Anda di halaman 1dari 32

PENGERTIAN.

Bila ada sel sperma yang bertemu dengan ovum atau sel
telur maka terjadilah konsepsi atau pembuahan.

Jika nidasi terjadi barulah dapat disebut kehamilan.

Dilihat dari umur kehamilan, kelahiran/ keluarnya


konsepsi dibagi 3 :
Prematur : umur kehamilan 28-36 minggu.
Matur : umur kehamilan 36-42 minggu.
Postmatur : umur kehamilan lebih dari 42 minggu.
MEDIS/ KEDOKTERAN.
Keluarnya janin dalam trimester pertama dan
kedua kehamilan atau sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan dengan berat janin di
bawah 500 gram atau kehamilan di bawah
20 minggu.

HUKUM.
Tidak permasalahkan umur kehamilan.
Prinsip : Semua upaya penghentian kehamilan
secara dini (premature termination of pregnancy).
(Yuriprudensi Hoge Raad HR 12 April 1898).

ABORTUS adalah :
 Tindakan menghentikan kehamilan
 atau mematikan janin sebelum waktu
 kelahiran, tanpa melihat usia
kandungannya.
Jumlah kematian karena aborsi melebihi
kematian perang manapun (Amerika)
menurut :
Federal Centers for Disease Control (CDC)
dan Alan Guttmacher Institute (AGI).
Hampir 2 juta jiwa, lebih banyak dari jumlah
nyawa manusia yang dibunuh dalam perang
manapun di sejarah perang negara itu.
Di Indonesia perkiraan dari BKBN (terdata maupun
tidak), ada sekitar 2.000.000 kasus aborsi/ tahun.

Jumlah kematian karena aborsi melebihi semua


kecelakaan (James K. Glassman dari The Washington
Post pada tahun 1996). 10 kali lebih banyak daripada
semua kecelakaan yang masih ditambah kasus bunuh
diri maupun pembunuhan.

Jumlah kematian karena aborsi melebihi segala


penyakit (Daniel S.Green dari Washington Post 1996).
 Pelaku aborsi seperti tertulis dalam buku “Facts of Life”
oleh
Brian Clowes, Phd adalah wanita muda.
(Bahasa Latin)
 Pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan (nonviable).

 Janin dianggap belum viable (non viable) :


Apabila janin belum memiliki kemampuan
untuk hidup di luar kandungan tanpa peralatan
bantu kehidupan (khusus)
 Penilaian viable dan nonviable adalah
 dalam hal membedakan kasus abortus
 dengan Pembunuhan Anak Sendiri.

 Bayi dikatakan viable, jika :


 Telah dikandung ibunya selama 28 minggu.
 Tanda-tanda :
 TANDA-TANDA TERUKUR :
 Panjang badan 35 cm atau lebih.
 Berat badan 1000 gram atau lebih.

UMUR Panjang Badan (cm)

1 bulan = Pj bdn diakarkwadratkan (1 cm)

2 bulan = Pj bdn diakarkwadratkan (4 cm)

3 bulan = Pj bdn diakarkwadratkan (9 cm)

4 bulan = Pj bdn diakarkwadratkan (16 cm)

5 bulan = Pj bdn diakarkwadratkan (25 cm)

6 bulan = Pj bdn dibagi 5 (30 cm)

7 bulan = Pj bdn dibagi 5 (35 cm)

8 bulan = Pj bdn dibagi 5 (40 cm)

9 bulan = Pj bdn dibagi 5 (45 cm)
 Usia < 5 bulan :
 Umur/ bulan =
 Akar kwadrat dari
 Panjang kepala-tumit (cm).
 Usia > 5 bulan :
 Umur/ bulan =
 Panjang Kepala-tumit (cm) :5
 Jenis kelamin sudah dapat dibedakan meskipun testis pada bayi laki-laki
belum tentu turun ke dalam skrotum.
 Bulu badan, alis dan bulu mata sudah tumbuh.
 Kuku sudah melewati ujung jari.
 Inti penulangan sudah terbentuk pada tulang kalkaneus atau talus dan distal
femur.
 Lemak bawah kulit cukup merata sehingga memberikan gambaran kulit
tidak keriput.
 Pertumbuhan gigi sudah sampai pada tingkat kalsifikasi (dengan
pemeriksaan ronsenologik).
 Lanugo sedikit (dahi, punggung dan bahu).
 Pembentukan tulang rawan pada telinga telah sempurna (bila daun telinga
dilipat akan cepat kembali ke keadaan semula).
 Garis-garis telapak kaki telah terdapat melebihi 2/3 bagian depan kaki.
 Testis sudah turun mencapai skrotum (pria) labia minora tertutup oleh labia
mayora yang telah berkembang sempurna (perempuan).
 Kulit telah berwarna merah muda (pada kulit putih) atau merah kebiru-
biruan pada kulit berwarna.
PUSAT PENULANGAN UMUR (BULAN)

Klavikula. 1,5.

Tulang panjang (diafisis). 2.

Iskium. 3.

Pubis. 4.

Kalkaneus. 5-6.

Manubrium sterni. 6.

Talus. Akhir 7.

Sternum bawah. Akhir 8.

Distal femur. Akhir bln 9.

Proximal tibia. Akhir bln 9.

Kuboid. Akhir bln 9.
Calcaneus dan Tallus.
 Lakukan dorsofleksi kaki dan insisi mulai dari
tumit ke arah depan sampai sela jari kaki ketiga
dan keempat. Lalu tulang tallus dan calcaneus
dipotong longitudinal .
Distal femur dan proximal tibia.
 Lakukan flexi pada sendi lutut dan incisi
melintang. Ligamentum patellae dipotong dan
disingkirkan. Lalu, lakukan pengirisan distal
femur atau proximal tibia mulai dari ujung, lapis
demi lapis ke arah metaphyse.
1.Aborsi Spontan/ Alamiah (abortus).
A.Imminenns(hasil konsepsi masih bisadipertahankan).
A. Inscipien (hasil konsepsi tidak bisa dipertahankan).
A. Incompletus (sebgn konsepsi keluar).
A. Completus (seluruh konsepsi keluar).
Missed Abortion (janin mati dalam kandungan dan
keluar setelah 8 mgg).
2. Aborsi Provokatus.
Jenis : A. Terapuitik.
A. Kriminalis.
1.Adanya kondisi menyelamatkan sang ibu.
Sebelumnya harus meminta pertimbangan dari ahli
medis, agama, hukum, dan psikologi.
2.Harus ada informed consent dari wanita tsb.
Pelaksanaan aborsi harus dilakukan oleh dokter ahli
kebidanan dan kandungan.
3.Tempat aborsi ialah : sarana kesehatan.
 Berdasarkan umur kandungan :
a. Sampai dengan 4 minggu :
 Kerja fisik yang berlebihan.
 Melakukan kekerasan pada daerah perut.
 Pemberian obat-obatan atau bahan kimia.
 Electric shocks untuk merangsang rahim.
 Menggunakan alat penghisap (suction).
B.Sampai dengan 8 minggu :
 Pemberian obat : merangsang otot
rahim.
 Pencahar : meningkatan menstrual flow.
 Preparat hormonal : mengganggu
keseimbangan hormonal.
 Penyuntikan cairan ke rahim (carbolic).
 Menusuk kandungan.
C.Kehamilan antara 12-16 minggu :
 Menggunakan zat-zat kimia.
 Menggunakan alat kuret.
a.Kekerasan umum :
Lari-lari, loncat-loncat dan menunggang kuda.

b. Kekerasan lokal :

Tanpa alat : memijat, menginjak, memukul perut


bagian bawah.
• Dengan alat non medis : kawat, tongkat atau kayu.
• Dengan alat medis : sonde, kateter atau tang karet.
 Dengan abortifisien.
• Obat emetika.
• obat pelancar haid.
• Ecbolica : menimbulkan kontraksi
uterus.
• Garam dari logam.
 Resiko wanita karena aborsi :

A.Resiko kesehatan (PENYAKIT) dan


keselamatan fisik (KEMATIAN).

B.Resiko kesehatan mental.


 Rahim yang sobek.
 Kerusakan leher rahim.
 Kanker : payudara, indung telur,leher rahim dan
hati.
 Kelainan pada placenta/ ari-ari (Plst Previa).
 Menjadi mandul (Ectopic Pregnancy).
 Infeksi rongga panggul dan pada lapisan rahim
(Endometriosis).
I.KEMATIAN SEGERA:
• Vagal Refleks.
Karena rangsangan pada permukaan sebelah dalam dari canalis cervicalis.
• Emboli udara.
• Pada aborsi dengan alat semprot, udara dapat ikut masuk ke dalam pembuluh darah
menyumbat pada arteri jantung atau otak.

II.KEMATIAN TAK BEGITU CEPAT:


• Emboli cairan.
 Air sabun atau antiseptik. Karena terjadinya nekrosis jaringan atau hemolisis.
• Perdarahan.
• Terjadi karena robeknya vagina, serviks, atau uterus.

III. KEMATIAN LAMBAT :


• Sepsis, karena :
 Alat-alat tidak steril.
 Uterus tidak bersih.
 Robeknya usus besar.
• Gagal ginjal akut, karena : keadaan syok.
Tanda-Tanda Kehamilan.
 Uterus membesaran (teraba diatas simpisis),
ditemukan sisa-sisa janin.
 Payudara membesar akibat proliferasi kelenjar
susu.
 Ovarium : terdapat corpus luteum.

 Dinding perut kendor (Striae gravidarum).

 Pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan :


 sel-sel trofoblast dan sel-sel decidua.
 sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalitas.
• Warna kulit yang abormal seperti coklat
keemasan akibat septikemia dan kerusakan hati.
• Adanya tanda kehamilan.
• Bekas trauma, termasuk abrasi dari vulva
(jalan lahir) akibat ruda paksa.
• Perdarahan vagina.
• Kemungkinan terdapat emboli udara.
Mengenali tindakan abortus provokatus
c. DILATASI & KURETASE
Abortus dengan obat-obatan.
 Secara lokal : liang vagina atau uterus
 ditemukan sisa-sisa zat/ obat.

Abortus dengan instrumen.


 Terjadi robekan atau perforasi
 di rahim atau jalan Lahir.

Abortus dengan penyemprotan.


 Ada cairan yang berbusa antara
 dinding uterus dengan membran fetus,
 separasi sebagian plasenta dapat dijumpai.
 Dijumpai USIA janin belum Viable.
 Dijumpai tanda-tanda kekerasan.

 ASPEK MEDIKOLEGAL
I. DITINJAU DARI SEGI HUKUM.
UU RI No. 23/1992, Tentang Kesehatan, Pasal 15.
I Dalam keadaan darurat, sebagai upaya untuk menyelamatkan
jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan
medis tertentu.
II Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) hanya dapat dilakukan :
1 berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya
tindakan tersebut;
2 Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan
tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim
ahli;
3 Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami
atau keluarganya;
4 Pada sarana kesehatan tertentu.
 Pasal 80.
• Barangsiapa dengan sengaja melakukan tindakan
medik tertentu terhadap ibu hamil yang tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
 Pasal 283.
• Dalam hal menawarkan, memberikan alat untuk
mencegah atau menggugurkan kehamilan.
 Pasal 299.
• Dalam hal mengobati seorang wanita atau
menyuruh supaya diobati dengan memberitahu
bahwa oleh karena pengobatan itu dapat gugur
kandungannya.
 Pasal 346.
• Bila seorang wanita yang dengan sengaja
menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau
menyuruh orang lain.
 Pasal 347.
• Dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati
kandungan seorang wanita tidak dengan izin
wanita itu.
 Pasal 348.
• Dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati
kandungan seorang wnita dengan izin wanita
itu.
 Pasal 349.
• Bila seorang dokter, bidan, atau juru obat
membantu kejahatan tersebut

Anda mungkin juga menyukai