BHN Ajar MGT Keuangan Lanjutan1
BHN Ajar MGT Keuangan Lanjutan1
LANJUTAN
Rima E Dasuki
BIAYA MODAL
MERUPAKAN SEMUA BIAYA YANG
SECARA RIEL DIKELUARKAN OLEH
PERUSAHAAN DALAM RANGKA
MENDAPATKAN SUMBER DANA.
BIAYA YANG DIKELUARKAN BISA
IMLISIT MAUPUN EXPLISIT
PADA DASARNYA BIAYA MODAL
MERUPAKAN PROSENTASE DARI
BIAYA RIEL DENGAN PENERIMAAN
BERSIH
FUNGSI BIAYA MODAL ;
Sebagai cut of rate atau tingkat pembatas suatu
keputusan investasi apakah diterima atau ditolak.
Suatu investasi diterima bila keuntungan yang
diterima bisa menutup semua biaya modal yang
dikeluarkan.
PENDEKATAN TRADISIONAL :
Struktur Modal :
Struktur modal merupakan perbandingan antara modal
asing dengan modal sendiri
Tingkat bunga
Sn = P0(1+i)n
An example problem:
Sn = P0(1+i)n
Sn = 1,000(1.10)5
Sn = $1,610.51
Another example problem:
Sn = P0(1+i)n
20,000 = 10,000(1.15)n
n = 4.96 years (or, about 5 years)
One more example problem:
Sn = P0(1+i)n
50,000 = 11,000(1+i)8
i = 20.84 percent per year
Calculations
Some of the answers to the problems are tricky to work out with an
ordinary calculator.
A financial calculator (one that has buttons for FV, PV, N, and I) can
make these calculations very simple.
Time value tables can also be used to simplify the calculations.
The next two general types of time
value problems involve annuities
FV = PMT[(1+i)n - 1]/i
For the present value of an
annuity:
PV = PMT[(1+i)n -1]/[i(1+i)n]
An example problem:
If you save $50 per month at 12 percent per annum, how much
will you have at the end of 20 years?
Note that since time periods are months, i = 12%/12 months =
1% per period, for 240 periods.
FV = PMT[(1+i)n - 1]/i
FV = 50[(1.01)240 - 1]/.01
FV = $49,463
Another example problem:
If you want to save $500,000 for retirement after 30 years, and
you earn 10 percent per annum, how much must you save each
year?
FV = PMT[(1+i)n - 1]/i
500,000 = PMT[(1.1)30 - 1]/.1
PMT = $3,040 per year
An example problem:
PV = PMT[(1+i)n -1]/[i(1+i)n]
100,000 = PMT[(1+.09)10 -1]/[.09(1.09)10]
PMT = $15,582 per year
Other annuity problems:
In some annuity problems you may need to solve for the number of
periods, or to solve for the effective interest rate per period. These
will require much more complicated mathematical solutions, but
again, these calculations are very simple to make using a financial
calculator.
A last type of time value problem
involves what are called, perpetuities
PV = PMT/i
CAPITAL BUDGETING
Capital budgeting (penganggaran modal) :
Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan
tentang pengeluaran dana untuk jangka panjang.
PP method :
Jika CF sama setiap tahun : PP = Investasi / CF
Jika CF tidak sama setiap tahun, payback period harus dicari dari
tahun ke tahun
NPV method : NPV = [CF x discount factor] – Investasi
PI method : PI = PV of CF / Investasi
PEMILIHAN INVESTASI DENGAN UMUR BERBEDA
b. Equivalent annual annuity method, merupakan metode yang mencari NPV dari kedua
investasi untuk kemudian dibuat rata-rata tahunan dengan cara membagi NPV tersebut
dengan discount factor anuitasnya selama umur ekonomis masing-masing investasi.
Dengan demikian langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut :
1. Menghitung NPV masing-masing investasi dengan tingkat diskonto tertentu
2. Menghitung discount factor annuitas masing-masing investasi dengan discount
rate yang sama dengan untuk mencari NPV
3. Menghitung equivalent annual annuity (EAA) masing-masing investasi dengan
cara membagi NPV investasi dengan discount factor annuity-nya
CAPITAL RATIONING
Dasar-dasar CAPM :
1. Terdapat hubungan antar tingkat pendapatan dengan risiko pasar dan
hubungannya dengan penilaian surat-surat berharga
2. Dalam keseimbangan pasar, suatu surat berharga akan menghasilkan
ekspektasi pendapatan yang seimbang dengan risiko yang tidak terhindarkan
Ekuilibrium Pasar Modal
Pendekatan CAPM :
1. CML (Capital Market Line)
1. SML (Security Market Line)
Garis Pasar Modal (Capital Market Line – CML)
Keadaan ekuilibrium pasar yang menyangkut return ekspektasi dan
risiko
dapat digambarkan oleh garis pasar modal (capital market line)
E(RP)
CML
E(RM) M
RBR
Risiko portofolio
pasar
P
M
CML merupakan garis yang menunjukan semua
kemungkinan
kombinasi portofolio efisien yang terdiri dari aktiva-aktiva
berisiko
dan aktiva bebas risiko
Rumus-rumus :
Garis Pasar Sekuritas (Security Market Line – SML)
Cov Ri, RM
i =
2 M
KEBIJAKAN DIVIDEN
Stock splits
Stock splits adalah pemecahan jumlah lembar saham
menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan
pengurangan harga nominal per lembarnya secara
proporsional.
Lawan dari stock splits adalah reserve splits yang
artinya perusahaan mengurangi jumlah lembar
sahamnya.
Repurchasing of Stock
Repurchasing of stock (pembelian kembali saham) dapat
dilakukan melalui 2 cara, yaitu : tender offer dan melalui
pembelian kembali di pasar
LEASING
Leasing :
Kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang
modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu
tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala disertai
dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-
barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu
sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati
c. Leverage lease :
Nilai barang modal yang akan dibiayai oleh lessor terkadang sangat besar,
sehingga lessor tidak mampu untuk menyediakan dana secara mandiri. Dengan
demikian, lessor membutuhkan lembaga lain seperti bank atau lembaga
keuangan lainnya untuk ikut membiayai. Leasing seperti ini disebut sebagai
leverage lease.
Pembayaran sewa leasing :
{(Nb – Ns) (1 + i) n } i
S =
(1 + i) n – 1
Pembayaran sewa dapat dilakukan secara bulanan, kuartalan
maupun semesteran. Bila pembayaran dilakukan secara kuartalan
atau semesteran, maka tingkat bunganya dapat dihitung dengan
menggunakan simple interest rate atau compound interest rate,
sesuai dengan perjanjian.
C = { (1 + i) n – 1 } x 100%
Ekspansi : perluasan modal, baik modal kerja saja, atau modal kerja dan modal
tetap yang digunakan secara tetap dan terus menerus di dalam
perusahaan
Motif ekspansi :
a. Motif ekonomi : Ekspansi didasarkan atas pertimbangan untuk memperbesar
atau menstabilkan laba yang diperoleh
b. Motif psikologis : Ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada personal
ambition dari pemilik perusahaan untuk memperoleh prestise
dan kekuasaan yang lebih besar
Bentuk-bentuk ekspansi :
a. Business expansion : ekspansi dijalankan tanpa mengakibatkan perubahan
struktur modal perusahan
b. Financial expansion : terjadi perubahan struktur modal karena adanya
pembelian atau penambahan aktiva tetap
LEVERAGE ANALYSIS
Leverage
Leverage operasi
(operating leverage)
Leverage
Leverage finansial
(financial leverage)
Leverage operasi (operating leverage)
Penggunaan aktiva yang menyebabkan
perusahaan harus menanggung biaya tetap
berupa penyusutan. Penghasilan yang
diperoleh atas penggunaan aktiva tetap
tersebut diharapkan cukup untuk menutup biaya
tetap dan biaya variabel
atau S – VC = Q ( P –V )
S – VC – FC Q ( P – V ) – FC
Ket. :
S = Sales
VC = Variable Cost ( total )
V = Variable Cost per unit
FC = Fixed Cost
Q = Quantity
P = Price per unit
Financial Leverage
Ukuran financial leverage adalah DFL
(degree of financial leverage), dengan rumus :
DFL = EBIT
EBIT – I
atau = Q ( P – V ) – FC
Q( P – V ) – FC – I
DCL = S – VC
EBIT – I
= Q ( P –V )
Q( P – V ) – FC – I
Indifferent Point
Leverage factor
X ( 1 –T ) = ( X – C ) ( 1 –T )
S1 S2
Ket. :
X = EBIT pada indifferent point
C = bunga hutang (Rp)
T = pajak
S1 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal sendiri
S2 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal asing
Apabila sebelum analisis perusahaan mempunyai modal sendiri
dan modal asing dalam struktur modalnya :
( X - C1 ) ( 1 – T ) = ( X – C2 ) ( 1 – T )
S1 S2
Ket. :
C1 = bunga sebelum ada tambahan dana
C2 = bunga sebelum dan sesudah ada tambahan dana
LEVERAGE ANALYSIS
Leverage
Penggunaan aktiva atau sumber dana di mana untuk
penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung
biaya tetap atau membayar beban tetap
Leverage operasi
(operating leverage)
Leverage
Leverage finansial
(financial leverage)
Leverage operasi (operating leverage)
Penggunaan aktiva yang menyebabkan
perusahaan harus menanggung biaya tetap
berupa penyusutan. Penghasilan yang
diperoleh atas penggunaan aktiva tetap
tersebut diharapkan cukup untuk menutup
biaya tetap dan biaya variabel
atau S – VC = Q(P–V)
S – VC – FC Q ( P – V ) – FC
Ket. :
S = Sales
VC = Variable Cost ( total )
V = Variable Cost per unit
FC = Fixed Cost
Q = Quantity
P = Price per unit
Financial Leverage
Ukuran financial leverage adalah DFL
(degree of financial leverage), dengan rumus :
DFL = EBIT
EBIT – I
atau = Q ( P – V ) – FC
Q( P – V ) – FC – I
DCL = S – VC
EBIT – I
= Q ( P–V)
Q( P – V ) – FC – I
Indifferent Point
Leverage factor
X(1–T) = (X–C)(1–T)
S1 S2
Ket. :
X = EBIT pada indifferent point
C = bunga hutang (Rp)
T = pajak
S1 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal sendiri
S2 = jumlah lembar saham bila dibelanjai dengan
modal asing
Apabila sebelum analisis perusahaan mempunyai modal
sendiri dan modal asing dalam struktur modalnya :
( X - C1 ) ( 1 – T ) = ( X – C2 ) ( 1 – T )
S1 S2
Ket. :
C1 = bunga sebelum ada tambahan dana
C2 = bunga sebelum dan sesudah ada tambahan dana
MERGER DAN AKUISISI
Motif merger dan akuisisi : motif ekonomi
Kondisi saling menguntungkan terjadi bila dari peristiwa merger dan
akuisisi diperoleh synergy
Misalnya PT. A dapat membeli PT. B dengan harga seperti saat ini
dengan cara menukar saham, dan diharapkan tidak terjadi synergy.
Bagaimana kondisi EPS, harga saham, PER, jumlah lembar saham,
laba setelah pajak dan nilai equity setelah merger?
Jawab : PT A (setelah merger)
PT. A
EPS Rp. 2.857
Harga per lembar saham Rp. 20.000
PER 7x
Jumlah lembar saham 14 juta
Laba setelah pajak Rp. 40 milyar
Nilai pasar equity Rp. 280 milyar
Contoh 2 :
Jumlah lembar saham PT. Satu sebesar 10.000.000 lembar dengan harga saat
ini sebesar Rp. 8.000 per lembar (nilai equity PT Satu = PVS = Rp. 80 milyar).
PT. Satu (sebagai acquired company) akan dibeli oleh PT. Dua (sebagai acquiring
company). Kemungkinan para pemegang saham PT. Satu akan meminta harga
yang lebih tinggi dari Rp. 8.000 per lembar karena jika PT. Dua hanya menawar
dengan harga Rp. 8.000, maka pemegang saham PT. Satu juga dapat menjual
saham yang mereka miliki ke bursa (atau pemodal lain) dan memperoleh harga
yang sama.
Jika PT. Dua menawarkan harga Rp. 9.000 per lembar, maka biaya akuisisi
adalah : 10.000.000 x (Rp. 9.000 – Rp. 8.000) = Rp. 10 milyar
Dengan demikian PT. Dua hanya bersedia membayar PT. Satu dengan harga
Rp. 10 milyar lebih mahal kalau dengan pembelian tersebut diharapkan PT. Dua
akan mendapat manfaat yang lebih besar dari Rp. 10 milyar. Manfaat ini hanya
akan terjadi jika diharapkan akan timbul synergy
Contoh 3 :
PT. Dua adalah perusahaan industri makanan dan minuman, sedangkan PT. Satu
adalah perusahaan distribusi. Apabila diharapkan dari akuisisi tersebut PT. Dua
akan dapat menghemat biaya distribusi sebesar Rp. 1 milyar pada tahun depan,
dan penghematan tersebut diharapkan akan meningkat sebesar 10% per tahun
selamanya (sesuai dengan tingkat inflasi). Apabila tingkat keuntungan yang
dipandang layak adalah 17%, maka manfaat akuisisi adalah :
Apabila jumlah lembar saham PT. Dua adalah Rp. 50 juta lembar dengan harga
Rp. 12.000 per lembar, maka PVD = Rp. 600 milyar.
Sedangkan gabungan PT. Dua dan PT. Satu setelah memperoleh synergy (PVSD)
adalah :
(Rp. 600 milyar + Rp. 14,3 milyar + Rp. 80 milyar) = Rp. 694,3 milyar
Ini berarti bahwa PT. A mungkin menawar PT. B dengan harga lebih tinggi
daripada harga pasar yang saat ini terjadi, sejauh tawaran tersebut tidak lebih
tinggi daripada Rp. 7 milyar. Jadi apabila harga pasar PT. B saat ini adalah
Rp. 30 milyar, PT. A dapat menawar dengan harga, misalnya Rp. 34 milyar.
Menaksir biaya apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham
Apabila akuisisi dilakukan dengan cara pertukaran saham, maka pemegang saham
perusahaan yang diakuisisi akan menjadi pemegang saham perusahaan yang
mengakuisisi.
Contoh 5 :
Berdasarkan contoh 2, apabila saham PT. Satu dihargai Rp. 9.000,- sedangkan
10 juta lembar saham tersebut akan diganti dengan saham PT. Dua, maka PT. Dua
perlu menggantinya dengan jumlah lembar saham (harga saham PT. Dua adalah
Rp. 12.000 per lembar)
10 juta x Rp. 9.000,- / Rp. 12.000,- = 7.500.000 lembar
Jumlah lembar saham yang baru adalah : 50 juta + 7,5 juta = 57,5 juta lembar
Nilai perusahaan setelah merger (PVSD) adalah Rp. 694,3 milyar.
Dengan demikian harga saham adalah per lembar setelah merger adalah :
Rp. 694,3 milyar / 57,5 juta lembar = Rp. 12.075 (dibulatkan)
Fiendly Merger dan Hostile Takeover
Friendly merger :
Merger yang dilakukan secara bersahabat, yaitu melalui perundingan
antara acquired company dan acquired company, kemudian hasilnya
disampaikan kepada para pemegang saham
Hostile takeover :
Merger yang dilakukan apabila pihak manajemen acquired company
menolak untuk bekerjasama. Dengan cara ini, acquiring company
secara langsung menawarkan persyaratan-persyaratan yang dinilai
cukup menarik kepada pemegang saham acquired company. Misalnya,
harga saham acquired company saat ini sebesar Rp. 8.000,- maka para
pemegang saham akan ditawari harga yang lebih tinggi apabila mereka
bersedia menjualnya ke acquiring company
PEMILIHAN PORTOFOLIO
A 0,1100 0,0309
0,1758
B 0,0950 0,0257
0,1604
CovAB = -0,0095
ρAB = -0,3350
Portofolio :
Investasi pada berbagai aset dengan tujuan
mengurangi risiko perusahaan secara keseluruhan
Teori portofolio :
Teori yang membicarakan hubungan antara tingkat
keuntungan
dan tingkat risiko pada saat investor melakukan
investasi pada
lebih dari satu jenis aset
Risiko portofolio :
a. Risiko sistematik (systematic risk) atau risiko
pasar
b. Risiko tidak sistematik (un-systematic risk)
Diversifikasi :
Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi
risiko portofolio lebih rendah daripada risiko
setiap jenis aset (saham) secara individual
Return Portofolio
a. Return realisasi (realized return)
portofolio
Rp = (Wi. Ri)
a. Return realisasi : Rp = Wa . Ra + Wb . Rb
b. Return ekspektasi:
Wa = b [b – (ρab.a)]
a2 + b2 – 2 (ρab.ab)
Wb = a [a – (ρab.b)]
a2 + b2 – 2 (ρab.ab)
Wa + Wb = 1
d. Risiko portofolio merupakan varians dari return sekuritas –
sekuritas pembentuk portofolio tersebut
Proses Investasi :
1. Menentukan kebijakan investasi
2. Analisis sekuritas
3. Pembentukan portofolio
4. Melakukan revisi portofolio
5. Evaluasi kinerja portofolio
Portofolio :
Investasi pada berbagai aset dengan tujuan mengurangi risiko
perusahaan secara keseluruhan
Teori portofolio :
Teori yang membicarakan hubungan antara tingkat keuntungan
dan tingkat risiko pada saat investor melakukan investasi pada
lebih dari satu jenis aset
Risiko portofolio :
a. Risiko sistematik (systematic risk) atau risiko pasar
b. Risiko tidak sistematik (un-systematic risk)
Diversifikasi :
Kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
portofolio lebih rendah daripada risiko setiap jenis aset
(saham) secara individual
Return Portofolio
Rp = (Wi. Ri)
a. Return realisasi : Rp = Wa . Ra + Wb . Rb
b. Return ekspektasi :
Wa = b [b – (ρab.a)]
a2 + b2 – 2 (ρab.ab)
Wb = a [a – (ρab.b)]
a2 + b2 – 2 (ρab.ab)
Wa + Wb = 1
d. Risiko portofolio merupakan varians dari return sekuritas – sekuritas
pembentuk portofolio tersebut
Var (Rp) = p2 = Wa2 a2 + Wb2 b2 + 2 WaWb ρab . ab
realisasi
Return dan risiko
aktiva tunggal
ekspektasi
dimana :
dengan demikian :
= (Xi – X)2
n–1
Keterangan :
= risiko return realisasi
Xi = nilai ke – i
X = nilai rata – rata
n = jumlah dari observasi
C. Pengukuran Return Ekspektasi
E(Ri) = (Ri.Pi)
Keterangan :
E(Ri) = ekspektasi return dari suatu aktiva
atau sekuritas
Ri = hasil di masa depan ke – i
pi = probabilitas hasil masa depan ke – i
D. Pengukuran Risiko Return Ekspektasi
2
Var (Ri) = Ri – E(Ri)
2
Var (Ri) = Ri – E(Ri) . Pi
= var (Ri)
PENILAIAN (VALUATION)
Vb = Ct (PVIFA Kd % ; n) + P (PVIF Kd % ;
n)
c. Obligasi yang mempunyai tanggal jatuh tempo, bunga
dibayarkan
lebih dari satu kali dalam satu tahun, misalnya m kali,
maka :
Vb = Ct / m (PVIFA Kd % / m ; t) + P (PVIF Kd % /
m ; t)
Vps = Dps
Pps
P0 = d1 / K s
P0 = d1 / K s – g
P0 = d0 (1 + gs)t + dn + 1 + 1
(1 + Ks)t Ks – g (1 + Ks)n
VU = S = X (1 – T)
KU
VU = S = X0 (1 –T) (1 – b) (1 + g)
KU – g
g = tingkat pertumbuhan = R.b
b = rasio investasi bersih (I) dalam periode t
dengan NOI
setelah pajak dalam periode t
b = It / Xt (1 – T)
R = tingkat profitabilitas investasi baru dalam
perusahaan
R = X (1 – T) / I
(3) Pertumbuhan super normal
VU = X0 (1 – T) (1 – b) (1 + gs)t + X0 (1 – T) (1 +
gs)n
(1 + KU)t KU (1 + KU)n
Ke = KU + (KU – Kd). D / E . (1 – T)
K = Kd (1 – T) . D / D + E + Ke . E / D + E
VL = D+E
VL = VU + T. D
VL = X (1 – T), tanpa pertumbuhan
K
VL = X0(1 – T) (1 – b) (1 + g), pertumbuhan
konstan
K–g
D = market value of debt
E = market value of stock (equity)
K = cost of capital of the firm
KU = cost of capital unleverage