ILEUS OBSTRUKTIF
Oswaldus Gratiano Gaudens Binsasi
112017009
Obstruksi mekanik dari lumen intestinal biasanya disebabkan oleh tiga mekanisme:
1) Blokade intralumen (obturasi)
2) Intramural atau lesi intrinsik dari dinding usus
3) Kompresi lumen atau konstriksi akibat lesi ekstrinsik dari intestinal
Patofisiologi
Patogenesis
Klasifikasi
◦ Sifat sumbatan ◦ Letak sumbatan
obstruksi sebagian (makanan Letak Bila mengenai usus halus (dari gaster
Parsial masih dapat lewat dan masih
bisa flatus dan defekasi) tinggi sampai ileum terminal)
3) Auskultasi
Terdengar kehadiran episodik gemerincing logam bernada tinggi (Metalic Sound) dan
peningkatan peristaltik (Borborigmi).
Tetapi dalam beberapa hari perjalanan penyakit dan usus di atas sudah berdilatasi,
maka aktivitas peristaltik biasa tidak ada atau menurun.
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi dekubitus) dan posisi
tegak thoraks. Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain:
1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4) Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan step-ladder sign
5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet
6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan gelung usus
yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.
Distensi usus, Herring Bone, Ceffee Bean, Step Ladder
Penatalaksanaan
◦ Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah
◦ koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,
◦ menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi,
◦ mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan
◦ menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
Konservativ/resusitasi
◦ Awasi tanda - tanda vital, dehidrasi dan syok.
◦ Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit
sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat.
◦ Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang
keluar.
◦ Pemasangan NGT untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah dan
mengurangi distensi abdomen.
◦ Penatalaksanaan konservatif ileus antara lain :
◦ Penderita dirawat di rumah sakit & dipuasakan.
◦ Penderita dipuasakan(tidak makan & minum) sampai krisisnya teratasi, min 3 hari supaya luka operasi pada
saluran cerna dapat sembuh.
◦ Kontrol status ABC
◦ Dekompresi dengan nasogastric tube. (untuk mengurangi tekanan dan peregangan dengan
mengeluarkan gas dan cairan
◦ Intravenous fluids and electrolyte.
◦ Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.
Farmakologis
◦ Penatalaksanaan farmakologis ileus antara lain :
◦ Antibiotik spektrum luas untuk bakteri anaerob dan aerob sebagai profilaksis.
◦ Analgesik apabila nyeri.
◦ Antiemetik untuk mengurangi gejala mual muntah.
Terapi Operatif
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada obstruksi ileus.
1) Koreksi sederhana (simple correction). Tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus
dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau
pada volvulus ringan.
2) Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus yang
tersumbat, misalnya pada tumor intraluminal, Crohn disease, dan sebagainya.
3) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada
Ca stadium lanjut.
4) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk
mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi
strangulata, dan sebagainya.
TERAPI CAIRAN
Komponen cairan tubuh
Terapi Cairan
◦ Prinsip dasar terapi cairan adalah
◦ cairan yg diberikan harus mendekati jumlah dan komposisi cairan yg hilang
◦ Terapi cairan ialah
◦ tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam batas-batas fisiologis dengan
cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena.
Tujuan terapi cairan
◦ Untuk mengganti kekurangan air dan elektrolit
◦ Untuk memenuhi kebutuhan
◦ Untuk mengatasi syok
◦ Untuk mengatasi kelainan yg ditimbulkan karena terapi yg diberikan
Jenis cairan dan indikasinya
◦ Cairan pemeliharaan
◦ Cairan pengganti
◦ Cairan untuk tujuan khusus
◦ Cairan nutrisi
Cairan pemeliharaan
◦ Tujuannya adalah untuk mengganti kehilangan air tubuh lewat urin, feses, paru dan
keringat
◦ Jumlah kehilangan air tubuh ini berbeda sesuai dg umur, yaitu:
◦ Dewasa : 1,5-2 ml/kg/jam
◦ Anak-anak : 2-4 ml/kg/jam
◦ Bayi : 4-6 ml/kg/jam
◦ Neonatus : 3 ml/kg/jam
Lanjutan...
◦ Mengingat cairan yg hilang dg cara ini sedikit sekali mengandung elektrolit, maka
sebagai cairan pengganti adalah yg hipotonik, dg perhatian khusus untuk natrium
◦ Cairan kristaloid utk pemeliharaan misalnya dekstrosa 5 % dalam NaCl 0,45 %
◦ Untuk mengganti cairan ini dapat juga digunakan cairan non elektrolit misalnya
dekstrosa 5 % dalam air (D5W)
Cairan pengganti
◦ Tujuannya adalah untuk mengganti kehilangan air tubuh yg disebabkan oleh
sekuestrasi atau proses patologi yg lain (misalnya fistula, efusi pleura, asites, drainase
lambung dsb.)
◦ Sebagai cairan pengganti utk tujuan ini digunakan cairan kristaloid, misalnya NaCl 0,9
% dan RL atau koloid, misalnya dextrans.
Perbandingan antara kristaloid dan
koloid
Sifat-sifat Kristaloid Koloid
Berat molekul Lebih kecil Lebih besar
Distribusi Lebih cepat Lebih lama dalam
sirkulasi
Faal hemostasis Tidak ada pengaruh Mengganggu
Penggunaan Untuk dehidrasi Pada perdarahan
masif
Untuk koreksi Diberikan 2-3 x jumlah Sesuai dengan jumlah
perdarahan perdarahan perdarahan
Cairan untuk tujuan khusus
◦ Yg dimaksud dengan cairan kristaloid yg digunakan khusus misalnya natrium
bikarbonat 7,5 %, kalsium glukonas dll, untuk tujuan koreksi khusus terhadap gangguan
keseimbangan elektrolit
Cairan nutrisi
◦ Digunakan untuk nutrisi parenteral pada pasien yg tidak mau makan, tidak boleh
makan dan tidak bisa makan peroral
◦ Jenis cairan parenteral pada saat ini sudah dalam berbagai komposisi baik untuk
parenteral parsial atau total maupun untuk kasus penyakit tertentu
Jenis Terapi Cairan