Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS PENGARUH PRIVATE LABEL TERHADAP CUSTOMER LOYALTY PADA MINYAK

GORENG KEMASAN MEREK INDOMARET


(Studi Kasus Pada Pelanggan Indomaret Jl. Kelapa Manis No.108 Manisrejo Kota Madiun)

Oleh :

Febryanita Mustikarani
NIM 15111067

Seminar Manajemen Pemasaran


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak goreng merupakan salah satu komoditas yang cukup penting bagi masyarakat Indonesia.
Pasalnya,hampir semua masakan dan jenis makanan di Indonesia membutuhkan minyak goreng sebagai
salah satu bahan mediasi pengolahannya.
Indeks Harga Konsumen (IHK) dimana bobotnya sekitar 1,3 persen. Di samping itu, kebutuhan akan
salah satu sumber omega 9 ini terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Susenas Triwulan I
2013 dan Triwulan I 2014, rata-rata konsumsi minyak goreng perkapita selama seminggu pada tahun
2013 adalah sebesar 0,197 liter/minggu dan meningkat menjadi sebesar 0,205 liter/minggu pada tahun
2014. (source:https://www.bps.go.id/distribusi-perdagangan-komoditi-minyak-goreng-diindonesia-2016)
Total konsumsi langsung diperoleh dari angka konsumsi langsung per kapita (Susenas) dikalikan
dengan jumlah penduduk. Tahun 2012 – 2017 terjadi peningkatan konsumsi minyak goreng rata-rata
sebesar 7,44%, dari 1,83 juta ton menjadi 2,36 juta ton. Selain itu terdapat minyak goreng rata-rata
sawit yang tercecer dengan faktor konversi sebesar 1,55% dari total penyediaan. Berdasarkan rincian
penggunaan minyak goreng sawit tersebut diatas, maka total penggunaan minyak goreng sawit
Indonesia mencapai 1,90 juta ton pada tahun 2012 dan terus mengalami peningkatan menjadi 2,5 juta
ton pada tahun 2017. source http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id
Seminar Manajemen Pemasaran
Neraca Penyediaan dan Penggunaan Minyak Goreng Sawit di Indonesia, Tahun
2012 – 2017

http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id
Seminar Manajemen Pemasaran
1.1 Latar Belakang

Melihat fenomena tersebut, beberapa penjual eceran (riteler) di Indonesia mencoba untuk
mengemas produk yang mereka jual dengan kemasan dan merek sendiri (private label). Hal ini
dilakukan tentunya dengan pertimbangan perusahaan mereka telah memiliki citra yang baik dalam
menjual produk-produk yang berkualitas dan tertanam kuat di benak konsumen.
Beberapa penjual eceran (retailer) di Indonesia mencoba untuk mngemas produk yang dijual
dengan kemasan (packaging) dan merek sendiri (private brand/private label), salah satunya adalah
perusahaan riteler franchise besar di Indonesia PT. Indomarco Prismatama atau yang lebih dikenal
dengan Indomaret, tidak hanya menjual produk national brand, Indomaret juga melakukan perluasan
penjualan dengan menjual produk-produk private label. produk yang dijual dengan private label
Indomaret meliputi, Tissue, Pewangi pakaian, air mineral, snack, gula, syrup, dan yang akan dilakukan
penelitian kali ini adalah produk minyak goreng.
• Produk Private Label Indomaret

Apakah konsumen tetap setia


menggunakan produk private label
ataukah beralih ke produk pengganti
yang lebih murah ?

Seminar Manajemen Pemasaran


PRIVATE LABEL
?

Seminar Manajemen Pemasaran


INDIKATOR PRIVATE LABEL

Indikator yang mempengaruhi private label menurut Chen, Ching-Liang (2009:59),


adalah sebagai berikut :

1 Kualitas Produk (Product Quality)

2 Harga (Price)

3 Promosi (Promotion)

4 Kemasan (Packaging)

Seminar Manajemen Pemasaran


1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara kualitas produk terhadap
customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan
Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara harga terhadap terhadap
customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan
Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara promosi terhadap
customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan
Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara kemasan terhadap
customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan
Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun ?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara kualitas produk, harga,
promosi dan kemasan terhadap customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek
ndomaret pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun ?

Seminar Manajemen Pemasaran


1.3 Tujuan Penelitian
1. Memberi bukti empiris secara parsial pengaruh antara kualitas produk terhadap
customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan
Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun.

2. Memberi bukti empiris secara parsial pengaruh antara harga terhadap customer
loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan Indomaret
Kelapa Manis Kota Madiun.

3. Memberi bukti empiris secara parsial pengaruh antara promosi terhadap


customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan
Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun.

4. Memberi bukti empiris secara parsial pengaruh antara kemasan terhadap


customer loyalty pada minyak goreng kemasan merek Indomaret pada pelanggan
Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun.

5. Memberi bukti empiris secara simultan pengaruh antara kualitas produk, harga,
promosi dan kemasan terhadap customer loyalty pada minyak goreng kemasan
merek Indomaret pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun
Seminar Manajemen Pemasaran
1.4 Manfaat Penelitian
• Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi jajaran manajerial perusahaan, yaitu sebagai
bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam pemasaran produknya.

• Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat agar lebih memahami apa
perbedaan antara produk private label dengan produk telah familiar di masyarakat.

• Bagi Akademis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan akademis serta sebagai sarana
informasi tambahan ketika akan melakukan penelitian dengan objek yang serupa.
Sehingga penelitian selanjutnya mendapat hasil yang lebih baik dari sebelumnya

Seminar Manajemen Pemasaran


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Manajemen Pemasaran


2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pivate Label/Private Brand
•Menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Marketing Management 14th ed,(2012) “A private label brand
(also called a reseller, store, house, or distributor brand) is a brand that retailers and wholesalers develop”.
private label yang memiliki nama lain private brand atau store brand adalah merek yang diciptakan dan
dimiliki oleh penjual eceran barang dan jasa. Berdasarkan beberapa definisi mengenai private label diatas,
dapat disimpulkan bahwa private label adalah nama atau merek pribadi dari suatu toko atau pengecer (ritel)
untuk suatu produk.

•Menurut Chen, Ching-Liang (2009:59) menyatakan bahwa private label merupakan strategi merek yang
dikembalikan dan di kelola oleh distributor untuk mengembangkan usahanya.

•Menurut Sathya dan Rani (2013, p.25) selama bertahun-tahun private brand/private label memiliki berbagai
istilah, seperti “distributor brand”, “retail brand”, “store brand”, “own label”, dan “own brand”. Apapun istilah
yang digunakan private brand/private label mengacu pada merek yang dimiliki oleh pelaku industri ritel atau
oleh distributor.

Seminar Manajemen Pemasaran


Indikator yang mempengaruhi private label menurut Chen, Ching-Liang (2009:59),
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas Produk
Pengertian kualitas produk menurut Kotler and Armstrong (2012: 283) adalah “the ability of a product to perform
its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other
valued attributes” dengan arti kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk
keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut
produk lainnya.
2. Harga
Kotler dan Amstrong (2011: 345) mendefinisikan harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk
dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
3. Promosi
Kotler dan Armstrong (2012:76)“promotion means activities that communicate the merits of the product and
persuade target customers to buy it”. Artinya promosi merupakan kegiatan yang mengkomunikasikan manfaat dari
sebuah produk dan membujuk target konsumen untuk membeli produk tersebut.
4. Kemasan
Kotler dan Keller bukunya Marketing Management 14th ed,(2012) “Packaging includes all the activities of designing
and producing the container for a product”. Menurutnya, kemasan adalah suatu bentuk kegiatan yang melibatkan
desain serta produks, sehingga kemasan ini dapat berfungsi agar produk di dalamnya dapat terlindungi

Seminar Manajemen Pemasaran


2.1.2 Customer Loyalty
•Menurut Oliver (2012) loyalitas pelanggan adalah sebagai berikut :“Customer Loyalty is deeply held commitment
to rebuy or repatronize a preferred product or service consistently in the future, despite situational influences and
marketing efforts having the potential to cause switching behaviour”.

•Menurut Kotler dalam bukunya Principals of Marketing 16th global ed (2012:178) mengatakan “ The long term
success of the a particular brand is not based on the number of consumer who purchase it only once, but on the
number who become repeat purchase “. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa konsumen yang loyal tidak diukur
dari berapa banyak dia membeli, tapi dari seberapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk di sini
merekomendasikan orang lain untuk membeli.

Ciri dari loyalitas konsumen menurut Kotler & Keller ( 2012:57 ) adalah:
Repeat Purchase (kesetiaan dalam pembelian produk)
Retention (ketahanan terhadap pengaruh negatif mengenai perusahaan)
Referrals (mereferensikan secara total eksistensi perusahaan).

Seminar Manajemen Pemasaran


2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Variabel Alat Analisis Hasil

1 Hendra Dwi Cahyadi Pengaruh Private Brand X1 : Kualitas Produk Uji Regresi Dimensi Pribvate Brand yang
(2014) terhadap Brand Loyalty X2 : Harga Berganda terdiri atas kualitas produk, harga,
X 3 : Presentasi presentasi, promosi dan
X4 : Promosi kemasan memiliki pengaruh
X5 : Kemasan terhadap Brand Loyalty
Y : Brand Loyalty dibuktikan dengan bahwa H1
dapat diterima
2 Ruly Frans Pardede Pengaruh Kualitas X1 : Kualitas Produk - Analisis Ditemukan adanya pengaruh
Produk, Promosi dan X 2 : Promosi Deskriptif yang signifikan antara kualitas
Merek terhadap X 3: Merek dan Verifikatif produk dengan loyalitas
Loyalitas Pelanggan Y : Loyalitas -Analisis Pelanggan.
Rokok Pelanggan Regresi Linier Ditemukan adanya pengaruh
Berganda yang signifikan antara Promosi
dengan loyalitas pelanggan
3 Ria Syaputri Pengaruh Kemasan, X1 : Kemasan Analisis Linier Ditemukan adanya pengaruh
Merek dan Harga X2: Merek Berganda yang signifikan positif antara
terhadap Loyalitas X 3: Harga kemasan terhadap loyalitas
Konsumen pada UKM Y : Loyalitas konsumen
Keripik Singkong Sulis di Konsumen Ditemukan adanyan pengaruh
Samarinda yang signifikan positif antara
harga terhadap loyalitas
konsumen
Seminar Manajemen Pemasaran
No Nama Peneliti Judul Variabel Alat Analisis Hasil

4 Andre Dwi Pengaruh Kualitas Produk, X1 : Kualitas Produk - Analisis Ditemukan adanya pengaruh
Harga, Promosi, dan X 2 : Harga Statistik yang signifikan antara kualitas
Distribusi terhadap Loyalitas X 3 : Promosi Deskriptif produk terhadap Loyalitas
Konsumen Handphone X 4: Distribusi -Analisis Konsumen
Samsung Di Semarang Y : Loyalitas Regresi Linier Ditemukan adanya pengaruh
Konsumen Berganda yang signifikan antara variabel
harga dan promosi terhadap
loyalitas konsumen
5 Eric dkk Pengaruh Harga, Produk dan X1 : Harga -Analisis Hasil penelitian menunjukan
Promosi terhadap Loyalitas X 2: Produk Statistik sketiga variabel bebas dapat
Konsumen Big Jay Family X 3 : Promosi Deskriptif mempengaruhi loyalitas
Karaoke Y : Loyalitas - Regresi Linier konsumen
Konsumen Berganda
6 Marchella Pengaruh Harga dan Kualitas X1 : Harga - Analisis Secara menyeluruh faktor
Dwichandra Produk Terhadap X2 : Kualitas Produk Statistik (X1, X2, ) mempunyai pengaruh
Loyalitas Pelanggan Y : Loyalitas Deskriptif signifikan terhadap variabel
Shampo Pantene Pelanggan - Regresi Linier dependen Y.
Sederhana
- Regresi Linier
Berganda.

Seminar Manajemen Pemasaran


2.3 Desain Penelitian

H1
Kualitas Produk (X1)

Harga (X2)
H2

Customer Loyalty (Y)


Promosi (X3)
H3

Kemasan (X4)

H4

H5

Seminar Manajemen Pemasaran


• 2.4 Hipotesis

• Menurut Sugiyono (2015), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data.

• Menuurut Imam Ghozali (2016;4) Hipotesis adalah keterangan yang bersifat sementara yang diperkirakan
mungkin benar dan dipergunakan sebagai dasar untuk menjelaskan berbagai hal atau sebagai petunjuk untuk
penyelidikan lebih lanjut sampai diperoleh kepastian dengan pembuktian.

Seminar Manajemen Pemasaran


1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Customer Loyalty

Peneliti menduga bahwa Kualitas Produk berpengaruh terhadap Customer Loyalty (loyalitas
konsumen) dalam mengkonsumsi minyak goreng kemasan dengan Private Label Indomaret. Kebersihan dalam
pengemasan dapat menciptakan persepsi bahwa kualitas produk lebih baik dibandingkan dengan minyak curah
tanpa label di pasaran. Seperti yang diungkapkan (Pardede & Hadi 2015) bahwa Kualitas Produk keseluruhan
berpengaruh terhadap Customer Loyalty (loyalitas konsumen).
Sedangkan pada penelitian yang lainnya (Andre & Amron 2015) menyatakan bahwa Kualitas
Produk berpengaruh terhadap Customer Loyalty (loyalitas konsumen).
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Kualitas Produk (X1) terhadap Customer Loyalty
(Y) pada minyak goreng kemasan merek Indomaret Studi Kasus pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota
Madiun.

Seminar Manajemen Pemasaran


2. Pengaruh Harga terhadap Customer Loyalty

Peneliiti menduga bahwa Harga berpengaruh terhadap Customer Loyalty (loyalitas konsumen).
Harga merupakan factor penting yang menjadi pertimbangan calon konsumen sebelum memutuskan untuk
membeli sebuah produk. Harga yang bersaing tentunya akan menjadi nilai lebih dalam menarik minat
konsumen untuk membeli.
Konsumen akan melakukan pembelian ulang (repeat purchase) jika ekpektasi harga produk sesuai
dengan apa yang diharapkan. Hal ini diperkuat oleh penelitian (Sri Hartatik 2017) bahwa Harga berpengaruh
positif signifikan terhadap Custumer Loyalty (loyalitas Konsumen), kemudian dalam (Marchella 2016)
menyebutkan bahwa Harga berpengaruh signifikan terhadap Customer Loyalty (loyalitas konsumen). Hal ini
menunjukan bahwa semakin baik persepsi konsumen terhadap harga yang ditetapkan, maka akan semakin
tinggi tingkat loyalitas yang dimiliki oleh konsumen.
H2 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Harga (X2) terhadap Cutomer Loyalty (Y)
pada minyak goreng kemasan merek Indomaret Studi Kasus pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota
Madiun.

Seminar Manajemen Pemasaran


3. Pengaruh Promosi terhadap Customer Loyalty

Peneliti menduga Promosi berpengaruh terhadap Customer Loyalty Promosi menjadi daya tarik
tersendiri bagi calon pembeli untuk membeli sebuah produk. Melalui promosi calon pembeli dapat melihat
keunggulan produk, informasi yang disampaikan,dan komunikasi secara menyeluuruh kepada calon konsumen.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh (Eric dkk 2014) bahwa Promosi signifikan mempengaruhi Custumer
Loyalty (loyalitas konsumen), seperti halnya Sri Hartatik (2017) bahwa promosi berpengaruh positif signifikan
terhadap Customer Loyalty (loyalitas konsumen).
Berdasarkan penjelasan diatas dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan , maka hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H3 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Promosi (X3) terhadap Customer Loyalty (Y) pada
minyak goreng kemasan merek Indomaret Studi Kasus pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun.

Seminar Manajemen Pemasaran


4. Pengaruh kemasan terhadap Customer Loyalty

Peneliti menduga adanya pengaruh kemasan terhadap Customer Loyalti. Dari segi keindahan atau
estetika pengemasan harus memberi kesan menarik. Dengan kesan menarik akan mensugesti pembeli agar
bersedia melakukan pembelian. Ditinjau dari aspek ekonomis pembungkusan tidak boleh menimbulkan biaya
ekstra yang berlebihan. Biaya yang berlebihan dapat mengakibatkan adanya peningkatan harga jual produk
yang terlalu tinggi. Ditinjau dari aspek praktis, kemasan harus sederhana, mudah dibawa, mudah pula disusun
atau diletakkan di suatu tempat.
Seperti yang diungkapkan Maiqel (2015) bahwa Kemasan berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap loyalitas pelanggan, kemudian penelitian yang lain Ria Syaputri (2015) juga mengungkapkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan dan positif antara kemasan terhadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan penjelasan diatas dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan , maka hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H4 : Diduga ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara Promosi (X4) terhadap Customer Loyalty (Y) pada
minyak goreng kemasan merek Indomaret Studi Kasus pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun.

Seminar Manajemen Pemasaran


5. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kemasan terhadap Customer Loyalty

Indikator dari sebuah produk private label/private brand yang terdiri dari kualitas produk, harga,
promosi , dan kemasan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap Customer Loyalty. Terbukti jika kualitas
produk jauh lebih baik, harga yang bersaing, promosi yang tepat sasaran, dan kemasan yang menarik akan
menjamin sebuah produk akan dibeli ulang oleh konsumen, hal ini akan semakin menguatkan tingkat kepercaya
an konsumen untuk membeli ulang sebuah produk sehingga membangun perilaku loyalitas konsumen yang
kuat akan sebuah produk.
Sependapat dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan, dengan menggunakan variabel bebas dan
variabel terikat yang serupa maka peneliti menduga bahwa :
H3 :Diduga ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara Kualitas Produk (X1), Harga (X2), Promosi
(X3) dan Kemasan(X4) terhadap Customer Loyalty (Y) pada minyak goreng kemasan merek Indomaret Studi
Kasus pada pelanggan Indomaret Kelapa Manis Kota Madiun.

Seminar Manajemen Pemasaran


BAB III
METODE PENELITIAN

Seminar Manajemen Pemasaran


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada outlet sebuah outlet Indomaret di Kota
Madiun yang beralamatkan di Jl. Kelapa Manis No.108 Kelurahan Manisrejo
Kota Madiun

Waktu pelaksanaan penelitian dijadwalkan mulai pada bulan Mei-Juli 2018.


Dengan memakan waktu selama 3 bulan diharapkan dapat memperoleh hasil
yang maksimal.

Seminar Manajemen Pemasaran


3.2 Jadwal Penelitian

Bulan ke-
No Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan Umum

2. Pembuatan Proposal

3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5. Analisa Data dan Kesimpulan

6. Penyusunan Laporan
3.3 Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2015), penelitian kuantitatif diartikan sebagai
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasidan sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
Pendekatan kuantitatif kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis.

Penelitian assosiatif adalah suatu penelitian yang bertujuan


untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih
(Sugiyono, 2015: 36). Jenis penelitiannya menggunakan
Berdasrkan sifatnya penelitian ini hubungan kausal karena menjelaskan hubungan sebab akibat
merupakan bentuk penelitian antara variabel independen (bebas) dan variabel dependen
assosiatif (terikat) (Sugiyono, 2015: 37).

Berdasarkan asal data diperoleh, Field research yaitu bentuk enelitian yang pengumpulan
datanya dilapangan atau dilokasi penelitian dengan
maka desain penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data tertentu.
merupakan riset lapangan
(field research),
3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur


fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015:102).
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, Untuk keperluan analisis kuantitatif,
yaitu melalui metode kuesioner. Kuesioner merupakan teknik maka jawaban dari responden dapat
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi dinilai dengan menggunakan skor angka
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada untuk dapat memudahkan pengolahan
responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2015:142). data :
SS = Sangat Setuju dengan skor 5
Skala yang digunakan dalam kuesioner menggunakan skala Likert. ST = Setuju dengan skor 4
Skala Likert digunakan mengukur sikap, pendapat, dan persepsi RG = Ragu-ragu dengan skor 3
51 seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. TS = Tidak setuju dengan skor 2
Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara STS = Sangat tidak setuju dengan skor 1
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian (Sugiyono, 2015:93).

Seminar Manajemen Pemasaran


3.5 Populasi Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakterist
ik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2015 :
80). Populasi dalam penelitian adalah seluruh konsumen yang berbelanja pada Indomaret Jl. Kelapa Manis, Ma
nisrejo Kota Madiun

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014 : 80).

Dari data yang diperoleh rata-rata


jumlah konsumen pada Indomaret Sedangkan menurut Arikunto (2010:134-185) Sampel adalah
Jl. Kelapa Manis perbulannya sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Apabila populasi
mencapai ±450-500 konsumen. penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang
digunakan adalah semuanya, namun apabila populasi penelitian
berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara
10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Seminar Manajemen Pemasaran


Bersarkan teori Arikunto
tersebut maka untuk
menentukan sampel dari
populasi 500 konsumen,
peneliti mengambil
proporsi prosentase
sebesar 20% untuk
memperoleh jumlah
sampel yang diinginkan :

500 x 20% = 100 sampel

Seminar Manajemen Pemasaran


3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Jenis pengambilan sampel adalah dengan


menggunakan pruporsive samping dengan
menggunakan beberapa pertimbangan
Dalam penelitian ini teknik
yaitu:
pengambilan sampel
menggunakan nonprobabilty
sampling, merupakan teknik Wanita berusia lebih dari 20th yang
pengambian sampel yang berbelanja di Indomaret Jl. Kelapa Manis
tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota Membeli produk Private Label Indomaret
populasi untuk dipilih
menjadi sampel
(Sugiyono, 2015:84).
Yang memiliki frekuensi berbelanja lebih dari
satu kali di Indomaret

Seminar Manajemen Pemasaran


3.7 Teknik Analisis Data

Uji Kuisioner

1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Menurut
Ghozali dalam bukunya Desain Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (2016:153), suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom d(f) = n – k
dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid. Untuk hasil analisis dapat dilihat pada output uji
reliabilitas pada bagian corrected item total correlation. Dalam pengambilan keputusan
untuk menguji validitas, indikatornya adalah :
a. Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid.
b.Jika r hitung tidak positif dan r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak
valid.

Seminar Manajemen Pemasaran


3.7 Teknik Analisis Data

Uji Kuisioner
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (201:147) mendefinisikan uji reliabilitas sebagai alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner di
katakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :
a. Repated measure atau pengukuran ulang : disini objek penelitan akan disodori soal yang
sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah jawabannya sama atau tidak.
b.One Shot atau pengukuran sekali saja : Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. Cara One Shot lah yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini. Cara ini
untuk menghitung korelasi skala yang dibuat dengan seluruh variabel yang ada, dengan
angka koefiesien yang dapat diterima yaitu nilai Cronbach Alpha > 0.70.

Seminar Manajemen Pemasaran


Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal (Ghozali 2016:204). Menurut Ghozali (2016:209):
uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati,
secara visual kelihatan normal padahal secara statistik bisa sebaliknya
Oleh sebab itu untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi,
maka uji normalitas dalam penelitian ini juga akan dilakukan dengan
uji statistik non-parametrik KolmogorovSmirnov.
Menurut Ghozali (2016:210), uji KolmogorovSmirnov dilakukan
dengan membuat hipotesis :
H0 :Data residual terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed > α = 0.05
H1 :Data residual tidak terdistribusi normal, apabila sig. 2-tailed < α =
0.05

Seminar Manajemen Pemasaran


Uji Asumsi Klasik

b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel variabel ini tidak orgonal.
Variabel orgonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol (Ghozali 2016:208). Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas,
akan tetapi untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dalam penelitian ini
dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Adapun pemilihan tolerance value atau
variance inflation factor (VIF) dalam penelitian ini karena cara ini merupakan cara umum yang dilakukan
dan dianggap lebih handal dalam mendeteksi ada-tidaknya multikolonieritas dalam model regresi serta
pengujian dengan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) lebih lengkap dalam menganalisis
data. Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas
antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.

Seminar Manajemen Pemasaran


Uji Asumsi Klasik

c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode tdengan kesalahan pengganggu pada periodet -1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2016:205). pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat
dilihat melalui tabel berikut:

Hipotesis Nol Keputusan Asumsi

Tidak ada autokorelasi positif Tolak Jika 0 < d < d1

Tidak ada autokorelasi positif No Decision Jika d1 ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak Jika 4 - d1 < d <4

Tidak ada autokorelasi negatif No Decision Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 - d1


Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak Jika du < d < 4 - du
atau negatif

Seminar Manajemen Pemasaran


Uji Asumsi Klasik

d. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139). Cara yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
Menurut Ghozali (2013:139) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dengan scatterplot yaitu :
• Jika ada pola tertentu ,seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisita.
• Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Seminar Manajemen Pemasaran


Uji Asumsi Klasik

e. Analisis Linier Berganda


Analisis regresi linear berganda adalah pengembangan dari regresi linear sederhana, yaitu sama-sama
alat yang dapat digunakan untuk memprediksi permintaan di masa akan datang berdasarkan data masa
lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent) terhadap satu
variabel tak bebas (dependent) Siregar, (2014:301). Rumus matematis dari regresi berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = ɑ+ ß1x1 + ß2x2 + ß3x3 + ß4x4 + e

Y = Customer Loyalty
ɑ = constanta
X1 = variabel Kualitas Produk
ß1 = koefisien regresi antara Kualitas Produk dengan
X2 = variabel Harga
Customer Loyalty
X3 = variabel Promosi
ß2 = koefisien regresi antara Harga dengan Customer
X4 = variabel Kemasan
Loyalty
e = error disturbances
ß3 = koefisien regresi antara Promosi dengan Customer
Loyalty
ß4 = koefisien regresi antara Kemasan dengan Customer
Loyalty
Uji Hipotesis

a. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:188). Hipotesis nol
(H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau : H0 : bi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :
H1 : bi ≠ 0
Menurut (Ghozali, 2016:192), cara menguji uji t adalah sebagai berikut :
H0 diterima dan H1 ditolak jika t hitung < t tabel untuk α =(0,05)
H0 ditolak dan H1 diterima jika t hitung > t tabel untuk α =(0,05).

Seminar Manajemen Pemasaran


Uji Hipotesis

b. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua varibel independen atau bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat
(Ghozali, 2016:197). Hipotesis nol (Ho) yang endak diuji adalah apakah semua parameter dalam model
sama dengan nol, atau : H0 : b1 = b2 = .......... = bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang sihnifikan terhadp variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (H1) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :
H1 : b1 ≠ b2 ≠ .......... ≠ bk ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.Menurut Ghozali (2013:98), untuk menguji hipotesis ini digunaka statistik F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
H0 diterima dan H1 ditolak jika Fhitung < Ftabel untuk α =(0,05)
H0 ditolak dan H1 diterima jika Fhitung > Ftabel untuk α =(0,05)

Seminar Manajemen Pemasaran


Analisis Rsquare

Menurut Ghozali (2016:294), Analisis Rsquare atau Korelasi Person Product Moment atau koefisien
determinasi (R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisiensi determinasi adalah bias terhadap jumlah
variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai A
djusted dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Nilai Adjusted
R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Apabila dalam uji empiris
didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai Adjusted R2 dianggap bernilai 0. Secara matematis jika nilai
R2 = 1, maka Adjusted R2=R2=1 sedangkan jika nilai R2= 0, maka Adjusted R2= (1-k)/(n-k). Jika k > 1, maka
Adjusted R2 akan bernilai negatif.

KP = R2 x 100%
KP : Koefisien Determinasi
R : Nilai Koefisien Korelasi

Seminar Manajemen Pemasaran


Thank you

Seminar Manajemen Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai