Anda di halaman 1dari 32

Trauma Kapitis

dr. Tati Khairina, Sp.S


Definisi

Sinonim:
Trauma kapitis; Cedera Kepala; Head Injury; Trauma kranioserebral;
Traumatic brain injury

Definisi:
Trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun
tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis
yaitu gangguan fisik, gangguan kognitif, gangguan fungsi
psikososial, baik bersifat temporer maupun permanen
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi lesi:
1. Lesi difus
Berdasarkan patologi: 2. Lesi kerusakan vaskuler
3. Lesi fokal
1. Komosio serebri a. Kontusio dan laserasio serebri
2. Kontusio serebri b. Hematoma intrakranial
1. Hematoma epidural
3. Laserasio serebri
2. Hematoma subdural
3. Hematoma intraparenkimal
a) Hematoma subarahnoid
b) Hematoma intraserebral
c) Hematoma intraserebelar
Berdasarkan derajat kesadaran
Kategori GCS Gambaran klinik Brain CT scan
Minimal 15 Pingsan (-), defisit neurologis Normal
(-)
Ringan 13-15 Pingsan < 10 menit, defisit Normal
neurologis (-)
Sedang 9-12 Pingsan > 10 menit – 6 jam, Abnormal
defisit neurologis (+)
Berat 3-8 Pingsan > 6 jam, defisit Abnormal
neurologis (+)
Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:


• Anamnesis
– Trauma kapistis dengan/tanpa gangguan kesadaran atau
dengan interval lucid
– Perdarahan/otore/rinore
– Amnesia pasca trauma (retrograd/anterograd)
• Hasil pemeriksaan klinis neurologis
– GCS, fungsi batang otak, funduskopi, fungsi motorik, refleks
fisiologis dan patologis, pola pernafasan,
• Foto polos kepala: perhatikan adanya kemungkinan fraktur
linear, impresi, terbuka/tertutup
• Foto lain sesuai indikasi, termasuk foto servikal
• CT scan otak:
– Gambaran kontusio
– Gambaran edema otak
– Gambaran perdarahan (hiperdens)
1. Hematoma epidural
2. Hematoma subdural
3. Hematoma subarahnoid
4. Hematoma intraserebral
Komosio serebri (Konkusio serebri)

• Trauma kapitis yang menimbulkan hilang kesadaran (pingsan)


sejenak (tidak lebih dari 10 menit)
• Tanpa kerusakan struktur otak
• Tidak terdapat defisit neurologi
• Bisa disertai amnesia pasca cedera, mual, muntah, vertigo, sakit
kepala
• Amnesia bisa berlangsung beberapa menit –bbp jam
• Terapi konservatif
Kontusio serebri

• Kerusakan berat, umumnya akibat coup-contre coup injury


• Perubahan struktural yang luas  perdarahan2 kecil dan
edema otak
• Hilang kesadaran lebih lama
• Defisit neurologik menetap
• Bisa koma dalam dengan peningkatan
• CT Scan dijumpai lesi dan edema otak
• Terapi konservatif
Laserasio serebri

• Lebih berat dari contusio serebri


• Adanya kerusakan dari kontinuitas jaringan otak disertai
dengan robeknya piamater, ditandai dengan perdarahan
subarahnoid traumatik, subdural akut dan intraserebral
• Laserasio langsung: akibat luka tembus kepala atau penetrasi
fragmen fraktur
• Laserasio tidak langsung: deformitas jaringan hebat akibat
kekuatan mekanis
Hematoma epidural

• Trauma kapitis menyebabkan ruptur arteri di daerah epidural


(arteri meningea media), dihubungkan dengan fraktur tulang
tengkorak di temporal
• Hematoma masif, darah terkumpul diantara duramater dan
tulang tengkorak , makin lama makin banyak  peningkatan
TIK
• Emergensi tindakan bedah saraf  terapi operatif 
mencegah herniasi otak
• Gejala klinis:
1. Lucid interval (+) yaitu: periode tidak sadar (setelah trauma) 
sadar  disusul dengan penurunan kesadaran lagi
2. Kesadaran makin menurun
3. Hemiparesisi kontralateral lesi
4. Pupil anisokor (dilatasi pupil ipsilateral lesi)
5. Refleks Babinski (+) kontralateral lesi
6. Fraktur daerah temporal
• Penunjang diagnosis: CT scan otak
Gambaran hiperdens (perdarahan) di antara tulang tegkorak
dan dura, umumnya di temporal, berbentuk bikonveks
• Terapi:
– EDH > 40 cc di daerah temporal, frontal, parietal dengan
midline shift : operatif
– EDH > 30 cc di fossa posterior
– EDH tipis dengan penurunan kesadaran : konservatif
Hematoma Subdural

• Hematoma yang terjadi antara duramater dan arakhnoid


• Akibat robeknya bridging vein (vena jembatan)
• Bisa akut, namun sering bersifat subakut-kronik
– Akut: 0-5 hari
– Subakut: 5 hari – bbrp minggu
– Kronik > 3 bulan

• 50% hematom bilateral


• Akibat trauma (bisa hanya trauma ringan yg kdg disepelekan)
• Gejala klinis
Gejala terjadi perlahan-lahan :
1. Nyeri kepala
2. Kesadaran menurun +/-
Mengantuk  kesadaran makin lama makin menurun
3. Muntah
4. Hemiparese (mulanya ringan  makin berat)
5. Papil edema (ipsilateral atau bilateral)
6. Perubahan mental, daya ingat menurun, sering bingung
• Penunjang diagnosis: CT scan otak
Gambaran hipedens diantara duramater dan arahnoid, tampak
seperti bulan sabit
• Terapi:
– SDH luas (> 40 cc): operatif
– SDH dengan edema serebri/kontusio serebri disertai
midline shift: operatif
– SDH tipis dengan penurunan kesadaran: konsevatif
Hematoma intraserebral

• Perdarahan pada parenkim otak, disebabkan pecahnya arteri


intraserebral mono atau multipel
• Biasanya 90% kontusio berat disertai perdarahan intraserebral
• Gejala :
• Hematom
• Peningkatan TIK
• Penurunan kesadaran
• Penunjang diagnostik: CT scan otak
• Terapi:
– Operatif apabila:
– Penuruna kesadaran progresif
– Trias cushing
– Perburukan defisit neurologis fokal
Perdarahan subarahnoid traumatik

• Gejala dan tanda klinis:


– Kaku kuduk
– Nyeri kepala
– Bisa didapati gangguan kesadaran
• Penunjang diagnostik: CT scan otak
Gambaran hiperdens di ruang subarahnoid
Diffuse Axonal Injury

• Gejala dan tanda klinis:


– Koma lama pasca trauma kapitis (prolonged coma)
– Disfungsi otonom
– Demam tinggi
• Penunjang diagnostik: CT scan otak
– Awal: gambaran normal, tidak ada tanda adanya perdarahan,
edema, kontusio
– Ulangan setelah 24 jam: edema otak luas
Fraktur Basis Kranii

Gejala dan tanda klinis:


1. Anterior:
 Keluar cairan liquor melalui hidung (rhinore)
 Perdarahan bilateral periorbital ecchymosis/racoon eyes)
 Anosmia
2. Media
 Keluar cairan liquor melalui telinga (otorhea)
 Gangguan N.VII dan VIII
3. Posterior
 Bilateral mastoid ecchymosis (battle’s sign)

Penunjang Diagnostik:
– Memastikan CSS secara sederhana dengan tes halo
– Scanning otak resolusi tinggi dan irisan tipis (3mm)
Tatalaksana di unit gawat darurat
1. Survei primer  menstabilkan kondidi pasien
 A = airway (jalan nafas)
 B = breathing (pernafasan)
 C = circulation (sirkulasi)
 D = disability (mengetahui lateralisasi dan kondisi umum
dg pemeriksaan cepat status umum dan neurologi)
1. Tanda vital
2. GCS
3. Pupil
4. Hemiparesis dan refleks babinski
5. Luka2
6. Anamnesis: AMPLES (allergies, medications, past illness, last
meal, event/environment related to the injury)
2. Survei sekunder: pemeriksaan dan tindakan setelah kondisi
pasien stabil
 E = Laboratorium
– Darah rutin, faal ginjal, GDR, AGD dan elektrolit
– Radiologi: foto polos kepala, CT scan otak, foto lain
sesuai indikasi
 F = Manajemen terapi
– Siapkan operasi untuk pasien dengan indikasi operasi
– Siapkan masuk ruang rawat
– Penanganan luka
– Pemberian obat sesuai kebutuhan
Diagnostik pasca perawatan

1. Minimal (simple head injury)


GCS15, tidak ada penurunan kesadaran, tidak ada amnesia
pasca trauma (APT), tidak ada defisit neurologi
2. Trauma kapitis ringan (mild head injury)
GCS 13-15, CT Scan normal, tidak ada lesi operatif, pingsan
<30 menit, rawat rumah sakit <48 jam, APT < 1jam
3. Trauma kapitis sedang (moderate head injury)
GCS 9-12 dan dirawat > 48 jam atau GCS >12 tetapi ada
lesi operatif intra kranial atau CT Scan abnormal, pingsan
>30 menit-24 jam APT 1-24 jam
4. Trauma kapitis berat (severe head injury)
GCS < 9 yang menetap dalam 48 jam setelah trauma, pingsan
>24 jam, APT > 7 hari
Amnesia Pasca Trauma

 Adalah bentuk gangguan kognitif tersering pada trauma


kapitis
 Lamanya APT : mulai saat cedera sampai penderita mampu
mengingat kejadian sehari-hari disekitarnya
 Alat ukur : test orientasi dan amnesia galveston (TOAG)
 Bila nilai TOAG > 75  tanda APC telah berakhir
– Nilai TOAG = 100 – Total nilai kesalahan
– Bila nilai TOAG ≥ 75  amnesia sudah hilang
Test Orientasi dan Amnesia Galveston (TOAG)

Nilai kesalahan
1. Siapa nama saudara ? …. (2) ( )
Kapankah saudara dilahirkan ?… (4) ( )
Dimanakah saudara tinggal ? …. (4) ( )
2. Dimana saudara berada sekarang ? Kota …. (5) Rumah sakit…. (5) ( )
3. Kapankah saudara dibawa ke rumah sakit ini ? ….(5) ( )
Bagaimanakah caranya saudara sampai disini ? …. (5) ( )
4. Kejadian pertama apakah yang saudara ingat setelah kecelakaan … (5), ( )
jelaskan lebih terperinci (misalnya waktu tempat, nama kawan) … (5) ( )
5. Jelaskan kejadian terakhir apa saja yang saudara ingat sebelum kecelakaan …. (5) ( )
Dapatkeh saudara jelaskan secara terperinci
misalnya waktu, tempat, nama kawan ? …. (5) ( )
6. Jam berapa sekarang ?…. (tiap beda ½ jam nilai kesalahan 1, maksimal 5) ( )
7. Hari apa sekarang ? …. (tiap beda 1 hari nilai kesalahan 1) ( )
8. Tanggal berapa sekarang ?…. (tiap beda 1 kesalahan 1) ( )
9. Bulan apa sekarang ? ….. (tiap beda 1 bulan nilai kesalahan5, maksimal nilai 15) ( )
10. Tahun berapa sekarang ? …. (tiap beda 1 tahun nilai kesalahan 10, maksimal nilai 30) ( )
• Total kesalahan
Prognosis untuk dapat kembali bekerja
• APC < 1 jam : dapat kembali bekerja setelah 1 bulan
• APC < 1 hari : dapat kembali bekrja setelah 2 bulan
• APC < 1 minggu : dapat kembali bekerja setelah 4 bulan
• APC > 1 minggu : tidak dapat bekerja antara 1 tahun atau lebih

Anda mungkin juga menyukai