Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 1

NURUL MUAFIQAH (A31114512)


ROSANI CHAERUNNISA IKHSAN (A31115035)
GLORIA YANITA SITORUS (A31115319)
AYL RIN RATUBUA (A31115510)
JUWARYATI PITHER. K (A31115516)
Definisi Aset dan Aplikasinya

Pengakuan Aset

Pengukuran Aset

Tantangan bagi Penyusun Standar


ASSET
Masalah bagi Auditor
Definisi
Aset dan
Aplikasinya
4

• Definisi Aset

IASB (AASB) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan


(para 49) mendefinisikan aset sebagai berikut “Aset merupakan sumberdaya
yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai hasil dari transaksi yang lalu dan
diharapkan memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang
mengalir pada entitas”
5
• Karakteristik Aset

1 Manfaat Ekonomi Masa Depan 3 Peristiwa Masa Lalu

2 Dikendalikan Oleh Badan Usaha 4 Dapat Dipertukarkan


6

• Manfaat Ekonomi Masa Depan

1 2 3 4
Sprague melihat aset
Manfaat bagi entitas Aset mempunyai God Frey dan kawan-
sebagai penyimpanan jasa
bisnis terkait pada potensi dalam kawan mengatakan
yang akan diterima. Vetter
aktivitas untuk memberikan kontribusi ada dua karakteristik
juga mendefiniskan aset
menghasilkan profit. baik secara langsung utama dari sumber
sebagai perwujudan
Namun, definisi ini maupun tidak daya ekonomi:
kepuasan masa depan
cukup luas langsung, dalam kelangkaan dan
dalam bentuk potensi jasa
untuk diterapkan memberikan arus kas utilitas
yang dapat diubah, ditukar,
entitas, termasuk untuk atau setara ekuivalen
atau disimpan terhadap
organisasi nirlaba pada suatu entitas
peristiwa masa depan.
7

• Dikendalikan Oleh Badan Usaha

Kepemilikan mempunyai makna yuridis atau legal, yaitu untuk memiliki


suatu objek diperlukan proses yang disebut transfer hak milik. Kontrol pemilik
memiliki harta tidak mutlak. Hak untuk menggunakan atau mengendalikan
aset sebagaimana tercantum dalam definisi tersebut tidak berarti bahwa suatu
entitas harus dapat melakukan apa pun yang benar-benar menyenangkan
dengan aset
8

• Peristiwa Masa Lalu

Aset tidak termasuk aset yang masih direncanakan. Setelah hak kontraktual
memenuhi definisi aset kemudian aset harus memenuhi 'kriteria pengakuan'
tertentu sebelum dicatat. Saat ini beberapa kontrak pelaksana diakui sebagai
aset sementara yang lain tidak, tergantung pada persyaratan standar
akuntansi.

facebook.com/arnoldantonin linkedin.com/arnoldantonin
twitter.com/arnoldantonin
9

• Dapat Dipertukarkan

Menurut Moonitz, pertukaran tidak membuat nilai-nilai ekonomi. Pertukaran


hanyalah karateristik yang menunjukkan keberadaan asset. Sehingga untuk
goodwill sendiri memang dikatakan sebagai asset tapi bukan merupakan upaya
untuk menilai bisnis secara keseluruhan, tetapi hanya sebuah upaya untuk
mengidentifikasi dan menghargai sumber tertentu yang memiliki manfaat masa
depan untuk perusahaan.
Pengakuan
Aset
11

• Pengakuan Aset

Mengakui aset dalam neraca juga melibatkan kondisi yang bisa disebut 'aturan
pengakuan'. Aturan-aturan ini telah dirumuskan karena akuntan memerlukan
bukti untuk mendukung catatan mereka dalam lingkungan ketidakpastian.
Akuntan ingin memastikan bahwa aset tertentu ada dan bahwa masuknya Aset
dalam neraca memberikan informasi yang berguna yang relevan dan dapat
diandalkan.
12

• Pengakuan Aset

Dua contoh aturan pengakuan konvensional adalah:

Sebuah piutang akun dicatat sebagai aset ketika penjualan kredit terjadi

Peralatan dicatat sebagai aset ketika dibeli


13

Ketergantungan pada Hukum Substansi Ekonomi Konservatisme

Pengakuan aset tergantung pada Prinsip substansi ekonomi Penggunaan konservatisme


konsep hukum aset. Mengendalikan mendukung bahwa prinsip yang merupakan prinsip kehati-
aset bukanlah kepemilikan hukum penguasaaan atau pengendalian hatian adalah upaya dalam
yang digunakan untuk menentukan lebih penting daripada mengantisipasi kerugian, tapi
keberadaan aset. Meskipun kepemilikan. Aset dapat diakui tidak keuntungan. Ini
demikian, lewat title hukum secara ketika perusahaan memiliki digunakan dalam kondisi
umum menunjukkan adanya kendali atas aset tersebut ketidakpastian, sehingga aset
pengendalian atau pendapatan tidak terlalu
tinggi dan kewajiban atau
beban tidak terlalu rendah.
Pengukuran
Aset
15

Akuntan harus memutuskan bagaimana mengukur aset. Ada beberapa pendekatan


pengukuran yang dijadikan sebagai dasar pengukuran yang harus diadopsi. Penyusun
Standar telah menyepakati pedoman konseptual untuk pengukuran. Pengukuran pada biaya
perolehan berpendapat untuk bersikap objektif dan untuk memberikan informasi yang dapat
dipercaya dan dapat diverifikasi. Di sisi lain, pengukuran nilai wajar memberikan informasi
yang relevan. Kerangka IASB menguraikan karakteristik kualitatif infromasi keuangan.
Namun yang belum dapat ditentukan adalah pengukuran apa yang harus digunakan dalam
mencapai karateristik kualitatif yang diinginkan.
16

Aset Berwujud Aset TIdak Berwujud Intrument Keuangan


Pengukuran setelah pengakuan Standar akuntansi mengharuskan kita
Kita tahu bahwa model pengukuran
berdasarkan biaya historis berarti aset mengukur aset tidak berwujud awalnya
yang dominan digunakan adalah biaya
diukur pada biaya perolehan dikurangi menggunakan biaya perolehan (IAS 38,
historis. Namun beberapa
penyusutan dan penurunan akumulasi para. 24). Selain itu, IAS 38 melarang
berpendapat bahwa prinsip-prinsip
biaya. Pendukung model biaya pengakuan aset tidak berwujud yang
biaya historis tidak pantas untuk
berpendapat bahwa biaya akuisisi dihasilkan secara internal (para. 48, 63).
mengukur beberapa instrumen
memberikan bukti objektif dan dapat Salah satu cara aset tidak berwujud yang
keuangan. Misalnya, pertimbangkan
diverifikasi dari biaya aset dan bahwa dihasilkan secara internal dapat muncul di
derivatif, yang tidak memiliki biaya.
penerapan penyusutan dan penurunan neraca adalah melalui kapitalisasi biaya
Sehingga dibukunya Godfrey dan
memastikan bahwa nilai saat ini pengembangan, seperti yang dijelaskan
kawan-kawan mengatakan FASB dan
tercermin dalam neraca. Namun, sebelumnya. Penilaian aset tidak
IASB telah menyimpulkan bahwa
argumen ini kurang persuasif jika aset berwujud adalah kontroversial, yang
derivatif harus diukur pada nilai wajar
yang baru dibeli tidak mengikuti melibatkan seperti halnya estimasi
dari pada biaya historis.
fluktuasi harga pasar subjektif dari nilai wajar aset.
Tantangan
bagi
Penyusun
Standar
18

Ada dua hal yang menjadi tantangan dalam menyusun standar

1 2

Which Measurement Model? How to Calculate Fair Value Measurement?


Sekarang FASB ini PSAK 157 Nilai Wajar Pengukuran (efektif 2007)
Masalah yang dimaksudkan pertimbangan dasar pengukuran apakah
memberikan contoh teknik penilaian untuk memperkirakan nilai wajar.
menggunakah harga jual masa lalu, modifikasi dari kejadian masa
• The market approach, Menggunakan informasi dari transaksi
lalu, harga sekarang atau harga keseimbangan pasar, nilai guna sesungguhnya untuk aset dan liabilitas sejenis dan diperbandingkan
masa depan atau harga jual masa depan? Mereka akan
• Income approach, Konversi dari diskonto uang yang diterima dimasa
mengevaluasi dasar-dasar pengukuran tersebut melalui metode yang akan datang
pemberian peringkat yang diurutkan tentang sejauh mana pengukuran
• Cost approach, Sejumlah uang yang digunakan untuk memperoleh
dapat memberikan karateristik kualitatif informasi keuangan. kapasitas yang sama (current replacement cost)
Masalah bagi
Auditor
Mengaudit Nilai Wajar menciptakan kesulitan bagi para auditor karena hal ini menjadi 20
persyaratan dari model evaluasi dan digunakan oleh ahli dalam hal evaluasi. Mengaudit
nilai wajar aset di identifikasi oleh CEO Perusahaan audit dunia yaitu Grant Thornton
sebagai salah satu dari 10 topik terbaik untuk penelitian. Meskipun sebagai profesi,
auditor telah membahas isu-isu yang berkaitan dengan penurunan nilai, sampai saat ini,
tidak ada lingkup yang luas untuk audit nilai wajar dengan tidak adanya pasar yang siap
diminta dari para auditor. Menilai kewajaran fair value dalam kondisi seperti itu
membutuhkan ahli evaluasi yang banyak. Sintesis penelitian sampai saat ini, Martin, Rich
dan wino berpendapat bahwa lebih banyak aset (dan kewajiban) diukur pada nilai wajar

Martin et al. juga menunjukkan bahwa auditor perlu menghargai


manajemen potensi bias dan kesalahan mungkin dalam menerapkan
model penilaian, mengidentifikasi input pasar, dan membuat asumsi yang
diperlukan. Jika manajer memiliki insentif untuk melebih-lebihkan aset,
maka auditor harus menyadari komponen penting dari model penilaian
yang akan membuat ini lebih mudah bagi manajer dalam mencapainya.
Menggunakan nilai wajar aset bisa tampil lebih menarik untuk
manajemen (mengurangi resiko auditor) selama periode kenaikan nilai.
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai