Anda di halaman 1dari 11

KREPING

Nama Kelompok:
Edene Yulifarina (15050404002)
Nila Citra Hayyuningartri (15050404011)
Jufa Resti Andani (15050404026)
Penyempurnaan Kreping

 Creping (kreping) meiliki definisi kain yang ditandai dengan


permukaan yang berkerut, berlipat, maupun berkerikil (bertekstur
seperti kerikil) dengan puntiran benang tinggi pada paka, lungsi, atau
keduanya.

 prinsip penyempurnaan kreping adalah mengkeretnya benang dengan


puntiran tinggi dan kecenderungan untuk terbuka dari puntirannya
didasarkan pada sifat penggembungan serat.
Proses pembuatan kreping terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Cara Mekanik
Dilakukan dengan mengerjakan kain pada mesin calendar embossing, dmimana
permukaan rol kerasnya bermotif kerut-kerut, dan nantinya akan menyebabkan efek
emboss. Penyemurnaan ini bersifat sementara karena akan hilang pleh pencucian yang
berkali-kali dan penyeterikaan (pressing).

Mesin kalender dan rol untuk efek embose

efek embose
2. Cara Kimia

Dilakukan dengan cara mencapkan pasta cap yang


menganduk kaustik soda (NaOH), asam sulfat (H2SO4),
seng klorida, atau zat kimia lainya pada permukaan kain.
Oleh za-zat penggelembung tersebut, serat kain akan
menyusut dalam pecucian dan bagian yang tidak dicap
akan kusut sehinga menimbutkan efek kerut pada
permukaan kain yang disebut efek plisse.
Pengecapan motif dapat dilakukan dengan
sistem yang bebeda-beda berdasarkan peralatan
yang digunakan, antara lainnya yaitu pencapan
kasa atau sablon (screen printing), pencapan blok
(bock printing), pencapan sistem semprot (spray
printing), pencapan sistem rol (roller printing),
pencapan rotary (rotary printing), pencapan flok
(flock printing), pencapan perotin (perotine
printing), pencapan alih (transfer printing), dan
batik.
Penerapan Kreping pada Berbagai Jenis
Kain

1. Kreping Sutera
 Kain sutera direndam pada suhu 80oC dalam air lunak (air yang tidak
menandung mineral) dmana air tersebut mengandung 4,5 gram boraks atau
3,8 liter ammonia/3800 liter air. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan
noda dan minyak yang terdapat pada kain sutera.
 langkah kedua, Proses “boil off” . Proses ini pengerjannya adalah kain
sutera direbus dalam larutan yang mengandung kurang-lebih 1,5% sabun
(pH 10 hingga 10,2) selama 2-2,5 jam. Lebih baik lagi bila diawasi dengan
alkaminitas dan larutan sabun dengan menggunakan penambahan NaOH.
 Setalah selesai, bilas sabun dengan cara dicuci. Bila terdapa air sadah,
lunakkan dengan heksametafosfat
2. Kreping Wool
 Cap motif pada kain menggunakan pasta yang mengandung hipokhlorit lalu rendam
di larutan asam untuk melepas klor-nya.
 Setelah direndam, cuci kain wool.
 Pada waktu pengerjan, akan terjadi efek drepon (efek kerut-kerut) dimana bagian
kain bermotif akan berkontraksi lebih sedikit dibandingkan yang tidak bermotif.

3. Kreping Rayon
a. Cara Mekanik:
 Rangka Bintang (Star-frames), Menggunakan bingkai yang membentuk bintang
dengan kaitan-kaitan kecil untuk memegang pinggiran kain. Rangka ini dapat
diturun-naikkan kedalam bejana yang berisikan obat-obatan untuk kreping.
 Lipatan Buku (book-fold form), Bahan digulung melebar menjadi suatu
gulungan atau dilipat dalam bentuk lipatan buku. Bahan dikerjakan dalam
bentuk tersebut tanpa tegangan.
 Kontinyu, Proses ini sederhana dan terdiri dari pengerjaan dimana kain terbuka
lebar dan berada diatas suatu tambur atau drum, dimana bagian bawahnya
tercelup dalam larutan kreping.
b. Cara Kimia:
Dilakukan dengan cara perendaman dalam larutan, yaitu larutan 1%
minyak sabun, 0,25% soda abu, dan 0,1% obat pembasah (sulfated fatly alcohol).

4. Kreping Kapas
Pada dasarnya, terdapat dua cara, yaitu:
 Membuat kain dengan benang-benang krep atau yang mempunyai antihan
tinggi. Pada cara ini, efek krep yang terjadi tergantung pada relaksasi antihan
benang. Pembuatan kain krep sama seperti cara pembuatan kain krep pada
rayon. Hasil jadinya akan menampakkan efek riak.
 Penggunaan zat kimia yang dapat menyebabkan penggelembungan pada serat
kapas, seperti soda kostik (NaOH), asam sulfat, dan seng klorida.
Pengembungan setempat melalui teknik pencapan merupakan prinsip dari
pembuatan krep menggunakan bahan kimia. Pada perendaman dalam air,
bagian serat yang mengandung soda kostik akan menggelembung dan
mengkeret, sera menyebabkan bagian kain lainnya kusut.
5. Kreping Serat Sintesis
Kain dari serat sintetis memberikan efek krep yang
khas, contohnya seperti permukaan kain terlihat seperti
kulit, pasir, atau bintik-bintik bulu. Pada nilon,
pengerjaannya dilakukan dalam larutan fenol atau larutan
asam formiat hangat dengan konsentrasi minimal 2,5%.
Langkah Kerja Kreping
 Dibuat pengental dari tapioca dan NaOH, diatur banyaknya pengental agar
mendapatkan pasta pengental yang baik
 Bahan dicap dengan pasta dan didiamkan selama waktu yang telah ditentukan
(semisal: 20 menit)
 Bahan dibilas menggunakan air panas hingga kandungan NaOH hilang (sampai
tidak licin)
 Dinetralkan kandungan kebasaan kain dengan memasukkan ke dalam asam
cuka CH3COOH
 Kain dicucui dengan air dingin sampai bersih
 Angin-anginkan kain sampai kering
 Lakukan pencelupan kain hasil kreping dengan zat warna reaktif dingin
 Bahan yang telah dicelup, angin-anginkan kembali hingga kering
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai