Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI SELUK BELUK

FILSAFAT MANUSIA
SECARA UMUM

Cici Nirwayunita 20170810053


Erlita Tri Fahlevi 20170810062
Mutia Ardinsyah 20170810063
Imaniar Astrisari P 20170810068
Muhammad Ali Mas’ud 20170810077
Ulasan-Ulasan Umum Mengenai Manusia
a) Manusia tiada lain kecuali hewan.
b) Manusia merupakan hasil sejarah.
c) Manusia adalah makhluk rohani.
d) Ia mencoba mempertahankan kemanusiannya di dalam
keadaan yang gawat itu.
Masing-masing kalimat di atas mengandung pranggapan suatu
teori tentang hakekat manusia dan mengacu kepada manusia
dalam makna yang berbeda-beda. Kalimat (a) megandung
makna bahwa manusia adalah hewan; kalimat (b) kiranya tidak
mengacu kepada manusia, melainkan mengacu kepada
kepribadiannya; kalimat (c) mengandung makna bahwa manusia
adalah sesuatu yang lebih dari pada raga suatu nyawa atau jiwa;
dan kalimat (d) sekali lagi, mengandung makna barang sesuatu
yang terdapat di dalam raga, namun berbeda dari (c) – sejenis
kebajikan atau kedirian.
Beberapa Penggunaan Istilah ‘Diri’
 Bila seseorang mengatakan “aku melihat sebatang pohon”, tentu
yang dimaksudkan ialah, ada aku yang dapat melihat sesuatu yang
bukan dirinya sendiri, dalam hal ini pohon. Kata ‘aku’ kiranya
mengacu kepada suatu kemampuan melakukan pencercapan.
Dengan demikian, melakukan pencercapan merupakan ciri khas aku
atau ego tersebut. Tetapi kita juga mengerjakan hal-hal yang lain.
Kita dapat mengatakan “aku mencintai seseorang” atau “aku
mendengar suatu bunyi” atau “aku telah memikirkan masalah itu” dan
sebagainya. Semua perbuatan tersebut dianggap sebagai ciri-ciri
khas ego.
 Perhatikanlah sekarang pernyataan, “aku tetap setia pada diri
sendiri”. Dalam hal ini, ‘diri’ tidak hanya mengandung makna suatu
kemampuan yang melakukan pencercapan, berpikir, dan sebagainya,
melainkan sesuatu atau satuan yang mempunyai kualitas yang khas.
Pengertian tentang diri semacam ini diterapi kualitas-kualitas seperti
kejujuran, martabat, kecerdasan, kejantanan, dan sebagainya.
Barangkali sinonim yang terdekat dengan pengertian tentang diri
tersebut sebagai satuan yang khas ialah ‘kepribadian’. Kenyataan
yang terkandung di dalamnya ialah, sifat yang khas ini bertahan
terhadap perubahan atau hanya berubah sedemikian rupa sehingga
terdapat unsur kesinambungan yang memberikan makna kepada
perubahan ini.
“Apakah manusia itu bebas?”
Ada dua syarat pokok bagi adanya kebebasan: (a)
kebebasan memilih dalam arti yang sebenarnya dan (b)
tidak adanya paksaan yang bersifat lahirlah atau yang
berasal dari luar. Jelas kiranya, jawaban atas pertanyaan
“apakah manusia itu bebas?” tergantung pada gambaran
seorang tentang kenyataan, dan pada paham tentang
manusia yang dianutnya.
Penyelesaan Materialisme Historis
• Hakekat Manusia Berubah-Ubah. Pendekatan Marx terhadap
pertanyaan “apakah manusia itu?”, dapat di pahami dengan
sebaik-baiknya bila orang mengetahui apa yang dikatakan
Marx mengenai manusia yang hidup, yang senyatanya, yakni
individu-individu. Materialisme yang dianut oleh Marx. Jenis-
jenis makhluk yang tidak berubah-ubah sesugguhnya
merupakan rekaan pikiran belaka; selalu ada perubahan terus-
menerus. Tidak ada alasan untuk mengira sesuatu lainnya
yang bersifat kodrat dan tidak mengalami perubahan. Apabila
hal ini ditambah lagi dengan perbedaan-perbedaan yang
sangat besar di dalam pola-pola tingkahlaku manusia pada
berbagai jaman dan dalam berbagai tempat, Max menaruh
keyakinan, mustahil untuk tidak memandang hakekat manusia
sebagai sesuatu yang terus- menerus mengalami perubahan.
Lanjutan....
• Tingkah Laku Menentukan Hakekat Manusia. Marx secara harfiah
menganut pendirian, manusia ialah apa yang mereka kerjakan. Sebab itu,
yang menentukan hakekat manusia ialah tingkah laku, dan bukan esensi.
Sudah jelas, manusia tidak dapat dicampur adukkan dengan hewan-
hewan yang lebih rendah derajatnya. Karenanya, apa yang dilakukan oleh
hewan-hewan.
• Manusia dan Hewan. Jelas apabila manusia ialah apa yang mereka
kerjakan dan apa yang mereka kerjakan di dunia diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan material untuk hidup, mereka tentu akan
bertingkah laku sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Berhubung dengan itu manusia ditentukan oleh alam sekitarnya; dan
apabila alam sekitarnya berubah, maka tingkah laku manusia (yang
merupakan hakekat manusia) juga akan mengalami perubahan. Manusia
mengubah sejarah dengan teknologinya, bahkan dengan itu ia juga
mengubah dirinya sendiri. Perbedaan antara manusia dengan binatang
adalah dalam kemampuannya menguasai alam melalui teknologi untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan.
Penyelesaian Teologisme
• Hubungan manusia dengan Tuhan bersifat khas. Bila kita memasuki unsur-
unsur transenden, maka mau tidak mau kita telah mendekati pandangan-
pandangan teologi. Karena mereka cenderung untuk memandang roh manusia
sebagai makhluk fisik, melainkan sebagai manusia yang sejati. Dalam arti tertentu
hal ini mengandung anggapan ciri khas manusia yang membedakannya dengan
makhluk-makhluk yang lain, berbeda hakekatnya dan secara khas terdapat
padanya.
• Kodrat Manusia dan pertantangan-pertentangannya. Perhatikanlah dengan
seksama makhluk yang berupa manusia. Tentu orang berpendapat manusia
merupakan suatu hewan yang aneh. Apabila ia tidak lebih dari sorang anak alam,
sekurang-kurangnya ia sering mendakwakan diri sebagai makhluk yang demikian
itu. Apabila ia tidak mendasarkan diri semata-mata akhlaknya, sesungguhnya ia
mengkhianati dirinya yang juga serupa dengan binatang. Terlepas dari soal
apakah manusia itu baik atau buruk, apa gerangan hakekatnya jika ia dapat
menanggapi dirinya sendiri seolah-olah sebagai seorang hakim yang sekaligus
merupakan pihak yang dihakimi.
Lanjutan....
• Dua lingkungan suasana hidup manusia. Menurut Niebuhr, jika kita
memperhatikan dengan seksama segala pertentangan yang terdapat
didalam kodrat manusia, tampaklah dua macam keadaan. Keadaan
pertama merupakan anak alam, mengalami perubahan dipaksa oleh
kebutuhan-kebutuhan yang mutlak, didorong oleh detak hatinya, dan
terbatas waktunya sesuai dengan bentuk-bentuk organisnya yang
beraneka ragam. Keadaan kedua yang penting ialah “bahwa manusia
merupakan roh yang berada diluar alam, dirinya sendiri,akalnya dan dunia.
Ini berarti manusia merupakan makhluk yang keadaan dalamnya terbagi-
bagi.
• Sudut pandang kristiani. Menurut Niebuhr, dengan demikian
pemahaman tentang manusia harus didasarkan atas proposisi-proposisi
berikut ini.
1. Manusia merupakan suatu kesatuan yang diciptakan terdiri dari raga
dan roh seperti tuhan.
2. Ditinjau dari sudut pandangan tuhan manusia merupakan suatu
makhluk yang lemah, yang tergantung yang mengenal akhir.
3. Manusia ialah penanggung dosa.
Penyelesaian Idealisme
• Manusia dan Hasil-Hasil Karyanya. Ditinjau dari sudut pandangan
ini,manusia harus diselidiki berdasarkan atas hasil-hasil karyanya. Definisi
tetang manusia, dan sehubungan dengan itu jawaban atas pertanyaan
“apakah manusia itu?” dapat ditentukan dengan jalan menelit. Kebudayaan,
yaitu apa yang ia hasilkan yang merupakan sesuatu yang khas baginya.
Demikianlah pendirian yang dianut oleh Ernst Cassirer, yang terdapat di
dalam bukunya yang kecil, yang berjudul An Essay on Man.
• Manusia Menggunakan Simbol-Simbol. Manusia tidak hanya hidup
dengan akalnya; ia mengalami rasa takut, mempunyai harapan-harapan, dan
ia menafsirkan pengalaman-pengalaman berdasarkan atas agama dan
mitos. Hasil-hasil karya yang dicapai oleh manusia di bidang kebudayaan
dengan segala kekayaan serta keragaman tergantung pada kemampuan
yang khusus untuk menciptakan simbol-simbol. Atas dasar ini Cassirer
berpendapat, pertanda yang membedakan manusia dengan yang lain-lain
ialah tingkah laku simbolisnya. Dengan kata lain, pertanda yang paling
menonjol yang membedakan manusia dari yang bukan manusia ialah
kemampuannya dalam menggunakan simbol-simbol dan menciptakan
satuan-satuan yang bersifat fungsional dengan menggunakan simbol-simbol
tersebut untuk mencapai penyesuaian diri yang memadai.
Lanjutan....
• Verifikasi Terhadap Pandangan Ini. Bagaimanakah kita
dapat megadakan verifikasi terhadap jawaban ini?
Cassier mengatakan, lihatlah keadaan di sekitar kita dan
perhatikanlah sesuai dengan segala hal yang kita ketahui
mengenai manusia, apakah ia tidak dapat dibedakan
begitu saja dari binatang-binatang. Tetapi hendaknya kita
perhatikan bahwa jawaban yang diberikan Cassier ialah
sekitar masalah untuk membedakan manusia dari hewan-
hewan yang lain, dan hanya dapat dibantah apabila kita
dapat menemukan hewan lain yang menggunakan
simbol-simbol.
Penyelesaian Realisme Klasik
• Makna mempunyai hakekat lengkap. Dalam bukunya yang berjudul Introduction
to Realistic Philosophy, John Wild mengawali uraiannya tentang manusia dengan
menunjukkan hakekat rangkap yang dipunyai oleh manusia. Apabila orang
memperhatikan dirinya sendiri atau manusia yang lain, ia akan menyadari terdapat
segi fisik dan segi yang tidak bersifat material, yang bersifat akal. Manusia
merupakan makhluk yang bersifat material, terbukti dari keadaan dirinya yang
terkena oleh perubahan dan individuasi. Selain itu, manusia individu mempunyai
kualitas-kualitas fisik seperti bangun tubuh, warna, bobot dan menempati ruang dan
waktu bersama-sama dengan segala sesuatu yang lain yang berekstensi dan terdapat
di alam.
• Makhluk HYLOMORFIS. Pandangan yang tepat berasal dari Aristoteles: manusia
merupakan makhluk yang hylomorfis, yang mempunyai dua bagian yang hakiki,
dan dua prinsip yang menyusunnya:
1) Raga material yang terorganisir
2) Hidup rasional yang menggerakkannya

Anda mungkin juga menyukai