Anda di halaman 1dari 17

Hazard Ergonomi di Rumah Sakit

ANGGIH TRI CAHYADI (P1800216001)


RISMAYANTI YAMIN (P1800216005)
Pendahuluan

• Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi
merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan.

• Selalu ada potensi bahaya pada setiap proses/aktifitas pekerjaan. Dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan
mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini
mungkin, kecelakaan/ potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau
setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.

• Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang


ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-
ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan.
Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti
penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek.
Menurut Kurniawidjaja,L.M,hazard kesehatan di tempat kerja
dapat berasal dari semua komponen kerja berupa :

Hazard tubuh pekerja (somatic hazard)

Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard)

Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) berupa


faktor fisik, kimia dan biologik

Hazard ergonomik (ergonomic hazard) berupa faktor postur


janggal, beban berlebih, durasi panjang, frekuensi tinggi.

Hazard pengorganisasian pekerjaan (work organization


hazard).

Hazard budaya kerja (work culture hazard) berupa faktor


stress kerja.
Hazard adalah suatu kondisi atau tindakan atau potensi yang dapat menimbulkan
kerugian terhadap manusia, harta benda, proses, maupun lingkungan. Hazard
adalah segala sesuatu yang dapat berpotensi menjadi bahaya bahkan accident
atau incident. Di berbagai lingkungan kerja dipastikan kita dapat menemukan
hazard tersebut dengan melakukan identifikasi hazard.

Hazard ergonomi adalah potensi bahaya yang disebabkan terjadi karena tidak
efisiennya hubungan alat kerja dengan manusianya, biasanya berhubungan dengan
perilaku kerja manusia dengan alatnya. Disini ini adalah yang menyebabkan juga
munculnya penyakit akibat kerja karena kesalahan-kesalahan dalam perilaku
penggunaan alat kerjanya.

Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa hazard ergonomik yang dimaksud
adalah terkait dengan kondisi pekerjaan dan peralatan kerja yang digunakan oleh
pekerja termasuk work station. Jadi hazard ergonomi yang dimaksud antara lain
berupa faktor postur janggal, beban berlebih, durasi, dan frekuensi.
Hazard Ergonomi di Rumah Sakit

Bahaya ini terdapat pada hampir seluruh kegiatan di rumah sakit berupa
kegiatan: angkat dan angkut, posisi duduk, ketidak sesuaian antara
peralatan kerja dan ukuran fisik pekerja. Pengendalian dilakukan melalui
sosialisasi secara berkala oleh Unit K3.

Identifikasi Potensi Bahaya


MANUAL HANDLING
POSTUR MEMBUNGKUK
POSTUR DUDUK
Faktor hazard ergonomi

Faktor postur janggal.

Faktor beban berat

Faktor frekuensi

Faktor durasi

Postur statis

Vibrasi

Kontak dengan penekanan

Temperatur ekstrem
Gangguan kesehatan /penyakit yang diakibatkan oleh
hazard ergonomi

1. Musculoskeletal Disorders (MSDs)

2. Low Back Pain (LBP) atau Nyeri Punggung Bagian Bawah (NPB)

3. Hernia Nucleus Pulponus (HNP)

4. Sindrom Carpal Tunner

5. Thoracic Outlet Compression Syndrome (TOCS)

6. Tendinitis

7. Epicondylitis
Cara mencegah gangguan kesehatan / penyakit oleh karena hazard
ergonomi dengan melakukan perbaikan ergonomi.

Perbaikan ergonomi merupakan upaya


preventif agar pekerja dapat bekerja nyaman dan
terhindar dari penyakit akibat kerja. Perbaikan
dilakukan dengan menyesuaikan tuntutan tugas
dengan kemampuan fisik dan mental pekerja serta
mengendalikan faktor risiko ergonomi seperti yang
telah dijelaskan di atas.

Untuk pengendalian faktor risiko


ergonomi digunakan manajemen risiko
ergonomi. Sama seperti manajemen risiko
lainnya, perbaikan ergonomi dilaksanakan
dengan menggunakan siklus Antisipasi,
Rekognisi, Evaluasi dan Pengendalian (AREP).
Manajemen Risiko

Antisipasi

Rekognisi
Pengendalian
Hazard

Evaluasi
Antisipasi

Keberadaan hazard
ergonomi di tempat kerja
merupakan suatu hal yang
Hazard ergonomi yang
sangat krusial, karena itu
perlu diantisipasi di
dilakukan antisipasi
tempat kerja yaitu postur
sebelum dampak
janggal, frekuensi, durasi
kesehatan terjadi. Karena
dan beban kerja akibat
jika keberadaan hazard
tata ruang dan alat kerja
ergonomi tidak diketahui,
yang tidak ergonomis,
maka langkah perbaikan
serta bagian tubuh yang
tidak akan mungkin
dapat mengalami CTDs.
berjalan dan parahnya
penyakit musculoskeletal
tidak dapat terhindarkan.
Rekognisi

Rekognisi hazard ergonomi dan efek kesehatan


yang timbul dilakukan dengan survei jalan
selintas, observasi, wawancara, atau menggunakan
data dari ergonomis dan rekam medis. Bila
memungkinkan, melakukan pengukuran dengan
cara sederhana, misalnya membuat foto untuk
mengidentifikasi postur janggal, dan membuat
video untuk mendapatkan gerakan yang repetitif
atau statis selama bekerja.
Evaluasi

• Evaluasi dimulai dengan melakukan pengukuran terhadap hazard secara lebih


spesifik dan sistematis, dengan menggunakan metode terpilih seperti Rappid
Upper Limb Assesment (RULA), Rapid Entire Body Assesment (REBA),
Nordic Body Map (NBM), dan lain sebagainya. Penggunaannya disesuaikan
dengan jenis hazard yang ada.

• Langkah selanjutnya dibandingkan dengan kondisi fisiologis normal tubuh


(misalnya posisi normal tubuh) dan dibandingkan dengan nilai yang telah
distandardisasi pada masing-masing metode pengukuran yang dipergunakan.

• Langkah penting adalah mencari sumber yang menyebabkan postur


janggal,postur statis, gerakan berulang dan penggunaan otot berlebihan
serta faktor risiko lainnya. Gejala CTDs dinilai tingkat keparahannya, dan
dicari korelasinya dengan faktor risiko yang teridentifikasi, dihitung tingkat
risikonya, dan ditetapkan prioritas pengendaliannya.
Pengendalian

Setelah kita mengetahui tingkat risiko ergonomi pada


pekerja serta penilaiannya, selanjutnya dilakukan tindakan
pengendalian. Pengendalian tersebut didasarkan pada
masing-masing faktor risiko yang ada yaitu :

Postur janggal. Frekuensi

Durasi Beban kerja.


SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai