Anda di halaman 1dari 33

KETUBAN PECAH DINI

Anggun Dwi Jayanti


111 2015 2195

Pembimbing
dr. M. Hamsah, M.Kes, Sp.OG
BAB 1
Pendahuluan
 Salah satu penyebab langsung kematian ibu
adalah karena infeksi sebesar 20-25% dalam
100.000 kelahiran hidup dan KPD merupakan
penyebab paling sering menimbulkan infeksi
pada saat mendekati persalinan.
 Prevalensi KPD berkisar antara 3-18 % dari
seluruh kehamilan. Saat kehamilan aterm, 8-10 %
wanita mengalami KPD dan 30-40 % dari kasus
KPD merupakan kehamilan preterm atau sekitar
1,7% dari seluruh kehamilan.
BAB II
Laporan Kasus
IDENTITAS PENDERITA
 Nama : Ny. S
 Umur : 25 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pend. Terakhir : SMA
 Pekerjaan : IRT
 Agama : Islam
 Suku : Bugis
 Status : Menikah
 Alamat : Jl. Abdul Kadir II
 Nama Suami : Tn. T
 Tanggal MRS : 13 Februari 2017
 No.RM : 24-54-78
HPHT : 16/05/2017 Ny. S G3P2A0 gravid 38 minggu 4 hari dengan keluhan keluar air dari jalan lahir,
UK : 38 minggu 4 hr dirasakan merembes sejak 5 jam yang lalu SMRS, cairan yang keluar berwarna jernih
dan berbau amis, disertai nyeri perut tembus kebelakang (+), pelepasan darah (+),
TP : 23/02/2018 lendir (+), air (+). Riw. ANC 4x. Riw. Injeksi TT (+) 1x. Gerakan janin masih dirasakan
ibu. BAB normal. BAK lancar. Riw. HT (-), DM (-), asma (-), alergi (-).

Riwayat Menstruasi Pemeriksaan Luar


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usia Menarche : 14 Tahun TFU: 33 cm
LP: 86 cm
Siklus Haid : 28-30 hari Laboratorium:
Situs : memanjang
Lama Haid : 7 hari Punggung : Kanan Leukosit : 10.200 / mm3
Banyak Darah Haid : 2-3x ganti DJJ : 143 x/i Hemoglobin : 10,4 gr %
pembalut per hari HIS : 2x10’ (10-15”)
Bagian terbawah : Kepala Hematokrit : 31 %
Riwayat Menikah Perlimaan : 4/5 Trombosit : 231.000 / mm3
Gerakan janin (+) dirasakan ibu
Menikah satu kali pada tahun Nitrazin test (+)
Anak kesan tunggal
2013 TBJ : 33x86 = 2838 gr
Diagnosis:
Riwayat Obstetri
Pemeriksaan Dalam Vagina G3P2A0 gravid 38 minggu 4 hari + inpartu kala I fase
2014/L/2800/PPN/RS laten + Ketuban Pecah Dini
V/V: tak/tak
2016/P/3100/PPN/RS
Portio: lunak, tebal
2018/Kehamilan sekarang
Pembukaan : 2 cm Penatalaksanaan:
Pemeriksaan Vital Ketuban : (-) - Drips oksitosin 5 unit dalam RL 500 cc mulai den
KU : Baik, sadar Bagian terdepan : kepala gan 4
TD : 110/70 mmhg UUK: sdn - tpm dinaikkan 4 tpm per 30 mnt sampai his adeku
N : 82 x/i Penurunan: H1 at maximal 40 tpm
P : 20 X/i Panggul: kesan cukup - Cefadroxil 500mg/12j/oral
S : 36.5 c Pelepasan: darah (+), lendir (+), air (+) - Observasi HIS, DJJ, dan kemajuan persalinan
Tanggal/Jam Follow Up Antepartum

06.15 Menerima pasien di VK dan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik


Diagnosis: G3P2A0 gravid 38 minggu 4 hari + inpartu kala 1 fase laten + Ketuban Pecah Dini

06.30 Lapor dr. SpOG, advice:


• Drips oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc mulai dengan 8 tpm, dinaikkan 4 tpm per 30 menit (max
40 tpm) sampai HIS adekuat
• Cefadroxil 500mg/12jam/oral
• Observasi HIS, DJJ, dan kemajuan persalinan

06.45 Drips oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc 8 tpm


Djj : 145x/menit, His 2x10’ (10-15”), N : 82x/menit

07.15 Djj : 143x/menit, His 2x10’ (10-15”), N : 80x/menit


Naikkan tetesan oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc 12 tpm

07.45 Djj : 145x/menit, His 3x10’ (20-25”), N : 82x/menit


Naikkan tetesan oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc 16 tpm

08.15 Djj : 148x/menit, His 3x10’ (20-25”), N : 86x/menit


Naikkan tetesan oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc 20 tpm

08.45 Djj : 148x/menit, His 3x10’ (30-35”), N : 84x/menit


Naikkan tetesan oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc 24 tpm

09.15 Djj : 146x/menit, His 4x10’ (40-45”), N : 84x/menit

09.45 Djj : 148x/menit, His 4x10’ (40-45”), N : 82x/menit


Tanggal/jam Follow Pp Antepartum

10.15 VT Kontrol: vulva vagina normal, portio lunak tipis, Pembukaan 8 cm, ketuban (-), kepala di Hodge
III, bagian terbawah janin kepala
Djj : 145x/menit, His 4x10’ (40-45”),TD : 110/70 mmHg, N : 82x/menit, S : 36,8ºC

10.45 Djj : 146x/menit, His 4x10’ (40-45”), N : 84x/menit


11.15 Pembukaan 10 cm, ketuban (-), kepala di Hodge IV, bagian terbawah janin kepala, Djj : 144x/menit,
His 4x10’ (40-45”),TD : 110/70 mmHg, N : 82x/menit

11.30 Bayi lahir spontan,A/S=8/10, jenis kelamin laki-laki, BB:2700gr, PB: 46cm

11.45 Placenta lahir lengkap spontan, perineum utuh


12.00 TD: 110/70 mm/Hg, N: 78x/menit, tinggi fundus setinggi pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, perdarahan  10 cc
12.15 TD: 110/70 mm/Hg, N: 80x/menit, tinggi fundus setinggi pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, perdarahan  15 cc
12.30 TD: 110/60 mm/Hg, N: 80x/menit, tinggi fundus setinggi pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, perdarahan  10 cc
12.45 TD: 120/70 mm/Hg, N: 84x/menit, tinggi fundus 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, perdarahan  10 cc

13.15 TD: 120/70 mm/Hg, N: 84x/menit, tinggi fundus 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih terisi, perdarahan  5 cc

13.45 TD: 120/70 mm/Hg, N: 84x/menit, tinggi fundus 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih terisi, perdarahan  5 cc
Pasien diantar ke nifas
Follow up di ruang nifas
14-02-2018 Post Partum pervaginam Hari ke-1
Keluhan Subjektif : perdarahan (+), ASI belum keluar, BAK lancar, BAB (-)
Keadaan umum : Baik/Compos mentis/Gizi cukup
Tanda vital :
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Nadi : 80 kali/menit
• Suhu : 36,7 ºC
Asi -/-
TFU 1 jari di bawah pusat
Lokia : Rubra
Penatalaksanaan :
 Cefadroxil 2x500 mg per oral
 Asam mefenamat 3x500 mg per oral
 SF 1x1
 Edukasi agar tetap menyusui
Follow up di ruang nifas
15-02-2018 Post Partum pervaginam Hari ke-1I
Keluhan Subjektif : perdarahan (+), BAK lancar, BAB biasa
Keadaan umum : Baik/Compos mentis/Gizi cukup
Tanda vital :
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Pernapasan : 20 kali/menit
• Nadi : 80 kali/menit
• Suhu : 36,7 ºC
Asi +/+
TFU 3 jari di bawah pusat
Lokia : Rubra
Penatalaksanaan :
 Cefadroxil 2x500 mg per oral
 Asam mefenamat 3x500 mg per oral
 SF 1x1
 Pasien boleh pulang
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum


menunjukkan tanda-tanda persalinan atau secara klinis bila
ditemukan pembukaan kurang dari 3 cm pada primigravida dan
kurang dari 5 cm pada multigravida

<37 Minggu  Preterm Premature Rupture Of


Membrane
>37 Minggu  Premature Rupture Of Membrane
Etiologi

Serviks Inkompeten Panggul Sempit

Infeksi Kelainan letak janin

Ketegangan rahim berlebihan


PATOMEKANISME

Kontraksi uterus Perubahan struktur,


dan peregangan jumlah sel dan Aktivitas kolagen Air ketuban
berulang katabolisme berubah Pecah
kolagen
GEJALA KLINIS
 Keluarnya cairan ketuban merembes melalui
vagina, cairan vagina berbau amis dan tidak
seperti bau amoniak
 Janin mudah diraba.
 Tidak adanya his dalam satu jam
 Nyeri uterus, denyut jantung janin yang semakin
cepat serta perdarahan pervaginam sedikit
(jarang terjadi)
DIAGNOSIS

Konfirmasi Pemeriksaan
Diagnosis Pemeriksaan Fisik
Spekulum
Konfirmasi
Anamnesis usia
Uji PH Vagina,
Gestasi Nitrazin test,
Penunjang Ferning sign,
Presentasi USG,
Laboratorium
Janin
DIAGNOSIS
Anamnesis
 Penderita merasakan basah dari vaginanya
atau mengeluarkan banyak cairan dari
jalan lahir
 Cairan yang keluar berwarna jernih dan
berbau amis
Inspeksi
 Pengamatan pada Introitus Vagina, biasa
akan tampak keluarnya cairan dari vagina
 Inspeksi berlaku pada ibu yang baru saja
mengalami pecah ketuban, apabila ketuban
baru pecah dan masih terlihat air keluar
dari introitus hal ini untuk mengetahui
kapan waktu pecah ketuban terjadi
Pemeriksaan Inspekulo
 Merupakan langkah pertama untuk
mendiagnosis KPD (Ketuban Pecah Dini).
 Pemeriksaan Inspekulo dilakukan karena
pemeriksaan dalam seperti vaginal toucher
pada kasus KPD dapat meningkatkan
resiko infeksi pada ibu.
 Pemeriksaan inspekulo steril → untuk
melihat ada tidaknya cairan yang keluar dari
OUE
 Tampak cairan keluar dari OUE atau
tergenang pada fornix posterior.
 Bila fundus uteri ditekan atau pasien diminta
batuk atau melakukan valsalva maneuver
maka akan tampak cairan keluar dari OUE.
 Pada pemeriksaan inspekulo juga sekaligus
nilai pembukaan, posisi dan pendataran
serviks.
PEMERIKSAAN FISIS
 Pemeriksaan keadaan umum dan tanda
vital
 Periksa cairan yang keluar dari vagina,
Bagaimana warna, konsentrasi, pH dan bau
cairan
Pemeriksaan Lab
- Pemeriksaan darah lengkap dan kultur
dari urinalisa
- Tes lakmus
Pemeriksaan nitrazine (kertas lakmus) :
 pH sekret vagina ibu hamil : 4 – 4.5 →
lakmus tidak berubah warna (tetap merah).
 pH air ketuban : 7 – 7.5 → lakmus berubah
warna (biru) ; hati – hati karena darah (ber pH
tinggi) juga akan merubah lakmus menjadi
warna biru.
 Tes Pakis (Uji Fern)
Teteskan cairan sampel di objek glass,
keringkan → amati dengan mikroskop ; akan
tampak bentuk daun pakis (karena
konsentrasi protein dan NaCl yang tinggi)

Penegakkan diagnosis KPD dengan Tes


Nitrazine dan Uji Fern ketepatannya 90 %
 Pemeriksaan USG
• Untuk melihat ada tidaknya oligohydramnion
 AFI (Amniotic Fluid Index)
 Menjumlahkan kedalaman vertikal dari kantong terbesar di 4 kuadran
uterus.
 Cara : bagi abdomen menjadi 4 kuadran, jumlahkan 4 kedalaman
vertikalnya.
 Normal bila antara 5 – 24 cm (< 5 : oligohydramnion dan > 24 :
hydramnion).
 Single Pocket
 Mengukur kedalaman vertikal 1 kantong saja
 Normal : 2 – 8 cm
◦ Untuk menentukan usia kehamilan
◦ Untuk melihat letak janin
◦ Untuk menentukan berat badan janin
PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu:
a. Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan
janin:
 Ampisilin 4 x 500mg selama 7 hari ditambah eritromisin
250mg per oral 3 kali per hari selama 7 hari.
b. Berikan kotikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki
kematangan paru janin:
 Betametason 12mg I.M. dalam 2 dosis setiap 12 jam,
 Deksmetason 6mg I.M. dalam 4 dosis setiap 12 jam.

c. Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu


d. Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan
preterm.
PENATALAKSANAAN
2. Aktif
Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan >
37 minggu:
a. Jika ketuban telah pecah > 18jam, berikan
antibiotika profilaksis untuk mengurangi risiko
infeksi streptokokus grub B:
• Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jam,
• Atau penisilin G 2 juta unit I.V. setiap 6jam
sampai persalinan,
( Jika tidak ada infeksi pasca persalinan,
hentikan antibiotika)
b. Nilai serviks:
 Jika serviks sudah matang, lakukan
induksi persalinan dengan oksitoksin,
 Jika serviks belum matang, matangkan
dengan prostaglandin dan infus oksitosin,
atau lahirkan dengan seksio sesarea.
KOMPLIKASI
 Persalinan prematur
 Infeksi
 Hipoksia dan Asfiksia
 Sindroma deformitas janin
BAB IV
PEMBAHASAN

Anamnesis
Teori Kasus
 Pasien merasa basah pada vagina.  Pasien datang dengan keluhan keluar air
 Mengeluarkan cairan banyak tiba - dari jalan lahir
tiba dari jalan lahir.  Riwayat keluar air ketuban dari jalan
 Warna cairan diperhatikan. lahir sejak 5 jam sebelum masuk rumah
 His belum teratur atau belum ada. sakit.
 Nyeri perut tembus kebelakang (+)
 His belum adekuat 2x10’ (10-15”)
Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Tanda-tanda infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi:
 Suhu ibu >38o C  Suhu ibu 36,5o C
 Nadi cepat  Nadi 87 kali / menit

Pemeriksaan Inspekulo
Teori Kasus
 Pemeriksaan dengan spekulum tampak  Tidak dilakukan pemeriksaan dengan
keluar cairan dari OUE spekulum.
 Tampak cairan keluar dari vagina  Riwayat keluar air ketuban.
 Cairan yang keluar diperiksa warna, bau dan  Cairan jernih, nitrazin test (+)
pHnya
 Air ketuban yang keruh dan berbau
menunjukkan adanya proses infeksi.
Pemeriksaan dalam vagina
Teori Kasus
Pemeriksaan dalam dilakukan : Pemeriksaan dalam dilakukan :
 Seminimal mungkin untuk mencegah  Saat pertama kali datang dan saat
infeksi. VT kontrol pertama
 KPD sudah dalam persalinan.  Untuk memantau kemajuan
 KPD yang dilakukan induksi persalinan. persalinan.
 Selaput ketuban negatif.  Selaput ketuban tidak dapat
dievaluasi
Pemeriksaan Penunjang
Teori Kasus
Laboratorium Laboratorium
 Pemeriksaan leukosit untuk mengetahui  Leukosit: 10.200
tanda-tanda infeksi  Dilakukan pemeriksaan nitrazin
 Kertas lakmus merah berubah menjadi test (+)
biru
 pH air ketuban adalah 7 – 7,5

USG USG
• USG untuk melihat jumlah cairan ketuban • Pada pasien ini tidak pernah
dalam kavum uteri melakukan pemeriksaan USG
Penatalaksanaan
Teori Kasus
 Pemberian antibiotik profilaksis dapat  Pasien diberikan cefadroxil 2x500 mg
menurunkan infeksi pada ibu per oral
 Bila skor pelvik < 5, lakukan  Dilakukan akselerasi dengan drips
pematangan serviks, kemudian induksi oksitosin 5 IU dalam RL 500 cc mulai
ataupun akselerasi dengan 8 tpm, dinaikkan 4 tpm per 30
 Bila skor pelvik > 5, induksi ataupun menit (max 40 tpm) sampai HIS
akselerasi persalinan. adekuat
BAB V
KESIMPULAN
 Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. S yang
berusia 25 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
utama keluar air dari jalan lahir sejak 5 jam yang lalu
SMRS. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang, maka didapatkan diagnosis
G3P2A0 gravid 38 minggu 4 hari + inpartu kala I fase
laten + ketuban pecah dini. Pada pasien ini dilakukan
persalinan pervaginam dengan induksi oxytocin.
 Diagnosis akhir pada pasien ini adalah P3A0 partus aterm
+ ketuban pecah dini. Secara umum penegakkan
diagnosis maupun penatalaksanaan pada pasien ini sudah
tepat dan sesuai dengan teori.
Daftar Pustaka
 Soewarto, S. 2009. Ketuban Pecah Dini. Dalam: Winkjosastro H., Saifuddin A.B., dan Rachimhadhi T.
(Editor). Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal. 677-680.
 Gde Manuaba, I.B. Ketuban Pecah Dini (KPD). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana.
Jakarta: EGC; 2001. Hal: 229-232.
 Saifudin A.B. 2006. Ketuban Pecah Dini, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 218-220.
 Medina, Tanya M. and Hill, Ashley D. Preterm Premature Rupture of Membranes: Diagnosis and
Management.Am Fam Physician 2006;73:659-64.
 Myers VS. Premature rupture of membranes at or near term. In: Berghella V. Obstetric evidence based
guidelines. Series in maternal fetal medicine. Informa heathcare. Informa UK Ltd, 2007.
 Bergehella V. Prevention of preterm burth. In: Berghella V. Obstetric evidence based guidelines. Series in
maternal fetal medicine. Informa heathcare. Informa UK Ltd, 2007.
 Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Premature Birth. In: Williams
Obstetric. 23rd Ed. McGrawHill Medical, New York, 2010.
 Manuaba I.B.G, Chandranita Manuaba I.A, Fajar Manuaba I.B.G.(eds) Pengantar Kuliah Obstertri. Bab 6:
Komplikasi Umum Pada Kehamilan. Ketuban Pecah Dini. Cetakan Pertama. Jakarta. Penerbit EGC. 2007.
Pp 456-60.
 Nili F., Ansaari A.A.S. Neonatal Complications Of Premature Rupture Of Membranes. Acta Medica
Iranica. [Online] 2003.Vol 41. No.3. Diunduh dari http://journals.tums.ac.ir/upload_files/pdf/59.pdf.
 PNPK,POGI. Ketuban Pecah Dini, [Online] dari file:///C:/Users/sony/Downloads/PNPK-
KPD%202016.pdf (31 Oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai