Anda di halaman 1dari 26

TARGET PAJAK 2018

PENDAPATAN SEKTOR PERPAJAKAN

Tahun 2017 Rp1,609.4 Tahun 2018

Rp 267,9

Rp 1.472,7
9,3 % Bukan Pajak
14.3%
Des

46,8%
Jul Pajak
Rp1,472.7 85.7%
Rp 601,1
Rp 1.609,4

APBN-P 2017 RAPBN-P 2018 (Triliun)

Rencana Penerimaan Pajak Tahun 2018 diharapkan tercapai dengan telah memperhitungkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 %. Inflasi 3,5 %.
STRATEGI PERPAJAKAN DI SEMESTER II TAHUN 2017

 Extra Effort Pengawasan,

 Penagihan & Penegakan Hukum, dengan Tetap


Mendukung Terwujudnya Iklim Investasi dan Perbaikan
Dunia Usaha,

 Persetujuan DPR atas Perpu AEoI yang Memberi


Ruang yang Lebih Luas kepada Pemerintah Guna
Memanfaatkan Era Keterbukaan Informasi dalam
Rangka Mengejar Target Pajak.
LANGKAH PERBAIKAN PERPAJAKAN 2018
 Data & Sistem Informasi Perpajakan up to date dan Terintegrasi. al. e filling,
e form, e faktur.

 Kepatuhan Wajib Pajak Membangun Kesadaran Pajak (sustainable


complience) al. e service, mobile tax unit, KPP Mikro, out bond call.

 Automatic Exchange of Information (AEoI) Meningkatkan Basis Pajak serta


Mencegah Praktek Penghindaran Pajak dan Erosi Perpajakan (base erosian
profit shifting).

 Insentif Perpajakan, Tax Holiday dan Tax Allowance serta Mereviu Kebijakan
Exemption Tax pada Beberapa Barang Kena Pajak.

 SDM dan Regulasi Peningkatan Pelayanan dan Efektivitas Organisasi.


ISU FOKUS
 Revisi UU, Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan.

 Kerjasama Internasional Penerapan AEoI (termasuk keterbukaan BI dan OJK).

 Peningkatan Law Enforcement.

 Pembentukan Badan Penerimaan Pajak, yang Bertanggung Jawab Langsung kepada


Presiden (pemisahan fungsi administrasi dan kebijakan).

 Melanjutkan Tindak Lanjut setelah Amnesty Pajak.

 DJP Melakukan Penggalian Potensi Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Usaha.

 Melakukan Intensifikasi dan Extensifikasi melalui Konseling dan Pemeriksaan Pajak akan
Lebih Ditingkatkan.
OBJEK PAJAK

PAJAK PUSAT

PPN dan PPn BM (Penjualan


dan Pembelian)
PPh

• PPh Pasal 21 (Karyawan, Tenaga Ahli)


• PPh Pasal 4 ayat 2 (Sewa Lahan, Penjualan Properti)
• PPh Pasal 22 (Impor, Penjualan Properti)
• PPh Pasal 23 (Jasa Teknik, Jasa Lainnya)
• PPh Pasal 26 (Jasa Luar Negeri)
• PPh Pasal 25 (Angsuran Pajak Badan)
• PPh Pasal 24 (Pajak dibayar di Luar Negeri)
• PPh Pasal 29 (Kekurangan Pajak Badan)
PPh

Pajak atas Penghasilan Sehubungan Pekerjaan, Jasa, atau Kegiatan


Pasal 21 yang Diterima Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.

Merupakan Pajak yang BERSIFAT FINAL, Dikenakan Atas


Pasal 4 ayat 2 Penghasilan dari :

1. Bunga Deposito, Tabungan, Bunga Obligasi, Bunga


Simpanan Anggota Koperasi
2. Hadiah Undian
3. Penghasilan dari Transaksi Saham
4. Pengalihan Harta berupa Tanah dan/atau Bangunan, Usaha
Jasa Kontruksi, Usaha Real Estate, dan Persewaan Tanah
dan/ atau Bangunan
PPh

Pemungutan Pajak yang Dilakukan oleh:


Pasal 22
1. Bendahara yang Memungut Pajak Sehubungan dengan
Pembayaran atas Penyerahan Barang.
2. Badan-badan Tertentu yang Memungut Pajak dari Wajib Pajak
yang Melakukan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di
Bidang Lain.
3. Wajib Pajak Badan Tertentu yang Memungut Pajak dari Pembeli
atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah.

Pemotongan pajak kepada Wajib Pajak dalam negeri atas penghasilan:


Pasal 23
 Dividen, bunga, royalty
 Hadiah, penghargaan bonus, dan sejenisnya
 Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta
 Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan,dan jasa lain.
PPh

Pemotongan pajak kepada Wajib Pajak luar negeri atas penghasilan


Pasal 26 dividen, bunga, royalty, imbalan sehubungan jasa, pekerjaan dan kegiatan,
hadiah dan penghargaan, pensiun, premi swap, keungtungan karena
pembebasan utang, yang dibayarkan kepada Wajib Pajak luar negeri.

Angsuran pajak dalam tahun berjalan


Pasal 25

Pajak penghasilan yang dibayar di luar negeri dan dapat


Pasal 24 dikreditkan terhadap pajak yang terutang pada tahun
pajak yang sama.

Adalah kekurangan pembayaran pajak yang terutang pada SPT Tahunan


Pasal 29 Pajak Penghasilan
PPh Pasal 24

Penghasilan LN
PPh Terhutang
PKP

Dari Perhitungan Tersebut, Dibandingkan Mana yang Lebih Kecil


Antara Potongan Pajak dari LN dan Perhitungan Tersebut.
PPh Pasal 29 (Badan)

L/R Komersial L/R Fiskal


Pendapatan Final
dikoreksi / tidak
Pendapatan XXX XXX dijadikan Pendapatan

• Biaya Final dikoreksi /


tidak jadi Biaya
• Yang bisa di jadikan
Biaya (XXX) (XXX) Biaya adalah 3M

3M = Memelihara,
Mendapatkan, Menagih
Pendapatan

PPh Pasal 29 =
Laba XXX XXX PKP x 25%
PPh Pasal 25

PPh Pasal 29

PPh Yang Harus Dibayar


(PPh yang harus
dibayar / 12)
Dikurangi

Prepaid PPh
Pasal 25

Prepaid PPh Pasal


22

Prepaid PPh Pasal


23

PPh Pasal 25
Prepaid PPh
Pasal 24
PAJAK PUSAT

• PT PJA • PT TIJA

KPP
KPP Madya
Perusahaan
Jakarta Utara
Masuk Bursa

KPP Pratama KPP Pratama


• PT GALK Serpong Pademangan • PT JA
• PT JAPT
• PT STU
• PT TI
• KSO Seafront
PAJAK DAERAH

Pajak
Hiburan (Phi)
Instansi Pajak Daerah
(Penjualan
Tiket)

UPPD Pademangan

Pajak Pajak Pajak Hotel


Reklame (PDA)
Daerah
Suku Badan Jakarta Utara

Pajak Bumi
dan Bapenda
Bangunan
(PBB)
BATAS PEMBAYARAN DAN
PELAPORAN PAJAK
Tanggal 10 Tanggal 20 bulan
Bulan berikutnya
PPh Pasal 21, 23, Berikutnya PPh Pasal
Paling 26, 4(2) 21, 23, 26,
Lambat 31 4(2)
Tanggal 15
Agustus Tanggal 20
Bulan Setelah Bulan
Berikutnya pembayaran berikutnya
PPh Pasal 4(2)
Setor Sendiri, PPh Pasal
PBB
PPh Pasal 25, Phi, 4(2) Setor
Pajak Hotel Pajak Sendiri, PPh
Reklame Pelaporan Pasal 25,
Pembayaran Phi, Pajak
Setelah Hotel
Terbitnya Akhir Bulan
SKPD Berikutnya
Akhir Bulan
Berikutnya
setelah
Pajak Reklame PPn PPn Pembayaran

* Proses Pembayaran dan Pelaporan Dibuat Sekitar 5 - 7 Hari Sebelumnya


HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Batas Akhir Pengkreditan PPN adalah 3 Bulan : Sehingga Unit/SBU


Tidak Menunda-nunda Proses Penyampaikan Faktur PPN Baik yang
dari Bagian Pajak Ancol Maupun yang dari Rekanan.

2. Peserta Tender Melampirkan SP PKP dan SPT Masa PPN 3 Bulan


Terakhir untuk Menghindari Penggelapan Pajak oleh Kontraktor.

3. Meminta Bukti Potong PPh Kepada Rekanan agar Dapat Dikreditkan di


Akhir Tahun dan Tidak Menjadi Hutang PPh serta Menjadi Biaya
Pengurang Laba di Akhir Tahun.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

4. Pengadaan Barang dan Jasa Melalui Impor, Diwajibkan Meminta


Certificate Of Domisili (COD) / Certificate Residence Tax Payer (CRTP)
untuk Pemanfatan Tax Treaty

5. Pengeluaran Biaya Disesuaikan dengan yang dianggarkan


apabila tidak mencukupi dilakukan alih anggaran.

6. Pembebanan atau Pengakuan Pendapatan antar PT Anak dan Induk


Harus Dinilai dengan Wajar.

7. Beberapa Kewajiban Mitra dalam Kontrak Harus di- ditindaklanjuti


Secara Rutin.

8. Unit Dilarang Menyelesaikan Selisih Piutang Diselesaikan Sebagai Beban


Bank.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
9. Akun Uang Titipan Acara
 Sebaiknya Dihindari karena Tidak Memuhi Prinsip Maching Cost & Revenue.

 Akuntansi
• Pengangkatan Pendapatan (Uang Titipan) < Dibandingkan Kuitansi yang
Diterbitkan (Menimbulkan Praduga Negatif dari Auditor dan Mitra)

 Pajak
• Pendapatan < PPN Keluaran
• Biaya < PPN Masukan
• Kredit Pajak > Pendapatan
• Biaya < PPh 23

10. Unit Service yang Mengelola Biaya Sekaligus PJA & TIJA agar Memisahkan
Pembebanan Unit dari Sejak Dibuatkan Kontral (Awal).
- Menghindari Transfer Pricing
- Menghindari Double Tax
Transaksi Property

Penetapan Batas Waktu Penyelesaiaan Transaksi Property:

Penandatanganan PPJB
• Salah Satu Syarat Pengakuan Pendapatan.

AJB, BPHTB dan Pemecahan serta Balik Nama PBB


• Agar Kewajiban Pajak - Pajak Segera Dialihkan Kepada Konsumen.
• Menghindari Tanggung Jawab Renteng PPh atas Pengalihan Bawah Tangan
oleh Konsumen.

Penyerahan Fasum Fasos ke Pemprov DKI


• Mengurangi Beban PBB
Percentage of Completion Method

Perhitungan Pendapatan Penjualan Unit Bangunan Kondominium, Apartemen,


Perkantoran, Pusat Belanja dan Bangunan Sejenis Lainnya, serta Unit dalam Kepemilikan
Secara Time Sharing,

1. Proses Konstruksi telah Melampaui Tahap Awal, yaitu Fondasi Bangunan telah Selesai
dan Semua Persyaratan untuk Memulai Pembangunan telah Terpenuhi.

2. Jumlah Pembayaran oleh Pembeli telah Mencapai 20% dari Harga Jual yang Telah
Disepakati dan Jumlah Tersebut Tidak Dapat Diminta Kembali oleh Pembeli.

3. Jumlah Pendapatan Penjualan dan Biaya Unit Bangunan Dapat Diestimasi dengan
Handal.

Contribusi Margin = (Real Penjualan x Complisment) – (COGS/m2 x Luas


Terjual x Complisment)

Complistment = BA Progres Fisik yg Ditandatangani: Owner, Kontraktor dan Appraisal.


TERIMAKASIH
UP DATE PERATURAN PAJAK 2017 - 2018
a. Pasal 3 PP No. 34 Tahun 2016, Pajak Penghasilan terutang pada saat diterimanya sebagian atau seluruh
pembayaran atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dihitung berdasarkan jumlah setiap
pembayaran termasuk uang muka, bunga,pungutan.

b. Pengalihan Tanah & Bangunan di masa angsuran:

– Pembeli Pertama diwajibkan membayar PPh Pasal 4 ayat 2 atas nama Pembeli berikutnya,

– Penjual akan menandatangani Perubahan atau Addendum PPJB

– Apabila Pihak Penjual sudah memenuhi kewajiban Perpajakan dengan dibuktikannya (menyerahkan)
fotocopi ssp yang sudah diteliti oleh KPP.

– Pihak Penjual diwajibkan menyampaikan Laporan mengenai perubahan atau Addendum PPJB tersebut ke
Kantor Pajak,

– Jika Pihak Penjual tidak menyampaikan laporan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan
Perundang-undangan.
Kebijakan Atas Sisa Tanah Perumahan

Untuk HPL 1 dan HPL 12 Tidak di-Fasum Fasoskan

• Property

Ancol Masih Membutuhkan Infrastruktur itu Untuk


Mengembangkan dan Mengelola Kawasan tersebut
Untuk Mengontrol dan Mengatur dari Perselisihan
Warga.

• Rekreasi

Agar Kawasan Rekreasi dapat Dikelola & Dikembangan


Secara Utuh.
Tuntutan Gratis Masuk TIJA apabila di Fasum Fasoskan
Bagian Kesatuan Aset yang Diserahkan Kepada PJA
dari Pemprov DKI Sebagai Penyertaan Modal (Saham).
KEBIJAKAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan jumlahnya dapat
diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat
dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Kriteria spesifik berikut juga harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui:

Pendapatan dari Real Estat

Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44 “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real
Estat” sebagai berikut:

(1) Pendapatan dari penjualan bangunan rumah, ruko dan bangunan sejenis lainnya beserta kaveling tanahnya
diakui dengan metode akrual penuh apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:

a. proses penjualan telah selesai;


b. harga jual akan tertagih;
c. tagihan penjual tidak akan bersifat subordinasi di masa depan terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh
pembeli; dan
d. penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu
transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berkewajiban atau terlibat secara
signifikan dengan unit bangunan tersebut.
KEBIJAKAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
(2) Pendapatan dari penjualan kaveling tanah tanpa bangunan diakui dengan metode akrual penuh pada saat
pengikatan jual beli apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

a. jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah
tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli;
b. harga jual akan tertagih;
c. tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa depan;
d. proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan
kaveling tanah yang dijual, seperti kewajiban untuk mematangkan kaveling tanah atau kewajiban untuk
membangun fasilitas-fasilitas pokok yang dijanjikan oleh atau menjadi kewajiban penjual, sesuai dengan
pengikatan jual beli atau ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. hanya kaveling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas
kaveling tersebut.

(3) Pendapatan dari penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran, pusat belanja dan bangunan
sejenis lainnya, serta unit dalam kepemilikan secara time sharing, diakui dengan metode persentase
penyelesaian apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

a. proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua
persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi;
b. jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan total
tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan
c. jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
KEBIJAKAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN
Apabila semua persyaratan tersebut diatas tidak dipenuhi, semua penerimaan uang yang berasal dari pelanggan
dicatat sebagai uang muka dari pelanggan dengan menggunakan metode deposit (deposit method), sampai semua
persyaratan dipenuhi.

Beban pokok penjualan tanah ditentukan berdasarkan nilai perolehan tanah ditambah estimasi pengeluaran-
pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal meliputi seluruh beban
pembangunan.

Pendapatan Usaha Lainnya

Pengakuan penjualan barang dan jasa diakui pada saat barang atau jasa diserahkan atau diberikan dan
kepemilikannya telah beralih kepada pelanggan.

Pendapatan dari penjualan tiket diakui sebagai pendapatan pada saat tiket tersebut telah dijual

Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis).

Anda mungkin juga menyukai