Anda di halaman 1dari 33

Oleh : Devi Yunita Purba

1010312096

Preseptor :dr. Ardian Riza, Sp.OT, M.Kes

1
PENDAHULUAN

Pott’s disease of Di Amerika Utara, Eropa


the spine atau Percival Pott/1979
dan Saudi Arabia, usia
rata-rata 40 – 50 tahun
tuberculous Koch/1882 i Asia dan Afrika sebagian
vertebral besar mengenai anak-
osteomyelitis anak

tuberkulosa, keterlibatan penyebab paraplegia Terapi konservatif


tulang dan sendi terjadi (kelumpuhan) terbanyak tindakan operatif
pada kurang lebih 10% setelah trauma
kasus tindakan rehabilitasi

2
TINJAUAN PUSTAKA

Terdapat 33 vertebra
pada manusia, 7 ruas
vertebra cervicalis, 12
ruas vertebra thoracalis, 5
ruas vertebra lumbalis, 5
ruas vertebra sacralis
yang membentuk os
sacrum, dan 4 ruas
vertebra coccygealis yang
membentuk os coccygeus

3
DEFINISI

suatu penyakit infeksi oleh


kuman Micobacterium
tuberculosis yang menyerang
tulang belakang. Kuman ini
menyerang terutama di
daerah paru.

4
KLASIFIKASI

Lama waktu diare • diare akut atau kronik

Mekanisme
patofisiologis • diare osmotic atau sekretorik

Berat ringannya
diare • diare kecil atau besar

Penyebabnya
infeksi atau tidak • diare infektif atau noninfektif

Penyebabnya
organic atau tidak • diare organic atau fungsional
5
ETIOLOGI

Mycobacterium tuberculosis, merupakan


bakteri berbentuk batang yang bersifat
acid-fastnon-motile dan tidak dapat
diwarnai dengan baik melalui cara yang
konvensional. Dipergunakan teknik Ziehl-
Nielson untuk memvisualisasikannya.
Bakteri tumbuh secara lambat dalam
media egg-enriched dengan periode 6 –
8 minggu

6
PATOFISIOLOGI

7
8
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN
FISIK

ANAMNESIS

9
Anamnesis
Gambaran adanya penyakit sistemik

riwayat batuk lama (lebih dari 2 minggu)

Nyeri terlokalisir pada satu regio tulang belakang atau berupa nyeri yang menjalar

Pola jalan merefleksikan rigiditas protektif dari tulang belakang

Tampak adanya deformitas

Adanya gejala dan tanda dari kompresi medula spinalis (defisit neurologis)

Adanya gejala dan tanda dari kompresi medula spinalis (defisit neurologis)

10
Pemeriksaan Fisik
Bila terdapat abses hangat
(disebut cold abcess, yang
membedakan dengan abses Spasme otot protektif disertai
piogenik yang teraba panas). keterbatasan pergerakan di
maka akan teraba massa segmen yang terkena.
yang berfluktuasi dan
Adanya kulitdanditanda dari kompresi
gejala
atasnya terasa
medulasedikit
spinalis (defisit neurologis)

Pada perkusi secara halus


atau pemberian tekanan di
atas prosessus spinosus
vertebrae yang terkena,
sering tampak tenderness.
11
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium Ro. Thorak


Adanya gejala dan tanda dari kompresi
Ro Vertebre
medula spinalis (defisit neurologis)

CT Scan MRI

12
13
14
15
TATALAKSANA

REHIDRASI DIET

ANTIDIARE ANTIMIKROBA
16
PROGNOSIS

Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,


ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya, sehingga
umumnya prognosis adalah dubia ad bonam. Bila kondisi saat
datang dengan dehidrasi berat, prognosis dapat menjadi dubia
ad malam.

17
18
Anamnesis

Pasien permepuan, 54 tahun, dibawa ke RSUD Pariaman dengan


keluhan:

19
RPS
BAB encer sejak 2 hari yang lalu. BAB sebanyak ± 10
kali dalam sehari. BAB encer berwarna kuning,
konsistensi cair, ampas (+) sedikit, lender(-), dan darah
(-). Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut yang
hilang timbul. Muntah tidak ada, rasa mual ada. Nafsu
makan berkurang, namun pasien masih mau minum.
Makan makanan pedas maupun berminyak sebelum BAB
encer disangkal. Pasien mengeluhkan tubuh terasa
demam namun tidak dilakukan pengukuran suhu selama
di rumah. BAK biasa.

20
RPD

Pasien dikenal menderita Diabetes Mellitus Tipe II sejak


± 6 tahun yang lalu, control ke Spesialis Penyakit Dalam
teratur.
Riwayat magh(+)
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan tidak ada.

21
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit
dengan keluhan yang sama.
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan dirinya jarang mencuci tangan
dengan sabun sebelum makan. Makanan di rumah
sering dimasak sendiri, namun kadang-kadang beli dari
luar dan untuk minum menggunakan air mineral dalam
kemasan galon.

22
P. FISIK

KU : sedang
Kesadaran : Compos Mentis ( GCS E4 V5 M6)
Gizi : Kesan cukup
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 110x/menit.
RR : 20x/menit.
S : 36,8o C peraxiller.

23
P. FISIK

- Kepala
- Leher
- Paru
- Jantung
- Ekstremitas
TIDAK DITEMUKAN KELAINAN
- Kulit : turgor kembali lambat

24
P. FISIK
- ABDOMEN

Inspeksi: Dinding perut lebih tinggi dibanding dinding


thorak, distended (-),
sikatrik (-), stria (-), caput medusa (-).
Palpasi: Supel, nyeri tekan (-) Hepar, lien dan ren tidak
teraba, balotement ginjal (-)

Perkusi: Timpani, pekak beralih (-)


Auskultasi: Peristaltik (+) normal
25
P. FISIK

- Kepala
- Leher
- Paru
- Jantung
- Ekstremitas
TIDAK DITEMUKAN KELAINAN
- Kulit : turgor kembali lambat

26
P. PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Satuan


Leukosit 13.710 µL
Hb 13.6 g/dl
Rbc 4.55 µL
Hct 37 %
MCV 81.3 fL
MCH 29.9 Pg
MCHC 36.8 g/dl
27
DIAGNOSIS KERJA
Gastroenteritis akut ec.infeksi virus
DM Tipe II
TERAPI
IVFD RL 20 gtt/menit
Injeksi Omeprazol 1x 1 vial
Sucralfat syr 3x C.I
Loperamid 2-1-1
Oralit sachet tiap kali diare

28
29
• BAB encer sejak 2 hari yang lalu. ± 10 kali, berwarna kuning,
konsistensi cair, ampas (+) sedikit, lender(-), dan darah (-). nyeri
pada perut yang hilang timbul. Muntah tidak ada, rasa mual ada.
Nafsu makan berkurang, masih mau minum.
• Makan makanan pedas maupun berminyak sebelum BAB encer
disangkal.
• Demam, BAK biasa.
• jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.
• Makanan di rumah sering dimasak sendiri dan dari luar, minum
menggunakan air mineral dalam kemasan galon.

gastroenteritis akut 30
• IVFD RL 20 gtt/menit, injeksi Omeprazol 1x1 vial,
Sucralfat syr 3x C.I, Loperamid 2-1-1, Oralit sachet tiap
kali diare. Rehidrasi diusahakan melalui pemberian
cairan RL dan oralit, untuk mengurangi rasa mual
pasien diberikan omeprazole, dan diberikan Loperamid
sebagai antidiare, Loperamid paling sering digunakan
karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling
kecil.

Terapi yang diberikan 31


Pemeriksaan feses pada pasien tidak dilakukan dan hasil
pemeriksaan leukosit mengalami sedikit peningkatan.
Kebanyakan pasien memiliki penyakit yang ringan, self
limited disease karena virus atau bakteri non-invasif,
pengobatan empirik tidak dianjurkan pada semua pasien.
Pengobatan empirik diindikasikan pada pasien-pasien
yang diduga mengalami infeksi bakteri invasive, diare
turis (traveler’s diarrhea) atau imunosupresif.

Sehingga pasien tidak


mendapatkan terapi antimikroba. 32
Klinis Skor
1. Rasa haus/ muntah 1 1
2. Tekanan Darah sistolik 60 -90 0
mmHg 1
3. Tekanan darah sistolik <60 mmHg 0
2
4. Frekuensi nadi > 120 x/menit 1 0
5. Kesadaran apatis 1 0
6. Kesadaran somnolen, spoor atau 0
koma 2
7. Frekuensi napas > 30x/ menit 1 0
8. Facies Cholerica 2 0
9. Vox Cholerica 2 0
10. Turgor kulit menurun 1 1
11. Washer woman’s hand 1 0
12. Ekstremitas dingin 1 0
13. Sianosis 2 0
14. Umur 50 – 60 tahun -1 -1
15. Umur > 60 tahun -2 0

REHIDRASI 33

Anda mungkin juga menyukai