Anda di halaman 1dari 23

ANESTESI INHALASI

1 Dr. Rizal Zainal, SpAn


2 Sumber Bacaan
Essential of Pharmacology for
Anesthesia, Pain Medicine, and
Critical Care (2015)
Morgan and Mikhail’s Clinical
Anesthesiology 5th Edition (2013)
Anestesiologi Edisi 2 FK UI (2002)

23/04/201
8
DEFINISI

• Anestesi inhalasi merupakan teknik anestesi umum yang menggunakan kombinasi obat
anestesi inhalasi berupa gas dan cairan yang mudah menguap melalui mesin anestesi
langsung ke udara inspirasi
• Obat-obatan anestesi inhalasi adalah obat-obat anesthesia yang berupa gas atau cairan
mudah menguap, yang diberikan melalui pernapasan pasien.
• Obat anestesi inhalasi biasanya dipakai untuk pemeliharaan pada anestesi umum, akan
tetapi juga dapat dipakai sebagai induksi.

3
SEJARAH

• Obat anestesi inhalasi pertama kali : N2O (nitrous oksida)


• Dalam praktek anestesiogi masa kini, obat-obatan anestetik
inhalasi yang umum digunakan untuk praktek klinik ialah
N2O , halotan, enfluran, isofluran, desfluran, dan sevofluran.
• Obat-obatan lain sudah ditinggalkan, karena efek
sampingnya yang tidak dikehendaki (eter, kloroform, etil-
klorida, dll)

4
FARMAKOKINETIK ANESTESI INHALASI
Faktor yang menentukan kecepatan transfer anestetik di
jaringan otak ditentukan oleh:
Kelarutan zat anestetik
Kadar anestetik dalam udara yang dihirup pasien (tekanan
parsial anestetik)
Ventilasi paru
Aliran darah paru
Perbedaan antara tekanan parsial anestetik di darah arteri
5

dan di darah vena


FARMAKODINAMIK ANESTESI INHALASI

• Dasar dari terjadinya stadium anesthesia adalah adanya perbedaan


kepekaaan berbagai bagian SSP terhadap zat anestetik inhalan.
• Derajat potensi ini ditentukan oleh Kadar Alveolus Minimal (KAM)
atau MAC (Minimum Alveolar Concentration).
• MAC ialah kadar minimal zat tersebut dalam alveolus pada tekanan
satu atmosfir yang diperlukan untuk mencegah gerakan pada
50% pasien yang dilakukan insisi standar.
• Makin tinggi MAC, maka makin rendah potensi zat anestesi tersebut

6
Tabel. Faktor-faktor yang memengaruhi MAC

23/04/2018 7
8
PEMBAGIAN OBAT ANESTESI INHALASI

BERUPA CAIRAN YANG MUDAH MENGUAP:


BERUPA GAS:
• A. DERIVAT HALOGEN HIDROKARBON.
A. NITROUS OKSIDA (N2O)
- HALOTHAN B. SIKLOPROPAN
- TRIKHLOROETILEN
- CHLOROFORM

• B. DERIVAT ETER.
- DIETIL ETER
- METOKSIFLURAN
- ENFLURAN
- ISOFLURAN 9
HALOTAN
 Secara fisik : cairan tidak berwarna, baunya enak, tidak mudah terbakar dan tidak merangsang jalan
nafas.

DOSIS
• Dosis untuk induksi inhalasi adalah 2-4%
• Dosis untuk induksi anak 1.5 – 2
• Dosis untuk pemeliharaan adalah 1 – 2%,
• Dosis pemeliharaan pada anak 0.5 – 2%.

Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Dan Eliminasi


• Di absorbsi di paru
• Di distribusikan ke seluruh tubuh.
10
• Metabolisme obat anestesi inhalasi secara oksidasi dan reduksi di dalam hepar.
• Eliminasi sebagian besar secara ekshalasi lewat paru, sebagian kecil melalui urin.
HALOTAN

EFEK FARMAKOLOGI
• Terhadap SSP
-Menimbulkan depresi pada SSP di semua komponen otak.

-Terhadap pembuluh darah otak menyebabkan vasodilatasi.


• Terhadap sistem kardiovaskular
Pada sistem kardiovaskular tergantung dosis, tekanan darah menurun akibat depresi pada otot
jantung, makin tinggi dosisnya depresi makin berat.

• Terhadap sistem respirasi


Pada konsentrasi tinggi, menimbulkan depresi pusat nafas.

11
ENFLURAN
 Dibanding halotan:
- Lebih iritatif.
- Efek depresi nafas lebih kuat.
- Depresi terhadap sirkulasi lebih kuat tapi lebih jarang menimbulkan aritmia.
- Efek relaksasi terhadap otot lurik lebih baik dibanding halotan.
- Induksi dan pulih dari anestesia lebih cepat

Dosis
Untuk induksi, konsentrasi:
pada udara inspirasi : 2-3% bersamaan dengan N2O.
Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan: 1-2,5%,
Untuk pemeliharaan dengan nafas kendali: 0,5-1%.
12
ENFLURAN
EFEK FARMAKOLOGI
• Terhadap SSP
Pada dosis tinggi menimbulkan “twitching” (tonik-klonik) pada otot muka dan anggota gerak.
• Terhadap system kardiovaskular
Menimbulkan depresi kontraktilitas miokard. Hipotensi dapat terjadi
• Terhadap ginjal
Menurunkan aliran darah ginjal, menurunkan laju filtrasi glomerolus dan akhirnya menurunkan
diuresis

• Terhadap respirasi
Pada system respirasi tidak meningkatkan sekresi bronchial dan ludah
13
ISOFLURAN

 Isofluran adalah obat anestesi isomer dari enfluran, merupakan cairan tidak
berwarna dan berbau tajam, menimbulkan iritasi jalan nafas jika dipakai
dengan konsentrasi tinggi

Dosis
 Untuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi adalah 2-3%
bersamasama dengan N2O.
 Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan konsentrasinya berkisar antara
1-2,5%, sedangkan untuk nafas kendali berkisar antara 0,5-1%.

14
ISOFLURAN

EFEK FARMAKOLOGI
•Terhadap sistem kardiovaskular
Efek depresinya pada otot jantung dan pembuluh darah lebih ringan dibanding dengan obat
anesetesi volatil yang lain
•Terhadap sistem respirasi
Menimbulkan depresi pernafasan yang derajatnya sebanding dengan dosis yang diberikan
•Terhadap otot rangka
Menurunkan tonus otot rangka melalui mekanisme depresi pusat motorik pada serebrum.
•Terhadap ginjal
Pada dosis anestesi, isofluran menurunkan aliran darah ginjal dan laju fitrasi glomerulus
sehingga produksi urin berkurang. 15
SEVOFLURAN

 Dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna, tidak eksplosif,


tidak berbau, tidak bersifat iritatif terhadap jalan nafas 
digemari untuk induksi inhalasi disamping halotan.
 Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan isofluran.

Dosis:
 Untuk induksi, konsentrasi pada udara inspirasi : 3-5% bersamaan
N2O.
 Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan: 2-3%, dan untuk
nafas kendali: 0,5-1%.
16
SEVOFLURAN
EFEK FARMAKOLOGI
 Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia.

 Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran (dapat meningkatkan


tekanan intrakranial) dan belum ada laporan toksik terhadap hepar.

 Setelah pemberian dihentikan  sevofluran cepat dikeluarkan oleh badan.

 Eliminasi oleh paru-paru kurang cepat dibandingkan desfluran, tetapi masih


lebih cepat dibanding isofluran, enfluran dan halotan. 23/04/2018 17
DESFLURAN

Mudah menguap, potensinya rendah (MAC 6%).


Bersifat simpatomimetik  takikardia dan hipertensi.
Efek klinis mirip isofluran.
Efek terhadap respirasi : bersifat iritatif ≠ untuk induksi.

18
N2O
(Laughing Gas, Nitrous Oxide, Dinitrogen Monoksida)
Berbentuk gas tidak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar dan beratnya 1,5x berat udara.

Obat dasar dari anestesia umum inhalasi, Selalu dikombinasikan dengan O2 minimal 25% :
N2O : O2
70 : 30
60 : 40
50 : 50

Bersifat anestetik lemah, analgesinya kuat.


Perlu konsentrasi besar (>65%)  efektif.
Dikombinasikan dengan salah satu anestetik lainnya seperti halotan, dsb, sesuai dengan target “trias
19
anestesia” yang ingin dicapai.
N2O
(Laughing Gas, Nitrous Oxide, Dinitrogen Monoksida)
•Terhadap sistem saraf pusat
Peningkatan konsentrasi menyebabkan penurunan sensasi perasaan khusus
Khasiat analgesianya relatif lemah akibat kombinasinya dengan oksigen.
•Terhadap sitem kardiovaskuler
N2O tidak menyebabkan perubahan laju jantung dan curah jantung secara langsung.

•Terhadap sistem respirasi


•Pengaruh terhadap sistem pernapasan minimal

20
TABEL 1: SIFAT FISIK DAN KIMIA ANESTETIK INHALASI

23/04/2018 21
TABEL 2: FARMOKOLOGI KLINIK ANESTETIK INHALASI

23/04/2018 22
23

Anda mungkin juga menyukai