Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus Urologi

Hidronefrosis ec
Pyelolithiasis

Fikri Akbar
Nadia Anisah Rizar
Rezeky Aulya
Rizki Ananda
PENDAHULUAN
• Mengatur keseimbangan cairan tubuh
Ginjal dan elektrolit  mensekresikan
kelebihannya (urin)

• Di Amerika, 2.9% pada wanita dan 3.3%


Epidemiologi pada pria

Etiologi • Obstruksi (paling sering)


Letak Ginjal
• Berat 150 gram
• Ukuran panjang 10-13 cm dan
lebar 5-7,5 cm

bf 7

• Ginjal terletak pada posisi


retroperitoneal di daerah lumbal
superior.
• Ginjal kanan terletak lebih rendah dari
kiri.
Struktur Ginjal
Vaskularisasi Ginjal
Fungsi Ginjal
• Membantu mempertahankan keseimbangan asam-
basa tubuh.
• Mengeluarkan zat-zat toksik atau racun
• Mengeluarkan produk-produk akhir (sisa)
metabolisme tubuh.
Hidronefrosis
• dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu
atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi
pada aliran normal urin menyebabkan urin
mengalir balik sehingga tekanan di ginjal
meningkat
Etiologi Hidronefrosis

Jaringan parut
Batu Neoplasma/tumor
ginjal/ureter.

Kelainan konginetal
pada leher Penyempitan
Hipertrofi prostat
kandung kemih dan uretra
uretra

Pembesaran uterus
Etiologi Pyelolitiasis
• Hiperkalsiuria peningkatan absorbsi kalsium pada
usus, reabsorbsi kalsium berlebihan dari tulang, &
ketidakmampuan tubulus ginjal u/ mengfiltrasi
kalsium di glomelurus.
• Batu kalsium
• Batu struvit  ISK
• Batu asam urat
• Batu sistin
• Obat-obatan  guaifenesin, triamterene, silicate,
sulfa
Gejala Klinis Akut
• Sakit di pinggang
• Disuria
• Demam
• Nyeri tekan
• Piuria / hematuria
Diagnosis

CT- BNO
USG BNO
SCAN IVP IVP
IVP
• Intravenous Pyelography (IVP) atau dikenal
dengan Intra Venous Urography: foto yang
dapat menggambarkan keadaan system
urinaria melalui bahan kontras radio-opak.
• Tujuan: mendapatkan gambaran radiologi,
anatomi dan fisiologi, menilai keadaan anatomi
dan fungsi serta mendeteksi kelainan patologis
dari ginjal, ureter, dan buli-buli.
Grade Hidrinefrosis

Hidronefrosis Hidronefrosis
derajat 3. derajat 4.
Hidronefrosis Hidronefrosis
derajat 1. derajat 2. Dilatasi pelvis Dilatasi pelvis
renalis, kaliks renalis, kaliks
Dilatasi pelvis Dilatasi pelvis
mayor dan kaliks mayor dan kaliks
renalis tanpa renalis dan kaliks
minor. Tanpa minor. Serta
dilatasi kaliks. mayor.
adanya penipisan adanya penipisan
Kaliks berbentuk Kaliks berbentuk
korteks. korteks calices
blunting, alias flattening, alias
Kaliks berbentuk berbentuk
tumpul. mendatar.
clubbing, alias ballooning alias
menonjol. menggembung.
Penatalaksanaan
mengatasi dan
memperbaiki penyebab
dari hidronefrosis
(obstruksi, infeksi)

mempertahankan dan
melindungi fungsi ginjal.
jantung

Gangguan
infeksi
elektrolit

Komplikasi

Hematologi neurologi

Gangguan
Gastrointestinal
kesadaran
Komplikasi
Hipertensi (akibat Perikarditis (akibat
Gagal jantung
retensi cairan dan iritasi oleh toksik
kongestif.
natrium). uremi).

Penurunan
Butiran uremik
Anoreksia, mual, konsentrasi,
(kristal urea pada
muntah, cegukan. kedutan otot dan
kulit).
kejang.

Amenore, atrofi
testikuler
Laporan Kasus
Identitas pasien
• Nama : Tn. S
• Usia : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Laki - Laki
• Tanggal Masuk : 1 Februari 2018
• No. RM : 1-16-00-37
Anamnesis
• Data anamnesa diperoleh pada tanggal 13 Februari
2018 di ruang rawat inap Raudhah 5 Rumah Sakit
Umum Zainoel Abidin Banda Aceh dan didukung
oleh rekam medik pasien.

Keluhan Utama
• Sakit pinggang kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri.
Nyeri pinggang menjalar sampai ke bagian skrotum.
Perut dikeluhkan membesar sejak 2 minggu yang
lalu. Pasien juga mengeluh demam hilang timbul
dan terdapat mual dan muntah
• Riwayat BAK batu (-), BAK merah (+), BAK keruh (+),
BAK pasir (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit serupa disangkal. Riwayat trauma
di perut dan pinggang, riwayat hipertensi, riwayat
diabetes melitus, alergi, dan asma disangkal.

Riwayat Pengobatan Dahulu


• Belum pernah melakukan pengobatan dan operasi
sebelumnya.
Riwayat Keluarga
• Riwayat anggota keluarga yang mengalami penyakit
serupa disangkal. Riwayat hipertensi, diabetes
melitus, alergi, dan asma pada anggota keluarga
disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalisata
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital :
• GCS : E4M6V5
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Suhu : 36,7º C
• Nadi : 80 x/menit
• Pernapasan : 20 x/menit
Kepala :
• Normocephal, rambut berwarna hitam keabu-abuan, tidak
mudah dicabut.
Mata :
• Bentuk simetris, pupil anisokor, sklera ikterik (-), konjungtiva
anemis (-)
Hidung :
• Bentuk normal, sekret (-), deviasi septum (-)
Telinga :
• Normooti, discharge (-/-)
Mulut :
• Lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring tidak hiperemis,
tonsil T1/T1,
Thorax : • Paru :
• Jantung :
• Inspeksi: bentuk normal,
• Inspeksi : pulsasi iktus kordis
tidak tampak simetris saat statis dan
• Palpasi : iktus kordis teraba
dinamis,
• Perkusi: • Palpasi: stem fremitus sama
• Batas atas jantung di kuat pada seluruh lapang
ICS II midclavicula line paru
sinistra
• Batas kanan jantung • Perkusi: sonor pada seluruh
sejajar ICS IV lapang paru
parasternal line dextra
• Batas kiri jantung di • Auskultasi : suara dasar
ICS V midclavicula line napas vesikuler (+/+),
sinistra . rhonki (-/-), wheezing (-/-)
• Auskultasi : bunyi jantung I/II
regular, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas
• Edem ekstremitas atas (-/-) bawah (-/-),
• Kelemahan anggota gerak kanan dan kiri :
• Kekuatan otot : ekstremitas atas 5, bawah 5

Abdomen
• Inspeksi : distensi
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen.
Nyeri ketuk CVA -/+
• Palpasi : supel, nyeri tekan supra pubik (-), hepar
dan lien tidak teraba membesar. Ballotement kiri (+)
Status Urologi
S/L ar. Flank Dextra
I : Bulging (-), Swelling (-), Hematoma (-)
P: Ballotement (-), Nyeri Ketok CVA (+)

S/L ar. Flank Sinistra


I : Bulging (-), Swelling (-), Hematoma (-)
P: Ballotement (-), Nyeri Ketok CVA (+)

S/L ar.Suprapubic
I : Full Blast (-)
P: Nyeri (-)
S/L ar.Genitalia Eksterna : Maetal stenosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hematologi (10 Februari 2018)
• Hemoglobin : 10,3 g/dL (14 - 17)
• Hematokrit : 32 % (45 - 55)
• Jumlah leukosit : 14,7/uL (3,8 – 10,6)
• Jumlah trombosit : 397/uL (150 – 400)

Pemeriksaan Kimia Klinik (18 Februari 2017)
• GDS : 108 (70-115 mg/dL)
• Ureum : 34 (17.0-43.0 mg/dL)
• Creatinine : 0.81 (0.6-1.1 mg/dL)
• Albumin : 2,33 (3,5-5,2 g/dL)
• Globulin : 3,17
• Natrium : 138 (135-147 mmol/L)
• Kalium : 4.2 (3.5-5.0 mmol/L)
• Klorida : 109 (98-106 mmol/L)
URINALISA
Pemeriksaan Urin (19 Februari Mikroskopis
2017)
Urin rutin • Lekosit : 20-25
Makroskopis • Eritrosit : 1-2
• Warna : kuning
• Epithel : 8-10
• Kekeruhan : keruh
• Berat jenis : 1,020
• pH : 6 (5 - 9)
• Bilirubin : negative
• Protein : negative
• Nitrit : positive
Kultur resistensi
• Sedimen : urine
• Organisme : Escherichia coli
• Jumlah koloni :>10*5 CFU/ml
USG
• CT-SCAN ABDOMEN DAN PELVIS NON KONTRAS
Potongan axial, sagital dan coronal
• Ginjal Kanan: ukuran normal, densitas baik, tak
tampak massa, abses atau kista, tak tampak batu,
sistem pelviocalyceal normal.
• Ginjal Kiri: tampak lesi hypodens besar dengan
dinding tebal yang meluas sampai ke m. Psoas
sinistra dan illiaca sinistra
• Vesika Urinaria: normal, tak tampak batu
• CT-SCAN ABDOMEN DAN PELVIS DENGAN
KONTRAS
Potongan axial, sagital dan coronal
• Ginjal Kanan: ukuran normal, densitas baik, tak
tampak massa, abses atau kista, tak tampak batu,
sistem pelviocalyceal normal.
• Ginjal Kiri: tampak lesi hypodens besar dengan
dinding tebal yang meluas sampai ke m. Psoas
sinistra dan illiaca sinistra ukuran 11x11x10 cm
• Vesika Urinaria: normal, tak tampak batu
DIAGNOSIS:
• Pyohidronefrosis grade IV sinistra
ec Batu pyelum sin ukuran 20 x 10
mm
Tatalaksana
• Infus NaCL 0,9% 1500 cc/24 jam
• Drip Parasetamol 1 gr/8 jam
• Inj. Ceftriaxone 2gr/24 jam
• Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam
• Nefrostomy perkutan sin
• Kultur + resistensi urine
Prognosis
• Ad vitam : bonam
• Ad functionam : malam
• Ad sanationam : bonam
Manifestasi Klinik & PF
• Obstruksi akut  rasa sakit di panggul & pinggang.
Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil, demam
& nyeri tekan serta piuria akan terjadi.
• Px fisik  hidronefrosis derajat berat, ginjal dapat
teraba membesar, hidronefrosis bilateral dapat
menyebabkan terjadinya edema pada ekstremitas
bawah, nyeri ketok CVA, kandung kemih  distensi
Tatalaksana
• Source control dengan nefrostomy perkutan untuk
drainase sumber infeksi
• Tatalaksana definitif tergantung dari fungsi ginjal
pasien yang dapat di nilai dengan jumlah produksi
dan kualitas nefrostomy harian.
• Bila produk nefrostomy harian minimal dan kualitas
masih pus maka tatalaksana pilihan adalah
nefrektomy sampai dengan distal batu
• Bila produksi nefrostomy banyak dan jernih maka
dapat dilakukan operasi pengambilan batu

Anda mungkin juga menyukai