2
Patofisiologi
3
Neurotransmiter
GABA
.
Serotonin 03
Norepinephrine 02
.
01
4
Norepinephrine
Gejala kronis serangan panik, insomnia, terkejut dan autonomic
hyperarousal
Regulasi noradrenergik Lokalisasi sel-sel
Terjadinya peningkatan
aktivitas yang mendadak
pada sistem noradrenergik
5
Ditemukannya banyak reseptor serotonin
telah mencetuskan pencarian peran
serotonin dalam gangguan cemas. Berbagai
stress dapat menimbulkan peningkatan 5-
6
GABA
Peran GABA pada gangguan cemas sangat terlihat dari efektivitas obat-obatan
benzodiazepine, yang meningkatkan aktivitas GABA pada reseptor GABA tipe A.
7
Sistem Saraf Otonom
mempertunjukan peningkatan tonus simpatetik, yang beradaptasi lambat pada
stimuli repetitif dan berlebih pada stimuli yang sedang
Respirasi Takipneu
Kardiovaskular Palpitasi
Gastrointestin
al Diare
8
Klasifikasi Gangguan Cemas
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( DSM-IV)
9
F43 Reaksi
F41 F42
F40 terhadap
Gangguan Gangguan
Gangguan Stress Berat
Anxietas Obsesif
Anxietas dan
Lainnya Kompulsif
Fobik Gangguan
Penyesuaian
Gangguan Panik
dan Agorafoia
Ditandai dengan adanya serangan panik
yang tidak diduga dan spontan yang terdiri
atas periode rasa takut intens yang hati-hati
dan bervariasi dari sejumlah serangan
12
Patogenesis
Substansi yang
1 Faktor biologis 2 Mencetuskan 3 Faktor Genetik
Panik
Sistem neurotransmiter 1. Pernapasan bekerja di baroreseptor Faktor resiko 4-8 kali pada kerbata
kardiovaskular perifer dan akan dengan derajat pertama.
utama yang terlibat adalah.
mengirim sinyal ke nukleus di medula
norepinefrin, serotonin, dan Pada kembar monzigot lebih
GABA . 2. Neurokimia mempengaruhi reseptor mudah terkena dibandingkan
noradrenergik,serotonergik dan GABA dizigot.
13
Gejala yang meningkat dengan cepat selama 10 menit.
Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan
suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat.
Pasien biasanya tidak mampu untuk menyebutkan
sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa
kebingungan dan mengalami kesulitan dalam
memusatkan perhatian.
Tanda dan Gejala Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak napas,
dan berkeringat. Pasien seringkali mencoba untuk
meninggalkan situasi dimana ia berada untuk mencari
bantuan.
Serangan biasanya berlangsung 20 - 30 menit.
Pemeriksaan status mental formal selama suatu
serangan panic dapat mengungkapkan perenungan
(rumination), kesulitan berbicara, dan gangguan daya
ingat. Pasien dapat mengalami depresi atau
depersonalisasi selama serangan. Gejala mungkin
menghilang dengan cepat atau secara bertahap.
14
Kriteria Diagnosis
PPDGJ III
Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau (6) Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman
tidak nyaman, di mana empat (atau
lebih) gejala berikut ini terjadi secara tiba-tiba (7) Mual atau gangguan perut
dan mencapai puncaknya dalam 10
(8) Pusing, bergoyang, melayang, pingsan
menit:
(1) Jantung berdebar-debar (palpitasi) (9) Derealisasi atau depersonalisasi
(2) Berkeringat
(10) Takut kehilangan kendali atau menjadi gila
(3) Gemetar atau bergoncang
(11) Rasa takut mati
(4) Rasa sesak nafas atau tertelan
(5) Perasaan tercekik (12) Parestesia
A. Kecemasan berada di dalam suatu tempat C.Kecemasan atau penghindaran fobik tidak
atau situasi dari mana kemungkinan sulit lebih baik diterangkan oleh gangguan
meloloskan diri (atau merasa malu) atau di manamental lain, seperti fobia, gangguan
mungkin tidak mendapat pertolongan jika obsesif kompulsif, gangguan stres pasca
traumatik, atau gangguan cemas
mendapatkan serangan panik atau gejala mirip
perpisahan.
panik yang tidak diharapkan atau disebabkan
oleh situasi.
B. Situasi dihindari (misalnya jarang
bepergian) atau jika dilakukan adalah
dilakukan dengan penderitaan yang jelas
atau dengan kecemasan akan
mendapatkan serangan panik atau gejala mirip
panik, atau perlu didampingi teman. 17
Pulmonal Neurologis Endokrin
Kardiovaskular
Asma, Epilepsi, Diabetes,
Anemia,angina, emboli infeksi, hipertiroid,
gagal paru,hiperve migrain, cushing
jantung,hiperte ntilasi tumor sindrome
nsi
Diagnosis Banding
Intoksikasi
obat Gangguan
elektrolit, def.
Halusinasi Putus obat B12, infeksi
Amfetamin,
antikolinergik sistemik
, kokain
Penatalaksanaan
Farmakoterapi dan Psikoterapi
Fobia Spesifik
dan Fobia Sosial
Ketakutan yang berlebihan terhadap benda,
lingkungan, atau situasi yang spesifik.
Fobia spesifik adalah ketakutan yang kuat
dan menetap terhadap benda atau situasi.
21
Etiopatogenesis
Faktor
Faktor
Psikoanalitik
Perilaku
Ansietas memberi sinyal kepada ego
bahwa dorongan terlarang yang tidak Ansietas dorongan yang memotivasi
disadari sedang mendorong untuk organisme untuk melakukan apapun yang
diekspresikan secara sadar dan bisa dilakukan untuk membuang afek yang
memperingatkan ego untuk memperkuat menyakitkan
dan menyusun pertahanannya melawan
kekuatan insting yang mengancam 22
Tanda dan Gejala
23
Kriteria Diagnosis Fobia Spesifik
DSM IV
A. Ketakutan yang jelas dan menetap yang E.Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau
berlebihan atau tidak beralasan, ditandai oleh penderitaan dalam situasi yang ditakuti
secara bermakna mengganggu rutinitas normal,
adanya atau antisipasi dari suatu obyek atau
fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas
situasi spesifik sosial atau hubungan dengan orang lain, atau
B. Pemaparan stimulus fobik hampir selalu terdapat penderitaan yang jelas karena
menderita fobia.
mencetuskan respon kecemasan segera, dapat
F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun,
berupa serangan panik yang berhubungan durasi paling sedikit 6 bulan.
dengan situasi atau predisposisi oleh situasi.. G. Kecemasan, serangan panik, atau
C. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah penghindaran fobik dihubungkan dengan objek
atau situasi spesifik tidak lebih baik dijelaskan
berlebihan atau tidak beralasan oleh gangguan mental lain, seperti Gangguan
D. Situasi fobik dihindari atau kalau dihadapi Obsesif-Kompulsif ,Gangguan Stres
adalah dengan kecemasan atau dengan pascatrauma Gangguan Cemas Perpisahan,
Fobia Sosial 24
penderitaan yang jelas.
Fobia Spesifik
Acrophobia Takut akan ketinggian
Agoraphobia Takut akan tempat terbuka
Ailurophobia Takut akan kucing
Hydrophobia Takut akan air
Claustrophobia Takut akan tempat tertutup
Cynophobia Takut akan anjing
Mysophobia Takut akan kotoran dan kuman
Pyrophobia Takut akan api
Xenophobia Takut akan orang yang asing
Zoophobia Takut akan hewan
25
Kriteria Diagnosis Fobia Sosial
DSM IV
A. Ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih E. Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau penderitaan dalam
situasi sosial atau memperlihatkan perilaku dimana orang situasi yang ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas
normal, fungsi pekerjaan atau aktivitas sosial atau hubungan
bertemu dengan orang asing atau kemungkinan diperiksa oleh
dengan orang lain, atau terdapat penderitaan
orang lain. yang jelas karena menderita fobia.
B. Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling
sedikit 6 bulan.
selalu mencetuskan kecemasan, dapat berupa seragan panik
G. Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena efek
yang berhubungan dengan situasi atau dipredisposisi oleh fisiologis langsung dari zat atau suatu kondisi medis umum
situasi. dan tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain
H. Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan
C. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau
mental dengannya misalnya takut adalah bukan gagap,
tidak beralasan. gemetar pada penyakit Parkinson, atau memperlihatkan
D. Situasi sosial atau memperlihatkan perilaku dihindari atau perilaku makan abnormal pada Anoreksia Nervosa atau
Bulimia Nervosa.
kalau dihadapi adalah dengan kecemasan atau dengan
penderitaan yang jelas
26
Diagnosis Banding Fobia Spesifik
mempertunjukan peningkatan tonus simpatetik, yang beradaptasi lambat pada
stimuli repetitif dan berlebih pada stimuli yang sedang
Gangguan
Gangguan
Kepribadian
Depresif Berat
Schizoid
Penghindaran dari segala bentuk
pasien umumnya tidak ingin
sosialisasi
berinteraksi dibandingkan takut
berinteraksi dengan
sosial
28
Penatalaksaan
Terapi Lainnya
Hipnosis, terapi .
Psikoterapi
Psikoterapi
suportif dan terapi
keluarga 03
Terapi Perilaku
berorientasi-
tilikan
02
01
Desensitasi sistematik
.
29
3
Gangguan Obsesif
Kompulsif
sebagai pikiran dan tindakan yang berulang
yang menghabiskan waktu atau
menyebabkan distress atau hendaya yang
bermakna.
1. Pikiran, impuls atau bayangan yang pernah 3.Individu berusaha untuk mengabaikan atau
dialami yang berulang dan menetap yang menekan pikiran, impuls, atau bayangan atau
menetralisir dengan pikiran lain atau tindakan.
intrusive dan tidak serasi, yang menyebabkan
4. Individu menyadari bahwa pikiran, impuls,
ansietas dan distress, yang ada selama periode bayangan yang berulang berasal dari pikirannya
gangguan. sendiri tidak disebabkan faktor luar atau pikiran
yang disisipkan
2. Pikiran, impuls atau bayangan bukan
ketakutan terhadap problem kehidupan yang
nyata.
33
Kriteria Diagnosis Kompulsif
DSM IV
1. Perilaku yang berulang (misalnya : cuci tangan, mengecek) atau aktivitasmental (berdoa,
menghitung, mengulang kata dengan tanpa suara) yang individu merasa terdorong melakukan
dalam respons dari obsesinya, atau sesuatu aturan yang dilakukan secara kaku.
2. Perilaku atau aktivitas mental ditujukan untuk mencegah atau menurunkan distress atau
mencegah kejadian atau situasi; walaupun perilaku atau aktivitas mental tidak berhubungan dengan
cara yang realistic untuk mencegah atau menetralisir.
34
4
Gangguan Post
Traumatik Stress
Disorder
PTSD adalah gangguan kecemasan yang
melibatkan reaksi yang sangat spesifik
berikut paparan suatu peristiwa atau
stressor yang sangat traumatis.
36
Tanda dan Gejala
Gejala Berulang-
ulang Kilas balik, mimpi buruk dan
pikiran menakutkan
37
Penatalaksanaan
Psikoterapi
1. Pendekatan terhadap pajanan terhadap peristiwa traumatik melalui teknik membayangkan.
2. Pendekatan terhadap penatalaksanaan stres, teknik relaksasi dan pendekatan kognitif untuk
menghadapi stres.
Terapi Bicara
Obat-obatan
1. SSRI (sertralin dan paroksetin)
2. MAOI (fenelzin)
38
5
Gangguan Cemas
Menyeluruh
Cemas menyeluruh ansietas dan
kekhawatiran yang berlebihan mengenai
beberapa peristiwa atau aktivitas hampir
sepanjang hari selama sedikitnya 6 bulan.
40
Etiopatogenesis
Faktor
Faktor
Biologis
Psikososial
Pengaturan sistem serotonergik pada
1 perilaku kognitif pasien dengan gangguan
gangguan ansietas menyeluruh adalah
ansietas menyeluruh memberikan respons pada
abnormal.
hal-hal yang secara tidak benar dan tidak akurat
dianggap sebagai bahaya.
2. Psikoanalitik ansietas adalah gejala konflik
yang tidak disadari dan tidak terselesaikan.
41
Tanda dan Gejala
Kesiagaan kognitif
Hiperaktivitas Otonom
Napas pendek, keringat
Ketegangan
03
berlebihan,palpitasi dan gejala
gastrointestinal.
Motorik
02
Gemetar, gelisah, sakit kepala
Ansietas
.
01
42
Psikoterapi
Farmakoterapi 1. Benzodiazepin
2. Buspiron
3. Venflaksin
4. SSRI
Penatalaksanaan
43
6
Gangguan Cemas
Lainnya
Hipertiroidisme, hipotiroidisme,
hipoparatiroidisme, dan
defisiensi vitamin B12 sering dikaitkan
dengan gejala ansietas. Feokromositoma
45
Kriteria Diagnosis Gangguan Ansietas
Akibat Keadaan Umum
DSM IV
A. Ansietas, serangan panic, atau obsesi D.Gangguan ini tidak hanya terjadi saat delirium
maupun kompulsif menonjol dan mendominasi E. Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang
secara klinis bermakna atau hendaya dalam area
gambaran klinis.
fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting
B. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan lain.
fisik, atau temua laboratorium bahwa gangguan
ini merupakan akibat fisiologis langsung suatu
keadaan medis umum.
C.Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan
gangguan jiwa lain
46
7
Gangguan Ansietas
yang Dicetuskan
Zat
Hal yang juga berkaitan dengan gejala
gangguan ansietas adalah hendaya kognitif
pemahaman, perhitungan, dan daya ingat.
Gejala
Deficit kognitif ini biasanya reversible
Klinis ketika penggunaan zat dihentikan.
48
8
Gangguan Ansietas
yang Tak
Tergolongkan
Kriteria Diagnosis Kompulsif
DSM IV
50
Kriteria Diagnosis
DSM IV
1. Gangguan campuran ansietas depresif : gejala ansietas dan depresi yang secara klinis
bermakna, tetapi tidak memenuhi criteria gangguan mood spesifik atau gangguan ansietas spesifik.
2. Gejala fobia sosial yang secara klnis bermakna yang terkait dengan dampak sosial karena
memiliki keadaan medis umum atau gangguan jiwa (contohnya penyakit Parkinson, penyakit kulit,
gagap, anorexia nervosa, gangguan dismorfik tubuh)
3.Situasi dengan gangguan yang cukup berat sehingga diperlukan diagnosis gangguan ansietas,
tetapi orang tersebut gagal melaporkan cukup gejala guna memenuhi criteria lengkap gangguan
ansietas spesifik manapun
4. Situasi saat klinis telah menyimpulkan bahwa terdapat gangguan ansietas tetapi tidak mampu
membedakan apakah gangguan tersebut primer, akibat medis umum, atau dicetuskan zat
51
9
Gangguan Campuran
Ansietas Depresif
Gangguan campuran ansietas depresif
menggabungkan gejala gangguan ansietas
dan sejumlah gejala gangguan depresif. Di
Klinis gastrointestinal,
53
Penutup
Gangguan cemas dibagi menjadi beberapa golongan. Gangguan panik merupakan
gangguan yang lebih sering dijumpai dan merupakan gangguan yang ditandai dengan serangan
panik yang spontan dan tidak diperkirakan, atau periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan
relatif singkat (biasanya kurang dari satu tahun) yang disertai dengan gejala somatik. Setiap
gangguan memiliki etiopatogenesis yang berbeda seperti factor genetic, factor biologis, dan
factor psikososial. Penatalaksanaannya berupa suatu kombinasi terapi farmakologis dan terapi
kognitif perilaku, terapi psikososial, dan konseling. Beberapa golongan obat yang efektif untuk
gangguan cemas adalah obat-obat golongan, Trisiklik dan Tetrasiklik, benzodiazepine, MAOI,
dan SSRI. Pasien dengan fungsi pramorbid yang baik dan durasi gejala singkat tidak disertai
depresi memiliki prognosis yang baik
54