Anda di halaman 1dari 28

Bab 2

Penalaran
(Reasoning)
NAMA:
Dwi estuning adi s
Maulana iqbal syah
Randika wijanarko
Penalaran
Proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan
terhadap suatu pernyataan atau asersi.

Menentukan secara logis dan objektif apakah


suatu pernyataan valid (benar atau salah)
sehingga pantas untuk diyakini atau dianut.

Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses,


dan keluaran.
Tra
nsi
4/16/2018 2
Unsur atau Komponen Penalaran

 Pernyataan atau asersi (assertion)


 Keyakinan (belief)
 Argumen (argument)
 Aspek Manusia Dalam Penalaran

Tra
nsi
4/16/2018 3
Proses dan Struktur Penalaran

Masukan Proses Keluaran

Asersi sebagi Keyakinan bahwa


elemen Argumen asersi konklusi
benar/valid

Asersi Asersi

Asersi Asersi
inferensi
Asersi Asersi konklusi
Asersi

Tra
nsi
4/16/2018 4
Keyakinan
Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah
benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau
tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak.

Properitas Keyakinan • Keadabenaran


• Bukan pendapat
• Bertingkat
• Berbias
• Bermuatan nilai
• Berkekuatan
• Veridikal
• Berketertempaan
Tra
nsi
4/16/2018 5
Arti Penting Argumen

Serangkaian asersi beserta inferensi atau


penyimpulan yang terlibat di dalamnya.

Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi.

Merupakan bukti rasional akan kebenaran suatu


pernyataan.

Argumen membentuk, memelihara, atau


mengubah keyakinan. Tra
nsi
4/16/2018 6
Asersi

Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang


dinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan.

Pengkuatifikasi asersi

Untuk membatasi asersi universal/umum menjadi spesifik dan


menentukan hubungan inklusi, eksklusi, saling-isi.

Pengkuantifikasi: sedikit, banyak, tak semua, beberapa, semua.

Tra
nsi
4/16/2018 7
Penyajian Asersi

Makna atau arti

Semua badan usaha milik negara adalah perusahaan


pencari laba.
Struktur atau bentuk
Semua A adalah B.

Diagram
B

Tra
nsi
4/16/2018 8
Penyajian Asersi
Hubungan eksklusi:

Tidak satupun A adalah B =


B A Tidak satupun B adalah A

Hubungan inklusif:

B Semua A adalah B
A dapat bermakna
Tidak semua B adalah A
Tra
nsi
4/16/2018 9
Penyajian Asersi

Hubungan saling isi

B A

Tra
nsi
4/16/2018 10
Penyajian Asersi

“Beberapa B adalah A”

Tanpa diagram tidak diketahui apakah:

• Ada sebagian A yang bukan B.


• Semua A adalah B.
• B sama dengan A
• Asersi menyangkal “Semua B adalah A”
• Asersi menegaskan “Tidak semua B adalah A”

“Beberapa B adalah A” tidak selalu sama dengan “Tidak semua B adalah A”


Tra
nsi
4/16/2018 11
Penyajian Asersi

Interpretasi: Beberapa B adalah A.

B A atau B A

Umumnya ini yang dimaksud. Menyangkal Semua B adalah A.


Menegaskan Tidak semua B adalah A
Tra
nsi
4/16/2018 12
Jenis dan FungsiAsersi

Jenis: • Asumsi (assumption)


• Hipotesis (hypothesis)
• Pernyataan fakta (statement of facts)

Fungsi: Sebagai pernyataan premis dan konklusi

Kaidah/prinsip: Kredibilitas konklusi tidak dapat melebihi


kredibilitas terendah premis-premis yang
diajukan dalam argumen.

Tra
nsi
4/16/2018 13
Anatomi Argumen

Argumen terdiri atas serangkaian asersi.


Asersi berkaitan dengan yang lain dalam
bentuk inferensi atau penyimpulan. Asersi
dapat berfungsi sebagai premis atau konklusi
(atau asersi kunci) yang merupakan
komponen argumen.

Tra
nsi
4/16/2018 14
Indikator Argumen
Dalam suatu argumen atau penalaran yang kompleks, tidak
selalu mudah untuk mengenali premis dan konklusi.

Indikator premis: oleh karena, karena, mengingat, dengan asumsi


bahwa, jika

Indikator konklusi: oleh karena itu, dengan demikian, maka,


sehingga, sebagai akibatnya

Cara mengenali: Prinsip/kaidah interpretasi terdukung


(principle of charitable interpretation)

Tra
nsi
4/16/2018 15
Jenis Argumen

 Deduktif
 Nondeduktif:
Induktif
Analogi
Sebab-akibat

Tra
nsi
4/16/2018 16
Argumen Deduktif
Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian
asersi umum yang disepakati atau dianggap benar (disebut
premis baik major maupun minor).

Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut


argumen logis (logical argument).

Premis major: Semua binatang menyusui berparu-paru.


Premis minor: Kucing adalah binatang menyusui.
Konklusi: Kucing berparu-paru.

Lihat contoh penalaran deduktif dalam akuntansi pada Gambar 2.8


Tra
nsi
4/16/2018 17
Kriteria Kebenaran Argumen Deduktif
• Kelengkapan
• Kejelasan
• Kesahihan
• Keterpercayaian

Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah


kebenaran logis bukan kebenaran empiris (realitas).

Kriteria kebenaran logis:


1. Semua premis benar
2. Konklusi mengikuti semua premis
3. Semua premis dapat diterima
Tra
nsi
4/16/2018 18
Hubungan Premis dan Konklusi (Gambar 2.9)

Bila konklusi mengikuti premis secara logis, kebenaran


logis konklusi bergantung pada kebenaran semua premis.

Premis 1: B Premis 1: B Premis 1: S Premis 1: S


Premis 2: B Premis 2: B Premis 2: S Premis 2: S
Premis 3: B Premis 3: B Premis 3: S Premis 3: S
Konklusi: B Konklusi: S Konklusi: B Konklusi: S

Pasti/harus Tak mungkin Mungkin Mungkin

B = Benar, S = Salah Tra


nsi
4/16/2018 19
Argumen Induktif
Argumen yang simpulannya merupakan perampatan atau
generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus sebagai
premis.
Generalisasi menjadikan argumen induktif merupakan
argumen ada benarnya (plausible argument) bukan
argumen pasti benarnya atau logis (logical argument).

Premis: Satu biji jeruk dari karung A manis rasanya.


Premis: Beberapa biji berikutnya manis rasanya.
Konklusi: Semua jeruk dari karung A manis rasanya.

Ada benarnya tetapi dapat salah. Tidak pasti benar.


Tra
nsi
4/16/2018 20
Perbedaan Argumen Deduktif dan Induktif

Argumen deduktif Argumen induktif


Premis 1: Semua burung berbulu. Premis 1: Beberapa burung dapat terbang.
Premis 2: Bebek berbulu. Premis 2: Bebek adalah burung.
Konklusi: Bebek adalah burung. Konklusi: Bebek dapat terbang.

Pasti benar Boleh jadi benar/ada benarnya


(necessarily true) (not necessarily true)

Untuk meyakinkan perlu dilekatkan


tingkat keyakinan (confidence level),
misalnya 90% atau 95%.

Lihat contoh penalaran induktif dalam akuntansi pada Gambar 2.11 Tra
nsi
4/16/2018 21
Argumen Sebab-Akibat (Causal Generalization)
Argumen untuk mendukung bahwa perubahan faktor tertentu
disebabkan oleh faktor yang lain.

Kriteria Penyebaban:

1. Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek).


2. Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor
akibat.
3. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang
diidenfikasi.

Lihat kaidah penyebaban Mill pada Gambar 2.10


Tra
nsi
4/16/2018 22
Kecohan (Fallacy)
Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu
argumen yang mengandung catat (faulty) atau tidak valid.
Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk selain dengan
argumen yang valid.

Orang dapat mengecoh atau terkecoh lantaran:

• Strategem
• Salah nalar (reasoning fallacy)
• Aspek manusia dalam berargumen

Tra
nsi
4/16/2018 23
Kecohan lantaran Strategem

• Persuasi taklangsung
• Membidik orangnya
• Menyampingkan masalah
• Misrepresentasi
• Imbauan cacah
• Imbauan autoritas
• Imbauan tradisi
• Dilema semu
• Imbauan emosi

Tra
nsi
4/16/2018 24
Kecohan lantaran Salah Nalar

• Menyangkal anteseden
• Pentaksaan
• Perampatan-lebih
• Parsialitas
• Pembuktian dengan analogi
• Merancukan urutan kejadian
dengan penyebaban
• Menarik simpulan pasangan

Ketegaran ilmiah (scientific rigor) dan prinsip ketersalahan (principles of


falsifiability) bukan salah nalar. Tra
nsi
4/16/2018 25
Kecohan lantaran Aspek Manusia

• Puas dengan penjelasan sederhana


• Kepentingan mengalahkan nalar
• Sindroma tes klinis
• Mentalitas Djoko Tingkir
• Merasionalkan daripada menalar
• Persistensi
• Fiksasi fungsional

Tra
nsi
4/16/2018 26
Aspek Manusia Dalam Penalaran

 Penjelasan Sederhana
 Kepentingan Mengalahkan Nalar
 Sindroma Tes Klinis
 Mentalitas Djoko Tingkir

Tra
nsi
4/16/2018 27
TERIMA KASIH

Tra
nsi
4/16/2018 28

Anda mungkin juga menyukai