Obat Injeksi P E
I
F
E
Obat Kanker
V K
A
T
TPN
I
S F
SARANA DAN PRASARANA
1. FACILITY DESIGN
a. Clean room
b. Storage Area
c. Administrasi Area
d. Clean Areaa
e. Ante Room
f. Pass Box
g. Laminar Air Flow (LAF)
h. Alat Pelindung Diri
i. PENGETAHUAN /Knowlwdge.
Lanjut Sarana & Prasarana (1)
CLEAN ROOM
1) 25 % - 30 % dari total area
2) Konstruksi khusus, dinding mudah dibersihkan
3) Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100 partikel/lt udara
4) Aliran udara diketahui dan terkontrol
5) Tekanan ruangan diatur
6) Suhu dan kelembaban udara terkontrol Suhu : 18°-22° C
Kelembaban : 35 – 50 %
7) Dilengkapi HEPA filter
Lanjut 2
2. LAMINAR AIR FLOW (LAF)
1) Horizontal LAF
2) Dalam penggunaannya :
a. Aliran udara laminar : tidak turbulence
b. Meminimalkan kontaminasi
c. Peletakkan barang di dalam LAF harus diatur.
Lanjut
TEHNIK “ASEPTIS” :
Metode atau cara yang dilakukan sebelum dan
selama proses peracikan obat yang dapat
mengurangi risiko paparan terhadap petugas
dan pasien dengan menurunkan/meniadakan
jumlah mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh.
IV - ADMIXTURE
IV admixture merupakan proses pencampuran obat – obat
injeksi IV dari serbuk menjadi larutan ataupun pengenceran
larutan injeksi IV kedalam larutan IV steril untuk
menghasilkan sediaan steril yang siap diberikan secara IV
dengan teknik aseptis. (Termasuk pencampuran larutan pekat :
KCL, MgSO4, NaHCO3, NaCL 3% ke dalam larutan intravena steril)
Tujuan :
1. Untuk menjamin sediaan obat memiliki mutu sesuai
persyaratan (steril, kompatible, dan stabil)
2. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat
pencampuran yang tidak aseptik
3. Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial
4. Mendukung implementasi akreditasi Depkes versi baru
2012 yang tertera dalam Standar 5 Manajemen
Penggunaan Obat
Teknik Aseptic
Teknik aseptik bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
mikroorganisme atau partikel kontaminan.
Faktor yang perlu diperhatikan meliputi:
1.Ruangan harus dibersihkan dan didesinfeksi
2.Dinding, lantai, dan langit-langit permukaannya harus halus tidak ada
celah dengan dilapisi epoksi
3.Dilengkapi dengan HEPA filter
Personel
1.Personel harus sehat jasmani dan terlatih atau mampu dalam pelaksanaan
aseptis (bergerak seperlunya).
2.Merupakan sumber kontaminan terbesar oleh karena itu sebelum masuk
ruang aseptik harus didesinfeksi dahulu di ruang transisi
Perlengkapan (baju, sarung kaki, tutup kepala, masker, sarung tangan)
harus disterilkan dahulu
Lanjutan
2. Sediaan mata
Masalah-masalah yang dihadapi dalam penanganan
sediaan parenteral
• Risiko infeksi, akibat dari cara kerja tidak aseptis dan
penyimpanan tidak memenuhi syarat.
• Inkompatibilitas (ketidakcampuran) : dengan obat lain,
pelarut, material pembawa
• Stabilitas obat setelah rekonstitusi/dilarutkan.
• Kesalahan pemberian obat (medication error)
- kesalahan pemberian dosis
- kesalahan pemilihan pelarut
- kesalahan penyimpanan
- kesalahan menghitung waktu stabilitas.
• Inefisiensi, pengelolaan obat tidak memenuhi syarat
• Inefisiensi waktu perawat.
PROSEDUR
“Injection port”
pada vial/infus bag
Jarum dan
Plunger
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk
menjaga mutu produk :
• Suhu penyimpanan
• Pelarut yang digunakan, konsentrasi obat
dalam pelarut
• Stabilitas larutan
• Incompatibilitas
PERSIAPAN PENCAMPURAN
• Periksa kelengkapan dokumen dgn prinsip 5
benar ( benar pasien,obat,dosis,rute dan
waktu pemberian.
• Hitung kesesuaian dosis
• Pilih jenis pelarut
• Hitung volume pelarut yg digunakan.
• Buat label obat berdasarkan: nama pasien,No
rekam medis,dosis,Ruang rawat,cara
pemberian.
Contoh Hitung dosis KCl
• Hitung Dosis KCl yg dipakai :