(genesa batubara)
• Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari tumbuhan,
berwarna coklat sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang
mana mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya.
• Dari gambut menjadi batubara ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Pada tiap tahapan
ada proses yang terjadi dan unik, yang tergantung banyak faktor.
2
PENGGAMBUTAN
Faktor-Faktor Penting dalam Pembentukan Gambut
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008. 9
PEMBATUBARAAN
PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA
SKEMA PEMBENTUKAN BATUBARA
an
itk
MATERIAL ASAL
s in
fu
Tumbuhan Dan Binatang
r
N
te
O
g
H
an
at HT
ly
AUTOCHTHON
ia
O
er
L
AL
M
Udara RAWA GAMBUT/MOOR Air
Dibedakan berdasarkan macam
Air Tanah Lingkungan pengendapan/ Fasies Sedimen
DIAGENESA
PENGGAMBUTAN
Perusakan oleh Mikroba dan
Pembentukan Humin,
Penurunan Keseimbangan Biotektonik
Air GAMBUT
LIGNITE
SUB - BITUMINOUS
METAMORFOSA
HIGH VOL. BITUMINOUS
MEDIUM VOL. BITUMINOUS
LOW VOL. BITUMINOUS
SEMI ANTHRACITE
ANTRHRACITE
H2O %
C % (daf)
VM % (daf)
Rmax
H % (daf)
13 CV (af)
O % (daf)
• Setelah tumbuhan mati proses degradasi biokimia lebih berperan
• jika tumbuhan yang telah mati tertutupi oleh air dan sedimen halus.
• Proses pembusukan (decay) akan terjadi sebagai akibat kinerja mikrobiologi
dalam bentuk bakteri anaerobic.
• Jenis bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen (reduksi),
menghancurkan bagian lunak tumbuhan seperti: cellulose, protoplasma, dan
karbohidrat. Proses tersebut merubah kayu menjadi lignit
• Jika tumbuhan yang telah mati terlalu lama diudara terbuka, maka kecepatan
pembentukan gambut akan berkurang, hanya bahian tumbuhan yang keras
saja tertinggal sehingga menyulitkan penguraian lebih lanjut oleh bakteri.
FASIES BATUBARA
MINERAL MATTER PADA BATUBARA
LIGNITE
29
Sub-bituminous - Anthracite
30
Sisa Struktur Tumbuhan
31
Sisa Struktur Tumbuhan
32
Sisa Struktur Tumbuhan
33
Singkapan Batubara
34
Lapisan Batubara
35
Lapisan Batubara
36
Batas lapisan yang tegas
37
Clay band
38
Clay band
39
Tipe Batubara
Type batubara diekspresikan melalui komposisi maseral (vitrinit, liptinit,
inertinit) dan tekstur.
41
Batubara
Humic Coal (Berlapis) Sapropelic Coal (Tidak Berlapis)
Melewati tahap gambut dengan disertai proses Tidak melewati fase gambut tetapi mengikuti alur
humifikasi setelah terakumulasi pada tempat proses diagenesa seperti batuan sedimen yang
dimana pohon-pohon (bahan dasar) itu tumbuh kaya akan bahan organik
Komponen organik terbesar adalah material Banyak mengandung material organik dan mineral
yang mengkilap berwarna coklat sampai hitam hasil transportasi
(terlihat dengan mata telanjang) dan umumnya
berasal dari serat kayu yang terhumifikasi Fraksi organiknya terdiri dari algae dan bermacam
produk hancuran tumbuhan dari sekitarnya atau
Pada rank rendah (brown coal) secara bagian yang lebih jauh lagi berupa spora
mikroskopis didominasi oleh huminit dan pada
rank yang lebih tinggi (hard coal) didominasi Secara mikroskopis dibedakan menjadi boghead
oleh vitrinite coal (bahan utamanya adalah algae/maceral
Alginit) dan cannel coal (bahan utamanya adalah
Ciri khasnya adalah berlapis spora/maseral Sporinit
Tidak Berlapis
42
Kandungan C, H dan O
KANDUNGAN KARBON, HIDROGEN DAN OKSIGEN PADA BATUBARA DENGAN RANK YANG BERBEDA
(Tanpa Abu dan Moisture)
Bahan C% H% O%
Kayu 50 6 44
Gambut 55 – 60 5.5 – 6.5 30 – 40
Brown Coal 60 – 70 5.0 – 6.0 20 – 30
Pit Coal 75 – 90 4.5 – 5.5 5 – 15
(Bitumninous) 90 - 96 2.0 – 4.5 2 – 5
Antrasit
C = Carbon H = Hydrogen O = Oksigen
43
MODEL PEMBENTUKAN
BATUBARA
44
PROSES PEMBENTUKAN BATUBARA
REGRESSIVE TRANSGRESSIVE
ENVIRONMENTS ENVIRONMENTS
SUBSIDENCE EXCEEDING
RATE OF PEAT
PEA ACCUMULATION
T
PEAT ACCUMULATION
EXCEEDING RATE OF SUBSIDENCE
EQUILIBRIUM
45
RANK, KUALITAS, DAN TYPE BATUBARA
Rank adalah menyatakan tahap yang telah dicapai oleh bahan organik dalam
proses pembatubaraan, bukan besaran yang dapat diukur (berdasar
pada beberapa parameter)
Komposisi Batubara
• C, H, O, N, S, P, dan unsur-unsur lain (air, gas, abu, bagian yang terbakar)
G
R
A
D
E
RANK
ae on
n
ic
itio
an ucti
ro b
re d t
os
we
mp
ale Oil
co
ic
yd d r y
ae ation
ra f
ic
sh
og
ro b
ck
tr
Ro
Pe
ox
s
ck o u
R o a ce
LOW-RANK MEDIUM-RANK HIGH-RANK
C o p h o l p ro
on
non coal rock
Sa
al ic
rb
80
l
C B A D C B A C B A
oa
Ca
1%
o co a e c
Ash (HT) % mass. db
e c e co a d
al d
0 50
Co nde
100
l y co a a l a l l
w
V % (1>L)
a
g h u m w ry l o
nb
50
Washability test
No
Ve
d
g
100
Hi edi lo
mi l
c)
30
GRADE
ain d
20 hu
(m n d e
M
Coal
V % (1>L)
10
0 50 100
1%
um
Paleo O-time Ortho Meta Para Ortho Meta Per Para Ortho Meta
bit
PETROGRAFHIC
b
COMPOSITION
Maceral Analysis
Rr % (mmf) Vol %
0.6 1.0 1.4 2.0 3.0 4.0
48
Note : Both designations of rank divisions (Low-rank, Medium-rank, High-rank on
Carbon
RANK Refl. Vol.M Bed
Cal. Value Applicability of Different
d.a.f
Rmoil d.a.f Btu/Lb
Peringkat Batubara Menurut German USA % Vitrinite Moisture
(Kcal/Kg)
Rank Parameter
64
ca.60 ca.75
0.3
B r a u n k o h l e
Weich-
Lignite
Matt-
C 0.4 52
Sub- 9900
ca.71 ca.25
Bit. (5500)
B 48
Glanz-
Gas- 32
1.2
Medium 15500
Volatile ca.87
Reflectance of vitrinite
Bituminous 1.8
Ess-
2.0 16
Mager-
Semi
Anthracite
12
15500
Hydrogen (d.a.f)
ca.91
Anthrazit (8650)
8
Anthracite 3.0
4.0
Moist
49 4
X-ray
Meta-Anthr
Diffr
Meta
Anthracite
Summary of the macerals of hard coals (ICCP, 1975)
Group macerals Maceral Submaceral* Maceral Variety*
Vitrinite Telinite Telinite 1 Cordartotelinite
Telinite 2 Fungotelinite
Xylotelinite
Telocollinite Lepidophytotelinite
Gelocollinite Sigillariotelinite
•` Collinite Desmocollinite
Corpocollinite
Vitrodetrinite
Inertinite Micrinite
Macrinite
Semifusinite
Fusinite Pyrofusinite
Degradofusinite
Sclerotinite Fungosclerotinite Plectemchyminite
Corpossclerotinite
Pseudocorposclerotinite
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Inertodetrinite
50
Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
SUBSTANSI MASERAL
Maseral Vitrinit Hasil Pengamatan Maseral Sclerotinit Hasil Pengamatan Kristal Garam (halit) Hasil Pengamatan
Mikroskop Photometer, Pembesaran SEM, Pembesaran 1000 X SEM, Pembesaran 15000 X
500 X
52
Penggunaan Batubara
53
PEAT
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008. 54