Anda di halaman 1dari 43

Laporan kasus

PPOK Eksarsebasi Akut

Oleh :
MUSTAQIN
1607101030051

Pembimbing :
DR.dr. Mulyadi, Sp.P(K)
PENDAHULUAN
PPOK adalah suatu penyakit paru kronik yang ditandai oleh adanya
hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya
reversible. Penyakit tersebut biasanya progresif dan berhubungan
dengan respons inflamasi abnormal paru terhadap partikel
berbahaya atau gas beracun.

Penyakit paru obstruktif kronis eksaserbasi yaitu perburukan


kondisi yang bersifat akut dengan gejala sesak nafas bertambah,
produksi sputum meningkat, serta perubahan warna sputum.
Faktor penyebab eksaserbasi akut diantaranya; infeksi saluran
pernapasan, polusi udara, dan lingkungan

Penatalaksanaan PPOK secara umum bertujuan untuk mencegah


progresivitas dari penyakit, mengurangi gejala, meningkatkan
toleransi terhadap aktivitas, meningkatkan status kesehatan,
mencegah dan menangani komplikasi, mencegah dan menangani
eksaserbasi.
3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama / CM Nur Zamli

Umur 63 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki

Alamat Aceh Besar

Tgl. Pemeriksaan 18 Desember 2017

Pekerjaan Petani
LAPORAN KASUS
 Anamnesis

Keluhan Sesak Keluhan Batuk,


Tambaha
utama nafas demam
n

Riwayat Penyakit Sekarang :


• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas dirasakan semakin
memberat sejak 3 hari. Sesak nafas di ikuti dengan suara
mengi. Sesak nafas dipengaruhi aktivitas dan tidak
. dipengaruhi cuaca. Selain itu pasien juga mengeluhkan batuk
sejak 1 minggu ini. Batuk yang dialami pasien berdahak
berwarna putih kekuningan. Pasien juga mengeluhkan demam
sejam 2 hari yang lalu, demam tidak terlalu tinggi.
Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat hipertensi, diabetes dan Tb disangkal

Riwayat penyakit keluarga


• Tidak ada pihak keluarga yang mengalami hal yang sama seperti
yang dialami oleh pasien. Riwayat sesak napas dan batuk pada
keluarga tidak ada.

Riwayat Pengobatan:
• Riwayat mengkonsumsi obat obatan disangkal

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan


Kebiasaan :
• Pasien seorang perokok, sudah 40 tahun pasien merokok. Dalam
sehari pasien dapat menghabiskan 3 bungkus rokok.
PEMERIKSAN FISIK
VITAL SIGN

Keadaan Umum :Baik


Kesadaran :compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 128 x/menit
Napas : 25 x/menit
Suhu : 37,1 ˚C
Kepala : bentuk normocephal,
simetris, nyeri tekan (-)
Kulit : warna kulit sawo matang ,
sianosis (-), turgor kulit normal

Mata : Pupil bulat (+/+), isokor,


Telinga : sekret (-) (3 mm/ 3mm),
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Hidung : sekret (-),
deviasi septum (-)
Mulut : bibir sianosis (-),
lidah kotor (-), selaput putih (-)
Leher : pembesaran limfanodi supraklavikula (-/-),
kaku kuduk (-/-), deviasi trakea (-/-),
bedungan JVP (-)

Ekstremitas: akral hangat (+), Abdomen


edema (-/-), Inspeksi : bentuk simetris, venektasi (-)
sianosis (-), Palpasi : nyeri tekan (-)
Capillary Refill Time < 2 detik. Perkusi : timpani pada ke empat kuadran, asites (-)
Auskultasi : bising usus normal
Pemeriksaan Fisik Kanan Kiri

Inspeksi Normal Normal

Palpasi Fremitus normal Fremitus normal

Perkusi Sonor sonor

Auskultasi Vesikuler Vesikuler


Wheezing (+) Wheezing(+)
 Inspeksi : ictus cordis terlihat di SIC V
 Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V
 Perkusi :
 Batas atas : SIC III garis midklavikula
sinistra
 Batas kanan : SIC V garis para sternalis
dekstra
 Batas kiri : SIC VI garis midklavikula
sinistra
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular
tunggal, murmur
(-), gallop (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan 17/12/2017 Nilai Normal
Hematologi Laboratorium
Darah Rutin
Hemoglobin 12,7* 14,0-17,0 g/dl

Hematokrit 36* 45-55 %

Eritrosit 4,3* 4,7-6,1 .106/mm3


Leukosit 18,0* 150-450 . 103/mm3
Trombosit 256 4,5-10,5 . 103U/L
MCV 84 80-100

MCH 30 27-31

MCHC 35 32-36

RDW 13,2 11,5-14,5 fl

MPV 10,0 7,2-11,1 fl

PDW 11,2

Hitung Jenis
Eosinofil 0 0-6%

Basofil 0 0-2%

Netrofil Batang 1* 2-6

Netrofil Segmen 88* 50-70%

Limfosit 7* 20-40%

Monosit 4 2-8%
Lanjutan......
Jenis pemeriksaan 3/12/2017 Nilai Normal
Faal Hemostasis
Waktu perdarahan 3 1-7 menit

Waktu pembekuan 8 5-15 menit

Imunoserologi
HBsAG Negatif Negatif

Kimia Klinik
Gula darah sewaktu 93 <200 mg/dl

Ureum 58* 13-43 mg/dL

Kreatinin 0.94 0,67-1,17 mg/dL

Elektrolit
Natrium 137 132-146 mmol/L
Kalium 2,9* 3,7-5,4 mmol/L
Klorida 102 98- 106 mmol/L
Natrium 137 132-146 mmol/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Thorax X-Ray (14 Desember 2017)
DIAGNOSIS
PPOK
Diagnosis
Asma
Banding Pneumonia

PPOK eksarsebasi
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Suportif Diet RKTP
O2 2 liter/ menit via nasal kanul

IVFD RL + aminophilin 1 amp/6 j (20 gtt/i)


Inj Ceftriaxon 1 gr/12 jam
Inj. Dexametason 1 amp/6 jam
Medika-
mentosa
Inj. Omeprazol 1 amp/12 jam
Inj Metilprednisolon 125 mg/12 jam
Nebul Combivent/4 jam
Nebul Pulmicort/12 jam
Planning

Broncoscopy
Spirometri
Prognosis

Vitam Functionam Sanactionam:


dubia ad bonam dubia ad bonam dubia ad bonam
15/12/2017 16/12/2017

S: sesak nafas, batuk, S: sesak nafas, batuk,


 Follow up harian
suara serak suara serak
O: O:
TD = 120/70 mmHg TD = 110/80 mmHg
Nadi= 72 x/i Nadi= 82 x/i
RR= 20 x/i RR= 82 x/i
T= 36,1 C T= 36,4 C

I= Asimetris , kanan I= Asimetris , kanan


tertinggal ,statis dan tertinggal ,statis dan
dinamis dinamis
P= Sfka > SFki P= Sfka > SFki
P= sonor/redup P= sonor/redup
A= Vesikuler (+/+ ), Rhonki A= Vesikuler (+/+ ),
(+/+), Wheezing (+/+) Rhonki (+/+), Wheezing
(-/-)
A:
PPOK eksarsebasi akut A:
Pnemonia PPOK eksarsebasi akut
Susp. Tumor paru kanan Pnemonia geriatri
Hipokalemia (2,9) Susp. Tumor paru kanan
dd.tumor mediastinum
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
PPOK
• Menurut GOLD (Global Inisiative for Chronic Obstructive Lung
Disease), PPOK Adalah penyakit yang ditandai oleh hambatan
aliran udara di saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel.
Hambatan aliran udara tersebut biasanya bersifat progressif dan
berhubungan dengan respon inflamasi pulmonal terhadap partikel
atau gas berbahaya

PPOK eksaserbasi akut


• PPOK eksaserbasi akut didefinisikan sebagai suatu
kejadian akut yang ditandai dengan memburuknya
gejala respiratori pasien yang melebihi variasi normal
hari ke hari dan menyebabkan perlunya perubahan
pengobatan
Epidemiologi
•Di seluruh dunia, PPOK menduduki peringkat keenam sebagai penyebab utama
kematian pada tahun 1990. Hal ini diproyeksikan menjadi penyebab utama keempat
kematian di seluruh dunia pada 2030 karena peningkatan tingkat merokok dan
perubahan demografis di banyak negara

•PPOK adalah penyebab utama kematian ketiga di Amerika Serikat dan beban ekonomi
PPOK di AS pada tahun 2007 adalah 426 juta dollar dalam biaya perawatan kesehatan
dan kehilangan produktivitas

•Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1986 asma, bronkitis kronik dan emfisema
menduduki peringkat ke - 5 sebagai penyebab kesakitan terbanyak dari 10 penyebab
kesakitan utama

•SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angka kematian karena asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke - 6 dari 10 penyebab tersering kematian di
Indonesia.
Faktor Resiko

1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab


kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor
penyebab lainnya.
2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat
kerja
3. Hipereaktiviti bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di
Indonesia
Etiologi
Eksaserbasi dari PPOK dapat
dicetuskan oleh berbagai fakor.
Penyebab paling sering adalah Pasien PPOK dikatakan mengalami
infeksi saluran nafas (virus ataueksaserbasi akut bila kondisi
bakteri). Dan dapat pulapasien mengalami perburukan Eksaserbasi ini biasanya
disebabkan oleh Polusi udara yang bersifat akut dari kondisi disebabkan oleh infeksi (bakteri
yang sebelumnya stabil dan atau virus), bronkospasme, polusi
udara atau obat golongan sedatif.
dengan variasi gejala harian Sekitar sepertiga penyebab
Studi bronkoskopik normal sehingga pasien eksaserbasi ini tidak diketahui
menunjukkan bahwa sedikitnya memerlukan perubahan
50% pasien memiliki bakteri pada pengobatan yang biasa digunakan
saluran nafas bagian bawah
selama eksaserbasi dari PPOK
Patofisiologi
Sesak nafas yang
bersifat kronis
dan progresif

batuk kronik
yang hilang
timbul Dapat juga
memberikan gejala
berdahak
Manifestasi yang tidak khas seperti
malaise, fatigue dan

klinis gangguan susah tidur

riwayat
terpajan
asap rokok
riwayat
terpajan
debu
Diagnosis

Anamnesis

Terdapat faktor
predisposisi pada
Riwayat merokok masa bayi/anak, mis
atau bekas berat badan lahir
rendah (BBLR),
perokok dengan infeksi saluran
atau tanpa gejala napas berulang,
pernapasan lingkungan asap
rokok dan polusi
udara
- Batuk berulang
dengan atau Riwayat terpajan
tanpa dahak zat iritan yang
- Sesak dengan bermakna di
atau tanpa bunyi tempat kerja
mengi
Pemeriksaan Fisik

• - Pursed - lips breathing, Barrel chest ,Penggunaan otot


bantu napas ,Hipertropi otot bantu napas, Pelebaran sela iga
Inspeksi/ , tungkai, Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi • Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar

• Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak


diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
Perkusi

• - suara napas vesikuler normal, atau melemah


• - terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa
Auskultas atau pada ekspirasi paksa ekspirasi memanjang
i • - bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan Penunjang

Spirometri

Mikrobiologi
Radiologi sputum

Pemeriksaan
Penunjang

Analisis Laboratoriu
m darah
gas darah rutin
Tatalaksana
Edukasi

Obat-obatan

Terapi oksigen

Nutrisi

Rehabilitasi PPOK
TINJAUAN PUSTAKA
ANALISA KASUS

Kasus Teori
Anamnesis: •Roisin membagi gejala klinis PPOK
eksaserbasi akut menjadi gejala respirasi
Berdasarkan anamnesis, pasien dan gejala sistemik. Gejala respirasi yaitu
mengeluhkan sesak napas sejak 1 minggu berupa sesak nafas yang semakin
sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas bertambah berat, peningkatan volume
dirasakan sering timbul dan dirasakan dan purulensi sputum, batuk yang semakin
memberat sejak 3 hari yang lalu. sering dan nafas yang dngakal dan cepat
•Gejala sistemik ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh, peningkatan
deyut nadi serta gangguan status mental
pasien. Penurunan VEP1 merupakan gejala
yang khas pada PPOK, obstruksi jalan
napas perifer menyebabkan udara
terperangkap dan mengakibatkan
hiperinflasi.
ANALISA KASUS

Kasus Teori
Anamnesis: • Gejala batuk kronis dengan sputum
• Selain itu pasien juga bertambah purulen merupakan gejala PPOK
mengeluhkan batuk sejak 1 eksaserbasi akut. Batuk merupakan reaksi
minggu ini. Batuk yang dialami tubuh terhadap iritasi saluran pernapasan
pasien berdahak berwarna putih oleh benda-benda asing, misalnya infeksi
kekuningan. mikroorganisme dan cara tubuh untuk
mengeluarkan benda asing. Bila partikel
infeksi masuk dalam saluran pernapasan
akan menempel didalam saluran napas dan
parenkim paru. Akumulasi sekret pada
saluran pernapasan membuat saluran
pernapasan tidak efektif dan mengakibatkan
respon batuk serta mengakibatkan gejala
batuk kronis
ANALISA KASUS

Kasus Teori
Anamnesis: • Pada orang yang memiliki riwayat merokok
• Pasien seorang laki-laki berumur atau perokok pasif sampai usia 40 tahun
63 tahun. Pasien seorang perokok, dapat menimbulkan penurunan fungsi paru,
sudah 40 tahun pasien merokok. umumnya gejala PPOK dapat muncul pada
Dalam sehari pasien dapat usia > 60 tahun. Pasien memiliki kebiasaan
menghabiskan 3 bungkus rokok. merokok. Berdasarkan riwayat kebiasaan,
pasien memiliki faktor risiko terjadinya PPOK
• Kerusakan struktur paru akibat respon
inflamasi terjadi saat pajanan gas beracun
seperti asap rokok yang mengaktifkan
makrofag alveolar dan sel epitel saluran
pernapasan sehingga membentuk faktor
kemotaktik. Selanjutnya faktor kemotaktik
tersebut akan menginduksi infiltrasi sel-sel
hematopoetik pada paru yang dapat
menimbulkan kerusakan struktur paru
ANALISA KASUS

Kasus Teori
Anamnesis: • Antibiotik yang digunakan adalah Ceftriaxon,
• Pada pasien ini antibiotik yang yang merupakan golongan Sefalosporin
digunakan adalah Ceftriaxon generasi ke 3. Pemberian antibiotik adalah
• Pada pasien ini juga diberikan salah satu yang penting dalam terapi PPOK
injeksi kortikosteroid eksaserbasi akut. Menurut GOLD baik
golongan sephalosporin dan fluoroquinolon
keduanya dapat digunakan sebagai antibiotik
untuk PPOK eksaserbasi akut.

• Kortikosteroid sistemik dan antibiotik dapat


mempercepat waktu penyembuhan,
memperbaiki fungsi paru (FEV1) dan
hipoksemia arteri (PaO2), dan mengurangi
risiko terjadinya kambuh, gagal pengobatan
dan lamanya pengobatan
ANALISA KASUS

Kasus Teori
• Pasien juga mendapatkan terapi • Nebulizer beta-2 agonis kerja cepat yaitu
nebulizer beta-2 agonis nebul combivent (Ipratropium Bromida 0,5 mg +
Salbutamol sulphate 2,5 mg). Bronkodilator
diberikan secara tunggal atau kombinasi sesuai
dengan klasifikasi derajat beratnya penyakit
serta diutamakan dalam bentuk obat inhalasi, .
ANALISA KASUS

Kasus Teori
• Pasien juga mendapatkan terapi •.Pemberian terapi oksigen penting untuk
oksigen mempertahankan oksigenasi seluler dan
mencegah kerusakan sel otot maupun organ
lainnya.Manfaat pemberian oksigen yaitu:
mengurangi sesak, memperbaiki fungsi
neuropsikiatri dan meningkatkan kualiti hidup
ANALISA KASUS

Kasus Teori
• Pada pemeriksaan radiologis •.Radiologis dada penting untuk menilai luas
dilakukan foto thoraks keparahan, komplikasi dan respon terhadap
terapi. Gambarannya tidak spesifik, mulai dari
bercak kecil, infiltrat, air bronkogram (airspace
disease) hingga pneumonia interstisial
(Interstitial disease)
Kesimpulan

PPOK adalah suatu penyakit paru kronik yang ditandai oleh


adanya hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak
sepenuhnya reversible. Penyakit tersebut biasanya progresif
dan berhubungan dengan respons inflamasi abnormal paru
terhadap partikel berbahaya atau gas beracun

Penyakit paru obstruktif kronis eksaserbasi yaitu


perburukan kondisi yang bersifat akut dengan gejala
sesak nafas bertambah, produksi sputum meningkat,
serta perubahan warna sputum.

PPOK eksaserbasi akut dapat ditegakkan melalui anamnesis yaitu


dengan dijumpai gejala khas sesak nafas yang semakin bertambah,
produksi sputum yang meningkat dan perubahan warna sputum.
Tujuan dari penatalaksanaan PPOK eksaserbasi adalah untuk
meminimalkan pengaruh eksaserbasi yang sedang berlangsung dan
mencegah terjadinya eksaserbasi berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai