Oleh :
MUSTAQIN
1607101030051
Pembimbing :
DR.dr. Mulyadi, Sp.P(K)
PENDAHULUAN
PPOK adalah suatu penyakit paru kronik yang ditandai oleh adanya
hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya
reversible. Penyakit tersebut biasanya progresif dan berhubungan
dengan respons inflamasi abnormal paru terhadap partikel
berbahaya atau gas beracun.
Umur 63 tahun
Pekerjaan Petani
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Riwayat Pengobatan:
• Riwayat mengkonsumsi obat obatan disangkal
MCH 30 27-31
MCHC 35 32-36
PDW 11,2
Hitung Jenis
Eosinofil 0 0-6%
Basofil 0 0-2%
Limfosit 7* 20-40%
Monosit 4 2-8%
Lanjutan......
Jenis pemeriksaan 3/12/2017 Nilai Normal
Faal Hemostasis
Waktu perdarahan 3 1-7 menit
Imunoserologi
HBsAG Negatif Negatif
Kimia Klinik
Gula darah sewaktu 93 <200 mg/dl
Elektrolit
Natrium 137 132-146 mmol/L
Kalium 2,9* 3,7-5,4 mmol/L
Klorida 102 98- 106 mmol/L
Natrium 137 132-146 mmol/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Thorax X-Ray (14 Desember 2017)
DIAGNOSIS
PPOK
Diagnosis
Asma
Banding Pneumonia
PPOK eksarsebasi
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Suportif Diet RKTP
O2 2 liter/ menit via nasal kanul
Broncoscopy
Spirometri
Prognosis
•PPOK adalah penyebab utama kematian ketiga di Amerika Serikat dan beban ekonomi
PPOK di AS pada tahun 2007 adalah 426 juta dollar dalam biaya perawatan kesehatan
dan kehilangan produktivitas
•Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 asma, bronkitis kronik dan emfisema
menduduki peringkat ke - 5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab
kesakitan utama
•SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke - 6 dari 10 penyebab tersering kematian di
Indonesia.
Faktor Resiko
batuk kronik
yang hilang
timbul Dapat juga
memberikan gejala
berdahak
Manifestasi yang tidak khas seperti
malaise, fatigue dan
riwayat
terpajan
asap rokok
riwayat
terpajan
debu
Diagnosis
Anamnesis
Terdapat faktor
predisposisi pada
Riwayat merokok masa bayi/anak, mis
atau bekas berat badan lahir
rendah (BBLR),
perokok dengan infeksi saluran
atau tanpa gejala napas berulang,
pernapasan lingkungan asap
rokok dan polusi
udara
- Batuk berulang
dengan atau Riwayat terpajan
tanpa dahak zat iritan yang
- Sesak dengan bermakna di
atau tanpa bunyi tempat kerja
mengi
Pemeriksaan Fisik
Spirometri
Mikrobiologi
Radiologi sputum
Pemeriksaan
Penunjang
Analisis Laboratoriu
m darah
gas darah rutin
Tatalaksana
Edukasi
Obat-obatan
Terapi oksigen
Nutrisi
Rehabilitasi PPOK
TINJAUAN PUSTAKA
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Anamnesis: •Roisin membagi gejala klinis PPOK
eksaserbasi akut menjadi gejala respirasi
Berdasarkan anamnesis, pasien dan gejala sistemik. Gejala respirasi yaitu
mengeluhkan sesak napas sejak 1 minggu berupa sesak nafas yang semakin
sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas bertambah berat, peningkatan volume
dirasakan sering timbul dan dirasakan dan purulensi sputum, batuk yang semakin
memberat sejak 3 hari yang lalu. sering dan nafas yang dngakal dan cepat
•Gejala sistemik ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh, peningkatan
deyut nadi serta gangguan status mental
pasien. Penurunan VEP1 merupakan gejala
yang khas pada PPOK, obstruksi jalan
napas perifer menyebabkan udara
terperangkap dan mengakibatkan
hiperinflasi.
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Anamnesis: • Gejala batuk kronis dengan sputum
• Selain itu pasien juga bertambah purulen merupakan gejala PPOK
mengeluhkan batuk sejak 1 eksaserbasi akut. Batuk merupakan reaksi
minggu ini. Batuk yang dialami tubuh terhadap iritasi saluran pernapasan
pasien berdahak berwarna putih oleh benda-benda asing, misalnya infeksi
kekuningan. mikroorganisme dan cara tubuh untuk
mengeluarkan benda asing. Bila partikel
infeksi masuk dalam saluran pernapasan
akan menempel didalam saluran napas dan
parenkim paru. Akumulasi sekret pada
saluran pernapasan membuat saluran
pernapasan tidak efektif dan mengakibatkan
respon batuk serta mengakibatkan gejala
batuk kronis
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Anamnesis: • Pada orang yang memiliki riwayat merokok
• Pasien seorang laki-laki berumur atau perokok pasif sampai usia 40 tahun
63 tahun. Pasien seorang perokok, dapat menimbulkan penurunan fungsi paru,
sudah 40 tahun pasien merokok. umumnya gejala PPOK dapat muncul pada
Dalam sehari pasien dapat usia > 60 tahun. Pasien memiliki kebiasaan
menghabiskan 3 bungkus rokok. merokok. Berdasarkan riwayat kebiasaan,
pasien memiliki faktor risiko terjadinya PPOK
• Kerusakan struktur paru akibat respon
inflamasi terjadi saat pajanan gas beracun
seperti asap rokok yang mengaktifkan
makrofag alveolar dan sel epitel saluran
pernapasan sehingga membentuk faktor
kemotaktik. Selanjutnya faktor kemotaktik
tersebut akan menginduksi infiltrasi sel-sel
hematopoetik pada paru yang dapat
menimbulkan kerusakan struktur paru
ANALISA KASUS
Kasus Teori
Anamnesis: • Antibiotik yang digunakan adalah Ceftriaxon,
• Pada pasien ini antibiotik yang yang merupakan golongan Sefalosporin
digunakan adalah Ceftriaxon generasi ke 3. Pemberian antibiotik adalah
• Pada pasien ini juga diberikan salah satu yang penting dalam terapi PPOK
injeksi kortikosteroid eksaserbasi akut. Menurut GOLD baik
golongan sephalosporin dan fluoroquinolon
keduanya dapat digunakan sebagai antibiotik
untuk PPOK eksaserbasi akut.
Kasus Teori
• Pasien juga mendapatkan terapi • Nebulizer beta-2 agonis kerja cepat yaitu
nebulizer beta-2 agonis nebul combivent (Ipratropium Bromida 0,5 mg +
Salbutamol sulphate 2,5 mg). Bronkodilator
diberikan secara tunggal atau kombinasi sesuai
dengan klasifikasi derajat beratnya penyakit
serta diutamakan dalam bentuk obat inhalasi, .
ANALISA KASUS
Kasus Teori
• Pasien juga mendapatkan terapi •.Pemberian terapi oksigen penting untuk
oksigen mempertahankan oksigenasi seluler dan
mencegah kerusakan sel otot maupun organ
lainnya.Manfaat pemberian oksigen yaitu:
mengurangi sesak, memperbaiki fungsi
neuropsikiatri dan meningkatkan kualiti hidup
ANALISA KASUS
Kasus Teori
• Pada pemeriksaan radiologis •.Radiologis dada penting untuk menilai luas
dilakukan foto thoraks keparahan, komplikasi dan respon terhadap
terapi. Gambarannya tidak spesifik, mulai dari
bercak kecil, infiltrat, air bronkogram (airspace
disease) hingga pneumonia interstisial
(Interstitial disease)
Kesimpulan