ketahanan tubuh adaptif.