Anda di halaman 1dari 16

Reaksi Reduksi dan Oksidasi

Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi reduksi


berdasarkan perubahan bilangan oksidasi melalui ceramah.
 Siswa dapat menjelaskan pengertian reaksi oksidasi
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi melalui ceramah.
 Siswa dapat menentukan unsur yang mengalami reaksi
oksidasi melalui diskusi.
 Siswa dapat menentukan unsur yang mengalami reaksi
reduksi melalui diskusi
Tujuan Pembelajaran

 Siswa dapat menunjukkan sikap aktif dalam bertanya maupun


menjawab pertanyaan mengenai reaksi reduksi dan oksidasi
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi melalui diskusi.
 Siswa dapat menjelaskan pengertian bilangan oksidasi melalui
ceramah.
 Siswa dapat menyebutkan aturan-aturan bilangan oksidasi
melalui ceramah.
 Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi unsur dari suatu
senyawa melalui diskusi
Bilangan Oksidasi dan
Aturan Menentukan Bilangan
Oksidasi
Bilangan oksidasi atau keadaan oksidasi dari
suatu unsur dalam senyawa ion biner
sederhana adalah jumlah elektron yang
diperoleh atau dilepaskan oleh atom dari
unsurnya ketika membentuk suatu senyawa.
Aturan untuk menentukan bilangan oksidasi
dalam suatu molekul/senyawa

1. Bilangan oksidasi atom dalam setiap elemen, bebas bebas


adalah nol. Ini mencakup unsur-unsur poliatomik seperti H2, O2,
O3, P4, dan S8.
2. Bilangan oksidasi suatu unsur dalam suatu ion (monoatomik)
sederhana adalah sama
dengan muatan ion.
3. Jumlah dari bilangan oksidasi dari semua atom dalam suatu
senyawa adalah nol.
Aturan untuk menentukan bilangan oksidasi
dalam suatu molekul/senyawa

4. Dalam sebuah ion poliatomik, jumlah dari bilangan oksidasi


atom penyusunnya adalah sama
dengan muatan ion.
5. Fluor memiliki bilangan oksidasi -1 dalam senyawanya .
6. Hidrogen memiliki bilangan oksidasi +1 dalam senyawa kecuali
dikombinasikan dengan logam, dalam hal ini memiliki bilangan
oksidasi -1. Contoh dari pengecualian NaH dan yang CaH2.
Aturan untuk menentukan bilangan oksidasi
dalam suatu molekul/senyawa

7.  Oksigen
biasanya memiliki bilangan oksidasi dalam senyawanya
-2. Ada beberapa pengecualian:
 Oksigen memiliki bilangan oksidasi hidrogen peroksida -1
didalam H2O2 dan di dalam peroksida, yang mengandung ion O2
-2
, contoh CaO2 dan Na2O2.
 Oksigen memiliki bilangan oksidasi dari di superoxides, yang
mengandung ion O2;
contoh adalah KO2 dan RbO2.
 Ketika dikombinasikan dengan fluor di dalam OF2, oksigen
memiliki bilangan oksidasi +2.
Aturan untuk menentukan bilangan
oksidasi dalam suatu
molekul/senyawa
8. Posisi dari elemen dalam tabel periodik membantu
untuk menetapkan oksidasinya nomor:
 Golongan unsur IA memiliki bilangan oksidasi dari +1
di semua senyawa mereka.
 Golongan unsur IIA memiliki bilangan oksidasi dari +2
di semua senyawa mereka.
 Golongan unsur IIIA memiliki bilangan oksidasi dari +3
di semua senyawanya, dengan beberapa pengecualian
yang langka.
Aturan untuk menentukan bilangan
oksidasi dalam suatu
molekul/senyawa
 Unsur golongan VA memiliki bilangan oksidasi dari =3 di senyawa
biner dengan logam, dengan H, atau dengan NH4+ . Pengecualian
senyawa unsur golongan VA yang dikombinasikan dengan unsur
yang berada sebelah kanan dalam tabel periodik, dalam hal ini,
bilangan oksidasinya dapat ditemukan dengan menggunakan
aturan 3 dan 4.
 Unsur golongan VIA dibawah oksigen memiliki bilangan oksidasi
-2 dalam senyawa biner dengan logam, dengan H, atau dengan
NH4+. , Ketika unsur ini dikombinasikan dengan
oksigen atau dengan halogen yang lebih ringan, bilangan
oksidasinya dapat ditemukan dengan menggunakan aturan 3 dan
4.
Aturan untuk menentukan bilangan oksidasi
dalam suatu molekul/senyawa

 Unsur golongan VIIA memiliki bilangan oksidasi dari -1 di


senyawa biner dengan logam, dengan H, dengan NH4+, Atau
dengan halogen yang lebih berat. Ketika unsur-unsur kecuali
fluor (yaitu, Cl, Br, I) dikombinasikan dengan oksigen atau
dengan halogen yang lebih ringan, bilangan oksidasinya dapat
ditemukan dengan menggunakan aturan 3 dan 4.
Reaksi Reduksi dan Okisdasi
Bedasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Reduksi adalah reaksi
penurunan bilangan oksidasi

Oksidasi adalah reaksi


pertambahan bilangan
oksidasi
Reduktor adalah :
Zat yang mereduksi zat lain dalam reaksi
redoks.
Zat yang mengalami oksidasi.

Oksidator adalah :
Zat yang mengoksidasi zat lain dalam reaksi
redoks.
Zat yang mengalami reaksi reduksi.
Reaksi autoredoks atau disproporsional adalah suatu
reaksi dimana pereaksi mengalami oksidasi dan reduksi.
Dengan kata lain, reduktor dan oksidator merupakan
senyawa yang sama

 
2Cu+ (aq) Cu (s) +
Cu2+ (aq)
Ion tembaga (I) teroksidasi membentuk tembaga (II), sekaligus
tereduksi membentuk logam tembaga. Jadi, tembaga (I)nmengalami
disproporsionasi dalam larutan air.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai