• Dengan semakin besar proporsi populasi orang-orang lanjut usia (lansia) beserta heterogenitas, pengalaman hidup yang kompleks, dan perubahan demografis dalam populasi, penting bagi professional kesehatan mental untuk bersiap-siap mengakses dan menagngani klien-klien lansia. Terlepas dari kecenderungan untuk memandang lansia sebagai populasi yang homogen dilihat dari nilai-nilai, motif, status social psikologis serta perilakunya, penelitian menunjukkan bahwa lansia adalah populasi yang sangat beragam dan heterogen (Jackson, Chatter, dan Taylor, 1993; Williams, Lavizzo-Mourey, dan Warren, 1994). Mereka memiliki karakteristik-karakteristik yang sama dan yang berbeda dengan kelompok-kelompok usia lainnya. • Dalam mengonseptualisasikan penuaan, pembedaan yang berfaedah adalah dengan membedakan antara the young-old dan the oldest-old (Berger dan Thompson, 1998). Istilah oldest-old mengacu pada orang-orang yang berumur 85 tahun keatas. Tetapi, sebagian peneliti khawatir apabila pembedaan itu dapat menjadikan pensetereotipan terhadap kelompok the oldest-old (Binstock, 1992). Ini poin yang penting karena umur kronologis bukan satu-satunya faktor yang menentukan bagaimana orang menyesuaikan diri terhadap penuaannya. Keadaan pikiran, kebiasaan terkait kesehatan, dan pandangan social dan psikologis secara umum tentang hidup juga menentukan penyesuaian terhadap penuaan. Di Amerika jumlah penduduk berusia 65 tahun atau lebih deperkirakan akan meningkat dari 35 juta pada tahun 2000 menjadi 78 juta pada tahun 2050, peningkatan jumlah tertinggi dibandingkah kelompok usia lain. Di seluruh dunia jumlah individu berusia di atas 65 tahun mencapai 750 juta pada tahun 2050. • Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen. Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua dalam konteks eksistensi manusia, yaitu sebagai masa hidup yang memberi mereka kesempatan-kesempatan untuk tumbuh berkembang dan bertekad berbakti. Ada juga lanjut usia yang memandang usia tua dengan sikap-sikap yang berkisar antara kepasrahan yang pasif dan pemberontakan , penolakan, dan keputusasaan. Lansia ini menjadi terkunci dalam diri mereka sendiri dan dengan demikian semakin cepat proses kemerosotan jasmani dan mental mereka sendiri.