Anda di halaman 1dari 39

Oleh :

MAULINA DS., AmKep., SH., MH.Kes.


DPP PPNI BIDANG HUKUM
 UU No. 36 tahun 2009 ttg kesehatan

 UU no. 44 tahun 2009 ttg rumah sakit

 UU NO 36 TAHUN 2014 TTG TENAGA KESEHATAN

UU NO 38 TAHUN 2014 TTG KEPERAWATAN


 Permenkes 46 thn 2013 Registrasi tenaga kesehatan

 Permenkes 148 thn 2010 ttg ijin penyelenggaraan praktek perawat

 KepMenKes no 279 ttg pedoman upaya penyelenggaraan


perkesmas

 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 908/MENKES/SK/VII/2010


ttg pedoman penyelenggaraan keperawatan keluarga
 Asuhan keperawatan yang Holistik
dengan menghargai klien dan keluarga
serta menyadari bahwa klien dan
keluarga berhak menentukan
perawatan yang sesuai dengan dirinya.

 Sikap , nilai dan perilaku sehat individu


dipengaruhi oleh Budaya dan sosial.
• Perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan (UU no. 38
tahun 2014)
1. Perawat profesi
a) Ners
b) Ners spesialis
2.Perawat vokasi

Catatan ; UU No. 38/2014 tentang Kep.


perawat...jenis perawat antara lain perawat
kesehatan masyarakat, perawat kesehatan anak,
perawat maternitas, perawat medikal bedah, perawat
geriatrik dan perawat kesehatan jiwa.
PROFESI KEPERAWATAN

Memberi pelayanan – asuhan keperawatan


(nursing care), berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan (science and art of nursing), dan
dituntun oleh etika profesi (profesional ethics)
Struktur Pendidikan Keperawatan sebagai profesi
Tinggi Keperawatan 1. Keperawatan
sebagai Pendidikan 2. Pelayanan Keperawatan
Profesi 3. Asuhan Keperawatan
4. Praktik Keperawatan

Praktik
Keperawatan
Mandiri
KEPERAWATAN SEBAGAI
PROFESI
PRAKTIK
ILMU KEPERAWATAN

Pelayanan yang
diselenggarakan oleh
Perawat/NERS dalam
bentuk asuhan
keperawatan

Pelayanan
Pelayanan
Asuhan
Asuhan Medis
Keperawatan
UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

 Pasal 63 ayat 2
A
S Penyembuhan peny. dan pemulihan
P kes. Dilakukan dengan pengendalian,
E pengobatan, dan /atau perawatan
K
 Pasal 63 ayat 3
L Pengendalian, pengobatan, dan
E /atau perawatan dapat dilakukan
G berdasarkan ilmu kedokteran dan
A ilmu keperawatan atau cara lain yang
L dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatannya dan keamanannya
UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN (2)

 Pasal 63 ayat 4
Pelaksanaan pengobatan, dan
A /atau perawatan berdasarkan ilmu
S kedokteran atau ilmu keperawatan
P hanya dapat dilakukan oleh tenaga
E kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu
K
 Pasal 63 ayat 5
L
Pemerintah dan pemerintah daerah
E melakukan pembinaan dan
G pengawasan terhadap pelaksanaan
A pengobatan dan /atau perawatan
L atau berdasarkan cara lain yang
dapat dipertanggungjawabkan
UU NO 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT

A  Rumah Sakit mempunyai tugas


S memberikan
P pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna (pelayanan kesehatan
E yang meliputi promotif, preventif, kuratif,
K dan rehabilitatif).
( Bab III Pasal 4 )
L
E  Organisasi Rumah Sakit paling sedikit
G terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
A Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan
L medis, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan
pemeriksaan internal, serta administrasi
12
UU NO 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT (2)

A Pasal 13
Tenaga kesehatan tertentu yang
S bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki
P izin sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
E
K Penjelasan Pasal 13 ayat 2
 Yang dimaksud dengan tenaga
kesehatan tertentu adalah tenaga
L perawat, bidan, perawat gigi, apoteker,
asisten apoteker, fisioterapis,
E refraksionis optisien, terapis wicara,
G radiografer, dan okupasi terapis.
A
 Yang dimaksud dengan izin adalah izin
L kerja atau izin praktik bagi tenaga
kesehatan tsb
13
UU NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN

Pasal 1
A  Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan

S kepada individu, keluarga, kelompok, atau


masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun
P sehat.
E
K  Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk
Asuhan Keperawatan.
L
E
 Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi
G Perawat dengan Klien dan lingkungannya untuk
A mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
L kemandirian Klien dalam merawat dirinya.

14
UU NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN
(LANJUTAN)

Pasal 2
A
 Praktik Keperawatan berasaskan:
S
perikemanusiaan, nilai ilmiah, etika dan
P profesionalitas, manfaat, keadilan
E pelindungan, kesehatan dan keselamatan
K Klien.
Pasal 18, Ayat 1:
L  Perawat yang menjalankan Praktik
E Keperawatan wajib memiliki STR.
G Pasal 19, Ayat 1:
A  Perawat yang menjalankan Praktik
L Keperawatan wajib memiliki Izin.
15
UU NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN
(LANJUTAN)

A
Pasal 19:
S
 Ayat 1  Perawat yang menjalankan Praktik
P
Keperawatan wajib memiliki Izin.
E
 Ayat 2  Izin sebagaimana dimaksud pada
K ayat (1) diberikan dalam bentuk SIPP.
 Ayat 3  SIPP sebagaimana dimaksud pada
L ayat (2) diberikan oleh Pemerintah Daerah
E kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat
G kesehatan yang berwenang di
A kabupaten/kota tempat Perawat
menjalankan praktiknya.
L
16
UU NO 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN (LANJUTAN)

Pasal 19:
A  Ayat 4  Untuk mendapatkan SIPP
S sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),
P Perawat harus melampirkan:
 salinan STR yang masih berlaku;
E  rekomendasi dari Organisasi Profesi Perawat; dan
K surat pernyataan memiliki tempat praktik atau
surat keterangan dari pimpinan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
L Pasal 20:
E  Ayat 1  SIPP hanya berlaku untuk 1 (satu)
G tempat praktik.
A  Ayat 2  SIPP sebagaimana dimaksud pada

L ayat (1) diberikan kepada Perawat paling


banyak untuk 2 (dua) tempat
17
PERMENKES NO 148 TAHUN 2010 TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

A  Surat Izin Praktik Perawat (SIPP)


S Bukti tertulis yang diberikan kepada
P perawat untuk melakukan praktik perawat
E secara perorangan dan/atau berkelompok
 dikeluarkan olh pemda kab/kota
K

L  Surat Tanda Registrasi (STR)


E Bukti tertulis yg diberikan oleh pemerintah
kepada tenaga kesehatan yg telah
G
memiliki sertifikat kompetensi sesuai
A ketentuan peraturan perundang-
L undangan
18
PERMENKES NO 148 TAHUN 2010 TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT (2)

A
S
P  Setiap Perawat yang menjalankan
E praktik wajib memiliki SIPP.
K
 Kewajiban memiliki SIPP
L dikecualikan bagi perawat yang
E menjalankan praktik pd fasyankes
G di luar praktik mandiri
A
L
19
PERMENKES NO 17 TAHUN 2013 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERMENKES NO 148 THN 2010 TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

A  Surat Izin Kerja Perawat (SIKP)


S Bukti tertulis pemberian
P kewenangan untuk
E menjalankan praktik
K keperawatan di fasilitas
pelayanan kesehatan di luar
L praktik mandiri
E
G  Setiap Perawat yang
A menjalankan praktik
L keperawatan di fasilitas 20
PERMENKES NO 17 TAHUN 2013 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERMENKES NO 148 THN 2010
TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
PERAWAT (2)

A
S  Setiap Perawat yang menjalankan
praktik keperawatan di praktik mandiri
P wajib memiliki SIPP.
E
K  SIKP dan SIPP dikeluarkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota
L dan berlaku untuk 1 (satu) tempat.
E
G  Perawat hanya dapat menjalankan
A praktik dan/atau kerja paling banyak
di 1 (satu) tempat kerja dan 1 (satu)
L tempat praktik
21
PERMENKES NO 17 TAHUN 2013 TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERMENKES NO 148 THN 2010
TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
PERAWAT (3)

A  Praktik keperawatan dilaksanakan


S pada pasyankes tingkat I,tingkat II
P dan tingkat III
E
 Praktik keperawatan ditujukan
K
kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
L
E  Praktik keperawatan melalui
G pelaksanaan asuhan keperawatan,
A pelaksanaan upaya promotif,
L
preventif, pemulihan dan
pemberdayaan masyarakat, 22
1. pemberi Asuhan Keperawatan;
2. penyuluh dan konselor bagi Klien;
3. pengelola Pelayanan Keperawatan;
4. peneliti Keperawatan;
5. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang; dan/atau
6. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan
tertentu.
 melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;

 menetapkan diagnosis Keperawatan;

 merencanakan tindakan Keperawatan;

 melaksanakan tindakan Keperawatan;

 mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;

 melakukan rujukan;
 memberikan tindakan pada keadaan gawat
darurat sesuai dengan kompetensi;

 memberikan konsultasi Keperawatan dan


berkolaborasi dengan dokter;

 melakukan penyuluhan kesehatan dan


konseling; dan
 melakukan penatalaksanaan pemberian obat
kepada Klien sesuai dengan resep tenaga medis
atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Kewajiban:
P
R  melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan
A sesuai dengan standar Pelayanan Keperawatan dan ketentuan
K Peraturan Perundang-undangan;
T
I
K
 memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode
etik, standar Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar
M
prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-
A
undangan;
N
D
I
 merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat
R
atau tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan
I
lingkup dan tingkat kompetensinya;
26
Kewajiban:
P
 mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan
R
standar;
A
K
T  memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan
I mudah dimengerti mengenai tindakan Keperawatan kepada
K Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya;
M
A  melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga
N kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi Perawat;
D dan
I
R
I
 melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
27
P
R Hak :
A
K  memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan
T tugas sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi,
I standar prosedur operasional, dan ketentuan Peraturan
K Perundang-undangan;

M
A
N
D  memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari
I Klien dan/atau keluarganya.
R
I

28
P Hak :
R
A  menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang
K telah diberikan;
T
I
K
 menolak keinginan Klien atau pihak lain yang
bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan,
M
standar profesi, standar prosedur operasional, atau
A
ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
N
D
I
R
I  memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.

29
Adalah wadah masyarakat ilmiah dalam suatu
cabang atau lintas disiplin ilmu pengetahuan
dan teknologi, atau suatu bidang kegiatan
profesi, yang dijamin oleh negara, unbtuk
mengembangkan profesionalisme, dan etika
profesi dalam masyarakat, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan ( Ps 1 butir
14 UU N0. 18/2002 ttg IPTEK
UU 18 / 2002 : IPTEK

Untuk menjamin tanggung Jawab


dan akuntabilitas Profesionalisme,
organisasi profesi wajib menentukan
Standar, Persyaratan, dan Sertifikasi
keahlian, serta kode etik Profesi .
ORGANISASI PROFESI PPNI

VISI

PPNI sebagai organisasi profesi yang


disayangi anggota, dicintai pemerintah
dan diperhitungkan organisasi lainnya
MISI

1. Penguatan kepengurusan pada setiap level


termasuk badan dan kelembagaan.

2. Mengupayakan dan mengutamakan kepentingan anggota


dalam pelaksanaan praktik yang umum, profesional, beretika
dan bermanfaat selayaknya Profesi..

3. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pemerintah dalam


kebijakan perawat.
4. Membangun jejaring yg luas dan efektif dalam
melaksanakan peran
Organisasi Profesi Perawat
Menurut Peraturan Perundang-undangan
UU No. 38 tahun 2014 ttg Keperawatan

wadah yang menghimpun Perawat secara Nasional dan


berbadan Hukum sesuai dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku,

OP Perawat Bertujuan :
1. Meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan , martambat dan etika profesi
perawat
2. Mempersatukan dan memberdayakan perawat dalam
rangka menunjang pembangunan Nasional
,
ORGANISASI PROFESI BERFUNGSI

PEMERSATU PENGEMBANG

PEMBINA
Keperawatan
di Indonesia PENGAWAS
TUGAS ORGANISASI PERAWAT

Wadah Praktisi perawat yang tugas


pokoknya melindungi masyarakat agar
mendapat pelayanan keperawatan yang
aman dan melindungi anggota perawat agar
dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas.
 FOKUS UTAMA
 Melindungi masyarakat agar memperoleh pelayanan
kesehatan /keperawatan yang aman dan melindungi
perawat agar dapat memberikan pelayanan terbaik.

 Partisipasi dalam organisasi merupakan salah satu


atribut yang mendefinisikan perawat sebagai Profesi.

 Organisasi Profesi memberi keuntungan bagi Individu


Perawat, profesi dan Masyarakat.
PROFESI KEPERAWATAN

Berupaya membantu Individu, baik yang sakit


maupun yang sehat, dengan cara melakukan
asuhan yang bisa menunjang kesehatan
maupun kesembuhan meliputi pula membimbing
kematian pasien dengan tenang

( Henderson, 1980 )
TERIMA KASIH

39

Anda mungkin juga menyukai