Anda di halaman 1dari 25

PELATIHAN KESEHATAN

DESA PAMSIMAS 2016

Serang, 2017
MCK yang tidak berfungsi

BAB sembarangan
selokan tersumbat

Jamban asal-asalan
mencuci dan mandi di sungai
tercemar

Gambaran Riil Kondisi Sanitasi


Di Indonesia
PRINSIP-PRINSIP PEMICUAN :

1. TANPA SUBSIDI KEPADA MASY.

2. MASY. SEBAGAI PEMIMPIN

3. TIDAK MENGGURUI, TIDAK MEMAKSA DAN


TIDAK MEMPROMOSIKAN JAMBAN

4. TOTALITAS : SELURUH KOMPONEN MASY. TERLI-


BAT DALAM IDENTIFIKASI MASALAH; ANALISA
MASALAH & POTENSI ; PERENCANAAN; PELAKSA-
NAAN; PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN.
Kerangka Pikir STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit
berbasis lingk yg berkaitan dng sanitasi & perilaku melalui
penciptaan kondisi sanitasi total

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene melalui pening-


katan demand , supply dan Enabling Environment

Pilar 1:
Stop Pilar 2: Pilar 3: Pilar 4: Pilar 5:
BABS CTPS PAM-RT Pengelol Pengelola
(Buang (Cuci (Pengelol aan an
Air Tangan aan Air Sampah Limbah
Besar Pakai Minum Rumah Cair
Sembara Sabun) Rumah Tangga Rumah
ngan) Tangga) Tangga

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan berbasis masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan institusi kepada masyarakat (enabling environment)
Ditinjau dari
model lubang

JENIS JAMBAN
Jambannya

1. JAMBAN CEMPLUNG
2. JAMBAN PLENGSENGAN
3. JAMBAN LEHER ANGSA
KEBIASAAN AWAL 0

PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA


DITEMPAT TERBUKA

BUKAN SARANA SANITASI


LUBANG GALIAN 1

PENINGKATAN
DARI KEBIASAAN AWAL
BUKAN SARANA SANITASI
2
CUBLUK DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
TANPA LEHER ANGSA
DNG RUMAH JAMBAN
SEDERHANA

PENINGKATAN
DARI LUBANG/GALIAN

SARANA SANITASI
3
PENINGKATAN KUALITAS
CUBLUK & LUBANG JONGKOK

CUBLUK DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
LEHER ANGSA DNG.
RUMAH JAMBAN
SEMI PERMANEN

SARANA SANITASI
4
PENINGKATAN DARI
PENGGUNAAN CUBLUK

TANGKI SEPTIK DI-


LENGKAPI LUBANG
JONGKOK LEHER
ANGSA DENGAN
RUMAH JAMBAN
PERMANEN

SARANA SANITASI
5
TANGKI SEPTIK KOMUNAL
( JAMBAN JAMAK )

TANGKI SEPTIK KO-


MUNAL DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
LEHER ANGSA DNG
JAMBAN KELUARGA
DARI BBRP RUMAH

SARANA SANITASI
Mengapa Buang Air Besar harus di jamban sehat ?

Prinsipnya tidak menjadi tempat perkembangbiakan serangga dan binatang penular


penyakit (lalat, kecoa, tikus, dan lain-lain), tidak menimbulkan bau, dan memutus
rantai penularan penyakit.
KRITERIA JAMBAN SEHAT
1. Tidak mencemari Lingkungan (badan air, air tanah)

2. Tidak mencemari tanah permukaan

3. Bebas Serangga

4. Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

5. Aman Digunakan oleh pemakainya

6. Mudah dibersihkan dan tidak menimbulkan gangguan


bagi pemakainya

7. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan


Mengapa pakai sabun ?
• Bakteri penyebab diare ditemukan :
 8% mencuci tangan dengan sabun
 23% mencuci tangan dengan air saja
 44% jika tidak mencuci tangan
(Burton et al, 2011)

 Bakteri Penyebab Diare (Faecal Streptococci ) mampu


dieliminir 90% dengan cuci tangan pakai sabun dan 52%
jika dengan menggunakan air saja (Pinfold, 1994)
5 WAKTU PALING PENTING UNTUK
CTPS
1. Sebelum makan
2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum memberi makan bayi/Balita
4. Sesudah Buang Air Besar atau Buang Air Kecil.
5. Sesudah memegang hewan

Waktu-waktu penting lainnya adalah:


sebelum menyusui bayi, setelah menyeboki bayi/Balita,
setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung, setelah
membersihkan sampah; dan untuk anak-anak: setelah
bermain di tanah atau di lantai.
TARGET Indikator Kinerja (KPI)
PAMSIMAS I, II DAN III
TARGET
KPI DESKRIPSI PAMSIMAS PAMSIMAS
I PAMSIMAS II III
KPI 2 Juml tambahan orang yang mempunyai
akses yang berkelanjutan thd fasilitas
sanitasi yang layak berdasarkan status 3.4 Juta 4 Juta 7,5 Juta
sosial ekonomi

KPI 7 % target masy yang bebas dari buang air


besar di sembarang tempat (SBS) 50% 50% 60%
(dusun) (dusun) (dusun)

KPI 8 % target masy yang menerapkan program


Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) 80% 60% 70%

KPI 9 % target sekolah yang mempunyai


fasilitas sanitasi layak dan menerapkan 95% 95% 95%
PHBS
Tujuan Monitoring / Pemantauan

1. Memastikan bhw progres pelaksanaan kegiatan tidak


menyimpang dari jadwal/ Schedule yang telah ditentukan
2. Memastikan kualitas dan proses fasilitasi kegiatan sesuai acuan
yang ada ( Pedoman Umum, Pedoman Teknis, SOP ), sehingga
capaian substansi sesuai indikator yang telah ditentukan
3. Memastikan informasi dan laporan tersedia sebagai dasar
melakukan proses analisis hasil, yang digunakan sebagai basis
penyusunan strategi atau rekomendasi rencana tindak lanjut
MONITORING DAN EVALUASI PILAR 1
dan PILAR 2
DEFINISI :

1. Pemantauan adalah kegiatan pengumpulan informasi yang dilakukan secara


periodik untuk memastikan suatu kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan
rencana.

2. Pemantauan adalah proses yang terus menerus dilakukan di sepanjang siklus


kegiatan, dimulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan dan
pemeliharaan.

3. Hasil kegiatan pemantauan digunakan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan dan


penyesuaian/umpan balik terhadap rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Peran Kader Kesehatan Dan Masyarakat
dalam Monev
• Membantu Pemicuan

• Membantu pengumpulan data Rumah Tangga terkait peningkatan akses jamban, yaitu data:

Jamban: A. Jamban Leher Angsa + SeptikTank

B. Jamban Plengsengan/Cubluk

C. Komunal (WC Umum)

• Jumlah Jamban, Jumlah KK yang mengakses jamban, jumlah jiwa yang mengakses Jamban

• Jumlah Jiwa yang menerapkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun dalam kehidupan sehari-hari

• Setiap ada peningkatan maka kader kesehatan melaporkan kepada Bidan Desa atau Sanitarian
Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai