Ciri-ciri Utamanya :
•Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut
didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat seta hasilnya
tidak bersifat spekulatif
•Sosiologi bersifat teoretis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu
berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil obesrvasi.
•Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi
dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperluas serta memperhalus teori-teori lama.
•Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta
tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjalaskan fakta tersebut
secara analitis.
• Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata
socius dan logos, di mana socius memiliki arti
kawan / teman dan logos berarti kata atau
berbicara. “sosiologi berarti berbicara mengenai
teman/kawan atau berbicara mengenai
masyarakat”
• Menurut ahli sosiologi “Emile Durkheim”
sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung
cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada
di luar individu di mana fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
• Tujuan ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan
kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.
• Dimensi afektif.
teori yang dibangun memuat pengalaman dan perasaan dari teoretisi yang bersangkutan. Dimensi
ini mempengaruhi keinginan untuk mengetahui (to know) dan menjadi benar (to be right) – kedua
hal ini bertitik era kepada kejadian tertentu dan realitas eksternal.
• Dimensi reflektif.
teori sosial harus menjadi bagian dari dunia sebagaimana ia menjadi cara untuk memahami dunia.
Dengan kata lain, teori sosial harus mencerminkan apa yang terjadi di luar sana dan apa yang
terjadi pada kita sebagai salah satu elemen dari sistem sosial yang ada.