Anda di halaman 1dari 124

DISTOSIA

(Gangguan Jalannya
Persalinan)
KELOMPOK 1
Anggota
1. Anggi Fatmala
2. Falentina Tabuni
3. Henny A. Yarisetou
4. Ulfah I. Rahayu
5. Yevi S. Warwer
6. Victori P.M Malakabu
Definisi
Distosia  persalinan sulit yang
ditandai dengan terhambatnya
proses persalinan
Persalinan normal (eutosia) 
persalinan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung
dengan kekuatan his dan tenaga
mengedan ibu sendiri dalam kurun
waktu maksimum 18 jam
Klasifikasi
Penyebab distosia dapat dibagi
kedalam 3 golongan besar menurut
gangguan terhadap
Kelainan tiga macam
faktor :
Kekuata janin
Kelainan
ukuran/bent
(passenger
n uk panggul
)
(power) (passage)
Dist
osia
Kekuatan (power)
Kekuatan pendorong janin yang kurang
memadai, baik ketika keluar dari rongga
rahim maupun melalui jalan lahir
sehingga persalinan berlangsung
melebihi batas-batas waktu fisiologis.
Kelainan ini dapat disebabkan oleh:
oKelainan his  merupakan sebab
distosia yang terpenting dan tersering
oKekuatan mengejan kurang kuat 
kelainan dinding perut akibat luka parut
Distosia Karena Kelainan His

Baik tidaknya his dinilai dari:


1. Kemajuan persalinan: turunnya
bagian terendah janin, terjadi
tidaknya putaran paksi dalam bila
janin sudah sampai dibidang
Hodge III atau lebih rendah.
2. sifat his: frekuensi, kekuatan dan
lamanya his.
3. Capput succadaneum
Penilaian kekuatan his dapat dilakukan
dengan pemeriksaan fisik, yakni secara
manual sifat-sifat his dengan palpitasi tau
bantuan KTG.
His dikatakan kurang kuat bila:
1.Terlalu lemah
2.Terlalu pendek
3.Terlalu jarang.
Inersia Uteri
Pengertian

• Ialah pemanjangan fase laten atau fase aktif atau kedua-


duanya dari kata pembukaan. Pemanjangan fase laten 
karena serviks belum matang atau penggunaan analgetik
terlalu dini.

Penyebab:

• Penggunaan analgetik terlalu cepat


• Kesempitan panggul
• Letak defleksi (muka atau dahi)
• Kelainan posisi
• Regangan dinding rahim berlebihan
• Rasa takut ibu
Lanjutan…
Dulu dibagi: inersia uteri primer dan
inersia uteri sekunder.
Pembagian inersia yang sekarang:
1. Inersia uteri hipotonis: kontraksi
terkoordinasi tetapi lemah. Pada KTG
tekanan tampak kurang dari 15 mmHg.
Pada palpasi, frekuensi his teraba
jarang dan pada puncak kontraksi
dinding rahim masih dapat ditekan ke
dalam.
Lanjutan…
Penyulit:
1. Inersia uteri dapat menyebabkan
kematian
2. Kemungkinan infeksi dan kematian
perinatal bertambah
3. Ibu kehabisan tenaga dan
dehidrasi.
Lanjutan…
Terapi:
1. Inersia uteri hipotonis: bila
penyebabnya bukan kelainan panggul
dan/atau kelainan janin yang tidak
memungkinkan persalinan pervaginam,
asal ketuban positif, dilakukan
pemecahan ketuban terlebih dahulu.
Bila upaya ini tidak berhasil, baru
kemudian drip pitosin diberikan.
Kemudian obeservasi pasien dengan
seksama.
Partus Presipitatus
oIalah persalinan yang lebih pendek dari 3
jam. Kadang-kadang pada multipara, dan
jarang sekali pada primigravida, terjadi
persalinan yang terlalu cepat akibat his
yang kuat dan kurangnya tahanan jalan
lahir.
oBahaya bagi anak meningkat karena
oksigenasi kurang sebagai akibat
kontraksi rahim yang terlalu kuat,
mungkin juga bayi mengalami trauma
Kelainan janin (passenger)
Kelainan ini sering membuat bayi sulit melewati
jalan lahir/tidak dapat lewat  perlu dilakukan
seksio sesarea. Kelainan yang dimaksud dapat
berupa:
Kelainan letak janin (letak sungsang, letak
lintang)
Kelainan presentasi janin (muka, dahi, bokong)
Kelainan posisi (ubun-ubun kecil di belakang)
Kehamilan ganda (gemelli)
Bayi besar (makrosomia)
Kelainan Posisi
(Positio Occipito Posterior Persistens)
oKebanyakan persalinan dengan posisi oksipito
posterior, kepala akan mengalami putaran paksi
 anak lahir dengan oksiput di bawah simfisis
oBila pada posisi oksipito posterior ubun-ubun
kecil berputar ke belakang  posisi oksipito
posterior persisten
oTidak terjadinya putaran paksi dapat
diakibatkan  panggul antropoid, panggul
android, bidang tengah panggul sempit, KPD,
fleksi kepala kurang ataupun inersia uteri
oAnak dapat lahir dengan muka di bawah
Terapi
oUmumnya bayi lahir spontan
oBila ada indikasi persalinan buatan pervaginam
 ekstraksi vakum atau forseps
oPada ekstraksi vakum, ikuti arah putaran ubun-
ubun kecil dan hanya menarik kepala ke bawah
menurut arah yang sesuai dengan tingkat
penurunan kepala
oPada ekstraksi dengan forseps:
Anak dilahirkan dengan oksiput tetap di
belakang (bila ada penyulit rotasi ke depan
seperti panggul antropoid atau android)
Kelainan
Presentasi

Presentasi Presentasi
Muka Dahi
Presentasi Muka
Presentasi dengan defleksi
maksimal  oksiput
menyentuh punggung dan
muka terarah ke bawah
Punggung dalam posisi
lordosis dan biasanya
terdapat di belakang.
Diagnosis
Dalam kehamilan Dalam persalinan

• Tonjolan kepala teraba • Pemeriksaan dalam pada


sesisi dengan punggung pembukaan yang cukup
dan di antara belakang besar, teraba orbita,
kepala dan punggung hidung, tulang pipi, mulut
teraba sudut yang runcing dan dagu.
(sudut Fabre) • Karena muka agak lunak,
• Bunyi jantung terdengar di harus bedakan dengan
sisi bagian-bagian kecil. bokong
Diagnosis dapat diperkuat
dengan USG dan x-ray
pelvis posisi AP & Lateral
Penyebab
Penyebab terpenting  panggul sempit dan anak
yang besar
Penyebab dapat dibagi menjadi : presentasi muka
primer dan presentasi muka sekunder
Presentasi muka primer  akibat kelainan anak yang
tidak dapat diperbaiki : struma kongenitalis, kelainan
tulang leher, lilitan tali pusar (pada leher), meningokel,
anensefali, anak besar.
Presentasi muka sekunder  anak normal tetapi ada
kelainan : panggul picak (platipeloid), dinding perut
kendor yang menyebabkan rahim jattuh kedepan,
Prognosis
Bayi presentasi muka dapat lahir spontan
bila dagu di depan
Umumnya partus berlangsung lebih lama
 meningkatkan angka kematian janin
Risiko ruptur perineum lebih besar
Terapi
Bila tidak disertai kelainan panggul 
pengelolaan persalinan bersifat konservatif
(mengingat anak masih dapat lahir spontan)
Jika dagu terdapat dibagian belakang, masih
ada kemungkinan dagu memutar ke depan 
persalinan berlangsung spontan
Sebagai upaya menurunkan angka kematian
perinatal, kala II tidak boleh > 1 jam
Jika ada indikasi menyelesaikan persalinan,
forsep digunakan dengan syarat : kepala sudah
sampai di Hodge IV atau dagu terdapat di
Presentasi Dahi
Merupakan presentasi
kepala dengan defleksi
sedang  dahi menjadi
bagian terendah
Penyebab presentasi dahi
serupa dengan sebab
presentasi muka
Diagnosis
Dalam kehamilan, presentasi dahi jarang dapat
diketahui karena kita dapat mencurigai letak
defleksi dengan palpasi :
•Tonjolan kepala teraba di sisi punggung anak
•Bunyi jantung anak dan bagian-bagian kecil
anak terdapat di satu sisi
Dari penemuan defleksi tersebut  dilakukan
X-ray  presentasi dahi/muka dapat ditentukan
Biasanya presentasi dahi baru dapat didiagnosis
saat persalinan dengan pembukaan sudah
cukup besar  teraba sutura frontalis, ubun-
Prognosis
Presentasi dahi sementara  dapat
lahir spontan sebagai presentasi
belakang kepala atau muka
Presentasi dahi menetap 
prognosis buruk (kecuali bila ukuran
anak cukup kecil)
Terapi
Bila pada persalinan dijumpai presentasi
dahi  dilakukan seksio sesarea
mengingat potensi bahaya bagi ibu dan
anak.
Kelainan
Letak

Letak Letak
Sungsang Lintang
Letak Sungsang
(Presentasi Bokong)
Letak memanjang dengan
bokong sebagai bagian yang
terendah
Angka kejadian :  3% dari
kehamilan
Lanjutan…
Letak sungsang dibagi menjadi
presentasi:
•Bokong murni (frank breech)  bagian
depan hanya tampak bokong,
sementara kedua tungkai lurus ke atas
•Bokong kaki  di samping bokong,
kaki ikut teraba (sempurna/tidak
sempurna)
•Lutut  teraba lutut (sempurna/tidak
sempurna)
Bokong Murni Bokong Kaki Bokong Kaki
(frank breech) (Sempurna) (Tidak Sempurna)
Diagnosis
Pergerakan anak teraba oleh ibu (di
bagian bawah pusat), dan sering merasa
benda keras (kepala) mendesak tulang iga
Palpasi  teraba bagian keras, bundar
dan melenting di fundus uteri, punggung
anak dapat teraba di salah satu sisi perut,
teraba bagian yang kurang bundar dan
lunak di atas sinfisis
Bunyi jantung terdengar di punggung
anak setinggi pusat
Prognosis
Bagi anak prognosis buruk, terutama bila
anak berukuran besar dan ibu seorang
primigravida
Kematian anak  14% ; 3x lebih besar
dari letak kepala
Penyebab kematian letak sungsang :
Hipoksia, perdarahan otak, kerusakan
tulang belakang dan tali pusat
menumbung/prolapsus
Terapi
Yang terpenting  memperbaiki letak anak
dalam masa kehamilan dengan versi luar
Versi luar hendaknya sudah dicoba pada bulan
ke-7
Versi luar masih dapat diusahakan pada saat
persalinan (syarat: pembukaan < 3-4 cm ;
ketuban utuh ; bokong anak masih dapat
dibebaskan)
Versi luar tidak boleh dipaksakan  karena ada
faktor kelainan bentuk rahim atau tali pusat
Teknik versi luar
1. Persiapan
a. Kosongkan kandung kencing
b. Pasien diminta tidur terlentang
c. Periksa bunyi jantung anak
(batalkan bila BJA buruk)
d. Kaki pasien ditekuk pada lutut
dan pangkal paha  dinding
perut kendor
Lanjutan...
2. Mobilisasi  bokong dibebaskan
dahulu
3. Sentralisasi  kepala dan bokong
anak dipegang dan didekatkan
satu sama lain sehingga mudah
untuk diputar
4. Versi  anak diputar sehingga
kepala anak terdapat di bagian
bawah
Penyulit versi luar
Dinding perut regang  seperti
pada primigravida
Rasa takut atau nyeri
Anak dalam presentasi bokong
murni (frank breech)
Tali pusat pendek
Kelainan rahim
Implantasi plasenta di depan
Kontraindikasi versi luar
1. Tekanan darah 5. Hidramnion
yang tinggi 6. Hidrosefalus
2. Luka parut di 7. Perdarahan
dinding rahim antepartum
3. Panggul 8. BJA buruk
sempit absolut
9. Oligohidramni
4. Kehamilan on
ganda
Persalinan
•Presentasi bokong umumnya lahir
spontan jika ukuran bayi tidak terlalu
besar  jangan terlalu cepat
bertindak
•Penolong bersikap konservatif
sampai tali pusat lahir  tali pusat
dilonggarkan  anak harus lahir 8
menit setelah tali pusat lahir
•Persalinan pada presentasi bokong
Persalinan spontan
•Upaya menghindari kematian perinatal
(di RS dr. Hasan Sadikin Bandung) 
persalinan spontan pervaginam hanya
dilakukan bila letak anak bokong
murni/bokong kaki dengan taksiran BB
anak < 3500 gram, serta tidak ada
penyulit lain
•Umumnya persalinan letak sungsang
ditolong secara Bracht (pada primigraida
 didahului dengan epistotomi)
Pertolongan Secara Bracht
Ekstraksi parsial
Saat sebagian tubuh anak sudah lahir
dan pusat telah lahir (namun ada
hambatan (misalnya hambatan bahu),
tidak boleh menunggu terlalu lama
karena pada tahap ini kepala sudah mulai
masuk ke dalam rongga panggul dan tali
pusat dapat tertekan antara kepala dan
dinding panggul anak harus segera
dilahirkan dalam waktu 8 menit 
dilakukan ekstraksi parsial
Ekstraksi parsial : teknik melahirkan bahu
Teknik melahirkan bahu
Cara klasik (Deventer):
•Lengan dilahirkan dengan cara klasik bila bahu
yang sulit dilahirkan masih terletak tinggi
•Bila penolong hendak melahirkan lengan
belakang dulu, tangan yang dimasukan sesuai
dengan lengan anak yang akan dilahiirkan
•Untuk memperluas daerah yang akan
dimasuki, tangan penolong yang lain
memegang kedua kaki anak dengan jari
telunjuk di antara kedua maleolus medialis dan
jari lainnya menggenggam kedua kaki tersebut
Lanjutan...
•Jari telunju dan jari tengah tangan penolong
menyusuri punggung dan skapula anak  ke
lengan atas yang akan di lahirkan sampai pada
lipatan siku  kedua jari penolong diletakan
sejajar lengan dan bekerja sebagai spalk 
lipat siku ditekan sedemikian rupa dan lengan
anak digerakan dengan bantuan spalk tadi
sehingga seolah-olah anak itu menghapus
mukanya, menyusuri dadanya, dan akhirnya
lengan dan bahu lahir
•Untuk melahirkan bahu depan  kaki anak
dipindahkan ke tangan yang lain  di bawah
Cara Muller:
•Dengan cara ini lengan depan dilahirkan lebih
dulu
•Dilakukan bila kesulitan melahirkan bahu ketika
bahu depan sudah berada di bawah simfisis
•Keuntungan  jari tidak masuk ke dalam jalan
lahir sehingga risiko infeksi berkurang, namun
metode klasik lebih berhasil dalam melahirkan
bahu (karena rongga sakrum lebih luas)
sehingga dilakukan bila bahu berhenti di pintu
bawah panggul
Teknik melahirkan kepala
Setelah bahu lahir, kepala anak dapat
dilahirkan dengan cara Mauriceau, de
Lee, atau dengan bantuan forseps Piper
Cara Mauriceau:
•Tangan yang berhadapan dengan perut
anak yang dimasukan
•Mula-mula tangan luar menggenggam
kedua kaki anak  angkat ke atas
•Tangan dalam masuk  jari telunjuk
dimasukan ke dalam mulut atau jari
telunjuk dan tengah ditempatkan pada
fossa kanina (untuk pertahankan fleksi
dan memutar dagu anak ke belakang bila
Lanjutan...
•Tangan luar menggenggam leher anak
(leher anak terdapat di antara jari
telunjuk dan jari tengah) dan jari-jari
lainnya terletak di pundak  tangan luar
menarik ke arah bawah dan tangan
dalam memutar dagu ke belakang
sampai suboksiput berada di bawah
simfisis  badan anak kemudian dibawa
ke arah perut ibu  lahir berurutan :
dagu, mulut, hidung, dahi dan nelakang
kepala pada komisura posterior
Teknik melahirkan kepala secara Mauriceau
Cara de Lee:
Perasat ini dianjurkan bila kepala anak
sulit dilahirkan
Spekulum dipasang di dinding vagina
belakang yang ditekan ke bawah agar
mulut dan hidung anak bebas  anak
dapat bernapas meski kepala belum lahir
Forseps Piper:
Bila kepala sulit
dilahirkan dengan cara
Mauriceau, Forseps
Piper digunakan untuk
menghindari kerusakan
tulang leher anak dan
trauma pleksus brakialis
Ekstraksi total
Dahulu dikenal tindakan ekstraksi
bokong dan ekstraksi kaki
Cara ini sudah ditinggalkan  angka
kesakitan dan angka kematian anak
tinggi
Insisi Duhrsen
Dilakukan dalam keadaan darurat  kepala
anak tersangkut akibat pembukaan belum
lengkap
Pada keadaan ini bagian lunak (bokong dan
badan) sudah lahir dan dapat melewati
pembukaan yang belum lengkap, sementara
kepala (bagian keras) tidak dapat lewat
Insisi serviks dilakukan arah pukul 10, pukul 2
dan pukul 6
Penyulit yang mungkin timbul  ruptur uteri
akibat perluasan sayatan di serviks ke atas
Seksio sesarea
Persalinan letak sungsang harus berjalan
lancar
Indikasi :
Panggul sempit
Ukuran anak yang besar
Anak presentasi kaki
Letak Lintang (Presentasi Bahu)

Sumbu panjang anak tegak lurus atau


hampir tegak lurus terhadap sumbu
panjang ibu
Bahu merupakan bagian terendah
Disebut juga presentasi akromion
Dorsoanterior  punggung terdapat di
sisi depan
Dorsoposterior  punggung terdapat di
sisi belakang
Penyebab:
1. Dinding perut kendur
2. Kesempitan panggul
3. Plasenta previa
4. Prematuritas
5. Kelainan bentuk rahim (mis. uterus
arkuatus)
6. Mioma uteri
7. Kehamilan ganda
Diagnosis
•Inspeksi  perut tampak melebar ke samping,
fundus uteri tampak lebih rendah (hanya
beberapa jari di atas pusat) pada kehamilan
cukup bulan
•Palpasi  fundus uteri maupun bagian bawah
rahim teraba kosong, kepala dan bokong anak
teraba di samping kiri/kanan (di atas fossa
iliaka), punggung dan bagian-bagian kecil
dapat berada di bagian depan atau belakang
•Arah menutupnya ketiak merupakan arah
kepala
Jalannya persalinan
•Terkadang anak yang pada awal
persalinan terletak lintang akan berputar
sendiri menjadi letak memanjang (versio
spontanea)  hanya terjadi jika ketuban
masih utuh
•Anak letak lintang umumnya tidak dapat
lahir spontan (kecuali anak berukuran
kecil atau anak mati dan sudah
mengalami maserasi)
•Kemungkinan lahir spontan yang lain
Prognosis
•Bayi letak lintang tidak mungkin lahir
spontan dan membahayakan ibu dan
anak, kalaupun lahir spontan, anak akan
lahir mati
•Bahaya terbesar persalinan pervaginam
adalah ruptur uteri spontan atau
traumatik akibat tindakan versi dan
ekstraksi selain itu sering terjadi infeksi
akibat partus lama
•Sebab kematian bayi : prolapsus funikuli
Terapi
•Diagnosa letak lintang ditegakkan  upayakan
segera versi luar  ubah posisi jadi letak
kepala atau bila tidak memungkinkan ubah jadi
letak sungsang
•Bila versi luar berhasil  kepala didorong ke
pintu atas panggul (agar terfiksasi)
•Pada multipara, sesudah versi luar berhasil 
sebaiknya pasien dianjurkan memakai gurita
•Versi luar sat persalinan dapat diupayakan juga
(syarat : pembukaan <3-4 cm & ketuban utuh),
bila tidak berhasil  segera seksio sesarea
Lingkaran Retraksi dan
Lingkaran Konstriksi
Lingkaran retraksi patologis
Retraksi rahim berlebihan saat persalinan
 lingkaran retraksi patologis (lingkaran
Bandl)
Merupakan tanda ancaman robekan
rahim
Timbul bila ketuban telah pecah,
pembukaan sudah lengkap dan bagian
depan tidak dapat maju  segmen atas
rahim menebal dan memendek, segmen
bawah teregang dan menipis  timbul
Lanjutan…
Gejala ancaman robekan rahim:
1. Lingkaran retraksi naik sampai sedikit di
bawah pusat/lebih tinggi (semakin naik
dengan kemajuan persalinan
2. His kuat sampai tetania uteri
3. Lig. rotundum ikut menegang di luar his 
teraba dari luar
4. Nyeri spontan dan nyeri tekan di atas simfisis
(mula2 sewaktu his kemudian juga terasa di
luar his)
5. Pasien geisah dan nadi cepat
Terapi
Lingkaran Bandl  indikasi untuk segera
selesaikan persalinan
Bila terjadi di puskesmas  segera rujuk
Di rumah sakit, persalinan dapat diakhiri
dengan seksio sesarea, perforasi atau
dekapitasi
Bila anak lahir pervaginam  eksplorasi
kavum uteri (segera setelah lahir) untuk
memastikannya tetap utuh, bila ruptur 
persalinan dilanjutkan dengan laparatomi
Lingkaran konstriksi
Kekejangan melingkar sebagian otot rahim
(pada kala I, II, maupun III)
Pada bayi letak kepala  lingkaran ini mejepit
di antara kepala & bahu  menghalangi
penurunan anak  distosia
Lokasi lingkaran tidak berubah
Terjadi karena kontraksi rahim yang tak
terkoordinasi
Tidak menyebabkan ruptur uteri
Umumnya hanya dapat diraba dengan
pemeriksaan dalam, walau ada kalanya dapat
Terapi
Bila pembukaan belum lengkap 
pasien diminta beristirahat dengan
bantuan sedatif
Bila pembukaan lengkap  bius umum
Bila lingkaran lenyap  anak dilahirkan
Bila lingkaran tidak lenyap setelah bius
umum  anak dilahirkan lewat seksio
sesarea
Presentasi Majemuk
Bila ekstremitas teraba di samping
bagian terendah (kecuali tangan
menumbung pada presentasi bahu / kaki
di samping bokong pada presentasi
sungsang)
Presentasi kepala dapat disertai: tangan
menumbung, lengan menumbung, dan
kaki menumbung
Prognosis tangan menumbung lebih
baik dari pada lengan menumbung
Presentasi Majemuk
(tangan di samping kepala)
Penyebab
Letak majemuk terjadi bila pintu atas
panggul tidak tertutup baik oleh bagian
depan anak, seperti pada:
a) Multipara
b) Disproporsi sefalopelvik
c) Anak prematur
d) Hidramnion
Terapi
Tangan yang menumbung tidak
menghalangi persalinan spontan jadi
sebaiknya dibiarkan, bila memang timbul
 gangguan puaran paksi dapat
diselesaikan melalui ekstraksi forsipal
Lengan menumbung sebaiknya
direposisi bila pembukaan sudah
lengkap, karena menghalangi kepala. Bila
reposisi gagal & kepala tidak mau turun
 seksio sesarea
Tali Pusat Menumbung
(Prolapsus Foeniculi)
oTerabanya tali pusat di samping/lebih rendah
dari bagian depan ketika ketuban sudah
pecah  tali pusat menumbung
oBila terjadi pada ketuban masih utuh  tali
pusat terkemuka
oLebih sering terjadi pada keadaan tali pusat
panjang dan letak plasenta rendah
oKejadian lebih tinggi pada multipara
dibanding primipara
oTidak mempengaruhi keadaan ibu secara
langsung, tetapi sangat membahayakan anak
Tali Pusat Menumbung
Tali Pusat Terkemuka
Penyebab
Segala keadaan yang dapat menyebabkan
pintu atas panggul kurang tertutup oleh
bagian depan anak, seperti:
a. Disproporsi sefalopelvik
b. Letak lintang
c. Letak kaki
d. Kehamilan ganda
e. Letak majemuk
f. Hidramnion
Diagnosis
Ditegakkan bila pada pemeriksaan dalam
teraba benda seperti tali yang
berdenyut/bila tali pusat tampak keluar
dari vagina
Kadang hal ini tidak teraba pada
pemeriksaan dalam  occult prolapse
Terapi
oTali pusat menumbung merupakan
indikasi untuk persalinan harus segera
diselesaikan bila anak masih hidup, bila
anak mati  dapat ditunggu lahir
spontan
oTali pusat menumbung (letak kepala):
pembukaan belum lengkap  segera
seksio sesarea dan resusitasi intrauterin +
upaya melepaskan kompresi tali pusat
(bila BJA sangat buruk), pembukaan
lengkap  seksio sesarea dilakukan
Lanjutan...
oTali pusat menumbung pada presentasi
bokong (anak hidup):
Tanpa melihat besar pembukaan 
seksio sesarea
Keadaan tertentu  bagian
terendah turun jauh ke dalam
panggul/persiapan operasi memakan
waktu lama, sementara BJA sudah
buruk  ekstraksi
oTali pusat menumbung pada presentasi
Janin Besar
(Makrosomia)
Bila bobot anak > 4000 gram
Dapat disebabkan karena: Diabetes
melitus, keturunan (ortu berbadan besar),
dan multiparitas
Penyulit dalam persalinan  besarnya
kepala atau bahu
Dapat terjadi inersia uteri akibat
regangan rahim oleh anak yang sangat
besar
Risiko perdarahan pascasalin akibat
Terapi
Bila anak diduga besar melalui palpasi
dalam asuhan antenatal  ibu harus
menjalani pemeriksaan DM
Bila panggul normal, biasanya
diusahakan persalinan pervaginam
karena ukuran anak sulit ditentukan
menurut palpasi Leopold
USG dapat membantu diagnosis bila
anak letak kepala dan kepala belum
masuk pintu atas panggul
Distosia Bahu
Merupakan penyulit yang berat 
seringkali baru diketahui setelah kepala
sudah lahir dan tali pusat sudah terjepit
Angka kejadian pada bayi BB > 2500
gram : 0,15% ; BB > 4000 gram : 1,7%
Etiologi
Umumnya terjadi pada makrosomia
Dapat terjadi juga pada bayi anensefalus
yang disertai kehamilan serotinus
Diagnosis
USG (pada ibu penyandang DM) 
diameter transtorakal bayi 1,4 cm lebih
besar dari diameter biparietal  curiga
terjadi distosia bahu
Bila selisih diameter toraks-diameter
kepala >1,6 cm dan/atau selisih diameter
bahu-diameter kepala >4,8 cm 
kemungkinan besar akan terjadi distosia
bahu
Karena prognosis bagi janin sangat
Prognosis
Morbidias dan mortalitas cukup tinggi
Dapat terjadi fraktur humerus dan
klavikula, kelumpuhan Erb, serta
kematian janin
Bagi ibu, penyulit yang sering menyerai:
perdarahan pascasalin akibat atonia uteri,
walaupun dapat terjadi juga akibat
robekan vagina dan/atau serviks
Penyulit pada ibu di atas lebih sering
disebabkan oleh makrosomia dibanding
Pengelolaan
Bila diduga akan terjadi distosia bahu dan
diputuskan untuk melahirkan anak pervaginam,
ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
•Dokter penolong harus sudah berpengalaman
•Penolong harus didampingi seorang ahli
anastesi
•Dokter anak harus hadir dan siap mengatasi
dampak buruk yang mungkin terjadi pada anak
akibat distosia
Untuk melahirkan bahu dapat dilakukan
dengan: penekanan di daerah suprapubis,
Woods Maneuver
Mc Roberts
Maneuver
Hidrosefalus
Terjadi pertambahan cairan otak di
dalam ventrikel  ukuran kepala menjadi
besar
Sering disertai cacat bawaan lain seperti
spina bifida
Sering menimbulkan distosia, bahkan
ruptur uteri dan anak sering dilahirkan
dalam letak sungsang karena kepala
terlalu besar untuk masuk ke dalam pintu
atas panggul
Hidrosefalus
Diagnosis
Bunyi jantung terdengar di tempat yang lebih
tinggi dari biasanya
Bila pembukaan sudah cukup besar, dapat
teraba fontanel dan sutura yang lebar,
sementara tulang tengkorak tipis  mudah
terdesak ke dalam oleh jari (kadang
menyerupai ketuban)
Pada presentasi bokong  sulit ditegakkan 
baru diketahui setelah badan lahir dan kepala
tidak dapat dilahirkan (terlebih jika terdapat
spina bifida)  di atas simfisis teraba tumor
yang besar
Lanjutan...
Penilaian foto X-Ray selain melihat besar
kepala, juga perlu melihat bentuk kepala,
perbandingan antara tengkorak dan muka,
serta tebal tulang tengkorak
Kecurigaan kemungkinan hidrosefalus bila:
Kepala tetap tinggi meski panggul normal
dan his kuat dalam persalinan
Pada perabaan di akhir kehamilan primipara,
kepala tetap dapat digoyangkan dan sutura
sangat lebar
Terlihat spina bifida jika lahir presentasi
Pengobatan
Setelah diagnois ditegakkan dan
pembkaan cukup besar (2 jari), pungsi
dikerjakan pada anak yang hidup
dilakukan dengan jarum yang panjang
dan besar  memperkecil ukuran kepala
 tengkorak mengecil  persalinan
spontan
Pada anak yang mati  dilakukan
perforasi
Setelah anak lahir, eksplorasi kavum
Kelainan ukuran/bentuk
panggul (passage)
Kelainan dapat terjadi pada ukuran
antero-posterior maupun transversal
bidang-bidang panggul. Panggul sempit
dapat terjadi bila ukuran lebih kecil dari
ukuran normal atau terdapat kelainan
bentuk panggul itu sendiri.
Kelainan jalan lahir juga dapat
disebabkan oleh neoplasma organ
genitalia interna (uterus dan atau
ovarium) maupun visera lain di rongga
panggul yang berukuran besar, sehingga
Distosia Karena Panggul
Sempit
Kesempitan Panggul Dibagi
sebagai Berikut
1. Kesempitan pintu atas panggul
2. Kesempitan bidang tengah panggul
3. Kesempitan pintu bawah panggul
4. Kombinasi kesempitan pintu atas
panggul, bidang tengah dan pintu
bawah panggul
1. kesempitan Pintu
Atas Panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit bila
konjugata vera <10 cm atau bila diameter
tranversa <12 cm. Konjugata vera <10 cm
dapat menimbulkan kesulitan. Kesukaran
bertambah bila kedua ukuran pintu atas
panggul, yakni diameter anteroposterior
maupun diameter tranversa, sempit.
Penyebab timbulnya kelainan
panggul dapat dibagi menjadi:
1. KELAINAN AKIBAT
GANGGUAN
PERTUMBUHAN
 Panggul sempit
 Panggul sempit picak-semua
seluruhnya- ukuran kecil
semua ukuran tetapi ukuran
panggul kecil muka-belakang
 Panggul picak- lebih sempit
ukuran muka-  Panggul corong-
belakang sempit, pintu atas
sementara panggul normal,
2. KELAINAN AKIBAT 3. KELAINAN PANGGUL
PENYAKIT TULANG AKIBAT KELAINAN
ATAU SENDI PANGGUL TULANG BELAKANG

a. Panggul rokhitis- a. Kifosis tulang


panggul picak, pinggang
panggul sempit, menyebabkan
seluruh panggul panggung
sempit, picak, dll corong
b. Panggul b. Skoliosis tulang
osteomalasia- punggung
panggul sempit menyebabkan
melintang panggul sempit
c. Radang artikulasi miring
4. Kelainan panggul akibat kelainan anggota bawah

a. Koksitis, luksasi, atrofi = salah satu


anggota bawah dapat menyebabkan
panggul sempit/miring.
b. Disamping itu mungkin pula ada
eksostosis atau fraktur tulang panggul
yang menjadi sebab kelainan panggul.
Pengaruh panggul sempit
Panggul sempit sangat berpengaruh
terhadap kehamilan maupun persalinan.
Pengaruh terhadap kehamilan antara lain :
 Dapat menimbulkan retrofleksion uteri
gravidi incarcerata
 Karena kepala tidak dapat turun, fundus
lebih tinggi daripada biasa, sehingga
menimbulkan sesak napas atau
mengganggu peredaran darah
 Terkadang fundus menonjol kedepan
Lanjutan…
 Kepala tidak turun kedalam rongga
panggul pada bulan terakhir
 Dapat menimbulkan letak muka, letak
sungsang, dan letak lintang
 Biasanya anak seorang ibu berpanggul
sempit berukuran lebih kecil daripada
ukuran bayi biasanya.
Pengaruh terhadap persalinan:
1. Persalinan lebih lama dari biasanya:
gangguan pembukaan, banyak waktu
diperlukan untuk molase kepada anak,
kelainan pembukaan karena ketuban pecah
sebelum waktunya.
2. Sering terjadi kelainan atau posisi :
 panggul picak
 panggul sempit swluruhnya
 panggul sempit melintang
3. Dapat terjadi ruptur uteri bila his terlalu kuat
dalam upaya mengatasi rintangan yabg
Lanjutan…
4. Sebaliknya jika otot rahim jadi lelah karena
rintangan oleh karena panggul sempit
dapat terjadi infeksi intrapartum. Kadang-
kadang infeksi menyebabkan tympani uteri
atau physometra.
5. Timbul fistula- tekanan lama dalam
jaringan akan menyebabkan iskemik, lalu
nekrosis, dan kemudian terbentuk fistula
vesikovaginalis atau fistula rektovaginalis.
6. Dapat ruptur simfisis, bahkan kadang-
kadang kadang ruptur artikulasi sakroiliaca
7. Dapat timbul paresis kaki akibat tekanan
Pengaruh terhadap anak
1. kematian perinatal meningkat pada
partus lama, misalnya >24 jam atau
kala II > 1jam, apalagi ketuban pecah
sebelum waktunya
2. Kematian anak akibat prolapsus
fenikulus
3. Molase kuat dapat menimbulkan
perdarahan otak, terutama bila
diameter biparietal berkurang lebih
dari 1/2cm. Selain itu terdapat tanda-
Persangkaan panggul sempit
1. pada primipara anak belum turun
sebelum minggu ke-36
2. Pada primipara ada perut
menggantung
3. Pada multipara persalinan yang dulu-
dulu sulit
4. Ada kelainan letak pada kehamilan tua
5. Terdapat kelainan bentuk badan ibu
dcebol, skelosis, pincang).
Prognosis
Prognosis persalinan pada panggul
sempit bergantung kepada berbagai
faktor :
1. bentuk panggul
2. ukuran panggul
3. kemungkinan pergerakan didalam
sendi -sendi panggul
4. besar kepala dan kesanggupan
molase kepala
Lanjutan…
•CV < 8,5 cm : kesempitan berat,
prognosis buruk
•CV > 8,5-10 cm : kesempitan ringan,
dubia ad bonam
Bila CV < 8,5 cm dilakukan Seksio sesarea
primer, panggul disebut panggul sempit
absolut. Sebaliknya, bila CV 8,5-10 hasil
persalinan tergantung kepada banyak
faktor yaitua:
Lanjutan…
1. Besar, presentasi dan posisi anak
2. Ketuban pecah dini memperburuk
prognosis
3. His
4. Kelancaran pembukaan
5. Keberadaan infeksi intrapartum
6. Bentuk panggul dan derajat
kesempitan
Persalinan percobaan
Persalinan cobaan ialah percobaan
melakukan persalinan pervaginam pada
perempuan yang memiliki panggul
relatif sempit. Persalinan percobaan
hanya dilakukan pada presentasi
belakang, tidak dilakukan pada letak
sungsang, presentasi dahi, presentasi
muka, atau kelainan letak lainnya.
Persalinan percobaan dikatakan
berhasil bila anak lahir pervaginam
Lanjutan…
Persalinaan percobaan dihentikan bila:
1. Pembukaan tidak atau lambat maju
2. Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik
3. Ada lingkaran retraksi patologis
4. Setelah pembukaan lengkap dan ketuban
pecah, meski his cukup baik dan pimpinan
persalinan berjalan baik, bagian kepala
dengan diameter terbesar dalam 1 jam
tetap tidak mau melewati pintu atas
panggul
5. Ekstrasi forseps/ vakum gagal
Lanjutan…
Dalam keadaaan-keadaan tersebut
dilakukan seksio sesarea. Bila seksio
sesarea dilakukan ketika pembukaan
sudah lengkap dan atas indikasi sebab-
sebab yang menetap (partus percobaan
lengkap dan gagal), persalinan percobaan
pada persalinan berikutnya tidak lagi
berguna untuk dilakukan.
Bila seksio seserea dilakukan ketika
pembukaan belum lengkap atas indikasi
ibu dan atau anak yang kuran baik (partus
Lanjutan…
Dalam istilah bahasa inggris ada 2 macam
persalinan percobaan:
1. Trial of labor  serupa dengan persalinan
percobaan yang diterangkan
2. Test of labor  sebetulnya merupakan fasse
terakhir trial of labor, karena test of labor
dimulai ketika pembukaan sudah lengkap
dan berakhir 1 jam sesudahnya. Bila dalam 1
jam setelah pembukaan lengkap kepala
turun sampai H-III, test of labor dikatakan
berhasil. Namun, bila upaya persalinan
buatan pervaginam gagal, berlaku
2. Kesempitan Bidang Tengah
Panggul
Ukuran- ukuran yang terpenting dibidang ini
adalah:
1. Diameter tranversa (antara kedua spina)-10,5
cm
2. Diameter anteroposterior mulai dari pinggir
bawah simfisis kepertemuan ruas sakral ke-4
dan ke-5-11,5 cm
3. Diameter sagitalis posterior mulai dari
pertengahan garis diantara kedua spina
kepertemuan ruas sakral ke-4 dan ke-5-5 cm
Lanjutan…
Bidang tengah panggul dikatakan sempit bila:
1. Jumlah diameter tranversa dan sgitalis posterior
≤13,5 cm (normal: 10,5+ 5 cm= 15,5 cm)
2. Diameter antara spina < 9 cm
Ukuran-ukuran bidang tengah pangul tidak dapt
diperoleh secara klinis, harus diukur secara
Röntgenologis. Akan tetapi, kita dapat juga menduga
adanya kesempitan bidang tengah panggul bila:
1. Spina iskiadika sangat menonjol
2. Dinding spina panggul konvergen
3. Bila diameter antara-tuber ischii ≤8,5 cm
Prognosis
Kesempitan bidang tengah panggul
dapat menimbulkan ganguan putaran
paksi bila diameter antarspina < 9 cm
sehingga kadang-kadang diperlukan
seksio sesarea.
Terapi
Bila persalinan terhenti karena
kesempitan bidang tengah panggul,
sebaiknya dipergunkan ekstraktor vakum;
ekstraksi forseps kurang memuaskan
karena forseps memperkecil ruang jalan
lahir. Upaya ini tergolong sebagai
ekstraksi vakum percobaan, artinya tidak
boleh dipaksakan.
3. Kesempitan Pintu Panggul
Bawah
Ukuran-ukuran yang penting ialah:
1. Diameter tranversa (antartubar
iskiadika)- 11 cm
2. Diameter anteroposterior mulai dari
pinggir bawah simfisis hingga ke ujung
os sakrum  11, 5 cm
3. Diameter sagitalis posterior mulai dari
pertengahan diameter antartuber
iskiadika keujung os sakrum  7,5 cm.
Lanjutan…
Pintu bawah panggul dikatakan sempit
bila jarak diantara tuber os ischii < 8 cm.
Bila pintu bawah panggul sempit,
biasanya bidang tengah panggul sempit.
Meski dapat menyebabkan gangguan
putaran paksi, kesempitan pintu bawah
panggul jarang memaksa kita melakukan
seksio sesarea. Persalinan biasanya
diselesaikan dengan forseps dan
episiotomi yang cukup luas.
Distosia Karena Kelainan Alat
Kandungan
 Vulva
Atresia vulva dapat merupakan kelainan
bawaan atau diperole, misalnya karena
radang atau trauma. Atresia sempurna tentu
menyebabkan kemandulan, sementara
atresia inkomplet hanya menyebabkan
distosia.
Vagina
Divagina dapat terjadi :
1. Atresia
2. Pembentukan sekat
3. Tumor vagina
Lanjutan…
Serviks
Kelainan penting yang terkait persalinan antara
lain :
1. Atresia
2. Conlutination Orificii Externi- porsio
mendatar dan sangat menipis, tetapi
orifisium externum tetap kecil dengan
pinggir yang tipis. Bila ujung jari dimasukkan
ke dalam orifisium, biasanya pembukaan
cepat membesar sampai lengkap.
3. Sikatriks di serviks dapat di sebabkan oleh
Lanjutan…
Uterus
Retrofleksio uteri
Retrofleksio uteri gravidi yang tetap
menimbulkan abortus atau retrofleksio
uteri gravidi inkarserata. Jarang sekali
kehamilan di dalam uterus retrofleksio
mencapai umur cukup bulan, dapat
terjadi ruptur uteri dalam persalinan
Lanjutan…
Prolapsus uteri
Biasanya prolapsus uteri inkomplet lambat
lama-lama berkurang karena setelah bulan ke-4
uterus naik dan keluar ddari rongga panggul
kecil. Akan tetapi, ada kalanya porsio tetap
tampak dalam vulva akibat elogtio colli.
Kadang-kadang, porsio ini menjadi edematus
sehinggaa dapat menimbulkan distosia.
Tumor Alat Kandungan
Tumor lain yang dapat menjadi rintangan
antara lain:

Anda mungkin juga menyukai