Anda di halaman 1dari 22

PENGERTIAN

Katarak adalah suatu keadaan patologik


lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat
hidrasi cairan lensa, atau denaturasi
protein lensa.(Iwan,2009)

Katarak adalah setiap kekeruhan pada


lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau akibat kedua-duanya
yang disebabkan oleh berbagai keadaan.
Jadi katarak merupakan
suatu penyakit mata
di mana terjadi kekeruan
pada lensa
akibat bertambahnya cairan
lensa dan denaturasi protein.
Anatomi Fisiologi Mata

1. Struktur Internal
a. Lapisan luar: sclera dan kornea
b. Lapisan tengah: koroid, korpus (badan siliare)
dan iris
c. Lapisan dalam: retina, media refraksi, aquos
humor, lensa, badan vitreus
2. Struktur Eksternal
Orbita, konjungtiva (palpebra dan bulbi), kelopak
mata, bulu mata, alis mata, apparatus lakrimalis,
otot, saraf, pembuluh darah
Klasifikasi Katarak

1. Katarak Kongenitak
2. Katarak Juvenil
3. Katarak Senilis
Terdiri atas 4 stadium, yaitu:
a. Stadium awal (insipien)
b. Stadium imatur
c. Stadium matur
d. Stadium hipermatur
4. Katarak Brunesen
ETIOLOGI

1. Usia lanjut dan proses penuaan


2. Congenital atau bisa diturunkan
3. Lingkungan: merokok
4. Cedera mata, sinar radiasi, penyakit
metabolik (diabetes) dan obat-obat
tertentu (kortikosteroid).
Manifestasi Klinik

1. Penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan


fungsional
2. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat
membaca.
3. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga
retina tak akan tampak dengan oftalmoskop
4. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi
objek.
5. Lensa mata menjadi buram seperti kaca susu
6. Penglihatan sering pada salah satu mata.
Pemeriksaan Diagnostik

1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler


2. Lapang penglihatan
3. Pengukuran Tonografi : TIO
4. Oftalmoskopi
5. Tes toleransi glukosa : kontrol DM
6. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan
katarak.
7. Keratometri.
8. Pemeriksaan lampu slit
9. A-scan ultrasound (echography)
10. Tes provokatif
KOMPLIKASI

Komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin


jika perawatan pre-operasi dan pasca
operasi dilakukan sesuai prosedur.
Adapun komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
endophthalmitis ( infeksi intraokuler ), iris prolaps.

Namun bila katarak tidak diketahui atau diabaikan


maka katarak dapat berlanjut sehingga
menyebabkan kebutaan.
Penatalaksanaan Medik

Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan


dapat dibantu dengan menggunakan kacamata. Pada
tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.

Operasi katarak dilakukan jika kekeruhan lensa


menyebabkan penurunan tajam pengelihatan yang
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan jika katarak
terjadi berbarengan dengan glaukoma dan uveitis.
Operasi katarak dilakukan dengan cara
pengambilan lensa keruh. Teknik operasi yang
dilakukan di Rumah Sakit, yaitu: Operasi dengan
irisan luas dengan jahitan konvensional dan dengan
irisan kecil tanpa jahitan lensa dikeluarkan dengan
alat Phaceomulsifikasi (small incision surgery).
PENGKAJIAN

1) Identitas
Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat pasien. Pada
pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah
terlihat pada usia di bawah 1 tahun, sedangakan
pasien dengan katarak juvenile terjadi pada usia < 40
tahun, dan pasien dengan katarak senilis terjadi pada
usia > 40 tahun.

2) Riwayat penyakit sekarang


Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya
yang sering terjadi pada pasien dengan katarak
adalah penurunan ketajaman penglihatan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh
pasien seperti DM, pembedahan mata sebelumnya

4) Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni
perubahan aktifitas biasanya atau hobi yang
berhubungan dengan gangguan penglihatan.

5) Neurosensori
Gejala neurosensori berupa gangguan penglihatan
(berawan/ kabur), sinar terang yang silau dengan
kehilangan penglihatan. Mata tampak kecoklatan / putih
susu pada pupil.
6) Nyeri / kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan / atau
mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau
tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.

7) Pembelajaran / pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata
(katarak ) kaji riwayat keluarga apakah ada riwayat
diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat
stress, serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid /
toksisitas fenotiazin.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Perubahan sensori/persepsi (visual)


berhubungan dengan berkurangnya kejernihan
lensa

• Risiko cedera yang berhubungan dengan


penurunan lapang pandang ( kesulitan dalam
proses informasi sensori dan dalam melihat
lingkungan berbahaya).

• Nyeri yang berhubungan dengan iritasi ujung


saraf kornea
INTERVENSI

Dx I: Perubahan sensori/persepsi (visual) yang berhubungan dengan


berkurangnya kejernihan kornea.
Tujuan, klien akan:
•Mengalami peningkatan pandangan
• Mendemonstrasikan kemampuan maksimal untuk menggunakan
pandangan yang ada.
Kriteria Hasil: Tidak terjadi gangguan pada paersepsi dan sensori

Intervensi Keperawatan:
1. Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan(visus) dasar.
Rasional: menentukan seberapa bagus visus klien
2. Dapatkan deskripsi fungsional tentang apa yang bisa dan tidak bisa
dilihat oleh klien.
Rasional: memberikan data dasar tentang pandangan akurat klien
dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi perawatan.
3. Adaptasikan lingkungan dengan kebutuhan visual klien, bantu
klien dalam menggunakan pandangan fungsionalnya.
Rasional: meningkatkan perawatan diri klien yang akan
menurunkan ketergantungan klien pada perawat.
4. Gunakan kacamata dan hindari sinar langsung.
Rasional: klien sering mengalami fotofobi sehingga cahaya akan
menyulitkan klien.
5. Kolaborasi: dalam pelaksanaan pembedahan
Dx II: Resiko cedera yang berhubungan dengan penurunan lapang
pandang ( kesulitan dalam proses informasi sensori dan dalam
melihat lingkungan berbahaya).
Tujuan, klien akan:
Klien tidak mengalami cedera selama di rumah sakit (karena
cedera/jatuh dapat menyebabkan perdarahan/trauma pada mata
dan berefek negatif terhadap hasil pembedahan.
Kriteria hasil: tidak terjadi cedera pada klien

Intervensi keperawat:
1. Orientasikan klien pada lingkungan, bersihkan jalan yang di lewati
klien dan yakinkan ruangan dalam keadaan terang.
Rasional: menghindari resiko terjadinya cedera
2. Pindahkan barang-barang yang berbahaya, jaga tempat tidur
pada posisi rendah.
Rasional: menghindari resiko cedera dan meningkatkan
kenyamanan pasien.
3. Informasikan kepada klien bahwa penutup mata, lensa/kacamat
di gunakan siang hari dan penutup mata pada malam hari
Rasional: untuk mempercepat proses penyembuhan
Dx III. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi ujung saraf kornea
Tujuan, klien akan:
Melaporkan penurunan /hilangnya nyeri 30 menit setelah
tindakan keperawatan
Kriteria hasil: nyeri yang di rasakan klien/pasien berkurang.

Intervensi keperawatan:
1. Berikan analgesik oral sesuai program dokter seperti
kodein/asetaminofen
Rasional:untuk mengurangi rasa nyeri
2. Ciptakan lingkungan yang tenang, kurangi cahaya jika
mengganggu klien.
Rasional: memberikan rasa nyaman dan isterahat yang cuku
3. Nyeri hebat disertai mual adalah indikasi peningkatan TIO dan
tinggikan tempat tidur bagian kepala minimal 30 derajat
Rasional: untuk mengurangi pembentukan edema.
EVALUASI

 Menunjukkan peningkatan fungsi visual.


 Menurunnya/hilangnya nyeri.
 Bebas dari cedera.
 Menurunnya ketakutan hilangnya penglihatan secara verbal
 Menguraikan regimen terapi
 Adaptasi gaya hidup

Anda mungkin juga menyukai