Anda di halaman 1dari 20

ERISIPELAS

Oleh
Ersy Sakti Ilham
030.12.092

Pembimbing
dr. Dewi Anggreni, Sp. KK
dr. Iwan Trihapsoro, Sp. KK, Sp. KP, FINSDV, FAADV
dr. AA. Sri Budhyani
Pendahuluan
Penegakkan Diagnosis
Di RSUD DR. Soetomo Surabaya
pada tahun 2014 angka kejadian
kasus erisipelas ditemukan sebanyak
14 kasus (32,6%) dalam kurun waktu Erisipelas merupakan suatu
2012-2014 kelainan kulit akut, yang
mengenai pembuluh limfe
yang biasanya disebabkan
oleh Streptcoccus

Erisipelas disebut juga St.


Anthony’s fire
Epidemiologi

Erisipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa atau ras ,
namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut

Erysipelas lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita

Sekitar 80 % Erisipelas terjadi di kaki dan wajah, sedangkan sebagian


kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta tempat lainnya
BAB II

Etiologi
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiologi

Erisipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutis bagian atas yang
sebagian besar disebabkan oleh Streptococcus pygogenes atau Streptococcus beta
hemolyticus grup A (Arnold, 2009). Erisipelas diawali dengan berbagai kondisi yang
■ Streptococcus pygogenes atau
berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain,
luka operasi dan Streptococcus beta
sejenisnya, serta kurangnya hemolyticus
hygiene (Eaglestein,!2008). grup A

Faktor Predisposisi
 Trauma lokal
 Gangguan vena & sistem limfe
 Usia
 Malnutrisi
 Melemahnya sistem imun
(a) (b)

Gambar 2.1 Streptococcus


 obesitas
Keterangan:

(a) Gambar Streptococcus dilihat dari lapang pandang mikroskop klasik


 Penyakit tertentu
(b) Gambar Streptococcus dilihat dari mikroskop elektron (CDC, 2017)

Erisipelas sangat sering terjadi pada bayi, anak dan golongan umur tua, terutama
mereka yang terlantar dan kurang gizi. Erisipelas sering sebagai komplikasi dari luka bedah
dan luka kecelakaan (Moschella, 2011).
Patogenesis
Streptococcus M tipe 1
mengeluarkan eksotoksin

Fagositosis oleh PMN di


hambat

Terjadi inokulasi bakteri


di kulit
Infeksi Streptococcus pyogens mengenai lapisan kulit
berdasarkan tingkat kedalamannya
Gejala Klinis ■ distribusi erisipelas

Gejala Prodormal : malaise dan mialgia,


menggigil dan demam tinggi, nyeri kepala,
atralgia, nausea, muntah

Lesi Pada Kulit : eritema yang berwarna


merah cerah atau biasa disebut peau d’
orange, berbatas tegas, dan pinggirnya
meninggi dengan tanda-tanda radang
akut. Dapat disertai edema, vesikel, dan
bula
Plaque Eritema dengan batas tegas
dan pinggirnya meninggi
Erisipelas. Nyeri, eritema dengan Erisipelas Pada Ekstremitas bawah
batas tegas pada kedua pipi dan terdapat bula
hidung. Terdapat nyeri tekan, dan
pasien mengalami demam
Pemeriksaan Penunjang

Pewarnaan Kultur
Biopsi Kulit Lain lain
gram Darah
PENEGAKAN DIAGNOSA
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Identitas Umum
■ Nama, usia, status, jenis kelamin, agama, Keadaan Umum
pendidikan terakhir, pekerjaan dan alamat
Keluhan Utama Vital sign

Riwayat Penyakit Sekarang Inspeksi


Keluhan Penyerta Palpasi
Riwayat Kontak
Riwayat Atopi
Riwayat Pengobatan
Riwayat Penyakit Dahulu
DIAGNOSA BANDING
Selulitis Erisipelas

Gejala dan Tanda Erisipelas Selulitis

Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri sendi dan Demam, malaise, nyeri sendi dan
menggigil menggigil

Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan bawah, wajah, Ekstrimitas atas dan bawah, wajah,
badan dan genitalia badan dan genitalia

Makula eritematous Eritema cerah atau biasa disebut peau d’ Eritema gelap
orange

Selulitis
Tepi Batas tegas Batas tidak tegas

Penonjolan Ada penonjolan Tidak terlalu menonjol

Vesikel atau Bula Biasanya disertai dengan vesikel atau Biasanya disertai dengan vesikel atau
bula bula serta terdapat iniltrat subkutan

Edema Edema Edema

Hangat Hangat Tidak terlalu hangat

Fluktuasi - Fluktuasi
Dermatitis Kontak
Alergi
 zat Allergen yang memicu
terjadinya reaksi imunologik.

 Penderita umumnya mengeluh


gatal

 bercak eritematosa yang berbatas


tegas

 edema,

 papulovesikel, vesikel atau bula.

erosi dan eksudasi


PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Erysipelas Dosis
Terapi Lini Pertama
Penicillin 500 mg PO 5 x sehari selama 10 hari
Dicloxacillin 500 mg PO 5 x sehari selama 5-7 hari
Kompres Hangat 3 x sehari
Terapi Lini Kedua
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus

Linezolid 600 mg PO 3 x sehari selama 7-14 hari


Vancomycin 1-2 g IV sehari dibagi dalam dua dosis
untuk 7 hari
Alergi Penisilin
Clindamycin 15 mg/kg/day PO 3 x sehari selama 10 hari
Topikal
 larutan anti septic yaitu asam borat 3%
 istirahat (bed rest)
 mengelevasikan daerah yang terkena lesi untuk mengurangi edema lokal
 Kompres hangat
 Menjaga kebersihan tubuh
 Mengatasi faktor predisposisi.
Komplikasi

Abses
Lymphedema
Septikemia
Prognosis

• Prognosis baik
• Komplikasi dari infeksi tidak menyebabkan
kematian dan kebanyakan kasus infeksi dapat
diatasi dengan terapi antibiotik
• Erisipelas dapat sembuh spontan dengan diberikan
pengobatan selama 7 – 10 hari
2.1 Etiologi

Kesimpulan
Erisipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutis bagian atas yang
sebagian besar disebabkan oleh Streptococcus pygogenes atau Streptococcus beta
hemolyticus grup A (Arnold, 2009). Erisipelas diawali dengan berbagai kondisi yang
berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain,
luka operasi dan sejenisnya, serta kurangnya hygiene (Eaglestein,!2008).

Erisipelas merupakan suatu kelainan kulit akut yang termasuk dalam tipe
dari selulitis superfisial yang mengenai pembuluh limfe yang biasanya
disebabkan oleh streptococcus

(a) (b)

Gambar 2.1 Streptococcus


Keterangan:

(a) Gambar Streptococcus dilihat dari lapang pandang mikroskop klasik


(b) Gambar Streptococcus dilihat dari mikroskop elektron (CDC, 2017)
Gejala prodormal,
Erisipelas sangat sering terjadi pada bayi, anak dan golongan umur tua, terutama tanda tanda peradangan.
mereka yang terlantar dan kurang gizi. Erisipelas sering sebagai komplikasi dari luka bedah
dan luka kecelakaan (Moschella, 2011). Ruam kulit eritema cerah yang meninggi dengan batas tegas
Faktor predisposisi terjadinya erisipelas adalah:
1. Trauma lokal (robekan kulit) limfadenopati regional
2. Gangguan pada pembuluh balik (vena)
3. Luka di kulit
4. Usia
5. Malnutrisi
6. Melemahnya sistem imun (Siregar, 2005)
Terapi lini pertama dengan menggunakan antibiotik penisilin
2.2 Patofisiologi
diberikan selama 10 hari,
Inokulasi bakteri ke daerah kulit yang mengalami trauma merupakan peristiwa awal
perkembangan dari erisipelas. Dengan demikian, faktor-faktor lokal, seperti insusfisiensi Mengistirahatkan dan elevasi dari bagian tubuh yang terkena
! 3 Kompres dengan larutan antiseptik serta menjaga kebersihan
dan menghindari aktor predisposisi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai