Anda di halaman 1dari 35

Tujuan pembelajaran

 Diagnosis trauma thoraks


 Penanganan awal trauma thoraks di fasilitas pelayanan
kesehatan primer
 Kriteria dan persiapan rujukan trauma thoraks
Klasifikasi
Life threatening Potentially life threatening
 Airway obstruction  Simple pneumothorax
 Tension pneumothorax  Hemothorax
 Open pneumothorax  Pulmonary contusion
 Flail chest  Tracheobronchial tree injury
 Massive hemothorax  Blunt cardiac injury
 Cardiac tamponade  Traumatic aortic disruption
 Traumatic diaphragmatic
injury
Klasifikasi
Jenis trauma
 Trauma tumpul
 Trauma tajam
Penanganan
 Primary Survey meliputi Airway, Breathing,
Circulation
 Mengetahui adanya trauma yang paling mengancam
jiwa
 Secondary survey meliputi pemeriksaan fisik
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) serta
pemeriksaan penunjang
Airway obstruction
 Trauma laring
 Jarang
 Serak
 Emphysema subcutis
 Tata laksana: intubasi, tracheostomy (ahli bedah)
Tension pneumothorax
Diagnosis Tata laksana
 Sesak nafas  Needle thoracostomy: sela iga
 Bendungan vena leher 2 garis midclavicula dengan
 Trachea terdorong ke
jarum besar (12, 14, 16 Fr)
kontralateral  Pemasangan thorax drain dan
 Gerak nafas tertinggal WSD system
 Perkusi hipersonor
 Auskultasi suara nafas tidak
ada
 Sianosis, shock
Open pneumothorax
Diagnosis Tata laksana
 Defek pada dinding dada,  Tutup defek dengan kasa
hubungan rongga dada steril dengan plester di 3 sisi
dengan udara luar  Pemasangan thorax drain –
 Defek >2/3 diameter trakea, WSD system dan jahit defek
maka udara luar cenderung
masuk melalui defek
 Paru akan kolaps
Flail chest
Diagnosis Tata laksana
 Fraktur kostae segmental  Oksigen
lebih dari 2 iga berurutan di  Analgetik
sisi anterolateral  Pengaturan cairan
 Dinding dada tidak
 Jika perlu intubasi
melakukan fungsi pernafasan
 Gerakan paradoksal
 Kontusio paru
Massive hemothorax
Diagnosis Tata laksana
 Sesak nafas, hipoksiaparu  Resusitasi cairan
kolaps  Pemasangan thorax drain –
 Tanda shock hipovolemik, WSD system
anemis  Indikasi operasi thorakotomi
 Gerak nafas tertinggal, eksploratif: perdarahan >200
perkusi redup, suara nafas ml dalam 2-4 jam pertama
menurun
Cardiac Tamponade
Diagnosis Tata laksana
 Trias Beck: bendungan vena  Pericardiostomy (tusuk
(v jugularis), suara jantung dengan jarum besar 14-16 Fr
menjauh, tekanan darah dengan spuit pada ujung proc
turun xiphoideus mengarah ke
margo inferior scapula
dengan sudut 45ᵒ
 Monitor EKG
Simple pneumothorax
Diagnosis Tata laksana
 Fraktur costae, jejas  Pemasangan chest drain –
 Krepitasi, gerak nafas WSD system
menurun,perkusi sonor,
auskultasi suara nafas
menurun
 X-Ray: gambaran paru kolaps
Pulmonary contusion
Diagnosis Tata laksana
 Sesak nafas  Oksigenasi, ventilasi
 Suara nafas menurun  Jika perlu, intubasi
 X-Ray: radioopaque
Tracheobronchial tree injury
Diagnosis Tata laksana
 Sering tidak terdeteksi  Oksigenasi dan ventilasi
 Bisa partial atau komplit  Operasi
 Klinis: hemoptysis, sianosis,
sesak nafas, emfisema
subkutis
 Intubasi sulit karena distorsi
trakea
 Bronkoskopi
Blunt cardiac injury
Diagnosis Tata laksana
 Nyeri dada sesuai dengan  EKG Monitoring (24 jam
mekanisme trauma pertama risiko disritmia)
 Fraktur sternum
 hipotensi
 disritmia
 echocardiography
Traumatic aortic disruption
Diagnosis Tata laksana
 Riwayat trauma khas: cedera  Identifikasi sedini mungkin
dada dengan deselerasi  Operasi
 Hipotensi tanpa ada
penyebab lain yang bias
diidentifikasi
 X-Ray: pelebaran
mediastinum
Traumatic diaphragmatic injury
Diagnosis Tata laksana
 Sering di sebelah kiri  ABC
 Sesak nafas, bising usus atau  Pemasangan NGT
suara NGT di rongga thoraks  X-Ray
 Operasi
Fraktur costae
 Kosta 1-3
 Harus dicurigai adanya cedera yang lebih luas mengenai
daerah kepala, servikal dan pembuluh darah besar.
 organ vital: vertebra servikalis, arteri-vena subklavia,
pleksus brakhialis dsb.
 Kosta 4-9
 fragmen fraktumya akan menimbulkan komplikasi
pneumotoraks atau hemotoraks serta kontusio paru
 Kosta 10-12
 harus dicurigai adanya cedera pada organ
hepatosplenik.
Fraktur sternum
 Biasanya nyeri di daerah fraktur
 deformitas pada sternum.
 Kemungkinan komplikasi pada jantung
 Diagnosa didasarkan pemeriksaan klinis dan foto
toraks/sternum dengan posisi lateral
Trauma tajam
 Hampir sama dengan trauma tumpul
 Luka yang lokasinya diantara kedua puting susu atau
di posterior diantara tulang scapula, kemungkinan
cedera jantung atau pembuluh darah besar
 Atasi komplikasi yang timbul, seperti hemothorax,
tension pnemotoraks
 kontrol perdarahan dan siapkan darah
 dirujuk untuk operasi thorakotomi eksplorasi

Anda mungkin juga menyukai