Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Struktur Internal
a. Lapisan luar: sclera dan kornea
b. Lapisan tengah: koroid, korpus (badan siliare)
dan iris
c. Lapisan dalam: retina, media refraksi, aquos
humor, lensa, badan vitreus
2. Struktur Eksternal
Orbita, konjungtiva (palpebra dan bulbi), kelopak
mata, bulu mata, alis mata, apparatus lakrimalis,
otot, saraf, pembuluh darah
Klasifikasi Katarak
1. Katarak Kongenitak
2. Katarak Juvenil
3. Katarak Senilis
Terdiri atas 4 stadium, yaitu:
a. Stadium awal (insipien)
b. Stadium imatur
c. Stadium matur
d. Stadium hipermatur
4. Katarak Brunesen
ETIOLOGI
1) Identitas
Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat pasien. Pada
pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah
terlihat pada usia di bawah 1 tahun, sedangakan
pasien dengan katarak juvenile terjadi pada usia < 40
tahun, dan pasien dengan katarak senilis terjadi pada
usia > 40 tahun.
4) Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni
perubahan aktifitas biasanya atau hobi yang
berhubungan dengan gangguan penglihatan.
5) Neurosensori
Gejala neurosensori berupa gangguan penglihatan
(berawan/ kabur), sinar terang yang silau dengan
kehilangan penglihatan. Mata tampak kecoklatan / putih
susu pada pupil.
6) Nyeri / kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau
mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau
tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.
7) Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata
(katarak ) kaji riwayat keluarga apakah ada riwayat
diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat
stress, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid /
toksisitas fenotiazin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan(visus) dasar.
Rasional: menentukan seberapa bagus visus klien
2. Dapatkan deskripsi fungsional tentang apa yang bisa dan tidak bisa
dilihat oleh klien.
Rasional: memberikan data dasar tentang pandangan akurat klien
dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perawatan.
3. Adaptasikan lingkungan dengan kebutuhan visual klien, bantu
klien dalam menggunakan pandangan fungsionalnya.
Rasional: meningkatkan perawatan diri klien yang akan
menurunkan ketergantungan klien pada perawat.
4. Gunakan kacamata dan hindari sinar langsung.
Rasional: klien sering mengalami fotofobi sehingga cahaya akan
menyulitkan klien.
5. Kolaborasi: dalam pelaksanaan pembedahan
Dx II: Resiko cedera yang berhubungan dengan penurunan lapang
pandang ( kesulitan dalam proses informasi sensori dan dalam
melihat lingkungan berbahaya).
Tujuan, klien akan:
Klien tidak mengalami cedera selama di rumah sakit (karena
cedera/jatuh dapat menyebabkan perdarahan/trauma pada mata
dan berefek negatif terhadap hasil pembedahan.
Kriteria hasil: tidak terjadi cedera pada klien
Intervensi keperawat:
1. Orientasikan klien pada lingkungan, bersihkan jalan yang di lewati
klien dan yakinkan ruangan dalam keadaan terang.
Rasional: menghindari resiko terjadinya cedera
2. Pindahkan barang-barang yang berbahaya, jaga tempat tidur
pada posisi rendah.
Rasional: menghindari resiko cedera dan meningkatkan
kenyamanan pasien.
3. Informasikan kepada klien bahwa penutup mata, lensa/kacamat
di gunakan siang hari dan penutup mata pada malam hari
Rasional: untuk mempercepat proses penyembuhan
Dx III. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi ujung saraf kornea
Tujuan, klien akan:
Melaporkan penurunan /hilangnya nyeri 30 menit setelah
tindakan keperawatan
Kriteria hasil: nyeri yang di rasakan klien/pasien berkurang.
Intervensi keperawatan:
1. Berikan analgesik oral sesuai program dokter seperti
kodein/asetaminofen
Rasional:untuk mengurangi rasa nyeri
2. Ciptakan lingkungan yang tenang, kurangi cahaya jika
mengganggu klien.
Rasional: memberikan rasa nyaman dan isterahat yang cuku
3. Nyeri hebat disertai mual adalah indikasi peningkatan TIO dan
tinggikan tempat tidur bagian kepala minimal 30 derajat
Rasional: untuk mengurangi pembentukan edema.
EVALUASI