MEDIS ELEKTRONIK
Pertemuan ke- 1
KELEMAHAN :
• RELATIF TERBUKA
• PENGISI DATA BUKAN DOKTER
Ps 46 (3) UU PRATEK KEDOKTERAN.
• PENJELASAN:
– APABILA DALAM PENCATATAN REKAM MEDIK
MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI
ELEKTRONIK, KEWAJIBAN MEMBUBUHI
TANDATANGAN DAPAT DIGANTI DENGAN
MENGGUNAKAN NOMOR IDENTITAS PRIBADI
(PIN)
KETENTUAN
• AUTHORIZED PERSONNEL
• SECURITY LEVEL
• ID CODE, PASSWORD
• FOOTPRINT
• KOREKSI ? : ADDENDUM
• PRINT : LIMITED
• RELEASED : PATIENT APPROVAL
• PEMUSNAHAN DATA SEIJIN DOKTER
BIASANYA MASIH DALAM
BENTUK PAPER
• CONSENT
• GRAFIK PEMANTAUAN TANDA VITAL
• GRAFIK TERAPI
• RESEP ( asuransi, pajak, dll)
• KUITANSI
MASALAH HUKUM
– Akibat keragaman bentuk data
• Privacy
– Lebih banyak orang bisa mengakses (?)
• Technology limitation
• Preservation
– Harus mematuhi cara penyimpanan
• Legal Status
UU INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)
Pasal 5
• 1) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau
hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah.
• 2) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau
hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara
yang berlaku di Indonesia.
• 3) Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan
sah apabila menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-• Undang ini.
UU INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE)
Pasal 6
• Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang
diatur dalam Pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan
bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis
atau asli, Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik dianggap sah sepanjang
informasi yang tercantum di dalamnya dapat
diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga
menerangkan suatu keadaan.
Pasal 11
(1)Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan
hukum dan akibat hukum yang sah selama
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait
hanya kepada Penanda Tangan;
b. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat
proses penandatanganan elektronik hanya berada
dalam kuasa Penanda Tangan;
c. segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik
yang terjadi setelah waktu penandatanganan dapat
diketahui;
d. segala perubahan terhadap Informasi Elektronik
yang terkait dengan Tanda Tangan Elektronik
tersebut setelah waktu penandatanganan dapat
diketahui;
e. terdapat cara tertentu yang dipakai untuk
mengidentifikasi siapa Penandatangannya; dan
f. terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa
Penanda Tangan telah memberikan persetujuan
terhadap Informasi Elektronik yang terkait.
Pasal 16
(1)Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-undang
tersendiri, setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib
mengoperasikan Sistem Elektronik yang memenuhi
persyaratan minimum sebagai berikut:
a. dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik secara utuh sesuai
dengan masa retensi yang ditetapkan dengan
Peraturan Perundangundangan;
b. dapat melindungi ketersediaan, keutuhan,
keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan Informasi
Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik
tersebut;
c. dapat beroperasi sesuai dengan prosedur atau
petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik
tersebut;
d. dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang
diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol
yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan
dengan Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut;
dan
e. memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk
menjaga kebaruan, kejelasan, dan
kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.
Bentuk Data
• Terdapat 2 bentuk:
– Born digital data: diketik langsung dalam bentuk
digital, dapat diubah, dapat dijadikan “data base”
– Scanned/image: digital format records: aslinya
paper, kemudian dijadikan digital-format, tak
dapat diubah. Dengan teknik khusus dapat dibuat
menjadi “data base”
DASAR HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PASAL 1
AYAT 1.Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat
AYAT 2. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS adalah suatu
sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan engintegrasikan seluruh alur
proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian
dari Sistem Informasi Kesehatan.
AYAT 3. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan Atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pembangunan kesehatan
PASAL 2
Pengaturan SIMRS bertujuan meningkatkan efisiensi, efektivitas, profesionalisme, kinerja, serta akses
dan pelayanan Rumah Sakit.
PASAL 3
AYAT (1) Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS.
AYAT(2) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus mampu meningkatkandan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
yang meliputi:
a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi, kemudahan
pelaporan dalam pelaksanaan operasional;
b. kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah dan
kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial; dan
c. budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan pengurangan
biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.
PASAL 5
AYAT(1) SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta
merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
AYAT(2) Pengintegrasian dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk kemampuan komunikasi data
(interoperabilitas).
AYAT(3) SIMRS harus memiliki kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan:
a. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN);
b. Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS);
c. Indonesia Case Base Group’s(INACBG’s);
d. aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah; dan
e. sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
AYAT(4) Kemampuan komunikasi data (interoperabilitas) dengan Sistem Informasi dan Manajemen
Barang Milik Negara (SIMAK BMN) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, paling
sedikit mencakup pengkodean barang.
PASAL 6
PASAL 8
32
(1) Biaya bahan dan alat,
- Obat-obatan
- Penunjang medis
- Alat-alat kesehatan
(2) Biaya jasa Rumah sakit,
- Tarif kamar (listrik, air, ac, dll)
- Makanan pasien
- Ambulans
(3) Biaya Jasa Pelayanan
- Honor Visite doter
- Honor Perawat
- Honor petugas medis lainnya
33
Contoh Biaya yang ditagung oleh pasien dalam RS
RSU. POLTEKES MALANG
JL. IJEN, MALANG
KWITANSI
Telah terima dari: Nama :..............................No. RM: Alamat: ..............................................
I. Ruang Tgl Msk Tgl Kluar Lama Haper Tarif Total biaya
IV Obat-obatan
1. XX Rp. 1.500.000
2. YY Rp. 3.500.000
34
MENU PENDAFTARAN (lanjutan)
MENU LIST DATA PASIEN
MENU KUNJUNGAN PASIEN
MENU LAPORAN REKAM MEDIS
TUGAS KELOMPOK