Anda di halaman 1dari 34

Etika dan Hukum Keperawatan

oleh
Sudaryatmo (YLKI)

Program Magister Ilmu Keperawatan


Fakultas Ilmu Keperawatan UI
2016
Outline presentasi
• Tentang YLKI;
• Profil aduan medical services;
• Ragam keluhan Professional services;
• Regulasi praktik keperawatan ;
• Ragam pelanggaran praktik keperawatan ;
• Pre-market intervention
• Post-market intervention
Latar belakagan
• Dasar : Surat Wakil Dekan Bidang
Pendidikan, penelitian dan
kemahasiswaan Nomor :
4349/UN2F12D1/PDP.03.00.
Perkuliahan/2015 tgl. 25 Austus 2015;
• Perihal : Permohonan ijin mengajar;
• Topik : (1) peran perawat terkait etik ; (2)
masalah etik dan hukum yang sering
terjadi;
Tentang YLKI
• Berdiri 11 Mei 1973 ( Keputusan Gubernur Kepala Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta No. D.V-b.1/1/37/73 tentang
Pengukuhan berdirinya Yayasan Lembaga Konsumen);
• 1974 bergabung dengan Cosumers International (CI);
• Legal aspek :
(1) Pengesahan sbg badan hukum berdasarkan Kep Menteri
Hukum dan HAM No. AHU-2554. AH.01.02 th 2008;
(2) Sbg Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
Masyarakat (LPKSM) dg Tanda Daftar lembaga
Perlindungan Konsumen (TDLPK ) dari Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Pemda DKI Jakarta No. 4470/1.824.221
th 2005;
Main activities of YLKI
• Consumer Education ;
• Consumer Advice Center ;
• Consumer Representation ;
• Compalints Handling ;
• Policy Formulation ;
• Product & Service Testing
• Public Interest Litigation;
• Research ;
Tujuan perlindungan konsumen
(1/2)
• Konsumen : (1) meningkatkan kesadaran konsumen
akan hak dan kewajibannya ; (2) mengangkat harkat
dan martabat konsumen dg cara menghindari ekses
negatif pemakaian barang / jasa; (3) meningkatkan
pemberdayaan konsumen dlam memilih, menentukan
dan menuntut hak2 nya;
• Pelaku usaha : menumbuhkan kesadaran pelaku
usaha sehingga tumbuh sikap yg jujur dan
bertangggung jawab ;
• Sistem perlindungan konsumen : mencipakan sistem
perlindungan konsumen yg mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta
akses untuk mendapatkan informasi
Tujuan perlindungan konsumen
(2/2)
• Kualitas barang / jasa : meningkatkan
kualitas barang / jasa yang menjamin : (1)
kelangsungan usaha produksi barang /
jaasa; (2) kesehatan, kenyamanan,
keamanan dan keselamatan ( pasal 3 UU
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen )
Praktik keperawatan & UU PK

Coverage UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (UUPK) :

• Barang ;
• Jasa :
a. Jasa komersial ;
b. Jasa non-komersial ;
c. Jasa professional ;
Jasa pelayanan medis =
komoditi negatif (1/2)
• Teori ekonomi mikro lebih mendalami
permintaan akan barang dari pada permintaan
akan jasa;
• Dalam analisa permintaan akan barang, dapat
dirumuskan bahwa konsumen akan bersikap
rasional dalam selera dan pilihan mereka;
• Produknya nyata, sifat-sifatnya dapat di
demontrasikan ( mencoba mobil, menonton tv,
mencoba pakaian dll );
Jasa pelayanan medis =
komoditi negatif (2/2)
• Dalam meninlai jasa, konsumen akan
kesulitan untuk mengetahui sifat-sifat
komoditi yang akan ditawarkan, sampai
pelayanan jasa itu digunakan ;
• Pelayanan medis pada hakekatnya adalah
komoditi negatif, karena tidak diinginkan
sebagai barang konsumsi positip, dan
hanya diinginkan dalam keadaan negatif,
yaitu pada saat sakit;
10 Besar Aduan Konsumen 2014 ( n = 1.192)

300
210
200 157
jumlah

133
90
100 64 59 58 58 56
38
Telekomunik…

0
Bank

POS/Paket
Elektronik

TV Kabel
Perumahan

Transportasi

Listrik

Asuransi

Leasing
Komuditas

Sumber: data YLKI 2014


Perbandingan aduan konsumen
medical services
negara Total aduan Aduan medical %
services

Indonesia 590 7 1,2


(YLKI, 2010)

Malaysia 32369 265 0,81


(NCCC, 2009)

Hongkong 27541 239 0,87


(HCC, 2011)

India 56.719 329 0,58


(NCH,2008/20
09)
Ragam aduan medical services
Non-medik :
• Tagihan ;
• Keamanan di lingkungan rumah sakit;
• Perlindungan data pribadi pasien;
Medik :
• Sulit berkomunikasi dg dokter/tenaga
kesehatan;
• Dugaan malpraktik profesi;
Types of medical services
complaints ( NCCC, Malaysia)
• Billing dispute ;
• Unprofessional conduct ;
• Unetical marketing practices ;
Types of medical services
complaints ( NCH, India )
• Poor treatment ( 32,42 %);
• Unsatistactory redressal ( 5,20 %);
• Deficiency in services ( 4,59 %);
• Wrong diagnosis (3,36 %);
• Loss of organ ( 1,83 %);
• Death of patient (1,83 %);
• Other modical neglicence complaints
(50,76 %);
Types of health issue
complaints
( BBB US, 2011, total aduan = 894.868 )
• Health & diet food product – wholesale (507);
• Health & diet product – retail ( 3.280);
• health & fitnes program (201);
• Health & medical – general ( 1.755);
• Health & medical produk ( 1.353);
• Health & wellness ( 42);
• Health care –placement (7);
• Health care – staffing ( 42);
• Health care – management ( 92) ;
• Healath care – referal (8);
Ragam keluhan Professional
services :
• Excessive professional fee , lack of
accountability of prefessional;
• Lack of resources on enforcement agency;
• Acceess to services is limited to remote
and marginalised;
• Poor communication;
• Lack of consumer information / campaign;
• Lack of access to information and advice;
Regulasi praktik keperawatan
• Undang-undang : UU No. 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan ( Lembaran Negara RI tahun 2014
Nomor 307 );
• Peraturan Pemerintah : Perawat WNA ; Sanksi
adminitrasi
• Peraturan Presiden : Konsil Keperawatan
• Peraturan Menteri: Jenis Perawat ; keadaan
darurat ;rahasia kesehatan ; tugas dan
wewenang perawat ;kebutuhan pelayanan
keperawatan ;
Ketentuan UU terkait praktik
keperawatan
KUH Pidana :
Pasal 50 : barang siapa melakukan suatu perbuatan untuk
melaksanakan ketentuan undang-undang tak boleh dihukum ;

Pasal 224 : barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang


untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa, dengan sengaja tidak
melakukan suatu kewajiban menurut undang-undang, yang ia
sebagai demikian harus melakukan :
• Dalam perkara pidana, dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya sembilan bulan ;
• Dalam perkara lain, dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya enam bulan ;
Arti penting profession act

• Memberi pengakuan, perlindungan dan


kepastian hukum, baik bagi penerima
dan pemberi jasa pelayanan keperawatan
;
• Sebagai dasar dalam pengembangan
manajemen risiko melalui instrumen
asuransi ( professional liability insurance )
;
Profession act di Indonesia
• UU No. 18 tahun 2003 tentang Advokat ;
• UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran ;
• UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
• UU No. 5 tahun 2011 ttg akuntan publik;
• UU No. 11 tahun 2014 ttg keinsinyuran;
• UU No. 36 tahun 2014 ttg Tenaga keseshatan;
• UU No. 38 tahun 2014 ttg keperawatan;

Dalam proses (RUU)


• pharmacist act ;
• Veteriner act ;
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (1/6)

• Disiplin profesi keperawatan : aturan


penerapan keilmuan keperawatan ;
• Etika profesi keperawatan : aturan
penerapan etika keperawatan ;
• Hukum keperawatan : aturan hukum
keperawatan
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (2/6)
Kategori pelanggaran Jenis sanksi Lembaga

Disiplin profesi Tindakan disiplin Organisasi profesi


keperawatan Keperawatan

Etika profesi Sanksi moral Majelis Kehormatan Etik


keperawatan Keperawatan

Hukum keperawatan Pidana, perdata dan pengadilan


administrasi
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (3/6)
• Contoh kasus 1 : kurang teliti pengawasan, tidak
melapor kepada dokter (1989).
Seorang pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan
gejala kehilangan peredaran darah pada kaki. Perawat
telah membuat catatan yang kurang jelas pada rekam
medis, seperti kaki dingin, pasien mengeluh sangat sakit
pada kaki dan lengan, bahkan juga kaki tampak
membiru. Namun tidak ada pengecekan neuro-vaskular.
Juga tidak ada cacatan bahwa telah dilaporkan kepada
dokternya.
Perawat dianggap lalai karena tidak secara baik
mengawasi keadaan pasien dan melapor hasil
pengawasan kepada dokternya. ( J Guwandi : Malpraktik
Medik, 1993, p.74-75 ).
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (4/6)
Contoh kasus 2 : Kelalaian – anastesi (1959 ).
Seorang perawat dianggap bertanggungjawab
karena kelalaian sewaktu memberikan anastetik.
Tidak ada pengecekan apakah pasien
sebelumnya telah makan atau tidak, beberapa
waktu sebelum diberikan nitrous oksida.
Perawat juga tidak mengecek masker yang
sebagaimana biasanya untuk mengetahui
tanda-tanda apakah isi lambung ada yang
keluar. Pasien ternyata tersumbat saluran
napasnya dengan muntah ( J Guwandi,
Malpraktik Medik, 1993. p. 79 )
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (5/6)
• Kasus 3 : Menggunakan Alat Tidak Steril, Suster Florida Dijerat Hukum
• Seorang suster di Florida harus terjerat hukum karena dituduh
menggunakan peralatan medis dengan tidak steril. Akibatnya, 1.851 pasien
pun harus mengikuti tes HIV dan hepatitis karena dikhawatirkan terinfeksi
virus dari alat tersebut;

• Polisi menemukan adanya unsur kriminal yang dilakukan oleh Qui Lan (59
tahun), suster yang sudah bekerja selama 37 tahun di suatu rumah sakit di
Florida. Lan diduga dengan sengaja menggunakan IV tube (selang untuk
memberi cairan atau obat pada pasien) dan juga kantung garam secara
berulang-ulang pada banyak pasiennya.

• Lan menggunakan selang tersebut untuk keperluan tes bagi orang-orang


stres yang memiliki penyakit jantung. Menurut keterangan kepolisian, hal itu
sudah ia lakukan sejak Januari 2004 dan baru diketahui pihak rumah sakit
awal September 2009 ( Detik Health,09/10/2009).
Ragam pelanggaran praktik
keperawatan (6/6)
• Kasus 4 : Malapraktik Dilakukan Dua Perawat RSUD;

• Kasus malapraktik menimpa Novita Eliana (28) warga Kecamatan Magersari, Kota
Mojokerto , Jumat (29/5), dilakukan oleh SY dan PW, dua perawat Rumah Sakit
Umum Daerah dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Mojokerto;

• Direktur RSUD dr Wahidin Sudirohusodo dr Ambar Sutrisno MS memastikan bahwa


malapraktik yang menimpa Novita itu dilakukan SY dan PW, dua perawat rumah
sakit;

• Tindakan operasi yang dilakukan SY dan PW sama sekali keluar dari kaidah dan
prosedur medis karena yang dihadapi adalah kanker ganas. Operasi itu dilakukan di
rumah perawat di Sidoarjo;

• SY dan PW saat ini diskors oleh pihak rumah sakit untuk waktu yang belum
ditentukan. Namun, untuk tuntutan hukum atau sanksi etis dari organisasi profesi
belum bisa ditentukan karena akan sangat tergantung tuntutan pihak keluarga (
Kompas.com, 29 Mei 2009 ).
Pre-market intervention
• Regulation and licencing of professions;
• Information disclosure for transparancy;
• Code of Conduct;
• Consumer awarness/education;
Post-market intervention
• Investigation;
• Public warning;
• Enforcement and sanctions;
• Regular inspection;
• Recall mechanisme;
Konflik kepentingan dalam
pelayanan medis (1/3)
• Pelayanan kesehatan merupakan suatu
hak dan karena itu tidak pantas dijadikan
komoditi ;
• Bisnis dan pelayanan medis merupakan
dua bidang yang disertai tuntutan etis
yang cukup berbeda, sehingga mudah
timbul konflik kepentingan, bila dua bidang
ini dikombinasikan dalam orang atau
lembaga yang sama;
Konflik kepentingan dalam
pelayanan medis(2/3)
• Laboratorium diagnostik yang dimiliki
dokter yang merujuk kepadanya,
memasang harga hampir dua kali lipat di
banding laboratorium-laboratorium lain
dan melakukan hampir dua klai lebih
banyak tes pada seorang pasien (
Penelitian Blue Cross dan Blue Shield,
Michigan, 1983 );
Konflik kepentingan dalam
pelayanan medis
• Para pasien yang dirujuk kepada
laboratorium dan klinik dimana dokter
mempunyai kepentingan finansial,
mendapat 45 % lebih banyak pemeriksaan
laboratorium dan 13 % lebih banyak tes
fisiologis dibandingkan pasien-pasien di
laboratorium lain ( Laporan Inspektorat
Jenderal Departemen Kesehatan Amerika,
1989 );
Thank U
About Me
• Sudaryatmo. Indonesian (b.1965). Graduated law school from the
University of Diponegoro Semarang, Indonesia (1991). Current position as
a public interest lawyer in Indonesian Consumer Organization. Books
publication : The issue of consumer protection in Indonesia, 1996; Law and
consumer advocacy, 1999 ( all in bahasa ). Activities of International
conference : 18Th Consumers International World Congress : Enhancing
Consumer Protection via Competition Policy, Sydney Australia, 29 October
2007 – 1 November 2007 ( participant) ;Financial Education Summit :
“Securing future : Creating a financially sustainable society “ Citi-Financial
Times,Singapore, 3-4 Dec 2009 (participant);19th Consumers international
World Congress : Empowering Tomorrow’s Consumers, Hong Kong, 3-6
May 2011 ( participant );International conference on Consumer Law 2011,
Faculty of Law University Kebangsaan Malaysia, 21 September 2011 (
Speaker );South East Asia Privacy Dialogue, Singapore, 6 Agustus 2012 (
participant );Microsoft Global Privacy Summit, Redmond, Washington, USA,
11-12 September 2012 ( participant ).***

Anda mungkin juga menyukai