Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4. Cara Pengiriman
2 jam setelah ejakulasi
KOLEKSI SAMPEL
Menurut WHO :
Sampel harusnya di koleksi minimal setelah 48
jam atau tidak lebih dari 7 hari dari seksual
absinensia, jika durasinya lebih dari 7 hari
kemungkinan terjadi penurunan motilitas sperma,
jika durasi kurang dari 48 jam, konsentrasi sperma
mungkin berkurang tapi motilitasnya tidak
terpengaruh
Sampel secara ideal sebaiknya dikoleksi pada
ruang privat yang dekat dengan laboratorium, jika
tidak harus diantarkan kelaboratorium dalam
waktu 1 jam setelah diambil
Saat pengiriman sampel harus dilindungi dari
suhu ekstrim ( tidak kurang dari 20 derajat dan
tidak lebih dari 40 derajat celcius)
– Sampel didapatkan dengan cara
• masturbasi dan diejakulasikan pada wadah yang bersih,
bermulut lebar atau wadah plastik. Jika memakai
plastik, harus dipastikan plastik tidak mengandung
sitotoksik terhadap sperma, juga sebaiknya hangat
untuk meminimalisir risiko syok dingin
• Coitus interuptus merupakan cara lain dalam
memperolah semen tapi cara ini tidak dianjurkan
karena kemungkinan sebagian besar konsentrasi akan
berkurang, terdapat banyak kontaminan baik sel dan
bakteri keasaman pH cairan vagina dapat berpengaruh
buruk bagi motilitas sperma
• Penggunaan kondom dlm pengambilan sampel tidak
disarankan karena dapat berpengaruh terhadap
viabilitas spermatozoa
Spermatogenesis
Perjalanan sperma
Teknis Pemeriksaan Sperma
• Manual
• Casa (Computerized Assited Sperm Analysis)
Teknis Pemeriksaan Makroskopis
1. Warna
Kelabu homogen/putih keruh : Normal
Terlalu keruh/ kekuningan : infeksi saluran reproduksi
Kemerahan/ coklat : perdarahan ringan pada saluran
reproduksi
2. Bau
Normal ‘bau khas’ : bunga akasia, ‘langu’, disebabkan
oleh oksidasi spermin (poliamin alifatik) dari Gl. Prostat,
seperti bayclin
Bau busuk : indikasi infeksi
3. Volume
Diukur dengan gelas ukur 10 ml
Volume normal : 2-5 ml/ejakulasi
(Hipospermia : < 1 ml, Hiperspermia : > 6 ml,
berasal dari:
a. Sekret Kelebnjar Cowperi = 0.1-0.2 ml
b. Sekret kelnjar prostat = 0,5 ml
c. Sekret vesicula seminalis = 2-2.5 ml
d. Produk testes = spermatozoa
4. pH
Diukur dengan kertas indikator pH
pH normal: 7,2-7,8
5. Viskositas
– hisap sperma perlahan dengan menggunakan pipet
5ml kemudian biarkan menetes mengikuti gaya
gravitasi, amati panjang dan gaya yang terbentuk.
– N : panjang tetesan kurang dari 2 cm
– Lebih dari 2 cm abnormalitas diduga karena
disfungsi prostat akibat infeksi kronik
– Kurang dari 2 cm dapat merusak aviabilitas
sperma pada saat fertilisasi
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis
Alat:
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Deck glass
4. Pipet tetes
5. Hemositometer
Bahan:
1. Larutan Eosin-Negrosin
2. Larutan George
3. Metanol
4. Larutan Giemsa
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis
A. Motilitas Spermatozoa
B. Viabilitas Spermatozoa
HIDUP 2 5
MATI 7---6 5
=8
TOTAL 10 10 10 10 1 10 10 10 10 10
0
Teknis Pemeriksaan Mikroskopis
C. Konsentrasi Spermatozoa
Normozoospermia
normal ejakulasi
Oligozoospermia
konsentrasi sperma kurang dari 20x106 /ml
Asthenozoospermia
kurang dari 50% spermatozoa dengan bergerak progressif (A
dan B) atau kurang dari 25% spermatozoa dengan sperma
kategori A
Teratozoospermia
kurang dari 30% spermatozoa dengan morfologi normal
Oligoasthenoteratozoospermia
gabungan dari 3 abnormalitas diatas
Azoospermia
tidak ada spermatozoa di ejakulasi
Aspermia
tidak ada ejakulasi