Anda di halaman 1dari 9

GEL

EVALUASI SEDIAAN SEMISOLID GEL

1. ORGANOLEPTIS
2. HOMOGENITAS
3. PH
4. DAYA SEBAR
5. DAYA LEKAT
6. VISKOSITAS
7. PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF
ORGANOLEPTIK

• PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIS DILAKUKAN SECARA VISUAL UNTUK MELIHAT TAMPILAN FISIK


SEDIAAN MELIPUTI BENTUK, WARNA DAN BAU (DIKTAT TEKNOLOGI LIKUIDA DAN
SEMISOLID HAL.127)
HOMOGENITAS

• Pengujian homogenitas merupakan parameter yang menunjukkan kualitas sediaan karena akan mempengaruhi efek
terapi dari sediaan tersebut. Pengujian homogenitas dilakukan untuk melihat dan mengetahui apakah sediaan yang
telah dibuat homogen atau tidak.
• Alat dan bahan yang digunakan:
1. Object glass
2. Mikroskop
• Analisis homogenitas dilakukan dengan cara :
1. Menimbang sabun cair sebanyak 0,1 gram, diletakkan pada object glass.
2. Diamati dibawah mikroskop pada perbesaran 100 kali.
• Interpretasi data : Sediaan harus homogen atau tidak terlihat adanya artikel-partikel kasar (Depkes RI, 1995).
PH
• Pengujian ph bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan emulgel saat digunakan sehingga tidak mengiritasi kulit.
• Alat dan bahan yang dugunakan :
1. Ph meter
2. Larutan dapar standar
3. Aquadest
4. Tissue
• Cara kerja :
1. Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph meter.
2. Alat dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar.
3. pH meter dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan kertas tissue.
4. pH meter dimasukkan dalam sediaan emulgel, sampai alat menunjukkan harga ph yang konstan.
• Interpretasi data :
Nilai ph dari suatu sediaan topikal harus berada dalam kisaran ph balance yang sesuai dengan ph kulit, yaitu 4,5-6,5.
DAYA SEBAR
• Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyebar sediaan emulgel ketika digunakan pada kulit. Semakin besar nilai
daya sebar maka semakin luas permukaan yang bisa dijangkau oleh sediaan.

• Alat dan bahan yang digunakan :

1. Kaca dan penutupnya

2. Beban dengan berat 50 gram, 100 gram, 150 gram, dan 200 gram.

• Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara (fujiastuti dan nining, 2015):

1. Menimbang sediaan emulgel 0,5 gram diletakkan ditengah-tengah kaca bulat berskala.

2. Menutup kaca dengan kaca yang lain, telah ditimbang beratnya dan dibiarkan selama 1 menit kemudian diukur diameternya.

3. Menambahkan beban 50 gram diatas kaca dan dibiarkan selama 1 menit kemudian diukur diameter daya sebarnya.

4. Menambahkan beban berat setelah 1 menit dilakukan secara terus-menerus dengan berat 100 g, 150 g, 200 g atau sampai berat
konstan.

• Interpretasi data : Daya sebar yang baik yaitu berada pada rentang nilai 5 - 7 cm untuk sediaan setengah padat (kumesan et al., 2013).
DAYA LEKAT

• Uji daya lekat yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya melekat sediaan
• Pengujian uji daya lekat dilakukan dengan cara (murtiningsih, 2014):
1. Ditimbang sediaan emulgel 0,25 gram diletakkan diantara 2 gelas objek dan ditekan dengan
beban 1 kg selama 5 menit.
2. Gelas objek dipasang pada alat tes.
3. Alat tes diberi beban 80 gram
4. Dicatat waktu pelepasan emulgel.
• Interpretasi data : Persyaratan untuk daya lekat sediaan semi padat yaitu lebih dari 1 detik
(ariesti et al., 2013).
VISKOSITAS

Untuk mengukur nilai kekentalan suatu zat, semakin tinggi nilai viskositas maka semakin tinggi
tingkat kekentalannya.
• Pengukuran dilakukan dengan alat viskometer rheosys
• Sampel 15 mL dimasukkan dalam bejana
• Pasang rotor (spindel) pada viskometer, kemudian nyalakan viskometer dengan kecepatan 10
rpm, tunggu sampai pembacaannya stabil pada spindel.
• Interpretasi data : Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000 sampai 4000 cps (Ardana,
2012).
DAFTAR PUSTAKA
• Ardana m, aeynl vebry dan ibrahim a. 2015. Formulasi dan optimasi basis gel hpmc dengan berbagai variasi
konsentrasi. J. Trop. Pharm. Chem. Fakultas farmasi univ. Mulawarman, samarindavol 3 no 2, p-issn:2087-
7099, e-issn: 2407-6090
• Ariesti, N.D., Sunnah, I., Ratnasari, N.D. 2013. Formulasi gel perasan temulawak (curcuma xanthorriza roxb.)
Sebagai gel antiseptik handsanitizer terhadap bakteri escherichia coli dan staphylococcus aureus. Jurnal ilmu
kefarmasian vol. 2 no. 2.
• Departemen kesehatan republik indonesia. 1995. Farmakope indonesia edisi IV. Jakarta: depkes RI.
• Fujiastuti, t. Dan nining sugihartini. 2015. Sifat fisik dan data iritasi gel ekstrak etanol herba pegagan
(centella asiatica L.) Dengan variasi jenis gelling agent. Journal pharmacy. Vol. 12 no. 01.
• Kumesan, yuni arista n., Paulina V. Y. Yamlean, hamidah S. Supriati. 2013. Formulasi dan uji aktivitas gel
antijerawat ekstrak umbi bakung (crinum asiaticum L.) Terhadap bakteri staphylococcus aureus secara in vitro.
Jurnal ilmiah farmasi – UNSRAT vol. 2 no. 02.
• Murtiningsih, septira, siti nani nurhaeti dan indri kusharyanti. 2014. Efektivitas gel antijerawat ekstrak
metanol daun pacar air (impatiens balsamnina L.) Terhadap bakteri propionibakterium acnes dan
staphylococcus epidermidis secara in vitro. Progam studi farmasi, fakultas kedokteran, universitas
tanggungpura pontianak. Vol. 2 no.4.

Anda mungkin juga menyukai