(WebMD, 2016).
KLASIFIKASI
• Tipe 1 (Kerusakan sel-β pankreas (absolut insulin defisiensi))
• Immune-mediated diabetes
• Idiopatk diabetes
• Tipe 2 (Resistensi insulin)
• Gestatonal
• Kesemutan
• Poliphagia (banyak makan)
• Polidipsia (banyak minum) • Kulit terasa panas atau sepert
• Poliuria (banyak kencing) tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di
• Nokturia (sering kencing di kulit, kram,
malam hari) • Kelelahan
• Nafsu makan bertambah • Mudah mengantuk
• Berat badan turun dengan
• Pandangan mulai kabur
cepat (5-10 kg dalam waktu
2-4 minggu) • Gigi mudah goyah dan mudah lepas
• Mudah lelah • Kemampuan seksual menurun (dapat
menyebabkan impotensi)
• Pada ibu hamil dapat menyebabkan
keguguran atau bayi berat lahir lebih
dari 4kg.
(Fatmah, 2015).
PROGNOSIS
a. Komplikasi akut
Hiperglikemia. Hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tba-tba, dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetk,
Koma Hiperosmoler Non Ketotk (KHNK) dan kemolakto asidosis
b. Komplikasi Kronis
Komplikasi makrovaskuler. Komplikasi makrovaskuler yang umum
berkembang pada penderita DM adalah trombosit otak
(pembekuan darah pada sebagian otak), mengalami penyakit
jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetf, dan stroke.
• 75% Diabetes Melitus meninggal akibat penyakit jantung,
serta 15% Diabetes Melitus meninggal akibat stroke
• Kemungkinan terkena penyakit kardiovaskular 5 kali lebih
besar dibandingkan orang normal
DIAGNOSIS
Tekanan darah pasien Hipertensi Hipotensi
130/80 mmHg > 140/90 mmHg < 120/80 mmHg
(Huda, 2016).
FARMAKOLOGI
Tujuan Pengobatan :
• Menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran
normal
• Mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya
komplikasi diabetes
ALGORITMA DM TIPE 2
Indikasi : Diabetes mellitus tpe 2, terutama untuk pasien dengan berat badan
berlebih (overweight), apabila pengaturan diet dan olahraga saja tdak
dapat mengendalikan kadar gula darah (Pionas, 2015).
Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis, hentkan bila terjadi kondisi sepert
hipoksia jaringan (sepsis, kegagalan pernafasan, baru mengalami infark
miokardia, gangguan hat, wanita hamil dan menyusui (Pionas, 2015).
Cont’d
Dosis : dosis ditentukan secara individu berdasarkan manfaat dan tolerabilitas.
Dewasa & anak > 10 tahun: dosis awal 500 mg setelah sarapan untuk sekurang-kurangnya
1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan dan makan malam untuk sekurang-
kurangnya 1 minggu, kemudian 500 mg setelah sarapan, setelah makan siang dan setelah
makan malam. Dosis maksimum 2 g sehari dalam dosis terbagi. (Pionas, 2015).
Efek samping : anoreksia, mual, muntah, diare (umumnya sementara), nyeri perut, rasa
logam, asidosis laktat (jarang, bila terjadi hentkan terapi), penurunan
penyerapan vitamin B12, eritema, pruritus, urtkaria dan hepatts.
(Pionas.2015)
Keuntungan : - Tidak menyebabkan hipoglikemia
- Menurunkan CVD
- Biaya rendah
Kerugian : - Efek samping gastrointestnal
- Risiko asidosis laktat
- Defisiensi vit b12
Kontra indikasi : ckd, asidosis, hipoksia, dehidrasi
(Ndraha, 2014).
HYPERTENSION/BLOOD PRESSURE CONTROL