PENUGASAN : 20%
UTS : 30%
UAS : 30%
Tujuan Instruksional
1. Menjelaskan pengertian
farmakologi dan
sejarahnya
2. Menjelaskan cabang
ilmu farmakologi
3. Menjelaskan arti obat,
sifat dan bentuknya
4. Menjelaskan masalah
obat dan pengawasannya
5. Menjelaskan
penggolongan obat
Sejarah Farmakologi
Sejak zaman purbakala manusia Tahun 1240 Kaisar Frederick II
telah dihadapkan pada masalah memberikan maklumat kepada
kesehatan yang memaksa dirinya rakyatnya tentang pemisahan
mencari pengobatan Para ahli Kedokteran dan Farmasi dengan
pengobatan memperoleh tujuan agar masyarakat mendapat
pengetahuan tentang obat dan cara perawatan medis yang layak serta
pengobatan hanya berdasarkan memperoleh obat ( farmacon )
intuisi dan pengalaman empiris. yang cocok yang dapat
Baru pada 400 tahun sebelum dipertanggung jawabkan
masehi berdiri sekolah kedokteran
di Yunani yang salah satu alumninya
bernama Hipokrates yang
memperkenalkan cara-cara
pengobatan yang rasional dan etis .
Sejarah ilmu farmakologi
Dibagi menjadi 2 periode : Theophrastus von Hohenheim
(1493–1541 A.D.), atau Paracelsus
1. Periode kuno (sebelum th 1700)
: All things are poison, nothing is
Ditandai dengan observasi empirik without poison; the dose alone
penggunaan obat causes a thing not to be poison.”
Catatan tertua dijumpai pada Johann Jakob Wepfer (1620–1695)
pengobatan Cina dan Mesir Æ the first to verify by animal
experimentation assertions about
Claudius Galen (129–200 A.D.) orang
pharmacological or toxicological
pertama yg mengenalkan bahwa teori
actions
dan pengalaman empirik berkontribusi
seimbang dlm penggunaan obat
Sejarah ilmu farmakologi
2. Periode modern
Pada abad 18-19, mulai dilakukan penelitian eksperimental tentang nasib obat,
tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan
Rudolf Buchheim (1820–1879) mendirikan the first institute of Pharmacology
di the University of Dorpat (Tartu, Estonia) in 1847 pharmacology as an
independent scientific discipline.
Oswald Schmiedeberg (1838–1921), bersama seorang internist, Bernhard
Naunyn (1839–1925), menerbitkan jurnal farmakologi pertama
John J. Abel (1857–1938) The “Father of American Pharmacology”, was among
the first Americans to train in Schmiedeberg‘s laboratory and was founder of
the Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics (published from
1909 until the present).
I. Sejarah Obat
Zaman Purba
daun/akar tanaman→dicoba (empiris)
→pengalaman →turun-temurun
(tradisional).
Racun untuk obat
strichnin & kurare (racun panah
suku indian & afrika) →relaksan
otot.
Nitrogen mustard (gas racun PD I)
→ sitostatika/anti kanker.
Obat nabati
Yg digunakan : rebusan/ekstrak
→khasiat berbeda (asal tanaman,
waktu panen, cara pembuatannya
→kurang memuaskan.
Perkembangan Farmakologi
Perkembangan kefarmasian dibagi 3 periode
Farmakologi :
farmakon (obat) ; logos (ilmu) : ilmu yg mempelajari interaksi antara obat dengan
system biologik (MH/organisme).
FARMAKOGNOSI FARMAKODINAMIK
pengetahuan & pengenalan obat yg mempelajari efek yang terjadi pd
berasal dari tanaman (mineral & manusia / respon yg terjadi
hewan) & zat aktifnya. terhadap pemberian obat (obat
BIOFARMASI mempengaruhi organisme)
meneliti pengaruh formulasi obat TOKSIKOLOGI
terhadap efek terapetiknya pengetahuan tentang efek racun
FARMAKOKINETIK dari obat terhadap tubuh
(termasuk farmakodinamik karena
mempelajari proses biologic yg efek terapetik berhubungan dg
dialami oleh obat /nasib obat pd efek toksik)
manusia sehat / pasien (MH /
organisme mempengaruhi obat) FARMAKOTERAPI
nasib obat dalam tubuh : A D M E mempelajari penggunaan obat
untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit/gejalanya.
Obat jadi : sediaan / paduan bahan yg siap digunakan
untuk mempengaruhi / menyelidiki sistem fisiologi /
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan & kontrasepsi.
(Permenkes no.917/menkes/per/X)
Aspek –aspek biofarmasi obat
Sebelum obat yang diberikan pada pasien tiba pada tempat
kerjanya dalam tubuh obat harus mengalami banyak proses.
Biofarmasi adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki pengaruh
pembuatan sediaan obat atas kegiatan terapetiknya.
Faktor formulasi yang dapat mengubah efek obat dalam tubuh
adalah: bentuk fisik zat aktif (amorf, kristal, kehalusan),
keadaan kimiawi (ester, garam kompleks dan sebagainya), zat
pembantu (zat pengisi, zat pelekat, zat pelicin, zat pelindung,
dan sebagainya), serta proses teknis pembuatan sediaan
(tekanan mesin tablet).
Formulasi Obat dan
Pharmaceutical Availability (FA)
Distribusi