Anda di halaman 1dari 12

BIOETIKA

PENDAHULUAN

Etika Moral
Yunani: "Etos" Latin: "Mores"

karakter atau perilaku adat atau kebiasaan

Perilaku, karakter dan motivasi


yang terlibat dalam tindakan
moral

etika adalah cabang dari ilmu filsafat


yang mempelajari
moralitas
Kaidah dasar moral

Otonomi
Nonmaleficence Beneficence
pasien

Justice
• Kewajiban menghormati hak pasien
• Melibatkan pasien dalam mengambil keputusan
Otonomi penngobatan berdasarkan pertimbangan kebutuhan,
keinginan, dan kemampuan pasin
pasien • Harus menjaga privasi pasien

• Tidak melakukan perbuatan yang memperburuk


pasien
• Memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi
Nonmaleficence pasien sendiri
• Dokter gigi harus mengetahui keterbatasannya
sendiri dan kapan harus merujuk pada spesialis atau
profesional lainnya
• Menghormati martabat manusia
• Mengutamakan Alturisme
Beneficence (perhatian terhadap
kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri)

• Memperlakukan sama rata dan


adil tanpa adanya prasangka
Justice
KASUS 1
Drg. Adi adalah dokter gigi umum yang berpraktek di daerah Elit di Menteng. Pasiennya banyak dan sebagain
besar dari kalangan keatas, pasien-pasiennya banyak namum teratur karena dilayani sesuai urutan. Ketika
sedang memeriksa pasiennya, tiba-tiba datang seorang ibu bersama anaknya, yang jatuh sehingga patah dan
gusinya berdarah. Petugas loket melaporkan kondisi tersebut pada dokter Adi. Atas petunjuk dokter Adi
petugas diminta untuk menginformasikan kondisi tersebut pada pasien yang lain sebelum ibu tersebut
dilayani. Pasien yang tengah menunggu tersebut menyetujuinya. Ibu tersebut kemudian menuju apotik “Obat
Murah”, tempat pak Didik bekerja di tempat tersebut. Ibu tersebut melihat bahwa pada hari itu pa Didik
tengah melayani seorang pasien yang datang membawa resep dari dokter ahli penyakit dalam. Pasien
meminta pak Didik untuk menghitung terlebih dahulu biaya yang harus ia keluarkan unutk menebus
keseluruhan obat. Setelah memberikan hitungan, pak Didik menanyakan apakah pasien akan menebus
keseluruhan obatnya. Ia menjelaskan pada pasien bahwa seluruh obat yang diberikan adalah obat paten dan
bukan obat generik. Pasien kemudian menanyakan berapa biaya yang perlu ia bayarkan apabila membeli obat
generik. Ia juga menanyakan perbedaan dan persamaan obat paten dengan generik. Setelah memberitahukan
hasil perhitungan dan menjelaskan persamaan dan perbedaan obat paten dan generik, pak Didik menanyakan
pada pasien, obat jenis apa yang ingin ditebus oleh pasien
No Kriteria Keterangan
1 Menghargai hak menentukan nasib sendiri,
menghargai martabat pasien
2 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan (pada kondisi efektif)
3 Berterus terang
4 Menghargai privasi
5 Menjaga rahasia pasien
OTONOMI

6 Menghargai rasionalitas pasien


7 Melaksanakan informed consent
8 Membiarkan pasien dewasa dam kompeten
mengambil keputusan sendiri
9 Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi
pasien
10 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam
membuat keputusan termasuk keluarga pasien
sendiri
11 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil
pasien pada kasus non emergensi
12 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi
kebaikan pasien
N KRITERIA KETERANGAN
O
1 Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

3 Memberi kesempatan yang sama terhdap pribadi dalam posisi yang sama

4 Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accesbility,


availability, quality)
5 Menghargai hak hukum pasien

6 Menghargai hak orang lain

7 Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan)


JUSTICE

8 Tidak melakukan penyalahgunaan

9 Bijak dalam makroalokasi

10 Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien

11 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

12 Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian 9biaya, beban, sanksi)


secara adil
13 Mengembalikan hak kepasa pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
14 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah/ tepat

15 Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/ gagguan


kesehatan
16 Tidak membedakan pelayanan pasien atas darar SARA, status social, dll
No Kriteria Keterangan
1 Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban
untuk kepentingan orang lain
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh


menguntungkan dokter
BENEFICENCE

4 Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak


dibandingkan keburukannya
5 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang

6 Menjamin kehidupan-baik-minimal manusia

7 Batasan goal-based

8 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

9 Minimalisasi akibat buruk

10 Kewajiban menolong pasien gawat-darurat

11 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12 Tidak menarik honorarium diluar kepantasan

13 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14 Mengembangkan profesi secara terus-menerus

15 Memberikan obat berkhasiat namun murah

16 Menerapkan Golden Rule Principle


N Kriteria Keterangan
NONMALEFICENCE o
1 Menolong pasien emergensi

2 Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah :


- pasien dalam keadaan amat berbahaya (darurat)/beresiko hilangnya
sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat untuk pasien > kerugian dokter (hanya mengalami resiko
minimal)
3 Mengobati pasien yang luka

4 Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia)

5 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

6 Tidak memandang pasien hanya sebagai objek

7 Mengobati secara proporsional

8 Mencegah pasien dari bahaya

9 Menghindari misreprentasi dari pasien

10 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian

11 Memberikan semangat hidup

12 Melindungi pasien dari serangan


KASUS 2
Dr Joanne Heller, a pediatric dentist, had been treating Sylvia Maldin for several months and the treatment was now finished. Sylvia
was a 12-year-old girl with extensive dental caries who had been referred by a general practitioner because she had physically
refused all treatment. Dr. Heller had been able to work with her effectively, partly through conventional communication skills,
which led to an increase in Sylvia's trust, and partly with some pharmacological help.
Dr Heller had been using combination of demerol and atarax. The drugs and dosages to be used on a given day depended mainly
on the procedures to be done. In addition, she was trying to gradually reduce the dosage in a weaning process. She considered she
had helped Sylvia to be a good one. She liked Sylvia, and she knew that she had helped Sylvia to overcome some significant
problems in coping with dental care, which could carry her through a lifetime.
As Sylvia was getting ready to leave after her last visit, she thanked Dr Heller got what she had done, especially showing her how
helpful drugs could be in overcoming difficult situations. Sylvia thought, for example, that drugs could be in overcoming difficult
situations. Sylvia thought, for example, that drugs could be in overcoming difficult situations. Sylvia thought, for examples, that
drugs could be in overcoming difficult situations. Sylvia thought, for example, that drugs could help reduce her anxiety in
confronting new situations, meeting new people, or coping with stress of taking examinations. She asked Dr Heller could
prescribe some more drugs for her that she could use in those situations.
Dr Heller tried to impress upon her that she could not legally or ethically do what Sylvia asked and that to do so could harm her.
Sylvia expressed her disappointment, including her regret in trusting her as a friend. But in the end Sylvia said it probably did not
matter since she thought she could get what she needed in the school yard.
Dr Heller was appealed at Sylvia’s comments. She had never seriously thought that she was in any way harming her. Her certainty
that Sylvia had benefit from her treatment wavered. This incident prompted her to examine and question some of her professional
values in her pharmacological approach to treatment
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai