Anda di halaman 1dari 12

Limbah Pulp dan Kertas

Pendahuluan
• Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan
baku berserat (kayu maupun non kayu)
melalui berbagai proses pembuatannya
(mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari
serat-serat (selulosa dan hemiselulosa)
sebagai bahan baku kertas
• Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal
dari pulp.
Bahan Baku Industri Pulp dan Kertas
Menurut Rini (2002), kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas
mengandung beberapa komponen, yaitu:
1. Selulosa, merupakan komponen yang paling dikehendaki dalam
pembuatan kertas karena bersifat panjang dan kuat. Menurut
Stanley (2001) dalam kayu mengandung sekitar 50 % komponen
selulosa.
2. Hemiselulosa, lebih mudah larut dalam air dan biasanya
dihilangkan dalam proses pulping.
3. Lignin, berfungsi merekatkan serat-serat selulosa sehingga
menjadi kaku. Pada proses pulping secara kimia dan proses
pemutihan akan menghilangkan komponen lignin tanpa
mengurangi serat selulosa. Menurut Stanley (2001) komponen
lignin dalam kayu adalah sekitar 30 %.
4. Bahan ekstraktif, yang meliputi hormon tumbuhan, resin, asam
lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi
kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam
limbah industri kertas. Menurut Stanley (2001), jumlah komponen
hemiselulosa dan hidrokarbon dalam kayu adalah sekitar 20 %.
hemiselulosa
selulosa

lignin
Limbah Industri Pulp dan kertas
• Limbah merupakan buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga atau yang
lebih dikenal sabagai sampah), yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomis.
• Warnanya yang kehitaman atau abu-abu
keruh, bau yang khas, kandungan padatan
terlarut dan padatan tersuspensi yang tinggi,
COD yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi
biologis
Jenis Limbah Industri Pulp dan Kertas
• Limbah Padat
a. Sludge, adalah suatu bahan yang terdiri atas
padatan 90% dan air 10%. Sludge didapat dari
proses pengendapan pada efflument treatment
plant, mengandung bahan organik yang berasal dari
bahan baku pulp.
b. Biosludge, adalah hasil samping dari efflument
treatment yakni dari proses biological aeration,
tersusun dari bahan baku pulp, selain mengandung
mikroorganisme sebagai efek dari biological
aeration.
c. Pith, adalah bahan dari proses depething plant yaitu
proses pemisahan secara mekanik bahan baku pulp
yaitu antar bahan serat dan bahan bukan serat
• Limbah Cair
a. limbah korosif yang dihasilkan dari penggunaan asam dan basa
kuat dalam proses pembuburan kertas
b. limbah pewarna dan tinta yang mengandung logam berat
• Partikulat
• Limbah gas, terdiri dari:
a. Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan
proses pemulihan bahan kimia.
b. Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery
furnace dan lime kiln (tanur kapur).
c. Uap
Dampak Limbah Industri Pulp dan
Kertas
Menurut Isyuniarto, dkk (2007), pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh industri pulp dan
kertas, antara lain
1. Membunuh ikan, kerang dan invertebrata
akuatik lainnya, sehingga bisa berdampak pada
manusia yang mengkonsumsinya.
2. Masuknya zat kimia karsinogen dan zat
pengganggu aktivitas hormon ke dalam
lingkungan.
3. Menghabiskan jutaan liter air tawar.
Menurut Green (2005) dalam Rahmani (2016), terdapat
beberapa senyawa dalam limbah padat industri pulp dan
kertas yang berpeluang besar bersifat karsinogenik bagi
kesehatan manusia, yaitu:
• Asbes, yang dapat menyebabkan kanker paru-paru.
• Aditif kertas lainnya termasuk benzidine-base dyes,
formaldehid dan epichlorohydrin yang berpeluang
menimbulkan kanker pada manusia.
• Kromium heksavalen dan senyawa nikel, bersifat
karsinogenik terhadap paru-paru dan organ pernafasan
lain. Menurut Palar (2008), ion-ion Cr6+ (kromium
heksavalen) dalam proses metabolisme dalam tubuh akan
menghalangi atau mampu menghambat kerja dari enzim
benzopiren hidroksilase yang dapat mengakibatkan
perubahan pada kemampuan pertumbuhan sel, sehingga
sel-sel menjadi tumbuh secara liar dan tidak terkontrol
(menjadi sel kanker). Hal inilah yang menjadi dasar dari
penggolongan kromium ke dalam kelompok logam yang
bersifat karsinogenik.
• Debu kayu (utamanya kayu keras), yang dikenal sebagai penyebab
kanker pada saluran pernafasan.
• Hidrazin, styren, minyak mineral, chlorinated phenols dan dioksin
yang berpeluang besar menyebabkan kanker. Menurut Yuniarti
(2008), dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan
konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai
makanan karena adanya proses biomagnifikasi. Hal ini
menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam jaringan tubuh menjadi
ratusan kali lebih besar. Tahun 1998 WHO menetapkan ambang
batas aman konsumsi dioksin, yaitu 1-4 pikogram (sepertriliun
gram) dioksin per-kilogram berat badan. Dalam jumlah sedikit saja
dioksin sudah sangat berbahaya, apalagi dalam jumlah besar maka
dioksin akan bersifat karsinogenik (pemicu kanker). Konsentrasi
yang lebih tinggi akan menyebabkan penyakit kulit chloracne
(jerawat yang parah disertai dengan erupsi kulit dan kista). Dioksin
juga akan menyebabkan penurunan hormon reproduksi pria hingga
50% dan menyebabkan kanker prostat dan kanker testis, sedangkan
pada wanita dioksin akan menyebabkan kanker payudara dan
endometriosis, yakni jaringan selaput lendir rahim yang masih
berfungsi tumbuh di luar rongga rahim.

Anda mungkin juga menyukai