Herba Sambiloto Andrografolida Menurunkan aktivitas Bahan utama
pembentukan glukosa Daun Salam Flavonoid Sensitifitas insulin, uptake Bahan utama glukosa dan antioksidan Rimpang Kurkuminoid, Meningkatkan penggunaan Bahan pendukung Temulawak minyak atsiri, glukosa oleh jaringan otot Flavonoid Ekstrak herba sambiloto berkhasiat sebagai hypoglycemic dengan cara mencegah absorbsi glukosa dari usus, bila dikonsumsi sesaat sebelum makan.
Dalam literatur lain, disebutkan
bahwa ekstrak etanol sambiloto mengandung zat yang bersifat Struktur Kimia Andrografolida antidiabetik. Diduga mekanismenya pada Herba Sambiloto adalah dengan cara meningkatkan metabolisme glukosa. Didalam daun salam terdapat senyawa polifenol yang memiliki efek pada sensitifitas insulin, uptake glukosa dan antioksidan sehingga diduga dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah.
Dari penelitian Lenolo dan Tachibana pada tahun
2013 didapatkan bahwa daun salam memiliki potensi anti diabetik melalui jalur alfa glukosidase inhibitor.
Ekstrak methanol daun salam mampu menurunkan
kadar gula darah dengan menghambat aktivitas DAUN SALAM absorpsi glukosa di usus serta dengan meningkatkan ambilan glukosa pada jaringan otot. • Golongan fenol khususnya kurkumin dapat menghambat glukoneogenesis di hati . • Flavonoid diperkirakan dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan menghambat pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS). Kuersetin merupakan salah satu jenis flavonoid terbanyak dalam rimpang temulawak yang diduga dapat meningkatkan penggunaan glukosa oleh jaringan otot . • Triterpenoid dapat mengurangi resistensi insulin pada DM tipe 2 dengan meningkatkan ambilan glukosa ke otot dan lemak. • Alkaloid diduga dapat menjaga peningkatan kadar glukosa darah dengan menghambat penyerapan glukosa Rimpang Temulawak di saluran pencernaan. • Glikosida berperan dalam menurunkan glukosa darah dengan meningkatkan ambilan glukosa ke otot. • Tanin diduga dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan ambilan glukosa oleh sel lemak Hasil perhitungan penurunan kadar GDP rata-rata pada terapi dengan jamu hiperglikemia SJ kadar GDP rata-rata menurun sebesar 10,09%. Terapi dengan metformin kadar GDP rata-rata meningkat sebesar 18,88%. Terapi dengan kombinasi metformin dan glimepirid kadar GDP rata-rata meningkat sebesar 2,73%. Terapi dengan kombinasi metformin, glimepirid, serta jamu hiperglikemia SJ kadar GDP rata-rata menurun sebesar 27,17% seperti terlihat pada Gambar 3. Hasil dari paired sample t test menunjukkan penurunan pada parameter kadar glukosa darah puasa pada keempat terapi tidak signifikan. Walaupun hasilnya belum bermakna secara statistik, terapi kombinasi metformin, glimepirid, dan juga jamu hiperglikemia SJ dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa paling besar. DAFTAR PUSTAKA Febriyanti, Raden M., dkk. 2014. Analisis Farmakoekonomi Saintifikasi Jamu Antihipertensi, Antihiperglikemia, Antihiperkolesterolemia, dan Antihiperurisemia. Jawa Barat: Universitas Padjadjaran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6. 2016. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta Parisa, Nita. 2016. Efek Ekstra Daun Salam pada Kadar Glukosa Darah. Palembang: Universitas Sriwijaya Cahyani, Minar Nur., Sri Wahdaningsih., Iit Fitrianingrum. 2014. Pengaruh Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang Diinduksi Aloksan. Pontianak: Universitas Tanjungpura