Anda di halaman 1dari 53

MENINGITIS TB

FIFIL RIZKI SUITRI

PEMBIMBING
Dr. Gustin Sukmarini, Sp.A

Kepanitraan Klinik Ilmu Penyakit Anak


Fakultas kedokteran Universitas Baiturrahmah
RSUD Solok
2016
ANATOMI MENINGEN
Sirkulasi liquor cerebrospinal
Meningitis adalah sebuah
MENINGITIS inflamasi dari membran
pelindung yang menutupi otak
dan medula spinalis yang
dikenal sebagai meningens yang
dapat disebabkan oleh
beberapa etiologi.
ETIOLOGI

VIRUS

Bakteri JAMUR

MENINGITIS
Bakteri: Jamur : Virus :
Pneumococcus • Cryptococcus
Meningococcus neoformans • Enterovirus
Haemophilus • Coccidioides • Mumps
influenza immitris
• Herpes virus
• Candida (jarang)
Staphylococcus • Arbovirus
• Histoplasma
Escherichia coli (terutama pada • Kasus yang sangat
kasus jarang: LMCV
immunocompromi (lymphocytic
Mycobacterium se)
tuberculosis choriomeningitis
virus)
EPIDEMIOLOGI
meningitis bakteri

Usia 0-2 bulan : Group B


Streptococci, Escherichia coli
i

Usia 2 bulan – 5 tahun : Neisseria


meningitidis, Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumonia

Usia diatas 5 tahun : Neisseria


meningitidis, Streptococcus pneumonia
EPIDEMIOLOGI
meningitis tuberkulosis
Jarang pada usia < 3 bulan

dalam usia 5 tahun pertama

Tertinggi : 6 bulan – 2 tahun


EPIDEMIOLOGI
meningitis virus dan jamur

Gejala meningitis Virus dapat timbul hanya pada


1 dari 3000 kasus

Defisiensi imun : Cryptococcus


Patofisiologi
Bakteri melekat
pada sel epitel
mukosa
nasofaring
(kolonisasi)

Bakteri
Bakteri
menimbulkan
menembus
peradangan pada
rintangan
selaput otak
mukosa
(meningen)

Bakteri
Bakteri memperbanyak
memperbanyak diri dalam aliran
diri dalam cairan darah dan
serebrospinal menimbulkan
bakteriemia.

Bakteri masuk ke
dalam cairan
serebrospinal
PATOFISIOLOGI

Invasi ke susunan Bermigrasi ke


Agen penyebab saraf pusat melalui lapisan
aliran darah subarachnoid

Respon inflamasi di
Kerusakan Eksudat menyebar di piamater, arachnoid,
seluruh saraf cranial cairan cerebrospinal,
neurologis dan saraf spinal
dan ventrikuler
Manifestasi klinik

Gejala infeksi akut


Gejala kenaikan tekanan
Demam intrakranial
Muntah Muntah proyektil
Sakit kepala Nyeri kepala
Kesadaran menurun
anoreksia
Kejang-kejang
Gejala rangsangan Moaning cry /Tangisan
meningeal merintih (pada neonatus)
kaku kuduk Bulging fontanel /ubun-
Kernig ubun besar yang menonjol
Brudzinky I dan II positif dan tegang.
Manifestasi klinis pada bayi /
neonatus
Manifestasi klinis pada dewasa
Manifestasi Klinis Meningitis
Tuberkulosa
1. Stadium 2. Stadium 3. Stadium
Prodormal Transisi Terminal

tampak
Demam mengantuk
Iritable Disorientasi
Apatis rangsangan Kelumpuhan
Tidur terganggu meningeal ( + ) tanda peningkatan
Nyeri Kepala kejang tekanan intrakranial
Malaise Defisit neurologis Suhu >>
Anoreksia fokal Pernafasan irreguler
Obstipasi Paresis Nervus Koma lebih dalam
Mual dan Kranial
Muntah Gerakan
Kel Neurologis (-) Involunter (tremor)
DIAGNOSIS

Anamnesis : Ditemukan TRIAS meningitis Demam, nyeri kepala, Kaku kuduk

Pemeriksaan Fisik Kaku Kuduk (+)

Kernig Sign (+)

Brudzunski I

Brudzunski II

Laseque Sign
Brudzinski
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

LAB Pem. Darah lengkap, LED , gula darah dan elektrolit

Lumbal
Pungsi

CT - Scan

Foto Thorax

Uji Pewarnaan
BTA
Interpretasi Analisa Cairan
Serebrospinal
Indikasi Punksi Lumbal
• Untuk mengetahui tekanan dan mengambil sample
untuk pemeriksaan sel, kimia dan bakteriologi.
• Untuk membantu pengobatan melalui spinal,
pemberian antibiotika, anti tumor dan spinal
anestesi.

Kontraindikasi
Kontraindikasi mutlak pungsi lumbal :
• pada syok
• infeksi di daerah sekitar tempat pungsi
• Peningkatan tekanan intrakranial
Penatalaksanaan

1) Meningitis tuberkulosa :
a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/hari oral, dosis maksimal 300 mg /hari
b) Rifampisin 10 – 20 mg/kg/ hari oral, dosis maksimal 600
mg/hari
c) Pirazinamid 15 – 30 mg/kg/hari, dosis maksimal 2000 mg/hari
d) Etambutol 15 – 20 mg/kg/hari, dosis maksimal 1000 mg/hari
e) Streptomisin IM 20 – 30 mg/kg/hari dengan dosis maksimal 1
gram/hari

Kortikosteroid : Prednison 1 – 2 mg/kg/hr


2) Meningitis bacterial, umur < 3 bulan :
a) ampisilin 200 – 400 mg/kg/hari IV, dibagi dalam 4 dosis +
sefotaxim 200-300 mg/kgBB/hari, IV dibagi dalam 4 dosis atau
c) Ceftriakson 100 mg/kgBB/ hari IV dibagi dalam 2 dosis.

3) Meningitis bacterial, umur > 3 bulan :


a) Cefotaksim 200 – 300 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 3 – 4
dosis atau
b) Ceftriakson 100 mg/kgBB/hari IV dibagi 2 dosis, atau
c) Ampisilin 200 – 400 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis +
kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.

Deksametason 0,6 mg/kgBB//hari dibagi dalam 4 dosis selama


4 hari.
b. Pengobatan simtomatis :
1) Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4
– 0.6/mg/kg/dosis kemudian
2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
3) Turunkan panas :
a) Antipiretika : paracetamol 10 – 15 mg /kg/dosis.
b) Kompres

c. Pengobatan suportif :
1) Cairan intravena.
a. cairan subdural

b. Hidrosefalus

c. edema otak

d. Abses otak
PROGNOSIS

Penderita meningitis dapat sembuh, baik


sembuh dengan cacat motorik atau mental atau
meninggal tergantung :
a. umur penderita.
b. Jenis kuman penyebab
c. Berat ringan infeksi
d. Lama sakit sebelum mendapat pengobatan.
e. Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang
diberikan
f. Adanya dan penanganan penyakit.
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Umur : 1 tahun 9 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama ayah : Tn. M
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Ny.S
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Alamat : Simpang Rumbio solok
Tanggal masuk : 01 Juni 2016 pukul 08.47 WIB
Tanggal pemeriksaan : 01 Juni 2016 pukul 09.15 WIB
No. RM : 01078349
ANAMNESIS ( ALLOANAMNESIS)

Keluhan Utama • Tidur terus-terusan sejak 1 hari


sebelum masuk rumah sakit

• Tidur terus – terusan sejak 1 hari sebelum masuk Rumah


sakit, jika dibangunkan dengan rangsangan pasien
terbangun kemudian tidur lagi.
• Kurang lebih 10 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengalami batuk pilek, batuk berdahak , pasien masih
bisa beraktivitas.
Riwayat Penyakit • Demam sejak 7 hari sebelum masuk Rumah sakit,
demam hilang timbul, dan tidak disertai kejang dan tidak
Sekarang menggigil.
• Ibu pasien mengatakan 2 hari ini pasien sangat rewel.
• Muntah sejak 1 hari yang lalu, frekuensi ±4 x dalam
sehari, muntahan apa yang dimakan
• Nafsu makan menurun
• BAB Biasa, BAK sering ± 3x/hari.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat sakit demam sebelumnya: disangkal


• Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
• Riwayat kejang sebelumnya : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa :


disangkal
Riwayat alergi obat/makanan :
disangkal
Riwayat kejang pada keluarga :
disangkal
Riwayat minum obat 6 bulan :
disangkal
ASI diberikan sejak lahir. Sejak usia 6 bulan
diberikan susu formula dengan frekuensi
diberikan setiap kali anak menangis atau
minta minum. Sejak usia 6 bulan juga
diberikan bubur susu.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan ibu
penderita di bidan setempat. Frekuensi
pemeriksaan pada trimester I dan II 1 kali
tiap bulan, dan pada trimester III 2 kali tiap
bulan. Penyakit kehamilan disangkal.
Penderita lahir di Rumah Bersalin, partus
normal, ditolong oleh bidan, cukup bulan,
menangis kuat segera setelah lahir. Berat
lahir 2600 gram, panjang badan saat lahir 46
cm.
Pemeriksaan bayi setelah lahir dilakukan di
posyandu, setiap sebulan sekali dan saat
imunisasi.
Dari anamnesis, ibu pasien menyatakan
imunisasi pasien lengkap, sesuai jadwal
imunisasi yang telah ditetapkan.
Jenis I II IV

BCG 2 bulan - - -

DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan -

POLIO 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan

Hepatitis 3 bulan 4 bulan 9 bulan -

Campak 9 bulan - - -
Keadaan Umum : tampak lemah
Derajat Kesadaran : Samnolen
Vital sign
Suhu : 39 oC
Frekuensi nadi : 100 x/menit
Frekuensi nafas : 41 x/menit
Berat Badan : 10 kg
Tinggi Badan : 85 cm
Menurut WHO : - 1 SD, Kesan status gizi:
Normal
Kulit : Warna sawo matang, Turgor baik
Kepala : Normosocephal
Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor (+/+)
Hidung : Bentuk normal, napas cuping
hidung (-), sekret (-)
Mulut : Sianosis (-), mukosa basah (+)
Telinga : Bentuk normal
Leher : Bentuk normal, Tidak ada
pembesaran KGB
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas
normal
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler,
bising (-)
Inspeksi : Pengembangan dada
kanan =kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan
=kiri
Perkusi : Sonor / Sonor di
semua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), suara
tambahan (-/-)
Inspeksi : tidak tampak
membuncit
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : tympani
Palpasi : hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas
Akral : sianosis , edema
Kesadaran : Samnolen
GCS : E: 2 V: 3 M: 4
Tanda rangsangan meningeal : kaku kuduk +, kernig sign +, brudzinsky I dan II
+.
Nervus Kranialis :
N I ( N. Olfaktorius) : sulit di nilai
N II (N. Optikus ) : sulit di nilai
N III ( N. Okulomotorius) : sulit di nilai
N IV ( N. Throklearis ) : sulit di nilai
N V ( N . Trigeminus ) : sulit di nilai
N VI ( N. Abdusen ) : sulit di nilai
N VII ( N. Fasialis ) : sulit di nilai
N VIII ( N. Auditorius ) : sulit di nilai
N IX ( N. Glosofaringius ) : sulit di nilai
N X ( N. Vagus ) : sulit di nilai
N. XI (N. Accesorius) : sulit di nilai

N XII (N. Hipoglosus) : sulit di nilai


Pemeriksaan
Elektrolit Glukosa
Laboratorium
• Natrium : • GDS :132 mg/dL
• Hb 130 mmol/L
:12,1 gr/d1 • Kalium :
• Ht 4,7 mmol/L
:39,2 % • Klorida :
• Leukosit 99 mmol/L
:14.300 mm3
• Trombosit
:329.000
mm3
Terapi :

• O2 2L/Menit
• Cairan IVFD KA EN 1 B 1360 cc/hr ( 12 tts/menit
• Diet ML TKTP 1000kal
Protein : 4 x 10 gr = 40 gr
• Kontrol vital sign / 4 jam
• Ampisilin
4 x 500 mg IV Anjuran pemeriksaan :
• Kloramfenikol  LCS
4 x 250 mg IV  BTA
•Paracetamol sirup  Rontgen Thorax
3 x cth 1
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai