Anda di halaman 1dari 54

BATUBARA

(genesa batubara)

DOSEN: NINNING ANUGRAWATI, ST., MT.

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA


GENESA BATUBARA
Dua tahap penting harus dibedakan
• Gambut adalah batuan sedimen organik yang dapat terbakar, berasal dari tumpukan hancuran
atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam keadaan tertutup udara (dibawah air),
tidak padat, kandungan air lebih dari 75 % (berat, ar) dan kandungan mineral lebih kecil dari 50 %
dalam kondisi kering.

• Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhan,
berwarna coklat sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang
mana mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya.

• Dari gambut menjadi batubara  ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Pada tiap tahapan
ada proses yang terjadi dan unik, yang tergantung banyak faktor.

2
PENGGAMBUTAN
Faktor-Faktor Penting dalam Pembentukan Gambut

1)Tumbuhan rawa gambut


• Evolusi Tumbuhan
• Iklim
• Paleograf Tektonik
2) Moor (Lapisan gambut dengan ketebalan >30 cm)
• Niedermoor/Lowmoor
• Hochmoor/Highmoor

Faktor-faktor fasies pembentukan gambut


• Type endapan (Authoctonous, Allochtonous)
• Rumpun Tumbuhan Pembentuk
• Ling. Pengendapan (Telmatic, Limnic, Brackish-marine, Ca-rich)
• Nutrien Supply (Eutrophic, Oligotrophic)
• pH, Aktivitas Bakteri, Persediaan Sulfur
• Temperatur Gambut
• Potensial Redoks (Aerobic, Anaerobic)
PEAT

Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008. 9
PEMBATUBARAAN
PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA
SKEMA PEMBENTUKAN BATUBARA

an
itk
MATERIAL ASAL

s in
fu
Tumbuhan Dan Binatang

r
N

te
O

g
H
an
at HT
ly
AUTOCHTHON

ia
O
er
L
AL

M
Udara RAWA GAMBUT/MOOR Air
Dibedakan berdasarkan macam
Air Tanah Lingkungan pengendapan/ Fasies Sedimen

DIAGENESA
PENGGAMBUTAN
Perusakan oleh Mikroba dan
Pembentukan Humin,
Penurunan Keseimbangan Biotektonik

BATUAN SEDIMEN ORGANIK


Berkurang BATUBARA Bertambah

Air GAMBUT
LIGNITE
SUB - BITUMINOUS

METAMORFOSA
HIGH VOL. BITUMINOUS
MEDIUM VOL. BITUMINOUS
LOW VOL. BITUMINOUS
SEMI ANTHRACITE
ANTRHRACITE
H2O %
C % (daf)
VM % (daf)
Rmax
H % (daf)
13 CV (af)
O % (daf)
• Setelah tumbuhan mati proses degradasi biokimia lebih berperan
• jika tumbuhan yang telah mati tertutupi oleh air dan sedimen halus.
• Proses pembusukan (decay) akan terjadi sebagai akibat kinerja mikrobiologi
dalam bentuk bakteri anaerobic.
• Jenis bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen (reduksi),
menghancurkan bagian lunak tumbuhan seperti: cellulose, protoplasma, dan
karbohidrat. Proses tersebut merubah kayu menjadi lignit
• Jika tumbuhan yang telah mati terlalu lama diudara terbuka, maka kecepatan
pembentukan gambut akan berkurang, hanya bahian tumbuhan yang keras
saja tertinggal sehingga menyulitkan penguraian lebih lanjut oleh bakteri.
FASIES BATUBARA
MINERAL MATTER PADA BATUBARA
LIGNITE

29
Sub-bituminous - Anthracite

30
Sisa Struktur Tumbuhan

31
Sisa Struktur Tumbuhan

32
Sisa Struktur Tumbuhan

33
Singkapan Batubara

34
Lapisan Batubara

35
Lapisan Batubara

36
Batas lapisan yang tegas

37
Clay band

38
Clay band

39
Tipe Batubara
Type batubara diekspresikan melalui komposisi maseral (vitrinit, liptinit,
inertinit) dan tekstur.

Faktor-faktor fasies pembentukan gambut


• Type endapan (Authoctonous, Allochtonous)
• Rumpun tumbuhan pembentuk
• Lingkungan pengendapan (Telmatic, Limnic, Brackish-marine, Ca-rich)
• Nutrien supply (Eutrophic, Oligotrophic)
• pH, aktivitas bakteri, persediaan sulfur
• Temperatur gambut
• Paleonial redoks (Aerobic, Anaerobic)

41
Batubara
Humic Coal (Berlapis) Sapropelic Coal (Tidak Berlapis)

Melewati tahap gambut dengan disertai proses Tidak melewati fase gambut tetapi mengikuti alur
humifikasi setelah terakumulasi pada tempat proses diagenesa seperti batuan sedimen yang
dimana pohon-pohon (bahan dasar) itu tumbuh kaya akan bahan organik

Komponen organik terbesar adalah material Banyak mengandung material organik dan mineral
yang mengkilap berwarna coklat sampai hitam hasil transportasi
(terlihat dengan mata telanjang) dan umumnya
berasal dari serat kayu yang terhumifikasi Fraksi organiknya terdiri dari algae dan bermacam
produk hancuran tumbuhan dari sekitarnya atau
Pada rank rendah (brown coal) secara bagian yang lebih jauh lagi berupa spora
mikroskopis didominasi oleh huminit dan pada
rank yang lebih tinggi (hard coal) didominasi Secara mikroskopis dibedakan menjadi boghead
oleh vitrinite coal (bahan utamanya adalah algae/maceral
Alginit) dan cannel coal (bahan utamanya adalah
Ciri khasnya adalah berlapis spora/maseral Sporinit

Kusam dan terbentuk dari lumpur organik butir


halus yang terbentuk pada kondisi kurang oksigen/
reduksi (air dangkal, seperti : kolam, danau, lagun)

Tidak Berlapis
42
Kandungan C, H dan O

KANDUNGAN KARBON, HIDROGEN DAN OKSIGEN PADA BATUBARA DENGAN RANK YANG BERBEDA
(Tanpa Abu dan Moisture)

Bahan C% H% O%

Kayu 50 6 44
Gambut 55 – 60 5.5 – 6.5 30 – 40
Brown Coal 60 – 70 5.0 – 6.0 20 – 30
Pit Coal 75 – 90 4.5 – 5.5 5 – 15
(Bitumninous) 90 - 96 2.0 – 4.5 2 – 5
Antrasit
C = Carbon H = Hydrogen O = Oksigen

43
MODEL PEMBENTUKAN
BATUBARA

Mc. Cabe, 1984

44
PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA

REGRESSIVE TRANSGRESSIVE
ENVIRONMENTS ENVIRONMENTS

SUBSIDENCE EXCEEDING
RATE OF PEAT
PEA ACCUMULATION
T
PEAT ACCUMULATION
EXCEEDING RATE OF SUBSIDENCE

EQUILIBRIUM

LITTLE OR NO PEAT PEAT PRESERVED


PRESERVED BECAUSE OF UNDER
LACK OF COVER DEIMENTARY COVER

45
RANK, KUALITAS, DAN TYPE BATUBARA
Rank adalah menyatakan tahap yang telah dicapai oleh bahan organik dalam
proses pembatubaraan, bukan besaran yang dapat diukur (berdasar
pada beberapa parameter)

Kualitas Batubara ?  tergantung pada pemakaian

Komposisi Batubara
• C, H, O, N, S, P, dan unsur-unsur lain (air, gas, abu, bagian yang terbakar)

Komposisi mikroskopi  terdiri atas maseral-maseral

Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi


46
Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
Hubungan Rank-Kualitas-Type
T
Y
P
E

G
R
A
D
E

RANK

Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi


47
Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
Universal Classification of solid fossil fuels
Hubungan Rank-Kualitas-Type

ae on
n

ic
itio

an ucti
ro b
re d t
os

we
mp

ale Oil
co
ic

yd d r y
ae ation
ra f

ic

sh
og

ro b

ck
tr

Ro
Pe

ox

s
ck o u
R o a ce
LOW-RANK MEDIUM-RANK HIGH-RANK

C o p h o l p ro
on
non coal rock

Sa
al ic
rb
80

l
C B A D C B A C B A

oa
Ca
1%

o co a e c
Ash (HT) % mass. db

e c e co a d

al d
0 50

Co nde
100

Ba grad gra rade gr

l y co a a l a l l
w
V % (1>L)

a
g h u m w ry l o

nb
50
Washability test

No
Ve

d
g
100
Hi edi lo

mi l
c)
30
GRADE

ain d
20 hu
(m n d e
M
Coal

V % (1>L)
10
0 50 100
1%
um

Paleo O-time Ortho Meta Para Ortho Meta Per Para Ortho Meta
bit

PETROGRAFHIC
b

RANK Lignite BITUMINOUS ANTHRACITE


Su

COMPOSITION
Maceral Analysis
Rr % (mmf) Vol %
0.6 1.0 1.4 2.0 3.0 4.0

GCV (MJ/kg.m af)


15 20 24

48
Note : Both designations of rank divisions (Low-rank, Medium-rank, High-rank on
Carbon
RANK Refl. Vol.M Bed
Cal. Value Applicability of Different
d.a.f
Rmoil d.a.f Btu/Lb
Peringkat Batubara Menurut German USA % Vitrinite Moisture
(Kcal/Kg)
Rank Parameter

ASTM & DIN 0.2


68
Torf
(Stach et al., 1975) Peat

64
ca.60 ca.75
0.3

Calorific Value (moist ash-free)


60

B r a u n k o h l e
Weich-
Lignite

Bed Moisture (ash-free)


7200
ca.35
56 (4000)

Matt-
C 0.4 52
Sub- 9900
ca.71 ca.25
Bit. (5500)
B 48
Glanz-

Carbon (dry ash-free)


0.5
A 12600
C 0.6

High Vol. Bituminous


44 ca.77 ca.8-10
Flamm- (7000)
B 0.7
0.8 40
Gasflamm-
A
1.0 36

Gas- 32
1.2
Medium 15500
Volatile ca.87

Volatile matter (dry ash-free)


S t e I n k o h l e
(8650)
Bituminous 28
1.4
Fett-
24
Low 1.6
Volatile
20

Reflectance of vitrinite
Bituminous 1.8
Ess-

2.0 16
Mager-
Semi
Anthracite
12
15500

Hydrogen (d.a.f)
ca.91
Anthrazit (8650)
8
Anthracite 3.0
4.0

Moist
49 4

X-ray
Meta-Anthr

Diffr
Meta
Anthracite
Summary of the macerals of hard coals (ICCP, 1975)
Group macerals Maceral Submaceral* Maceral Variety*
Vitrinite Telinite Telinite 1 Cordartotelinite
Telinite 2 Fungotelinite
Xylotelinite
Telocollinite Lepidophytotelinite
Gelocollinite Sigillariotelinite

•` Collinite Desmocollinite
Corpocollinite
Vitrodetrinite

Exinite Sporinite Tenuisporinite


Crassisporinite
Microsporinite
Macrosporinite
Cutinite
Resinite
Alginite Pila-Alginite
Reinschia-Alginite
Liptodetrinite

Inertinite Micrinite
Macrinite
Semifusinite
Fusinite Pyrofusinite
Degradofusinite
Sclerotinite Fungosclerotinite Plectemchyminite
Corpossclerotinite
Pseudocorposclerotinite
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Inertodetrinite
50
Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
SUBSTANSI MASERAL

Fusinite Cutinite Macrinite Sclerotinite

Resinite Sporinite Telinite Fusinite dengan


51 bogenstructur
SUBSTANSI MASERAL

Maseral Vitrinit Hasil Pengamatan Maseral Sclerotinit Hasil Pengamatan Kristal Garam (halit) Hasil Pengamatan
Mikroskop Photometer, Pembesaran SEM, Pembesaran 1000 X SEM, Pembesaran 15000 X
500 X

52
Penggunaan Batubara

53
PEAT

Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008. 54

Anda mungkin juga menyukai